BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan. Dalam hal ini perlunya interaksi antara sesama. Di samping. hidup. Dalam ekonomi dikenal dengan istilah bekerja.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan berusaha dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, segala keinginan dan kebutuhan hidupnya.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sekilas tentang Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kapal Jelatik

BAB I PENDAHULUAN. fiqih muamalah, yakni dalam pembahasan tentang ijarah. Seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, kampus, sekolah, rumah sakit, dan ruang-ruang publik. petugas kebersihan ( cleaning service) dan islam

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara bekerja, dan seseorang yang bekerja tentu mengharapkan imbalan. atau balas jasa dari hasil pekerjaannya tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya dengan pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat, itu adalah demi mencapai sebuah cita-cita yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja sebagai sarana Hablumminallah dan juga sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. tingkat petumbuhan migrasi dan urbanisasi yang tinggi. Saat ini kota Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan sendirinya antara satu sama yang lainnya saling membutuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. beragama Islam, namun di dalam perekonomian umat Islam berada dalam

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Islam akan bekerja sekuat tenaga untuk mewujudkan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyangkut pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH (BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan problematika terbesar dalam kehidupan. Sebab

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara yang sedang giat-giatnya membangun

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan memiliki fungsi yang penting dalam


BAB I PENDAHULUAN. perkembangan manusia dan pengetahuan teknologi yang dimiliki. 1

BAB I PENDAHULUAN. Kampar Provinsi Riau,dengan luas wilayah luas ± 99,66 km 2 atau 9,966 Ha, dengan pusat

BAB I PENDAHULUAN. unjuk rasa. Penanganan pengupahan ini tidak hanya menyangkut aspek teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif) dan abadi ( universal) bagi seluruh umat manusia. Al Quran

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. dan universal yang mengatur semua aspek, baik sosial, ekonomi, dan politik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai kepentingan yang berbeda-beda, maka. satu dengan lainnya dalam berbagai kepentingan. 1

BAB I PENDAHULUAN. mereka berusaha dengan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dimana pertumbuhan ekonomi, kemakrnuran dan ketentraman

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan yaitu diciptakannya Nabi Adam as kemudian disusul dengan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam al- Qur an surat Al-Ma idah ayat 2

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik aqidah, ibadah, akhlak. membeda-bedakan antara muslim dan non muslim.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah menjanjikan rezeki bagi makhluk yang ada di permukaan bumi ini, namun

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan/tabungan dan

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan utama ( primer), pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. mendorong masyarakat mencari dana untuk mendirikan suatu usaha. 1. yang diselenggarakan oleh lembaga keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan bidang penting dalam sebuah negara. Hasil-hasil

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini semakin disadari bahwa dengan semakin. bertambahnya persaingan antar perusahaan yang satu dengan yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan dan perjalanan sejarah manusia, aspek ekonomi juga

RESPON KARYAWAN TERHADAP PENETAPAN UPAH KERJA UNTUK KESEJAHTERAAN KARYAWAN PADA PT. MITRA UTAMA ESTUARI DI PEKANBARU MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB I PENDAHULUAN. landasan operasi yang lebih jelas bagi bank syariah. Sebagai tindak lanjut UU

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam masalah aqidah dan ibadah, hubungan manusia dengan dirinya

BAB I PENDAHULUAN. harus memahami etika dalam bersaing yang diajarkan Islam, dianjurkan agar

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan orang lain dalam hubungan saling bantu membantu dalam

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban ritual ibadah berupa shalat, puasa zakat dan lain-lainya, Islam juga

SISTEM UPAH BURUH PT. PISMA PUTRA KECAMATAN PAIT KABUPATEN PEKALONGAN JAWA TENGAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia mondren sekarang ini peranan perbankan dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidup menurut tingkat kehidupan masing-masing. Dengan demikian, mencari

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, di samping juga didukung munculnya semangat globalisasi. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis, dan hal tersebut juga diatur dalam Al-Qur an. Konsep Al- dunia, tetapi juga menyangkut urusan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menurut muhammad bin Hasan al-syaibani dalam kitabnya al-

PELAKSANAAN SISTEM MUSAQAH DALAM PENGELOLAAN PERKEBUNAN SAWIT DI DESA SUNGAI PUTIH KECAMATAN TAPUNG DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perumahan, yang merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga

PENDAHULUAN. maupun individu untuk menjalankan kehidupan ini. Dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga aspek muamalah, khususnya ekonomi Islam.Al-Quran secara tegas. Allah SWT berfirman dalam al-quran yang berbunyi :

SKRIPSI RIAN GUNAWAN NIM OLEH

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi kerja pada manusia serta menurunkan Islam untuk membuka mata

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. mu amalah. Maua malah adalah kegiatan yang mengatur hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan dalam masyarakat, penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah

BAB I PENDAHULUAN. akal manusia untuk menganalisa hukum-hukum syara, meneliti. perkembangan dengan pedoman pada nash-nash yang telah ada, supaya

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan manusia. Salah satu yang diatur oleh Al-qur an dan Hadist adalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dan sosialisme. Sistem tersebut mengacu kepada prinsip-prinsip yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Agar perusahaan unggul dalam persaingan, selain berwawasan

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

EKE J R A J A A N A N D I D TI

BAB I PENDAHULUAN. 2005, hal , hal , hal Moh.Saefulloh, Fiqih Islam Lengkap, Surabaya:Terbit Terang,

AKAD PELAKSANAAN KERJASAMA SEWA MENYEWA LAHAN ANTARA PT. NUSA PRIMA MANUNGGAL DENGAN MASYARAKAT DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dan salah satu alat yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah

PENYEWAAN (IJARAH) PAKAIAN PENGANTIN MENURUT. PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM(StudiKasus di

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB IV. Surat Keputusan Pemkot Surabaya tentang Ijin Pemakaian Tanah (IPT/ berwarna ijo/surat ijo) dengan cara sewa tanah negara yang dikuasai Pemkot

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara berdasarkan atas hukum yang

PERJANJIAN KERJA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan di Indonesia telah berkembang pesat dan banyak kota-kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu ajaran islam yang mengatur pola kesejahteraan dan kemakmuran adalah pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini masih menemui banyak kendala sebagai akibat dari belum terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. peraturan tertentu, tidak demikian dengan manusia. Manusia di atur oleh

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG SISTEM PENGUPAHAN BERDASARKAN KELEBIHAN TIMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sosialisasi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu ibadah dan muamalah. Hukum beribadah maupun muamalah berlaku bagi

BAB I PENDAHULUAN. atas modal dan tanggung jawab sendiri. 1 Sedang bekerja pada orang lain

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan satu sama lainnya. Oleh karena itu, dalam menjalani kehidupan mereka tidak bisa hidup dengan sendirinya antara satu sama lain saling membutuhkan dan ketergantungan. Dalam hal ini perlunya interaksi antara sesama. Di samping itu, selain interaksi dalam rangka saling membutuhkan antara satu dengan yang lain, mereka juga melakukan aktifitas dalam menjaga berkelangsungan hidup. Dalam ekonomi dikenal dengan istilah bekerja. Bekerja merupakan proses dalam memperoleh sesuatu yang merupakan sebagai faktor penyebab bagi seseorang dalam menjaga keberlangsungan hidup. Pengertian kerja dalam ekonomi Islam mencakup semua pekerjaan fisik, dan pekerjaan membutuhkan pemikiran untuk menghasilkan barang dan jasa untuk mendapatkan imbalan atau upah tertentu. 1 Secara umum para ahli ekonomi sependapat bahwa tenaga kerja itulah produsen satu-satunya dan tenaga kerjalah pangkal produktifitas dari semua faktor-faktor produksi lain. Alam maupun tanah takkan bisa menghasilkan apa-apa tanpa tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam produksi. Bekerja berarti mengerahkan tenaga fisik atau pikiran yang dilakukan untuk 1995), h. 257 1 Afzalurrahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf

2 memperoleh imbalan/upah. Upah yang telah ditentukan oleh seorang ajr, baik dia sebagai pegawai di pemerintahan, akuntan di perusahaan atau pekerja buruh pabrik merupakan upah tertentu, harian, bulanan, ataupun tahunan. Menentukan upah tertentu oleh seseorang penguasa tidak boleh dianalogkan dengan menentukan harga barang. Sebab upah sebagai konpensasi jasa, sedangkan harta sebagai konpensasi barang. 2 Pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dengan tangan sendiri adalah pekerjaan yang disukai oleh Islam, sedangkan sebaik-baik pekerja adalah yang kuat lagi amanah dan terpercaya. Di samping itu masalah pengupahan yang wajar juga sangat ditekankan sehingga keduanya saling berkaitan. Sebagaimana Firman Allah surat Al-Baqarah ayat 233 : Artinya :.. dan jika kamu ingin anakmu di susukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran atau upah yang patut: Buruh adalah para tenaga kerja yang bekerja pada orang lain atau pada suatu perusahaan atau usaha, dimana harus patuh kepada perintah dan peraturan kerja yang di tetapkan oleh suatu perusahaan dengan imbalan upah yang diterima oleh buruh. 3 158 2 Abdurrahman Al-Maliki, Politik Ekonomi Islam, (bangil: al-izzah. 2001), h. 143-

3 Upah adalah uang yang dibayarkan sebagai pembalas jasa atau sebagai pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu. 4 Dalam Islam upah atau gaji di kenal dengan istilah ijarah secara bahasa adalah upah, sewa, jasa atau imbalan 5. Secara istilah menurut Prof. DR. H. Rahmat Syafei, MA, ijarah adalah sebagai jual beli jasa (upah mengupah), yakni mengambil manfaat tenaga manusia. 6 Upah ditentukan berdasarkan jenis pekerjaan dan tanggung jawab yang akan dilakukannya. Jadi upah yang diterima sesuai dengan apa pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab yang diberikan kepada pekerja. 7 Seorang pekerja berhak menerima suatu pekerjaan hanya sesuai dengan kesangggupannya dan sekaligus berhak pula menuntut upahnya setelah bekerja. Penentuan dan kesepakatan tentang besarnya gaji/upah yang akan diterima oleh pekerja sebelum sesuatu pekerjaan dilaksanakan merupakan hal yang sangat bermanfaat bagi kepentingan kedua belah pihak supaya terhindar dari perselisihan yang akan menyebabkan ketidak puasan salah satu pihak. 8 Seorang pengusaha muslim wajib mematuhi batasan-batasan syari at dalam berhubungan dengan para pekerja, dalam hal pembuatan perjanjian 4 Dessy Anwar, Kamus Bahasa Indonesia Lengakp, (Surabaya: Karya Abditarna, 2001), h. 578 5 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004) cet.ke 22, h.227 6 Rachmad Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2006) cet, ke -3, h. 122 7 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syari ah Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h.113 8 Izzuddin Khatib At tamimi, Bisnis Islam, ( Fikahati Aneska), h. 93

4 kerja, batasan lingkup keja, mekanisme kerja, penentuan upah, bonus, insentif dan hak-hak lain ketika pekerja tersebut keluar dari pekerjaan. Begitu pula seseorang pengusaha muslim tidak dibenarkan untuk eksploitasi kemampuan para tenaga kerja ataupun menganiaya hak-haknya. 9 Dari hasil wawancara peneliti dengan bapak Ponidi dapat diketahui bahwa Kapal CV.KM Jelatik merupakan salah satu kapal sebagai alat trasnportasi yang tujuannya Selatpanjang-Pekanbaru. CV.KM Jelatik ini berperan untuk memperlancar perjalanan para penumpang, dan para Anak Buah Kapal (AB K) ikut dalam perjalanan Kapal Jelatik. Keberadaan Anak Buah Kapal ( A BK) membuat aktivitas pada CV. KM Jelatik ini menjadi lancar. Para ABK (Anak Buah Kapal) yang bekerja di CV. KM Jelatik ini mereka bekerja sesuai dengan akad yang ditetapkan pada awal diterima sebagai Anak Buah Kapal. Di dalam akad dijelaskan, tidak dibenarkan untuk libur, kecuali sakit atau ada halangan yang mendesak. Jika tidak maka dianggap meliburkan diri. 10 Ketika dinyatakan melanggar akad perjanjian yang ditetapkan, maka akan menerima resiko berupa diberhentikan dari kerja. Di samping itu, para ABK di CV. KM Jelatik mendapatkan upah dari kewajiban yang telah dilaksanakan sebesar 1.500.000,- ( satu juta lima ratus ribu rupiah) dalam sebulan. Upah yang di terima akan di potong sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus rupiah) sebagai simpanan wajib dan untuk keperluan dana tunjangan kepentingan yang tidak terduga. h.165 9 Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta : Kencana, 2007), Cet ke-2, 10 Pak Ponidi, wawancara, Selatpanjang 11 Agustus 2013

5 Dalam hal penerimaan upah di CV. KM Jelatik ini memang mereka menerima upahnya secara tetap perbulannya, tetapi mereka selalu mengalami keterlambatan di dalam menerima upah. Hal ini banyak dikeluhkan oleh para buruh sebab seringkali terjadi didalam keterlambatan menerima upah sedangkan mereka harus memenuhi kebutuhan keluarganya. Para buruh ABK mereka mendapatkan upah hanya sesuai dengan standarnya, meskipun sudah sesuai dengan standar UMR di Kabupaten Kepulauan Meranti. Seharusnya mereka mendapatkan upah harus sesuai dengan kesepakatan awal kerja, karena, bagi buruh ABK upah ini sangat penting untuk kebutuhan ekonomi baik untuk sendiri maupun keluarga, kemudian dengan terpenuhinya kebutuhan ekonomi diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan buruh/pekerja. Para ABK yang bekerja di CV. KM Jelatik mereka bekerja pada seharian penuh siang dan malam dan harus mengikuti setiap kapal berlayar. Dari pekerjaan inilah mereka mendapatkan upah. Dalam proses penerimaan upah mereka terdapat perjanjian kerja. Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak pertama buruh, megikatkan diri untuk bekerja dengan menerima upah pada pihak lainnya, majikan yang mengikatkan diri untuk mengerjakan buruh itu dengan membayar upah. 11 berdasarkan hasil wawancara dari salah satu anggota di CV. KM Jelatik dengan bapak lisman mengatakan bahwa setiap pendapatan yang 2006),h.29 11 Djumadi, Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,

6 diterima oleh Anak Buah Kapal (ABK) berbeda, k arena, disebabkan faktor tugas kerja. 12 Dari pernyataan para Anak Buah Kapal (ABK) lain yang bertugas sebagai bongkar barang dan muatan, upah yang mereka dapat dari bongkar muat barang mendapat potongan, sehingga upah mereka tidak mencukupi kebutuhan hidup. Selain itu, sering terjadi keterlambatan dalam pemberian upah dan tidak sesuai dengan kontrak kerja yang disepakati. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul : Sistem Pemberian Upah Kerja Anak Buah Kapal (ABK) pada CV. KM Jelatik Di Kabupaten Kepulauan Meranti Di Tinjau Menurut Ekonomi Islam. B. Batasan Masalah Agar penelitian ini dapat terarah sesuai dengan judul di atas maka penulis hanya memfokuskan pada masalah mengenai sistem pemberian upah pada Anak Buah Kapal (ABK) CV. KM Jelatik di Kabupaten Kepulauan Meranti Di Tinjau Menurut Ekonomi Islam. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sistem pemberian upah kerja pada Anak Buah Kapal (ABK) CV. KM Jelatik di Kabupaten Kepulauan Meranti? 2. Apa kendala dalam pemberian upah kerja pada Anak Buah Kapal (ABK) CV. KM Jelatik di Kabupaten Kepulauan Meranti? 12 Pak Lisman, wawancara, Selatpanjang, 11 Agustus 2013

7 3. Bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap sistem pemberian upah kerja pada Anak Buah Kapal (ABK) CV. KM Jelatik di Kabupaten Kepulauan Meranti? D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian adalah: a. Untuk mengetahui bagaimana cara pemberian upah kerja pada Anak Buah Kapal (ABK) CV. KM Jelatik. b. Untuk mengetahui apa faktor terjadinya keterlambatan pemberian upah kerja pada Anak Buah Kapal (ABK) di CV. KM Jelatik. c. Untuk mengetahui tinjauan ekonomi Islam terhadap sistem pemberian upah kerja pada Anak Buah Kapal (ABK) CV. KM Jelatik. 2. Kegunaan penelitian ini adalah: a. Untuk memperdalam pengetahuan dan menambah wawasan penulis terhadap masalah yang akan diteliti. b. Untuk memberikan masukan kepada pihak yang terkait dalam pengetahuan tentang ketentuan upah para kerja. c. Sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Ekonomi syariah (Se.sy) pada Fakultas syariah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan syarif Kasim Riau. E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang mengambil lokasi di Kabupaten Kepulauan Meranti yang terdapat di Jalan Tebing Tinggi

8 No.55, alasan penulis mengambil tempat lokasi ini karena ingin mengetahui sistem pembayaran pengupahan ini sudah memenuhi standar atau masih terdapat kendala-kendala sehingga mengakibatkan kesenjangan perekonomian dikalangan Anak Buah Kapal. 2. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek penelitian ini adalah para Anak Buah Kapal (ABK), nakhoda, dan pimpinan di CV. KM Jelatik. b. Objek penelitian ini sistem pemberian upah pada kerja Anak buah Kapal (ABK) di CV. KM Jelatik. 3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pimpinan, sekretaris, bendahara dan seluruh para pekerja Anak Buah Kapal (ABK) p ada CV. KM Jelatik berjumlah 15 orang yaitu 1 pimpinan, 1 sekretaris, 1, bendahara 2 nakhoda, 10 pekerja Anak Buah Kapal (ABK) Karena, populasinya sedikit maka semua populasi dijadikan subjek penelitian dengan menggunakan teknik total sampling 4. Sumber Data Dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data sebagai berikut: a. Data primer, adalah data yang di ambil langsung dari lokasi penelitian melalui wawancara dengan pimpinan, bendahara, sekretaris, dan penyebaran angket kepada para Anak buah Kapal yang bekerja di kapal Jelatik sehingga mengumpulkan data yang lebih valid.

9 b. Data sekunder, data pendukung yang penulis peroleh dari berbagai pihak yang terkait dan mendukung penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu buku-buku di perpustakaan dan sumber penting yang berhubungan dengan penelitian. 5. Metode Pengumpulan Data Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu: a. Observasi yaitu : pengumpulan data dengan pengamatan langsung ke lokasi penelitian. b. Wawancara yaitu : suatu metode pengumpulan data yang melalui proses dialog dan tanya jawab yang dilakukan oleh penulis terhadap para responden di lokasi penelitian c. Angket yaitu : pengumpulan data dengan cara menyebarkan atau mengajukan pertanyaan yang sudah disiapkan oleh penelitian kepada responden atau narasumber yang akan diteliti. 6. Metode Analisis Data Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif, di mana setelah data yang diperlukan, lalu data tersebut dikelompokkan dan diuraikan sesuai dengan jenisnya dan dianalisa dengan menggunakan analisis kualitatif, kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang dilengkapi dengan penjelasan.

10 7. Metode Penulisan a. Metode Deduktif adalah dengan mengumpulkan kaedah-kaedah yang bersifat umum yang untuk diuraikan dan diambil kesimpulan secara khusus. b. Metode Induktif adalah dengan mengumpulkan pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, kemudian diambil suatu kesimpulan yang bersifat umum. c. Metode Diskriptif adalah dengan cara mengumpulkan data-data dan mengemukakan permasalahan secara objektif lalu dianalisa secara kritis, sehingga dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian. F. Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari lima bab, setiap bab nantinya akan diuraikan secara rinci, dimana keseluruhan bab akan saling berkaitan antara satu sama lain. BAB I : Pada bab ini mengemukakan latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : Gambaran umum tentang Kapal Jelatik, yang terdiri dari sejarah singkat kabupaten kepulaun Meranti dan kapal jelatik, Sarana dan Prasarana di Kapal Jelatik, Struktur Organisasi Di kapal Jelatik. BAB III: Tinjauan umum tentang upah yang terdiri dari pengertian ijarah dan dasar Ujrah, Dasar Hukum, Hal-hal yang dilarang dalam

11 kontrak dan transaksi, sistem pemberian upah tenaga kerja, berakhirnya akad Ijarah, upah dalam ekonomi Islam. BAB IV: Pada bab ini berisikan hasil penelitian dan pembahasan tentang system pemberian upah pada kerja Anak Buah Kapal (ABK) CV. KM Jelatik, Apa kendala keterlambatan upah kerja pada Anak Buah Kapal (ABK), tinjauan ekono mi Islam terhadap sistem pemberian upah kerja pada Anak Buah Kapal (ABK) CV. KM Jelatik. BAB V: Kesimpulan dan saran, pada bab ini merupakan bab penutup dari penulisan yang berisikan kesimpulan dan saran dari pembahasan yang telah penulis uraikan.

12