BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aset produktif PT Bank IIM (selanjutnya disebut BIIM) berupa Surat Berharga dalam bentuk obligasi merupakan aset produktif terbesar dari seluruh aset produktif non kredit Bank. Jumlah obligasi mencapai 52,13% dari total aset produktif non kredit BIIM sementara aset poduktif non kredit lainnya merupakan penempatan dana antar bank sebesar 13,27%, transaksi rekening administratif sebesar 23,98%, dan tagihan akseptasi, tagihan derivatif dan penyertaan sebesar 10,62%. Komposisi aset produktif non kredit BIIM per posisi Desember 2013 dijabarkan dalam Tabel 1.1. Tabel 1.1 Komposisi Aset Produktif Non Kredit BIIM Posisi Desember 2013 Sumber: Laporan Keuangan Publikasi BIIM Posisi Desember 2013 1
Jumlah pembelian obligasi BIIM dari tahun 2011 sampai dengan Desember 2013 secara umum mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa BIIM menaruh perhatian yang cukup untuk obligasi sebagai sumber pendapatan terbesar dari aset produktif non kredit dan atas hal ini maka obligasi ini harus dikelola dengan baik. Menurut Zubir (2012), risiko terbesar dalam kepemilikan obligasi adalah risiko suku bunga dan risiko kredit. Komposisi obligasi BIIM dari tahun 2011 sampai Desember 2013 didominasi oleh government bond yang memiliki risiko kegagalan kredit yang sangat kecil. Komposisi portofolio obligasi BIIM berdasarkan jenis dan tujuan kepemilikan dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Komposisi Portofolio Obligasi BIIM Berdasarkan Jenis Penerbit dan Tujuan Kepemilikan dari Tahun 2011 Sampai 2013 Sumber: data internal BIIM BIIM menetapkan minimum rating untuk corporate bond yang cukup tinggi dalam memilih obligasi yang akan dibelinya. Hal ini tentunya akan mengurangi risiko kredit dari portofolio obligasi BIIM. Dengan demikian risiko terbesar yang dihadapi BIIM 2
atas investasi obligasi adalah risiko suku bunga. BIIM perlu menaruh perhatian besar pada risiko ini dan melakukan kontrol atas risiko suku bunga. Pengelolaan risiko suku bunga di BIIM dilakukan melalui limit/instrumen kontrol yang ditetapkan sesuai risk appetite BIIM. Khusus untuk pengelolaan obligasi, limit yang ditetapkan untuk mengendalikan risiko suku bunga atau pasar adalah limit posisi, limit Price value of One Basis Point (PV01), limit penurunan harga obligasi dan limit kerugian mark to market. Limit posisi didefinisikan sebagai ukuran maksimal posisi terbuka risiko yang dapat dimiliki untuk jangka waktu tertentu. Limit PV01 ditetapkan sebagai sensitivitas harga tertinggi yang diperbolehkan akibat perubahan suku bunga sebesar 1 basis poin. Limit penurunan harga obligasi korporasi digunakan untuk mengendalikan penurunan harga pasar dari obligasi korporasi terhadap harga beli yang diamortisasi. Limit kerugian mark to market digunakan untk mengendalikan maksimum kerugian atas portofolio terhadap total modal Bank. Jangka waktu dan besarnya kupon obligasi memiliki peran dalam menentukan sensitifitas portofolio obligasi yang dipegang BIIM. Durasi merupakan suatu indikator yang dapat menggambarkan sensitifitas portofolio obligasi yang sudah memperhitungkan jangka waktu dan besarnya kupon obligasi. Semakin lama durasi maka portofolio obligasi semakin sensitif terhadap perubahan suku bunga. Kondisi perekonomian Indonesia yang menurun dengan ditandainya melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing pada pertengahan tahun 2013, memicu Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan yang pada akhirnya meningkatnya suku 3
bunga pasar dan akhirnya dapat menurunkan harga obligasi. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran manajemen BIIM untuk memegang obligasi dengan durasi yang panjang. Untuk itu manajemen berinisiatif untuk membatasi durasi obligasi yang akan dimasukan dalam portofolionya. 1.2 Permasalahan BIIM saat ini belum memiliki limit durasi untuk membatasi sensitivitas portofolio terhadap suku bunga. Saat ini obligasi yang akan dimasukkan dalam portofolio tidak dibatasi durasinya. BIIM bermaksud untuk membatasi durasi dari obligasi yang akan dimasukan ke dalam portofolionya. Berdasarkan hal tersebut, maka permasalahan yang timbul adalah: Berapa limit durasi yang tepat untuk portofolio obligasi BIIM berdasarkan hasil analisis return dan risiko portofolio obligasi BIIM? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian sesuai dengan rumusan masalah penelitian adalah untuk menurunkan risiko suku bunga dengan cara menentukan limit durasi obligasi berdasarkan hasil analisis return dan risiko portofolio obligasi. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian memberikan manfaat sebagai berikut: 4
a. Sebagai masukan kepada manajemen BIIM terutama Unit Kerja Market and Liquidity Risk Management mengenai hal sebagai berikut : i. Limit durasi yang tepat untuk portofolio obligasi BIIM dan berapa penurunan risiko suku bunga yang dapat dihasilkan dari limit durasi tersebut. ii. Metode bagaimana menentukan limit durasi sehingga dapat dijadikan salah satu referensi dalam melakukan perbaikan kebijakan investasi obligasi dan perbaikan dalam pengelolaan portofolio obligasi. b. Sebagai gambaran kepada pihak akademik mengenai praktek dan manfaat menghitung durasi. 1.5 Sistematika Penulisan Adapun kerangka penulisan tesis ini adalah sebagai berikut: a. Bab I Bab Pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. b. Bab II Bab Tinjauan Pustaka yang meliputi semua landasan teori yang berhubungan dengan definisi obligasi, konsep durasi, teori pengukuran return dan risiko. c. Bab III 5
Bab Profil Perusahaan meliputi sejarah perusahaan dan Kebijakan Investasi Obligasi BIIM. d. Bab IV Bab Metoda Penelitian yang meliputi data dan prosedur penelitian. e. Bab V Bab Analisis dan Pembahasan yang meliputi analisis durasi, dan analisis return dan risiko dari portofolio obligasi yang dimiliki BIIM. f. Bab VI Bab yang akan menyatakan simpulan atas analisis portofolio BIIM dan implikasi yang dapat diberikan untuk manajemen BIIM berdasarkan analisis pada Bab V. 6