GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 20 Sesi NGAN WILAYAH, PERWILAYAHAN, DAN PUSAT PERTUMBUHAN : 1 A. PENGERTIAN WILAYAH Wilayah adalah suatu area yang memiliki karakteristik tertentu atau sifat khas yang membedakannya dengan wilayah lain. Suatu wilayah merupakan kesatuan ekosistem yang terdiri dari komponen biotik (penduduk, vegetasi, hewan) dan komponen abiotik (iklim, jenis tanah, bentuk lahan, batas administrasi). Ilmu yang mempelajari wilayah adalah geografi regional. B. KONSEP WILAYAH Secara umum pembagian wilayah berdasarkan pada keadaan alam (natural region) dan tingkat kebudayaan penduduknya (cultural region). a. Wilayah Alamiah (Natural Region) 1. Berdasarkan iklim: wilayah tropis, subtropis, kutub, arid. 2. Berdasarkan vegetasi: wilayah hutan hujan tropis, hutan musim, sabana, tundra. 3. Berdasarkan topografi: wilayah topografi halus dan wilayah topografi kasar. b. Wilayah Budaya (Cultural Region) Wilayah budaya terdiri dari: 1. Wilayah agraris 2. Wilayah industri 1
c. Wilayah Kenampakan Tunggal (Single Feature Region) Wilayah kenampakan tunggal, antara lain: 1. Wilayah iklim tropis 2. Wilayah hutan musim 3. Wilayah peternakan kuda d. Wilayah Berdasarkan Ciri-Ciri Umum (Generic Region) Wilayah berdasarkan ciri-ciri umum, yakni: 1. Wilayah gurun 2. Wilayah kapur 3. Wilayah kutub e. Wilayah Berdasarkan Ciri-Ciri Khusus (Specific Region) Wilayah berdasarkan ciri-ciri khusus, yakni: 1. Wilayah Asia Tenggara 2. Wilayah Timur Tengah 3. Wilayah Amerika Latin 4. Wilayah Indonesia bagian timur Ciri khusus geografi, antara lain lokasi, penduduk, bahasa, dan adat. f. Wilayah Berdasarkan Hierarki Wilayah berdasarkan jangkauan pelayanan, yaitu berdasarkan jangkauan pelayanan. 1. Wilayah puskesmas pembantu, wilayah puskesmas, wilayah rumah sakit. 2. Wilayah desa kelurahan, wilayah kecamatan, wilayah kabupaten, wilayah provinsi, wilayah ibu kota negara. g. Wilayah Berdasarkan Kategori 1. Wilayah Bertopik Tunggal Wilayah curah hujan tinggi (jika curah hujan rata-rata > 100 mm/bulan) Wilayah suhu tinggi (jika suhu rata-rata > 18 C/bulan) 2
2. Wilayah Bertopik Gabungan Wilayah iklim tropis (jika suhu tinggi, curah hujan tinggi, tekanan udara rendah). 3. Wilayah Bertopik Banyak Wilayah pertanian (iklimnya basah, tanah subur, air cukup, bentuk lahan datar). 4. Wilayah Total Pembatasannya berdasarkan semua unsur wilayah, yaitu: wilayah administrasi kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi. 5. Wilayah Campaign/Campage Wilayah campaign atau campage, yaitu wilayah yang dikampanyekan melalui serangkaian kegiatan untuk tujuan tertentu. Di antaranya: Wilayah bencana Wilayah miskin Wilayah terbelakang Wilayah perencanaan C. WILAYAH FORMAL DAN FUNGSIONAL Berdasarkan tipenya, wilayah terdiri dari wilayah formal dan fungsional. a. Wilayah Formal Karakteristik tipe wilayah formal, antara lain: 1. Tipe homogenitas. 2. Disebut juga homogeneus region, formal region atau uniform region. 3. Bersifat statis. 4. Tidak aktif. 5. Terbentuk oleh adanya kesamaan kenampakan (keseragaman kriteria baik fisik maupun sosial). 6. Wilayah intinya umumnya di bagian tengah. 1. Wilayah pinggiran (pedesaan), wilayah dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan. 2. Wilayah kapur, wilayah karst, wilayah gurun. 3. Wilayah tropis, subtropis, kutub. 4. Wilayah pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan. 3
b. Wilayah Fungsional Karakteristik tipe wilayah fungsional, antara lain: 1. Tipe heterogenitas. 2. Disebut juga functional region, organic region, nodus (nodul) region. 3. Bersifat dinamis. 4. Aktif. 5. Terbentuk oleh adanya keragaman kenampakan. 6. Merupakan wilayah yang difungsikan. 7. Ciri-cirinya, yaitu: Ada arus barang, ide/gagasan, dan manusia. Memiliki pusat kegiatan yang berhubungan dengan wilayah sekitarnya. Pusat (node) menjadi pusat pertemuan arus barang, ide/gagasan, dan manusia secara terorganisasi. Ada jaringan jalan tempat berlangsungnya tukar-menukar. 1. Wilayah kota 2. Wilayah industri 3. Wilayah perdagangan 4. Wilayah konservasi 5. Wilayah penyangga 6. Wilayah lereng dari puncak hingga dasar lereng. D. PERWILAYAHAN Perwilayahan (regionalisasi) adalah upaya membagi-bagi permukaan bumi menjadi wilayah-wilayah tertentu untuk tujuan tertentu. Perwilayahan (regionalisasi) diperlukan untuk: 1. Analisis wilayah. 2. Perencanaan pembangunan. 3. Memantau perubahan-perubahan. 4. Memisahkan sesuatu yang berguna dan yang tidak berguna. 4
E. PERWILAYAHAN FORMAL DAN FUNGSIONAL a. Perwilayahan Formal 1. Perwilayahan formal adalah pengelompokan wilayah yang memiliki karakteristik seragam (homogen). 2. Perwilayahan secara formal ditentukan berdasarkan kriteria tertentu, misalkan berdasarkan administrasi, kondisi fisik, kondisi sosial, dan ekonomi. 3. Perwilayahan secara formal ditentukan dengan cara: Mengklasifikasi wilayah berdasarkan tipenya. Mengelompokkan wilayah berdasarkan bentuk lahan: menghasilkan wilayah dataran rendah, wilayah pegunungan, dan wilayah perbukitan. Mengelompokkan wilayah yang tipenya sama, lalu membuat batasnya sehingga satu wilayah hanya merupakan satu zona. Wilayah perkebunan tebu, wilayah pertanian padi, wilayah kapur, wilayah vulkan. 4. Pembatasan (delimitasi) wilayah formal sangat sulit, tetapi wilayah inti mudah dikenali karena memiliki deferensiasi (perbedaan) yang mencolok dibandingkan bagian wilayah lainnya. 5. Wilayah inti umumnya terletak di bagian tengah, letaknya strategis (di daerah subur, di lembah-lembah sungai, dan di daerah persimpangan jalan) sehingga cepat berkembang menjadi pusat aktivitas penduduk, baik aktivitas ekonomi, sosial, budaya, politik, dan administrasi. Contoh perwilayahan secara formal: 1. Pembagian wilayah berdasarkan batas administrasi menghasilkan beberapa provinsi 2. Pengelompokan wilayah dengan bentuk lahan yang sama menghasilkan tiga wilayah homogen, yakni wilayah dataran rendah, wilayah pegunungan, dan wilayah perbukitan. 3. Pengelompokan wilayah berdasarkan vegetasi yang sama menghasilkan wilayah hutan hujan tropis, wilayah hutan musim, wilayah sabana, dan wilayah stepa. 4. Pembagian wilayah berdasarkan kepadatan penduduk menghasilkan tiga wilayah homogen, yaitu wilayah dengan kepadatan penduduk rendah (< 50 jiwa/km 2 ), wilayah dengan kepadatan penduduk sedang (50--500 jiwa/km 2 ), dan wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi (>500 jiwa/km 2 ). 5
b. Perwilayahan Fungsional 1. Perwilayahan fungsional adalah pengelompokan wilayah yang memiliki karakteristik beragam (heterogen). 2. Perwilayahan secara fungsional ditentukan berdasarkan hubungan antara bagianbagian wilayah dengan pusat wilayah. 3. Ada pola keragaman dalam suatu wilayah. 4. Semua bagian wilayah berpusat pada pusat wilayah. 5. Pusat wilayah berhubungan dengan bagian wilayah di sekitarnya dengan pola sirkulasi yang mengikat. 6. Ada interaksi keruangan antara bagian wilayah dengan pusat wilayah. 7. Pusat wilayah (wilayah yang besar) dengan bagian wilayah (unit yang lebih kecil) saling ketergantungan sehingga terjadi hubungan fungsional yang dikontrol oleh pusat wilayah. 8. Semua gerakan interaksi (gerakan manusia, barang, dan jasa) mengarah ke pusat wilayah. 9. Batas wilayah fungsional adalah sejauh wilayah tersebut mampu menarik wilayah sekitarnya (wilayah hinterland-nya) untuk berinteraksi. Contoh perwilayahan secara fungsional: 1. Wilayah kota Jakarta (provinsi) terdiri dari beberapa unit (kotamadya, kecamatan, kelurahan) yang dihubungkan dengan jaringan jalan dan dikelilingi oleh jalan lingkar luar yang menghubungkan unit-unit dengan pusat kota. 2. Daerah resapan air hujan terdiri dari beberapa bagian wilayah biopori, seperti jalur hijau, taman-taman, daerah sempadan sungai, dan daerah sempadan pantai yang dikontrol oleh pusat wilayah. 3. Daerah konservasi terdiri dari beberapa bagian wilayah, seperti suaka margasatwa, cagar alam, dan taman nasional yang dikontrol oleh pusat konservasi. 6