PELUANG BISNIS JAMUR Tugas Lingkungan Bisnis Disusun Oleh : Nama : Ahmad Daelami NIM : 11.12.5936 Jurusan : Sistem Informasi SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011-2012
Abstrak Bidang usaha yang paling bagus dan memiliki daya tahan terhadap persaingan adalah usaha di bidang Agrobisnis. Produk yang dihasilkan adalah produk bahan pokok yang tidak bisa dibuat dalam industri manapun, karena semua berasal dari alam. Oleh karena itu usaha agrobisnis adalah usaha yang bisa dijalankan dalam jangka waktu yang tidak terbatas, dan tidak mengalami titik jenuh. Salah satu usaha agrobisnis yang paling realistis untuk dijalankan adalah budi daya jamur tiram. Kandungan gizi yang dimiliki oleh jamur tidak jauh berbeda dengan kandungan gizi yang dimiliki daging dan olahan lainnya.
ISI Kebutuhan konsumsi jamur di dunia terus meningkat sebanding dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan pendapatan serta perubahan pola konsumsi makanan penduduk dunia. Negara-negara konsumen jamur terbesar di dunia adalah Amerika Serikat (AS), Kanada, Jerman, Jepang, Hongkong, Belgia, Inggris, Belanda, dan ltalia. Rata-rata konsumsi jamur per kapita penduduk Kanada dan negara-negara Eropa melebihi 1,5 kg/kapita/tahun. Sedangkan konsumsi rata-rata penduduk Inggris dan AS masing-masing sekitar 1 kg/kapita/tahun dan 0,5 kg/kapita/tahun. A. Keuntungan Berbisnis Jamur Terdapat enam keuntungan berbisnis jamur, yaitu sebagai berikut. 1. Bisa dimulai dengan modal sangat kecil, kurang dari 1 juta 2. Permintaan pasar yang masih sangat tinggi. Kebutuhan pasar jamur pada tahun 2015 diperkirakan sekitar 17.500 ton dan saat ini baru terpenuhi 13.825 ton pertahun 3. Bisnis yang bisa untung tiap hari. Dengan pengelolaan khusus maka kita bisa panen setiap hari, untung setiap hari. 4. Bisnis yang paling cepat balik modalnya. Modal 1 baglog jamur, kembali hanya dengan hasil panen pertama. Jamur bisa 3-4 kali panen. 5. Bisnis yang punya banyak produk turunan. Anda gak perlu khawatir prodk Anda gak laku dipasaran karena bisa Anda jual dalam berbagai bentuk produk olahan jamur. 6. Bisnis yang tidak perlu skill khusus. Artinya, siapapun bisa berbisnis jamur asal tahu kuncinya. Permintaan jamur terus meningkat, berapa pun yang diproduksi oleh petani habis terserap. Kenaikannya sekitar 20% 25% pertahun. Gambaran tersebut baru merupakan kebutuhan pasar dalam bentuk jamur segar. Padahal jamur konsumsi tidak hanya dipasarkan dalam keadaan segar, tetapi juga dapat diolah lebih lanjut menjadi produk olahan siap saji seperti keripik jamur, abon jamur, nughet jamur, dan makanan olahan jamur lain. Produk-produk tersebut selain meningkatkan nilai tambah juga merupakan perluasan pemasaran untuk menjaring lebih banyak konsumen. Sampai saat ini jamur lebih banyak diproduksi di Jawa. Berdasar data MAJI (Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia), setiap hari di Jawa Barat memproduksi 15 20 ton jamur merang dan 10 ton jamur tiram. Sementara Jawa Tengah sebagai sentra jamur kuping dan shiitake, setiap hari memproduksi 1 ton jamur kuping dan 500 kg/hari jamur shiitake. Sebagian besar produksi jamur dipasarkan dalam bentuk segar. Jamur-jamur tersebut kebanyakan dipasarkan ke kota-kota besar yang menjadi tujuan pasar utama jamur selama ini.
Pasar jamur Jakarta misalnya, dipasok dari Karawang, Bandung, Bogor, dan Sukabumi. Dari Cisarua-Bandung saja, setiap hari, tidak kurang dari 3 ton jamur tiram masuk Jakarta. Ir. Misa, M.Sc., petani jamur merang di Karawang, memprediksi, kebutuhan pasar Jakarta terhadap jamur merang sekitar 15 ton/hari. Sementara Karawang baru mampu memasok 3 ton. Untuk jamur kuping terutama diserap pasar Jawa Tengah lantaran banyak dibutuhkan industri jamu. Walau demikian, jamur kuping dari Jawa Tengah pun masuk Bandung, sehari tidak kurang dari 200 kg. Pasar jamur terbuka lebar. Oleh karena itu, berbisnis jamur sungguh merupakan peluang bisnis yang luar biasa. B. Hal Yang Harus Diwaspadai Dalam Budi Daya Jamur Ada dua faktor yang sangat berpengaruh pada keberhasilan usaha jamur, terutama dalam menghindari kegagalan dalam proses produksi media hingga pemeliharaan. Kedua faktor tersebut adalah sebagai berikut. 1. Minyak Minyak adalah zat cair yang kontra dengan air. Sedangkan jamur dalam pertumbuhannya membutuhkan kelembaban yang tinggi. oleh sebab itu, zat cair yang satu ini harus dihindari, baik secara langsung tercampur dalam media tanam, maupun hasil penguapannya. Berbagai jenis minyak yang harus dihindari : Minyak tanah, bensin, solar, oli, minyak goreng, farfum dan lain-lain. Dalam realita di lapangan Oli atau solar sering tercampur di media karena tumpahan dari mesin gergajian kayu. Sementara uapan minyak dari parfum seringkali menyebar dari para pengunjung yang masuk kumbung pemeliharaan. tanpa disadari sesungguhnya ini berpengaruh pada pertumbuhan spora di media bahkan bisa mematikan spora sehingga hasil panen bisa terhambat. 2. Asap Asap hasil pembakaran yang dilakukan di sekitar kumbung sering masuk ke dalam ruangan produksi dan pemeliharaan. Hal ini bisa menyebabkan kegagalan karena asap bisa mematikan spora. Kedua hal tersebut harus dihindari bila kita tidak ingin mengalami kegagalan dalam usaha budi daya jamur. C. Strategi Pemasaran Jamur Supaya pemasaran jamur semakin optimal, maka dibutuhkan strategi pemasaran yang meliputi segmentasi pasar dan pembidikan pasar, strategi produk, strategi harga, strategi tempat dan strategi promosi. Untuk pemasaran produk konsumen, variabel segmentasi utama adalah segmentasi geografis, segmentasi demografis, segmentasi psikografi, segmentasi perilaku dan segmentasi manfaat.
REFERENSI http://berbisnisjamur.com/ tanggal akses 11 Maret 2012 http://agrojamurbogor.blogspot.com/ tanggal akses 11 Maret 2012 Suyanto, M. 2007, Strategic Managemen. Yogyakarta: C.V Andi Offset