BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di air dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

BAB I PENDAHULUAN. di danau dan lautan, air sungai yang bermuara di lautan akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang didominasi oleh perairan,

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara geografis Indonesia terletak di antara benua Asia dan Benua

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar dari luas daratan, oleh karena itu dikenal sebagai negara maritim. Total

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber irigasi, sumber air minum, sarana rekreasi, dsb. Telaga Jongge ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki luas wilayah lebih dari 7,2 juta km 2 yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (Barus, 1996). Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari pulau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem lamun, ekosistem mangrove, serta ekosistem terumbu karang. Diantara

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sungai Bedagai merupakan sumberdaya alam yang dimiliki oleh Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang s

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal karena memiliki kekayaan yang melimpah dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK FISIKA KIMIA PERAIRAN DAN KAITANNYA DENGAN DISTRIBUSI SERTA KELIMPAHAN LARVA IKAN DI TELUK PALABUHAN RATU NURMILA ANWAR

PENDAHULUAN. di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan

I. PENDAHULUAN. perairan sangat penting bagi semua makhluk hidup, sebab air merupakan media bagi

BAB I PENDAHULUAN. Karena berada di dekat pantai, mangrove sering juga disebut hutan pantai, hutan

I. PENDAHULUAN. besar di perairan. Plankton merupakan organisme renik yang melayang-layang dalam

MANAJEMEN KUALITAS AIR

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Modul 1 : Ruang Lingkup dan Perkembangan Ekologi Laut Modul 2 : Lautan sebagai Habitat Organisme Laut Modul 3 : Faktor Fisika dan Kimia Lautan

I. PENDAHULUAN. Zooplankton adalah hewan berukuran mikro yang dapat bergerak lebih bebas di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. limbah dari pertanian dan industri, serta deforestasi ilegal logging (Nordhaus et al.,

KEANEKARAGAMAN PLANKTON PADA HUTAN MANGROVE DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH. Halidah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan rawa) dan perairan lotik yang disebut juga perairan berarus deras (misalnya

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB II KUALITAS PERAIRAN DAN INDEKS

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang disebut sumberdaya pesisir. Salah satu sumberdaya pesisir

PRODUKTIVITAS DAN KESUBURAN PERAIRAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. sampai sub tropis. Menurut Spalding et al. (1997) luas ekosistem mangrove di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo dan 6 kota yaitu Batu, Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. Kegiatan manusia di sekitar perairan dapat mengakibatkan masuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

bentos (Anwar, dkk., 1980).

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya proses terjadinya danau dapat dikelompokkan menjadi dua

PENDAHULUAN. seperti analisis fisika dan kimia air serta biologi. Analisis fisika dan kimia air

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat genetika (Saptasari, 2007). Indonesia merupakan negara dengan

BAB I PENDAHULUAN. komponen penting bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Pengaturan air yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengatur keseimbangan alam. Perairan merupakan ekosistem yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati membuat laut Indonesia dijuluki Marine Mega-

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Total rata-rata kemelimpahan plankton pada media air sumur sebesar 3,557 x. tertinggi didapatkan pada media air rendaman kangkung.

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

Keanekaragaman, densitas dan distribusi bentos di perairan sungai Pepe Surakarta. Oleh. Arief Setyadi Raharjo M O BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari pulau dengan luasan km 2 yang terletak antara daratan Asia

HUBUNGAN ANTARA KELIMPAHAN FITOPLANKTON DENGAN ZOOPLANKTON DI PERAIRAN SEKITAR JEMBATAN SURAMADU KECAMATAN LABANG KABUPATEN BANGKALAN

ARUS ENERGI DALAM EKOSISTEM

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang

IDENTIFIKASI JENIS PLANKTON DI PERAIRAN MUARA BADAK, KALIMANTAN TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

2.2. Struktur Komunitas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia memiliki banyak hutan dan pantai sebagai habitat tumbuhan dan hewan. Salah satu pantai yang terdapat di Indonesia adalah Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Daerah Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah ini terdapat ekosistem estuari yang memiliki komponen abiotik dan biotik. sedangkan komponen biotik terdiri dari berbagai jenis flora dan fauna salah satunya plankton. Ekologi estuari merupakan daerah atau lingkungan yang merupakan campuran antara air sungai dan air laut, sehingga mengakibatkan daerah estuari ini mempunyai air yang bersalinitas lebih rendah dari pada lautan terbuka. Meskipun demikian proses percampuran ini adalah merupakan pencampuran yang kompleks. Dimana air tawar yang mempunyai densitas lebih kecil dari air laut cenderung mengembang di atasnya. Pada daerah estuariini juga terdapat fluktuasi perubahan salinitas yang berlangsung sacara tetap yang berhubungan dengan gerakan air pasang. Plankton didefinisikan sebagai semua kumpulan organisme, baik hewan maupun tumbuhan air berukuran mikroskopis dan hidupnya melayang mengikuti arus (Odum, 1993). Bagi kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan 1

2 utama mereka. Plankton terdiri dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut. Ukurannya kecil saja. Walaupun termasuk sejenis benda hidup, plankton tidak mempunyai kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau angin yang menghanyutkannya. Fitoplakton dan Zooplankton merupakan tumbuhan dan hewan mikroskopik bersel tunggal yang hidup melayang-layang di dalam perairan. Keberadaanya sangat diperlukan dalam menjaga kelangsungan hidup ekosistem perairan dan menjaga peranan penting dalam mata rantai jaringan makanan. Beberapa parameter fisika-kimia seperti suhu, kelembaban udara, ph air, dan intensitas cahaya memegang peranan penting dalam mendukung pertumbuhan Fitoplankton dan Zooplankton di perairan. Kenaikan temperatur sebesar 10 0 c akan meningkatkan kegiatan fotosintesis maksimum menjadi dua kali lipat. Kecerahan perairan akan memengaruhi laju fotosintesis dan penetrasi cahaya kedalam perairan. Sementara unsur hara fosfat, nitrat dan silikat menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan fitoplankton. engamatan terhadap struktur komunitas dan kelimpahan plankton dalam perairan sangat menentukan nilai ekonomis dan daya guna perairan sebagai sumber pangan. Keanekaragaman dan kelimpahan plankton merupakan salah satu indikator biologis kualitas perairan. Keberadaan plankton pada suatu perairan dapat digunakan untuk mengetahui tingkat produktivitas suatu perairan (Odum, 1993). Kelimpahan plankton pada suatu perairan dapat menggambarkan jumlah ketersediaan makanan, maupun daya dukung lingkungan yang dapat menunjang

3 kehidupan organisme perairan. Oleh karena itu, perubahan yang terjadi pada suatu wilayah perairan dapat diketahui dengan melihat perubahan kelimpahan plankton. Kelimpahan suatu makhluk hidup dipengaruhi oleh hubungan pengaruh semua faktor fisik dan kimia, di antaranya suhu, kecerahan air, intensitas cahaya, ph air dan Dissolve Oxygen, (Odum, 1993). Mengingat pentingnya plankton dalam ekosistem, khususnya ekosistem estuari Cipatireman di pantai Sindangkerta kecamatan Cipatujah maka diperlukan adanya kajian lebih mengenai Plankton. Selain itu, belum adanya informasi mengenai Struktur Komunitas Plankton di Estuari Cipatireman Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, Penelitian ini dilakukan dengan harapan, data dan informasi yang diperoleh dapat dijadikan sebagai informasi dasar dalam upaya menjaga keseimbangan ekosistem di Estuari Cipatireman Pantai Sindangkerta Cipatujah Kabupten Tasikmalaya. Berdasarkan latar belakang tesebut, maka dilakukan penelitian di Estuari Cipatireman Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya dengan judul STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI ESTUARI CIPATIREMAN PANTAI SINDANGKERTA KECAMATAN CIPATUJAH KABUPATEN TASIKMALAYA

4 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah,dapat diidentifikasi masalah yaitu : 1. Belum adanya informasi mengenai Struktur Komunitas Plankton di Estuari Cipatireman Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. 2. Perlunya informasi mengenai Struktur Komunitas Plankton di Estuari Cipatireman Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Struktur Komunitas Plankton di Estuari Cipatireman Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya? Untuk memperjelas rumusan masalah dikemukakan beberapa pertanyaan penelitian, sebagai berikut : A. Bagaimana kondisi parameter Fisika-Kimia perairan di Estuari Cipatireman Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya? B. Bagaimana Kelimpahan jenis Plankton di Estuari Cipatireman Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya? C. Bagaimana Keanekaragaman Plankton di Estuari Cipatireman Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya?

5 D. Batasan Masalah Agar dalam penelitian ini tidak meluas dan lebih terarah, pada pokok permasalahan maka masalah yang akan diteliti perlu dibatasi. Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut ini : 1. Lokasi penelitian dilakukan di Estuari Cipatireman Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalya. 2. Waktu pelaksaan dibulan April. 3. Objek penelitian yang diamati adalah Plankton Estuari. 4. Parameter Biologi yang diukur dalam penelitian meliputi Kelimpahan, Keanekaragaman Plankton Estuari di Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. 5. Faktor klimatik yang diukur, meliputi : Kecerahan PH Suhu Materi Organik Oksigen Yang Terlarut (DO) Salinitas 6. Pencuplikan sampel dilakukan pada 6 stasiun. 7. Cara pencuplikan plankton adalah dengan cara membuat stasiun/pencuplikan dengan menggunakan Net Plankton.

6 E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur : 1. Kelimpahan Plankton di Estuari Cipatireman Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya 2. Keanekaragaman Plankton di Estuari Cipatireman Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang dilakukan di antaranya : A. Belum adanya data yang dapat dijadikan informasi mengenai Struktur Komunitas Plankton di Estuari Cipatireman Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. B. Bagi peneliti dapat dijadikan data untuk kajian penelitian selanjutnya. C. Bagi masyarakat sekitar data yang diperoleh dapat dijadikan suatau gambaran mengenai kualitas peraiaran di Estuari Cipatireman Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. D. Bagi dunia pendidikan penelitian ini dapat dijadikan tambahan wawasan siswa SMA kelas X pada materi Protista yang hidup di perairan estuari.

7 G. Kerangka Pemikiran Terdapatnya struktur Komunitas Plankton Estuari Estuaripantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kecamatan Tasikmalaya Perlunya data tentang struktur komunitas plankton estuari Belum adanya data mengenai struktur komunitas plankton di Estuari Data yang diperoleh dapat dijadikan sebagai referensi mengenai struktur komunitas plankton estuaridi pantai Sindangkerta kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya 1. Sumber informasi struktur komunitas plankton estuaridipantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah 2. Sumber referensi penelitian selanjutnya Gambar 1.1 kerangka pemikiran

8 H. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan dalam memberikan gambaran mengenai arti yang tekandung dalam judul, penulis memberikan judul operasional yang akan dijadikan landasan pokok dalam penelitian ini, berikut definisi operasionalnya : 1. Kelimpahan merupakan jumlah total dari plankton per satuan kuadrat yang diperoleh dilokasi penelitian yang tercuplik di kawasan Estuari Cipatireman Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. 2. Keanekaragaman merupakan indeks keragaman yang mengukur jumlah individu plankton dibagi jumlah total semua plankton yang dicuplik pada setiap stasiun di kawasan Estuari Cipatireman Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. 3. Plankton didefinisikan sebagai organisme yang melayang di dalam air dan gerakannya dipengaruhi arus air. I. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi ini berisi semua rincian dalam urutan penulisan dari setiap bab dan bagian-bagian yang ada didalam skripsi. Struktur bagian skripsi tersusun sebagai berikut : 1. Bab 1 pendahuluan Bab 1 adalah bagian awal dari skripsi, dimana pada bab ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang sebelum melakuakan suatu penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,

9 manfaat penelitian, kerangkan pemikiran, definisi operasional dan struktur organisasi skripsi yang terdapat didalamnya. 2. Bab II tinjauan Kelimpahan, Keanekaragaman dan Plankton di EstuariCipatireman Bab II ini didalamnya terdapat kajian teori yang berisi materi tentang estuari, kelimpahan, keanekaragaman dan semua penjelasaan mengenai plankton baik itu fitoplankton maupun zooplankton. 3. Bab III Metode Penelitian Bab III ini memaparkan tentang penjelasan dari metode yang akan digunakan dalam penelitian, desain penelitian yang digunakan, objek penelitian, operasional variabel, rancangan pegumpulan data serta rancangan analisis data yang akan dilakukan. 4. Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah didapatkan dari lokasi penelitian. Hasil penelitian ini kemudian akan diamati untuk selanjutnya dilakukan identifikasi,analisis, dan pembahasan hasil analisis. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran Bab V membahas mengenai kesimpulan dari hasil analisis data dan saran untuk penelitian selanjutnya.