BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA Selaku SEKRETARIS TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA SURAKARTA

BAB V PENUTUP Kesimpulan

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

STRATEGI PENANGGULANG AN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN JEPARA TAHUN

BPS KABUPATEN BATU BARA

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014

PERENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS-DATA MEMPERTAJAM INTERVENSI KEBIJAKAN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015


Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BPS KABUPATEN MALINAU

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT 2016

BAB I PENDAHULUAN. antar daerah dan struktur perekonomian yang seimbang (Sukirno, 2005).

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI TAPANULI SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB IV GAMBARAN UMUM

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015


PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2015

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH),

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I Ekonomi Gorontalo Triwulan I-2015 Tumbuh 4,69 Persen Melambat Dibanding Triwulan I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN III-2016 Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2016 Tumbuh 6,98 Persen Meningkat Dibanding dengan Triwulan II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA SEMESTER I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2015


DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2015

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA SEMESTER I TAHUN 2017

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2017

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN II-2016 Ekonomi Gorontalo Triwulan II-2016 Tumbuh 5,40 Persen Melambat Dibanding Triwulan II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2015

Transkripsi:

BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH A. Kondisi Umum Daerah 1. Pertumbuhan PDRB Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menjadi salah satu indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. Penghitungan PDRB dilakukan atas dasar harga berlaku (hargaharga pada tahun penghitungan) dan atas dasar harga konstan (harga-harga pada tahun yang dijadikan tahun dasar penghitungan) untuk dapat melihat pendapatan yang dihasilkan dari lapangan usaha (sektoral) maupun dari sisi penggunaan. Nilai PDRB Kota Surakarta berdasarkan harga konstan 2010 (ADHK 2010) menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. PDRB ADHK pada tahun 2015 tercatat sebesar 28,43 triliun rupiah, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 26,96 triliun rupiah. Secara kumulatif peningkatan PDRB ADHK 2010 dari tahun 2010 ke tahun 2015 mencapai Rp6,957 triliun rupiah. Angka PDRB dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dengan berbagai variasi. Hal ini dapat dimaklumi karena ada kebijakan kebijakan yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kondisi perekonomian yang ada. Laju pertumbuhan ekonomi dua tahun terakhir mulai membaik. Rata-rata pertumbuhan ekonomi selama 5 tahun terakhir adalah 5,77%. Dari 17 kategori atau sektor-sektor penyusun PDRB dapat dilihat bahwa pertumbuhan yang cukup tinggi pada kategori/sektor Jasa Perusahaan sebesar 9,28%, Jasa keuangan dan Asuransi 9,09% dan disusul Sektor Transportasi dan Pergudangan sebesar 8,11%. Untuk sektor primer, pertumbuhan rata-ratanya di bawah 2%. Hal ini berkaitan dengan sumber daya alam yang ada di Kota Surakarta. PDRB Per Kapita ADHK 2010 juga mengalami peningkatan. Pendapatan per kapita pada tahun 2015 mencapai Rp55,61 juta/tahun, sedangkan pada tahun 2014 hanya Rp52,96 juta/tahun. Rata-rata pertumbuhan per kapita PDRB 5,28%. Dengan meningkatnya pendapatan II - 1

per kapita, diharapkan dapat mencerminkan peningkatan kesejahteraan di masyarakat. Tabel 2.1 PDRB Seri 2010 Atas Dasar Harga Konstan Menurut Kategori (Juta Rupiah) Kota Surakarta Tahun 2011-2015 Kategori Uraian 2011 2012 2013 2014 2015* A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 116,492.47 119,290.28 125,292.13 127,634.25 129,926.80 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 115,983.01 118,782.94 124,753.47 127,112.81 129,399.81 2 Kehutanan dan Penebangan 7.93 7.59 7.73 7.56 7.47 Kayu 3 Perikanan 501.54 499.74 530.93 513.88 519.52 B Pertambangan dan Penggalian 567.20 564.81 562.50 549.59 535.17 C Industri Pengolahan 1,746,601.12 1,874,945.81 2,044,003.66 2,183,005.67 2,263,868.22 D Pengadaan Listrik dan Gas 50,905.97 57,293.50 61,821.35 63,499.68 63,379.47 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur 49,441.81 48,187.39 47,384.05 48,594.69 49,454.24 Ulang F Konstruksi 6,175,996.77 6,512,554.87 6,767,584.32 7,014,333.33 7,390,395.31 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda 5,647,923.34 5,764,372.04 6,193,415.14 6,461,014.08 6,730,422.13 Motor H Transportasi dan Pergudangan 591,897.31 630,022.97 695,071.27 750,148.23 811,007.78 I Penyediaan Akomodasi dan Makan 1,130,160.17 1,218,509.72 1,288,357.53 1,377,875.81 1,463,048.48 Minum J Informasi dan Komunikasi 2,646,721.83 2,959,428.76 3,204,036.98 3,490,330.91 3,723,082.11 K Jasa Keuangan dan Asuransi 818,294.40 842,704.78 872,109.50 887,659.84 968,339.37 L Real Estate 971,859.64 1,040,600.25 1,094,700.86 1,164,923.59 1,249,065.08 M, N Jasa Perusahaan 151,629.26 162,516.32 177,726.37 189,915.26 207,530.85 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 1,426,534.36 1,450,191.36 1,506,447.18 1,543,921.96 1,623,466.15 Jaminan Sosial Wajib P Jasa Pendidikan 888,360.44 982,167.18 1,041,271.81 1,117,903.75 1,194,519.95 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 205,314.81 220,699.59 238,715.15 268,758.62 285,590.16 R, S, T, U Jasa lainnya 229,738.50 239,731.95 254,181.54 264,987.02 273,171.04 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 22,848,439.42 24,123,781.59 25,612,681.32 26,955,056.24 28,426,802.32 Penduduk Per tengahan Tahun 500.032 500.328 506.619 508.951 511.142 Pendapatan Per kapita (rupiah) 45,693,954.42 48,215,933.53 50,556,100.97 52,961,987.00 55,614,295.67 Sumber : Bappeda dan BPS Kota Surakarta, April 2016. *data sementara II - 2

Kate gori A Tabel 2.2 PDRB Seri 2010 Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kategori (Juta Rupiah) Kota Surakarta Tahun 2011-2015 Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 123.953,56 134.120,70 156.759,32 167.748,49 182.751,51 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa 123.405,35 133.531,37 156.085,01 167.057,60 181.997,00 Pertanian 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 8,42 8,20 9,21 10,31 10,93 3 Perikanan 539,79 581,12 665,10 680,59 743,58 B Pertambangan dan Penggalian 589,94 589,56 600,78 697,25 680,26 C Industri Pengolahan 1.932.330,19 2.184.220,23 2.423.165,97 2.748.121,10 2.959.727,19 D Pengadaan Listrik dan Gas 51.207,57 57.110,07 58.962,30 60.879,07 63.911,56 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 50.226,77 49.150,21 49.564,92 52.562,74 55.285,78 Limbah dan Daur Ulang F Konstruksi 6.463.871,49 7.132.200,69 7.747.302,44 8.636.295,68 9.459.585,64 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil 5.839.528,28 6.167.070,06 6.839.466,39 7.307.631,60 7.893.738,82 dan Sepeda Motor H Transportasi dan Pergudangan 595.691,62 639.607,23 713.390,43 827.899,95 931.398,98 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.191.045,72 1.416.920,94 1.624.045,03 1.837.723,25 2.028.007,25 J Informasi dan Komunikasi 2.659.909,56 2.968.644,77 3.201.750,06 3.453.784,47 3.715.658,93 K Jasa Keuangan dan Asuransi 874.845,28 980.309,86 1.065.842,54 1.173.873,01 1.342.072,22 L Real Estate 997.530,77 1.081.941,05 1.148.116,83 1.296.580,03 1.436.443,80 M, N Jasa Perusahaan 160.589,58 181.151,78 213.628,98 240.994,66 279.819,08 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan 1.454.692,69 1.630.094,69 1.772.641,71 1.888.650,12 2.068.163,83 Sosial Wajib P Jasa Pendidikan 1.055.833,37 1.286.013,89 1.507.134,90 1.693.219,76 1.833.219,30 Q R, S, T, U Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 219.979,97 265.871,64 296.594,32 346.392,98 385.675,46 Jasa lainnya 237.184,76 250.255,67 273.487,25 305.614,62 326.200,52 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Penduduk Pertengahan Tahun Pendapatan per kapita (rupiah) Sumber : BPS Kota Surakarta, April 2016 23.909.011,13 26.425.273,02 29.092.454,16 32.038.668,79 34.962.340,12 500.032 500.328 506.619 508.951 511.142 47.814.962,10 52.815.898,82 57.424.719,87 62.950.399,52 68.400.444,72 II - 3

Tabel 2.3 Laju Pertumbuhan PDRB Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha Kota Surakarta Tahun 2011-2015 Kategori Uraian 2011 2012 2013 2014 2015* A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8,24 2,40 5,03 1,87 1,80 Pertanian, Peternakan, 1 Perburuan dan Jasa 8,28 2,41 5,03 1,89 1,80 Pertanian 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 4,73-4,20 1,77-2,21-1,16 3 Perikanan -0,19-0,36 6,24-3,21 1,10 B Pertambangan dan Penggalian -5,31-0,42-0,41-2,29-2,62 C Industri Pengolahan 6,76 7,35 9,02 6,80 3,70 D Pengadaan Listrik dan Gas 8,17 12,55 7,90 2,71-0,19 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur 2,36-2,54-1,67 2,55 1,77 Ulang F Konstruksi 1,91 5,45 3,92 3,65 5,36 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan 10,45 2,06 7,44 4,32 4,17 Sepeda Motor H Transportasi dan Pergudangan 4,54 6,44 10,32 7,92 8,11 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,16 7,82 5,73 6,95 6,18 J Informasi dan Komunikasi 8,50 11,81 8,27 8,94 6,67 K Jasa Keuangan dan Asuransi 4,50 2,98 3,49 1,78 9,09 L Real Estate 7,09 7,07 5,20 6,41 7,22 M, N Jasa Perusahaan 11,19 7,18 9,36 6,86 9,28 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial 2,81 1,66 3,88 2,49 5,15 Wajib P Jasa Pendidikan 13,06 10,56 6,02 7,36 6,85 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 12,05 7,49 8,16 12,59 6,26 R, S, T, U Jasa lainnya 3,27 4,35 6,03 4,25 3,09 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Sumber: BPS Kota Surakarta, April 2016 *data sementara 6,42 5,58 6,17 5,24 5,46 Kontribusi per sektoral atau kategori pada PDRB dari tahun 2010 sampai 2015 masih didominasi oleh sektor/kategori konstruksi, sektor/ kategori perdagangan besar dan eceran, dan sektor/kategori komunikasi dan informasi. Pada tahun 2010, sektor/kategori kontruksi menyumbang sebesar 27,06%, disusul perdagangan besar dan eceran sebesar 22,58% dan berikutnya sektor informasi dan komunikasi sebesar 11,36%. Meskipun II - 4

merupakan sektor/kategori dominan selama lima tahun, namun kontribusi tiga sektor/kategori tersebut menunjukkan kecenderungan menurun. Pada tahun 2015, kontribusi sektor/kategori konstruksi menyumbang 27,06%, sektor/kategori perdagangan besar dan eceran sebesar 22,58%, dan sektor/kategori komunikasi dan informasi sebesar 10,63%. Sektor/kategori yang meningkat kontribusinya adalah sektor/kategori jasa keuangan dan asuransi serta sektor/kategori penyediaan akomodasi dan makan minum. Selama lima tahun terakhir menunjukkan tren positif. Kontribusi sektor/kategori jasa keuangan dan asuransi meningkat dari 3,65% pada tahun 2010 menjadi 3,84% pada tahun 2015. Sektor/kategori penyediaan akomodasi dan makan minum menunjukkan perkembangan meningkat sejak tahun 2010 hingga 2015. Pada tahun 2010 menyumbang 4,87% meningkat menjadi 5,80% pada tahun 2015. Sektor/kategori yang lain relatif tidak berubah kontribusinya adalah sektor/kategori pertanian, pertambangan dan penggalian, dan industri pengolahan. Sektor/kategori pertanian memiliki kendala keterbatasan lahan, sektor ini relatif hanya memanfaatkan lahan yang tersedia dan tidak dimungkinkan adanya perkembangan. Kontribusi sektor pertanian yang cenderung bertahan di 0,52% adalah capaian di tengah tekanan perubahan alih fungsi lahan. Tabel 2.4 Kontribusi Kategori/Sektoral PDRB Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha Kategori Uraian 2011 2012 2013 2014 2015* A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.52 0.51 0.54 0.52 0.52 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 0.52 0.51 0.54 0.52 0.52 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3 Perikanan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 B Pertambangan dan Penggalian 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0019 C Industri Pengolahan 8.08 8.27 8.33 8.58 8.47 D Pengadaan Listrik dan Gas 0.21 0.22 0.20 0.19 0.18 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.21 0.19 0.17 0.16 0.16 F Konstruksi 27.04 26.99 26.63 26.96 27.06 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 24.42 23.34 23.51 22.81 22.58 H Transportasi dan Pergudangan 2.49 2.42 2.45 2.58 2.66 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.98 5.36 5.58 5.74 5.80 J Informasi dan Komunikasi 11.13 11.23 11.01 10.78 10.63 K Jasa Keuangan dan Asuransi 3.66 3.71 3.66 3.66 3.84 II - 5

Kategori Uraian 2011 2012 2013 2014 2015* L Real Estate 4.17 4.09 3.95 4.05 4.11 M, N Jasa Perusahaan 0.67 0.69 0.73 0.75 0.80 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6.08 6.17 6.09 5.89 5.92 P Jasa Pendidikan 4.42 4.87 5.18 5.28 5.24 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.92 1.01 1.02 1.08 1.10 R, S, T, U Jasa lainnya 0.99 0.95 0.94 0.95 0.93 Sumber: BPS Kota Surakarta, April 2016 *data sementara 2. Investasi Potensi dan peluang penanaman modal di Kota Surakarta cukup terbuka khususnya di bidang usaha mikro dan jasa. Potensi dan peluang penanaman modal di bidang industri relatif tertutup untuk industri besar karena keterbatasan lahan. Potensi dan peluang penanaman modal di Kota Surakarta wajib dijaga karena meningkatnya penanaman modal akan memberikan pengaruh positif bagi pengurangan pengangguran. Perkembangan penanaman modal di Kota Surakarta menunjukkan kecenderungan meningkat. Total Investasi berskala nasional di Kota Surakarta tahun 2015 sebesar Rp2.082,61 milyar. Nilai tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan total Investasi tahun 2010 sebesar Rp1.311,25 milyar. indikator penanaman modal di Kota Surakarta selama kurun waktu 2010-2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.5 Penanaman Modal di Kota Surakarta Tahun 2010-2015 No 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) (investor) 1.845 1.332 1.066 864 1.226 1.252 2. Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) (Rp. Milyar) 1.311,25 1.797,73 2.017,02 2.884,31 1.453,18 2.082,61 Sumber: BPMPT Kota Surakarta, April 2016 3. Perkembangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pengembangan koperasi, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan kegiatan yang penting dalam rangka mewujudkan ekonomi kerakyatan. Hal tersebut ditunjukkan oleh besarnya potensi koperasi dan UMKM di Kota Surakarta baik dari peningkatan jumlah usaha kecil dan II - 6

menengah, penyerapan tenaga kerja dan jumlah unit usahanya. Pencapaian kinerja urusan Koperasi dan UKM dengan mendasarkan indikator koperasi aktif, yakni koperasi yang dalam dua tahun terakhir mengadakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) atau koperasi yang dalam tahun terakhir melakukan kegiatan usaha menunjukkan peningkatan dari 87,34% pada tahun 2011 menjadi 93,42% pada tahun 2015. Adapun dilihat dari indikator Usaha Mikro dan Kecil, yakni perbandingan antara jumlah usaha mikro dan kecil dengan jumlah seluruh UKM menunjukkan peningkatan dari 75,00% pada tahun 2011 menjadi 99,81% pada tahun 2015 atau dari 10.362 unit pada tahun 2011 menjadi 43.618 unit pada tahun 2015. Sebagaimana tertulis pada Tabel 2.6 berikut. Tabel 2.6 Urusan Koperasi dan UKM di Kota Surakarta Tahun 2010-2015 No 2011 2012 2013 2014 2015 1 Koperasi aktif (%) 87,34 93,00 93,42 93,42 93,42 2 Usaha Mikro dan Kecil Kategori Sehat (%) Sumber : Dinkop UMKM Kota Surakarta, April 2016 4. Inflasi 75,00 75,00 99,29 99,29 99,5 Inflasi menurut Bank Indonesia adalah meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Dampak dari inflasi ini salah satunya adalah menurunnya daya beli masyarakat, yang dapat diartikan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat terganggu karena ketidakmampuan penduduk dalam mengkonsumsi barang ataupun jasa. Angka inflasi di Kota Surakarta selama lima tahun terakhir (2010-2014) fluktuatif dengan tren meningkat. Pada tahun 2010 inflasi di Kota Surakarta 6,65%, meningkat cukup drastis menjadi 8,01% pada tahun 2014. Angka tersebut disumbang oleh kelompok bahan makanan sebesar 12,49%; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 3,62%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 8,91%; kelompok sandang 2,74%; kelompok kesehatan 4,93%; kelompok pendidikan, rekreasi, dan II - 7

olahraga 4,53%; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan memberikan sumbangan inflasi 12,17%. Sumber: BPS Kota Surakarta, April 2016 *) data sementara Gambar 2.1 Grafik Perkembangan Laju Inflasi Kota Surakarta Tahun 2010-2015 Kota Surakarta merupakan kota dengan urutan inflasi nomor 5 di Provinsi Jawa Tengah pada Desember 2014. Angka inflasi pada tahun 2015 Kota Surakarta lebih rendah dari pada inflasi Provinsi Jawa Tengah sebesar 2,73%. Pengendalian laju inflasi yang dilakukan oleh TPID mempunyai peran untuk mempertahankan daya beli masyarakat. Sumber: BPS Kota Surakarta, April 2016 Gambar 2.2 Perbandingan Laju Inflasi Kota Surakarta dengan Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2011-2015 II - 8

Dibandingkan enam kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya, inflasi Kota Surakarta lebih rendah dibandingkan Kudus, Kota Semarang dan Cilacap, dan lebih tinggi dibandingkan Purwokerto dan Kota Tegal. 5. Indeks Gini Indeks Gini merupakan satu ukuran untuk melihat ketimpangan pendapatan antar golongan pendapatan masyarakat. Indeks Gini tahun 2010 sebesar 0,338; meningkat menjadi 0,351 pada tahun 2015. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa ketimpangan pendapatan antar masyarakat meningkat selama 2010-2015 sebagai konsekuensi logis dari peningkatan pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta. Perkembangan Indeks Gini Kota Surakarta dapat dilihat pada gambar berikut. Sumber: BPS Kota Surakarta * olah data Bappeda Gambar 2.3 Grafik Perkembangan Indeks Gini Kota Surakarta Tahun 2010-2015 Indeks gini Kota Surakarta tahun 2014 sebesar 0,36 dilihat berdasarkan posisi relatifnya menunjukkan berada lebih baik dibandingkan rata-rata Jawa Tengah sebesar 0,37. Namun indeks gini Kota Surakarta masih menunjukkan kategori tinggi jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Jawa Tengah dengan berada pada posisi nomor lima tertinggi setelah Kabupaten Blora, Temanggung, Purworejo dan Kudus. II - 9

Gambar 2.4 Indeks Gini Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 6. Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). Besarnya nilai IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara. Perkembangan IPM Kota Surakarta menunjukkan tren meningkat setiap tahunnya dengan kondisi pencapaian pada tahun 2015 sebesar 80,14. Sumber : BRS BPS Prov Jateng 2016, diolah Gambar 2.5 Grafik Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Kota Surakarta Tahun 2011 2015 II - 10

Dengan kondisi pencapaian IPM pada tahun 2014 sebesar 80,14, menunjukan kategori tinggi karena sudah berada di atas 70 namun masih di bawah angka 80. IPM Kota Surakarta menunjukkan kondisi yang sangat baik di Provinsi Jawa Tengah dengan lebih tinggi dari rata-rata Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 69,49. Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Tengah menunjukkan pada kondisi terbaik ketiga setelah Kota Salatiga dan Kota Semarang. Hal tersebut menunjukkan kualitas pembangunan manusia di Kota Surakarta termasuk berkinerja baik. Perbandingan IPM Kota Surakarta pada tahun 2015 dapat dilihat pada Grafik di bawah ini. Sumber : Berita Resmi Statistik BPS Prov Jateng 2016, diolah Gambar 2.6 Grafik Posisi Relatif Indeks Pembangunan Manusia Kota Surakarta Tahun 2015 yang menjadi pembentuk IPM meliputi angka harapan hidup, harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran perkapita. Angka harapan hidup saat lahir sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir. Kondisi indikator IPM Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut. II - 11

Tabel 2.7 Pembentuk IPM Kota Surakarta Tahun 2011-2015 No Satuan 2011 2012 2013 2014 2015 1 Angka harapan hidup 2 Angka harapan lama sekolah 3 Rata-rata lama sekolah 4 Pengeluaran perkapita Sumber : BPS Kota Surakarta Tahun 76,89 76,93 76,97 76,99 77,00 Tahun 13,34 13,50 13,64 13,92 14,14 Tahun 10,05 10,11 10,25 10,33 10,36 Rupiah 12.464 12.680 12.820 12.907 13.604 Angka harapan hidup mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat. Di Kota Surakarta, angka harapan hidup pada tahun 2015 adalah sebesar 77,00 tahun. Harapan lama sekolah Kota Surakarta pada tahun 2015 sebesar 14,14 tahun. Menunjukkan rata-rata jenjang pendidikan penduduk Kota Surakarta sudah mencapai pada perguruan tinggi. Melalui harapan lama sekolah ini dapat diketahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang. Harapan lama sekolah dihitung pada usia 7 tahun ke atas karena mengikuti kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar. Pada rata-rata lama sekolah, di Kota Surakarta sudah mencapai 10,36 tahun. Rata-rata lama sekolah ini sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Dilihat dari sisi pengeluaran perkapita, pada tahun 2015 sebesar 13.604 juta rupiah, meningkat setiap tahunnya. Pengeluaran perkapita ini menunjukkan besaran rata-rata pengeluaran penduduk di Kota Surakarta setiap tahunnya. B. Kondisi Kemiskinan Multidimensi Kondisi kemiskinan multidimensi di Kota Surakarta dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu kemiskinan konsumsi dan kemiskinan non konsumsi. kemiskinan konsumsi meliputi, yaitu 1) Persentase Penduduk Miskin (P0); 2) Jumlah Penduduk Miskin; 3) Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1); 4) Indeks Keparahan Kemiskinan (P2). Sedangkan indikator kemiskinan non konsumsi, meliputi dikelompokkan menjadi 5 (lima) bidang, yaitu ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan, ketahanan pangan, dan infrastruktur dasar, secara rinci seperti dapat dilihat pada Tabel 2.8. II - 12

Tabel 2.8 Perincian Bidang dan Utama Kondisi Kemiskinan No Bidang Utama A. Kemiskinan Konsumsi 1. Persentase Penduduk Miskin (P0) 2. Jumlah Penduduk Miskin 3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 4. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) B. Kemiskinan Non Konsumsi 1. Ketenagakerjaan 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2. Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja 3. Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas 4. Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhdap total kesempatan kerja 5. Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian 2. Kesehatan 1. Angka Kematian Bayi (AKB) 2. Angka Kematian Balita (AKBA) 3. Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) 4. Prevalensi Balita Kekurangan Gizi a. Gizi Buruk b. Gizi Kurang 5. Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak 6. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih 7. Cakupan pelayanan antenatal (K4) 8. Angka pemakaian kontrasepsi/ Contraceptive Prevalence Rate (CPR) pada perempuan menikah usia 15-49 tahun 9. Tingkat kelahiran pada remaja per 1.000 perempuan usia 15-19 tahun 10. Unmetneed KB 11. Prevalensi HIV pada penduduk usia 15-24 tahun 12. Angka penemuan kasus malaria per 1.000 penduduk 13. Angka kejadian tubeculosis per 100.000 penduduk 14. Proporsi kasus tuberculosis yang disembuhkan melalui DOTS 15. Angka kematian DBD 3. Pendidikan 1. Angka Partisipasi Murni (APM) a. APM SD/MI sederajat b. APM SMP/MTs sederajat II - 13

No Bidang Utama 4. Infrastruktur Dasar 5. Ketahanan Pangan c. APM SMA/MA sederajat 2. Angka Partisipasi Kasar (APK) a. APK SD/MI sederajat b. APK SMP/MTs sederajat c. APK SMA/MA sederajat 3. Angka Melek Huruf 4. Rata-Rata Lama Sekolah 5. Rasio APM Laki-laki /Perempuan a. SD/MI sederajat b. SMP/MTs sederajat c. SMA/MA sederajat 6. Rasio melek huruf laki-laki terhadap perempuan pada kelompok usia 15-24 tahun 7. Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD Provinsi 1. Akses sanitasi layak 2. Akses air minum layak a. Perkotaan b. Perdesaan 3. Proporsi rumah tangga dengan kepemilikan hak atas rumah/tempat tinggal 4. Proporsi rumah tidak layak huni 5. Rasio elektrifikasi 1. Perkembangan harga beras 2. Produksi beras 3. Harga bahan kebutuhan pokok utama 4. Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum a. Kurang dari 1.400 kkal/kapita/hari b. Kurang dari 2.000 kkal/kapita/hari Sumber: Buku Panduan Penanggulangan Kemiskinan TNP2K,Tahun 2014, diolah 1. Kondisi Kemiskinan Konsumsi a. Persentase Penduduk Miskin Pada Gambar 2.7 menunjukkan perkembangan persentase penduduk miskin Kota Surakarta pada tahun 2011 hingga periode Maret 2015 terus mengalami penurunan, yaitu pada tahun 2011 sebesar 12,90% dan pada periode Maret 2015 menjadi sebesar 10,89% atau terjadi penurunan sebesar 2,01%. II - 14

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011-2015, diolah Gambar 2.7 Grafik Perkembangan Persentase Penduduk Miskin Kota Surakarta Tahun 2011 2015 (%) Posisi relatif persentase penduduk miskin Kota Surakarta pada periode Maret 2015 dapat ditunjukkan pada gambar berikut. Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Gambar 2.8 Grafik Posisi relatif Persentase Penduduk Miskin Kota Surakarta Periode Maret 2015 (%) Gambar di atas ditunjukkan persentase penduduk miskin Kota Surakarta periode Maret 2015 sebesar 10,89% termasuk dalam kelompok persentase penduduk miskin rendah, yaitu Kabupaten/Kota II - 15

yang berada di bawah capaian Provinsi Jawa Tengah sebesar 13,58% dan Nasional sebesar 11,22%. b. Jumlah Penduduk Miskin Perkembangan jumlah penduduk miskin Kota Surakarta pada tahun 2011 hingga periode Maret 2015pada Gambar 3.5 ditunjukkan terus mengalami penurunan, sama dengan kondisi perkembangan persentase penduduk miskin. Jumlah penduduk miskin Kota Surakarta tahun 2011 sampai dengan periode Maret 2015 terjadi penurunan sebesar 8,8 ribu jiwa. Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011-2015, diolah Gambar 2.9 Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa) Kota SurakartaTahun 2011 2015 Sedangkan posisi relatif jumlah penduduk miskin Kota Surakarta periode Maret 2015 sebanyak 55,7 ribu jiwa masih lebih tinggi dibandingkan 4 kota, yaitu Kota Salatiga (10,6 ribu), Kota Magelang (10,9 ribu jiwa), Kota Tegal (20,3 ribu jiwa), dan Kota Pekalongan (24,1 ribu jiwa). Namun, masih lebih rendah dibandingkan 30 kabupaten/kota, secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut. II - 16

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Gambar 2.10 Grafik Posisi relatif Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa) Kota Surakarta Periode Maret 2015 c. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota Surakarta pada tahun 2011 hingga periode Maret 2015 ditunjukkan pada gambar berikut. Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011-2015, diolah Gambar 2.11 Grafik Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota Surakarta Tahun 2011 2015 (indeks) Pada Gambar 2.11 ditunjukkan bahwa selama kurun waktu lima tahun, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota Surakarta terjadi fluktuasi dan cenderung meningkat, yaitu pada tahun 2011 sebesar II - 17

1,89 dan pada tahun 2012 turun menjadi sebesar 1,33. Namun, mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi sebesar 1,63 dan pada periode Maret 2015 naik menjadi sebesar 1,74 dibandingkan tahun 2014 sebesar 1,48. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauhi Garis Kemiskinan (negatif). Sedangkan posisi relatif Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota Surakarta pada periode Maret 2015 dapat ditunjukkan pada Gambar berikut. Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Gambar 2.12 Grafik Posisi relatif Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota Surakarta Periode Maret 2015 (indeks) Gambar di atas menunjukkan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota Surakarta tahun 2014 sebesar 1,74 termasuk dalam kelompok Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) rendah, yaitu kabupaten/kota yang berada di bawah capaian Provinsi Jawa Tengah sebesar 2,44 dan Nasional sebesar 1,97. d. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kota Surakarta tahun 2011 hingga periode Maret 2015 terjadi fluktuasi dan cenderung meningkat, yaitu pada tahun 2011 sebesar 0,46 dan II - 18

pada tahun 2012 turun menjadi sebesar 0,28. Namun mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi sebesar 0,34 dan pada periode Maret 2015 naik menjadi sebesar 0,40 dibandingkan tahun 2014 sebesar 0,30. Hal ini mengindikasikan bahwa ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin melebar (negatif). ditunjukkan pada gambar berikut. Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011-2015, diolah Gambar 2.13 Grafik Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kota Surakarta Tahun 2011 2015 (indeks) Sedangkan posisi relatif Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kota Surakarta pada periode Maret 2015 dapat ditunjukkan pada Gambar 3.10. Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Gambar 2.14 Grafik Posisi Relatif Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota Surakarta Periode Maret 2015 (indeks) II - 19

Gambar 2.14 ditunjukkan Indeks Keparahan Kemiskinan Kota Surakarta periode Maret 2015 sebesar 0,40 termasuk dalam kelompok Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) rendah, yaitu Kabupaten/Kota yang berada di bawah capaian Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,65 dan Nasional sebesar 0,53. e. dan Persentase Penduduk Miskin persentase penduduk miskin Kota Surakarta pada Maret 2015 sebesar 10,89% akan mencapai target RPJMD tahun 2016 sebesar 9,64%, (kinerja yang perlu ditempuh sebesar 12,97%), secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.9. Tabel 2.9 dan Persentase Penduduk Miskin Kota Surakarta Persentase Penduduk Miskin 12,90 12,01 11,74 10,95 10,89 9,64 12,97 (%) Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta dan RPJMD Kota Surakarta Tahun 2016-2021 2. Kondisi Kemiskinan Non Konsumsi a. Dimensi Ketenagakerjaan 1) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) TPT Kota Surakarta pada tahun 2015 sebesar 4,53% telah mencapai target RPJMD tahun 2016 sebesar 5,83%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.10. Tabel 2.10 dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Surakarta Tingkat Pengangguran 6,4 6,1 7,18 6,08 4,53 5,83 22,30 Terbuka/TPT (%) melampaui Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta 2) Laju Pertumbuhan PDRB Per Tenaga Kerja laju pertumbuhan PDRB per tenaga kerja Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 5,44% telah mencapai target tahun 2016 sebesar 4,16%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.11. II - 20

Tabel 2.11 dan Laju Pertumbuhan PDRB Per Tenaga Kerja Kota Surakarta Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga 1,05 1,08 4,16 5,7 5,44 4,16 130,77 melampaui Kerja (%) Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta 3) Rasio Kesempatan Kerja Terhadap Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 66,95% mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 sebesar 64,26% atau kinerja positif sebesar 2,66 poin, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.12. Tabel 2.12 dan Rasio Kesempatan Kerja Terhadap Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Kota Surakarta Rasio Kesempatan Kerja Terhadap Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas (%) 64,62 66,21 67,36 64,26 66,95 N/A 2,66 positif Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta 4) Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri dan Pekerja Bebas dan Pekerja Keluarga Terhadap Total Kesempatan Kerja Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri, pekerja bebas dan pekerja keluarga Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 22,55% akan mencapai target tahun 2016 sebesar 24,69% atau dengan kinerja sebesar 91,33%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.13. Tabel 2.13 dan Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri dan Pekerja Bebas Keluarga Terhadap Total Kesempatan Kerja Kota Surakarta Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri dan Pekerja Bebas Keluarga Terhadap Total Kesempatan Kerja (%) 27,11 27,11 26,16 28,98 22,55 24,69 91,33 Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta II - 21

5) Kontribusi Perempuan Dalam Pekerjaan Upahan di Sektor Non Pertanian Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 69,77% telah mencapai target tahun 2016 sebesar 45,36%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.14. Tabel 2.14 dan Kontribusi Perempuan Dalam Pekerjaan Upahan di Sektor Non Pertanian Kota Surakarta Kontribusi Perempuan Dalam Pekerjaan Upahan di Sektor Non Pertanian (%) 48,23 45,71 45,59 60,07 69,77 45,36 153,81 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta b. Dimensi Kesehatan 1) Angka Kematian Bayi (AKB) melampaui AKB Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 2,82 per 1.000 KH akan mencapai target RPJMD tahun 2016 sebesar 2,72 per 1.000 KH (kinerja yang perlu ditempuh sebesar 3,68%), secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.15. Tabel 2.15 dan Angka Kematian Bayi (AKB) Kota Surakarta Angka Kematian 4,7 6,02 3,22 4,79 2,82 2,72 3,68 Bayi/AKB (Per 1.000 KH) Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2) Angka Kematian Balita (AKBA) AKBA Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 3,56 per 1.000 KH akan mencapai target RPJMD tahun 2016 sebesar 3,45 per 1.000 KH (kinerja yang perlu ditempuh sebesar 3,19%), secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.16. Tabel 2.16 dan Angka Kematian Balita (AKBA) Kota Surakarta Outcome 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Angka Kematian 5,34 6,61 4,43 5,3 3,56 3,45 3,19 Balita/AKBA (Per 1.000 KH) Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta II - 22

3) Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) AKI Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 52,28 per 100.000 KH telah mencapai target RPJMD tahun 2015 sebesar 52,28 per 100.000 KH, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.17. Tabel 2.17 dan Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) Kota Surakarta Angka Kematian Ibu Melahirkan/ AKI 39,42 59,2 30,21 71,35 52,28 52,28 0 melampaui (Per 1.000 KH) Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta 4) Prevalensi Balita Kekurangan Gizi a) Gizi Buruk prevalensi balita gizi buruk Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 0% telah mencapai target tahun 2016 sebesar 0,01%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.18. Tabel 2.18 dan Prevalensi Balita Gizi Buruk Kota Surakarta Prevalensi Balita 0 0 0 0 0 0,01 100 Gizi Buruk (%) Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta melampaui b) Gizi Kurang prevalensi balita gizi kurang Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 1,95% akan mencapai target RPJMD 2016 sebesar 1,93% (kinerja yang perlu ditempuh sebesar 1,04%), secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.19. Tabel 2.19 dan Prevalensi Balita Gizi Kurang Kota Surakarta Prevalensi Balita 5,86 3,45 3,72 2,58 1,95 1,93 1,04 Gizi Kurang (%) Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta II - 23

5) Proporsi Anak Berusia 1 Tahun Diimunisasi Campak proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 94,24% akan mencapai target tahun 2016 sebesar 97,5% atau dengan kinerja sebesar 96,66%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.20. Tabel 2.20 dan Proporsi Anak Berusia 1 Tahun Diimunisasi Campak Kota Surakarta Proporsi Anak Berusia 1 Tahun Diimunisasi Campak (%) 97,22 97,56 95,5 96,36 94,24 97,5 96,66 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta 6) Proporsi Kelahiran yang Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 100% telah mencapai target tahun 2016 sebesar 93%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.21. Tabel 2.21 dan Proporsi Kelahiran yang Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih Kota Surakarta Proporsi Kelahiran yang Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih (%) 100 100 100 95 100 93 107,53 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta melampaui 7) Cakupan Pelayanan Antenatal (K4) Cakupan pelayanan antenatal/k4 Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 92,74% terhadap target tahun 2016 sebesar 100% akan atau dengan kinerja sebesar 92,74%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.22. Tabel 2.22 dan Cakupan Pelayanan Antenatal (K4) Kota Surakarta Cakupan Pelayanan 96,55 97,62 97,73 96,58 92,74 100 92,74 Antenatal/K4 (%) Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta II - 24

8) Angka Pemakaian Kontrasepsi/Contraceptive Prevalence Rate (CPR) Pada Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun CPR pada perempuan menikah usia 15-49 tahun Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 21,61% akan mencapai target tahun 2016 sebesar 23,00% atau dengan kinerja sebesar 93,96%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.23. Tabel 2.23 dan Angka Pemakaian Kontrasepsi/Contraceptive Prevalence Rate (CPR) pada Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun Kota Surakarta Angka Pemakaian Kontrasepsi/Contracept ive Prevalence Rate (CPR) Pada Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun (%) 78,72 78,72 77,93 77,76 21,61 23,00 93,96 Sumber: Bapermas PP PA dan KB Kota Surakarta 9) Tingkat Kelahiran pada Remaja Perempuan Usia 15-19 Tahun tingkat kelahiran pada remaja perempuan usia 15-19 tahun Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 9,7 per 1.000 perempuan usia 15-19 tahun mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 sebesar 10,08 per 1.000 perempuan usia 15-19 tahun atau dengan kinerja positif sebesar 0,38 poin, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.24. Tabel 2.24 dan Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000 Perempuan Usia 15-19 Tahun Kota Surakarta Tingkat Kelahiran Pada Remaja Perempuan Usia 15-19 Tahun (Per 1.000 Perempuan Usia 15-19 Tahun) 9,77 10,67 10,26 10,08 9,7 N/A 0,38 positif Sumber: Bapermas PP PA dan KB Kota Surakarta 10) Unmet need KB unmetneed KB Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 10,53% telah mencapai target tahun 2016 sebesar 10,53%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.25. II - 25

Outcome Unmet need KB (%) Tabel 2.25 dan Unmet need KB Kota Surakarta 2011 2012 2013 2014 2015 2016 10,92 10,23 10,53 11,02 10,53 10,53 0 Sumber: Bapermas PP PA dan KB Kota Surakarta melampaui 11) Angka Penemuan Kasus Malaria Per 1.000 Penduduk Angka penemuan kasus malaria Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 0 per 1.000 penduduk atau telah mencapai target pembangunan daerah, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.26. Tabel 2.26 dan Angka Penemuan Kasus Malaria Kota Surakarta Angka Penemuan Kasus Malaria (Per 1.000 Penduduk) 0 0 0 0 0 0 0 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta 12) Angka Penemuan Kasus Baru TB/CNR melampaui Angka penemuan kasus baru TB/CNR Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 126 per 100.000 penduduk akan mencapai target tahun 2016 sebesar 125 per 100.000 penduduk atau dengan kinerja yang perlu ditempuh sebesar 0,8%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.27. Tabel 2.27 dan Angka Penemuan Kasus Baru TB/CNR Kota Surakarta Angka Penemuan Kasus Baru TB/CNR (per 114 102 121,4 105,6 126 125 0,8 100.000 penduduk) Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta 13) Proporsi Kasus Tuberculosis yang Disembuhkan Melalui DOTS Proporsi kasus tuberculosis yang disembuhkan melalui DOTS Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 94% terhadap target tahun 2016 sebesar 94,61% akan atau perlu hati-hati II - 26

atau dengan kinerja positif sebesar 99,36%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.28. Tabel 2.28 dan Proporsi Kasus Tuberculosis yang Disembuhkan Melalui DOTS Kota Surakarta Proporsi Kasus Tuberculosis yang 96,46 95,35 90,96 84,2 94,0 94,61 99,36 Disembuhkan Melalui DOTS (%) Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta Outcome Angka kematian DBD 14) Angka Kematian DBD angka kematian DBD Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 2,06% terhadap target tahun 2016 sebesar 1% perlu upaya keras atau dengan kinerja yang perlu ditempuh sebesar 106%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.29. Tabel 2.29 dan Angka Kematian DBD Kota Surakarta 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta 1,05 6,67 2,66 1,56 2,06 1 106 Perlu upaya keras 15) Angka Morbiditas angka morbiditas Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 17,35% mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 sebesar 7,27% atau dengan kinerja negatif sebesar 10,08 poin, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.30. Tabel 2.30 dan Angka Morbiditas Kota Surakarta Angka Morbiditas 41,96 16,34 7,93 7,27 17,35 N/A 10,08 negatif (%) Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta II - 27

c. Dimensi Pendidikan 1) Angka Partisipasi Murni (APM) a) APM SD/MI Sederajat APM SD/MI sederajat Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 97,39% akan mencapai target RPJMD tahun 2016 sebesar 97,82% atau dengan kinerja sebesar 99,56%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.31. Tabel 2.31 dan APM SD/MI sederajat Kota Surakarta APM SD/MI 92,75 95,24 96,84 96,95 97,39 97,82 99,56 sederajat (%) Sumber: Dinas Dikpora Kota Surakarta b) APM SMP/MTs Sederajat APM SMP/MTs sederajat Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 86,2% akan mencapai target RPJMD tahun 2016 sebesar 88,5% atau dengan kinerja sebesar 97,40%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.32. Tabel 2.32 dan APM SMP/MTs Sederajat Kota Surakarta APM SMP/MTs 70,45 82,03 87,92 83,9 86,2 88,5 97,40 sederajat (%) Sumber: Dinas Dikpora Kota Surakarta c) APM SMA/MA Sederajat APM SMA/MA sederajat Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 69,94% telah mencapai target tahun 2016 sebesar 69,75%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.33. Tabel 2.33 dan APM SMA/MA Sederajat Kota Surakarta APM SMA/MA 67,17 52,48 60,48 63,87 69,94 69,75 100,27 sederajat (%) Sumber: Dinas Dikpora Kota Surakarta melampaui II - 28

2) Angka Partisipasi Kasar (APK) a) APK SD/MI Sederajat APK SD/MI sederajat Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 108,25% telah mencapai target RPJMD tahun 2016 sebesar 105%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.34. Tabel 2.34 dan APK SD/MI Sederajat Kota Surakarta APK SD/MI sederajat 99,49 107,97 104,02 105,47 108,25 105 103,1 (%) Sumber: Dinas Dikpora Kota Surakarta b) APK SMP/MTs Sederajat melampaui APK SMP/MTs sederajat Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 96,95% akan mencapai target RPJMD tahun 2016 sebesar 99,98% atau dengan kinerja sebesar 96,97%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.35. Tabel 2.35 dan APK SMP/MTs Sederajat Kota Surakarta APK SMP/MTs 91,45 98,82 95,25 93,31 96,95 99,98 96,97 sederajat (%) Sumber: Dinas Dikpora Kota Surakarta c) APK SMA/MA Sederajat APK SMA/MA sederajat Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 74,67% akan mencapai target tahun 2016 sebesar 82,08% atau dengan kinerja sebesar 90,97%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.36. Tabel 2.36 dan APK SMA/MA Sederajat Kota Surakarta APK SMA/MA 90,77 65,4 65,1 71,25 74,67 82,08 90,97 sederajat (%) Sumber: Dinas Dikpora Kota Surakarta II - 29

3) Angka Putus Sekolah (APtS) a) SD/MI Sederajat APtS SD/MI sederajat Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 0,03% telah mencapai target tahun 2016 sebesar 0,03%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.37. Tabel 2.37 dan APtS SD/MI Sederajat Kota Surakarta APtS SD/MI 0 0 0 0 0,03 0,03 0 sederajat (%) Sumber: Dinas Dikpora Kota Surakarta melampaui b) SMP/MTs Sederajat APtS SMP/MTs sederajat Kota Surakarta tahun 2015 mencapai sebesar 0,33% akan mencapai target tahun 2016 sebesar 0.22% (kinerja yang perlu ditempuh sebesar 50%), secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.38. Tabel 2.38 dan APtS SMP/MTs Sederajat Kota Surakarta APtS SMP/MTs 3,04 0 0 0 0,33 0,22 50 sederajat (%) Sumber: Dinas Dikpora Kota Surakarta c) SMA/MA Sederajat APtS SMA/MA sederajat Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 0,17% akan mencapai target tahun 2016 sebesar 0,15% (kinerja yang perlu ditempuh 13,33%), secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.39. Tabel 2.39 dan APtS SMA/MA Sederajat Kota Surakarta APtS SMA/MA 2,54 1,83 1,86 2,44 0,17 0,15 13,33 sederajat (%) Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta II - 30

4) Angka Kelulusan (AK) a) SD/MI Sederajat AK SD/MI sederajat Kota Surakarta tahun 2015 sudah mencapai sebesar 100% sesuai dengan tujuan pembangunan daerah, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.40. Tabel 2.40 dan AK SD/MI sederajat Kota Surakarta AK SD/MI 99,08 100 97,63 100 100 100 100 sederajat (%) Sumber: Dinas Dikpora Kota Surakarta b) SMP/MTs Sederajat melampaui AK SMP/MTs sederajat Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 100% telah mencapai target RPJMD tahun 2016 sebesar 100%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.41. Tabel 2.41 dan AK SMP/MTs sederajat Kota Surakarta AK SMP/MTs 89,17 89,59 86,44 89,46 100 100 100 sederajat (%) Sumber: Dinas Dikpora Kota Surakarta c) SMA/MA Sederajat melampaui AK SMA/MA sederajat Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 99,8% akan mencapai target tahun 2016 sebesar 99,85% atau dengan kinerja sebesar 99,95%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.42. Tabel 2.42 dan AK SMA/MA sederajat Kota Surakarta AK SMA/MA 80,41 96,78 97,84 92,18 99,8 99,85 99,95 sederajat (%) Sumber: Dinas Dikpora Kota Surakarta 5) Angka Melek Huruf Angka Melek Huruf Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 97,81% akan mencapai target tahun 2016 sebesar 98% II - 31

atau dengan kinerja sebesar 99,81%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.43. Tabel 2.43 dan Angka Melek Huruf Kota Surakarta Outcome 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Angka Melek Huruf 96,71 96,87 96,87 97,62 97,81 98 99,81 (%) Sumber: Dinas Dikpora Kota Surakarta 6) Rata-Rata Lama Sekolah Rata-Rata Lama Sekolah Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 10,36 tahun akan mencapai target tahun 2016 sebesar 10,47 tahun atau dengan kinerja sebesar 98,95%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.44. Tabel 2.44 dan Rata-Rata Lama Sekolah Kota Surakarta Rata-Rata Lama 10,05 10,11 10,25 10,33 10,36 10,47 98,95 Sekolah (Tahun) Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta 7) Rasio APM Perempuan Terhadap Laki-Laki a) SD/MI Sederajat Rasio APM SD/MI sederajat perempuan terhadap laki-laki Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 97,39% akan mencapai target tahun 2016 sebesar 97,82% atau dengan kinerja sebesar 99,56%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.45. Tabel 2.45 dan Rasio APM SD/MI sederajat Perempuan terhadap Laki-laki Kota Surakarta Rasio APM SD/MI sederajat Perempuan terhadap Laki-Laki 92,75 95,24 96,95 96,95 97,39 97,82 99,56 Sumber: Dinas Dikpora Kota Surakarta II - 32

b) SMP/MTs Sederajat Rasio APM SMP/MTs sederajat perempuan terhadap lakilaki Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 86,20% akan mencapai target tahun 2016 sebesar 88,50% atau dengan kinerja sebesar 97,40%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.46. Tabel 2.46 dan Rasio APM SMP/MTs Sederajat Perempuan terhadap Laki-laki Kota Surakarta Rasio APM SMP/MTs sederajat Perempuan terhadap Laki-Laki 70,45 82,03 77,92 83,9 86,20 88,50 97,40 Sumber: Dinas Dikpora Kota Surakarta c) SMA/MA Sederajat Rasio APM SMA/MA sederajat perempuan terhadap laki-laki Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 69,94% telah mencapai target tahun 2016 sebesar 69,75%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.47. Tabel 2.47 dan Rasio APM SMA/MA sederajat Perempuan terhadap Laki-laki Kota Surakarta Rasio APM SMA/MA sederajat Perempuan terhadap Laki- Laki (%) 67,17 52,48 60,48 63,87 69,94 69,75 100,27 Sumber: Dinas Dikpora Kota Surakarta melampaui d. Dimensi Infrastruktur Dasar 1) Proporsi Rumah Tangga Dengan Sanitasi Layak Proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 97,5% akan mencapai target tahun 2016 sebesar 98% atau dengan kinerja sebesar 99,49%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.48. II - 33

Tabel 2.48 dan Proporsi Rumah Tangga dengan Sanitasi Layak Kota Surakarta Proporsi Rumah Tangga dengan Sanitasi Layak 80 85 87 97 97,5 98 99,49 (%) Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta 2) Cakupan Rumah Tangga Pengguna Air Minum PDAM Cakupan rumah tangga pengguna air minum PDAM Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 81,41% telah mencapai target tahun 2016 sebesar 79,86%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.49. Tabel 2.49 dan Cakupan Rumah Tangga Pengguna Air Minum PDAM Kota Surakarta Cakupan rumah tangga pengguna air minum PDAM (%) 77,23 78,44 79,65 80,84 81,41 79,86 101,94 Sumber: PDAM Kota Surakarta melampaui 3) Proporsi Rumah Tangga dengan Akses Listrik proporsi rumah tangga dengan akses listrik Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 99,91% akan mencapai target tahun 2016 sebesar 99,93% atau dengan kinerja sebesar 99,98%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.50. Tabel 2.50 dan Proporsi Rumah Tangga dengan Akses Listrik Kota Surakarta Proporsi Rumah Tangga dengan Akses 99,84 99,84 99,69 99,85 99,91 99,93 99,98 Listrik (%) Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta II - 34

e. Dimensi Ketahanan Pangan 1) Produksi Beras Produksi beras di Kota Surakarta pada tahun 2015 mencapai 826.800 kg akan mencapai target tahun 2016 sebesar 838.800 kg atau dengan kinerja sebesar 98,57%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.51. Tabel 2.51 dan Produksi Beras Kota Surakarta Produksi Beras 439.200 822.000 762.600 573.600 826.800 838.800 98,57 (kg) Sumber: Dinas Pertanian Kota Surakarta 2) Kebutuhan dan Ketersediaan Bahan Pangan Pokok Strategis Perkembangan kebutuhan dan ketersediaan bahan pangan pokok strategis di Kota Surakarta pada tahun 2015 dibandingkan target tahun 2016, komoditas dengan kinerja negatif, yaitu gula pasir dan cabe merah besar, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.52. Tabel 2.52 dan Kebutuhan dan Ketersediaan Bahan Pangan Pokok Strategis Kota Surakarta Outcome 2011 2012 2013 2014 2015 2016 1) Beras C4 117,16 121,44 176,91 167,80 188,4 142,77 131.96 2) Kedelai 104,07 107,19 103,40 4.845,17 13.964,76 17.709,64 78.85 3) Terigu 109,34 114,81 135,26 3.550,11 965,76 500,37 193.01 4) Gula Pasir 106,05 106,72 109,07 451,26 259,82 822,99 31.57 5) Daging Sapi 6) Daging Ayam 187,43 145,17 95,82 925,92 2.615,13 2.480,86 105.41 185,43 112,71 116,05 163,95 183,05 167,25 109.45 7) Susu 104,26 124,30 103,04 260,36 311,20 249,90 124.53 8) Telur 136,77 137,32 107,92 174,07 570,94 461,16 123.81 9) Minyak Goreng 119,85 136,97 104,72 145,20 149,95 137,36 109.17 10) Ubi 104,93 106,80 103,84 104,72 117,58 107,38 109.50 11) Bawang Putih 126,71 118,60 120,27 358,44 1.244,17 762,23 163.23 Melampaui Tercapai Melampaui Perlu Upaya Keras Melampaui Melampaui Melampaui Melampaui Melampaui Melampaui Melampaui II - 35

12) Bawang Merah 126,44 137,87 104,90 286,76 815,17 775,75 105.08 13) Cabe Merah 105,75 114,04 101,46 1.034,49 1.907,58 2.708,55 70.43 Besar Sumber: Kantor Ketahanan Pangan Kota Surakarta Melampaui Perlu Upaya Keras 3) Harga Bahan Kebutuhan Pokok Utama Harga bahan kebutuhan pokok utama di Kota Surakarta pada tahun 2015 dibandingkan target tahun 2016, seluruh komoditas (11 komoditas) dengan kinerja positif, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.53. Tabel 2.53 dan Harga Bahan Kebutuhan Pokok Utama Kota Surakarta Outcome 1) Beras C4 Super 2) Beras C4 Biasa 2011 2012 2013 2014 2015 2016 7.941 8.754 8.200 9.200 9.880 10.000 98.80 Tercapai 7.209 7.819 8.000 9.200 9.881 Positif 3) Kedelai 8.757 7.500 7.500 7.500 7.500 10.000 75.00 Tercapai 4) Cabe Merah Biasa 15.318 17.000 15.000 18.000 20.000 38.000 52.63 Perlu Upaya Keras 5) Bawang Merah 14.783 18.000 17.000 15.000 25.000 30.000 83.33 Tercapai 6) Gula Pasir 9.891 10.500 10.500 11.000 11.000 14.000 78.57 Tercapai 7) Minyak Goreng 10.110 12.763 10.500 10.500 10.000 12.000 83.33 Tercapai 8) Tepung Terigu 7.024 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 100.00 Melampaui 9) Daging Sapi 60.070 95.000 95.000 95.000 95.000 95.000 100.00 Melampaui 10) Daging Ayam 21.578 63.150 30.000 28.000 30.000 28.000 107.14 Melampaui 11) Telur Ayam Ras 13.257 24.179 30.000 17.000 17.500 17.500 100.00 Melampaui Sumber: Kantor Ketahanan Pangan Kota Surakarta 3. Ringkasan Kondisi Kemiskinan Multidimensi Berdasarkan hasil capaian dan target yang teruang didalam dokumen RPJMD Kota Surakarta Tahun 2010-2015 serta capaian tahun terakhir dibandingkan tahun sebelumnya dari kondisi kemiskinan konsumsi maupun non konsumsi, dari 48 indikator terdapat sebesar 8,34% perlu upaya keras/negatif (4 indikator), 52,08% akan /hati-hati (25 indikator) dan II - 36

39,58% /melampuai/positif (19 indikator), secara rinci ringkasan progress kondisi kemiskinan multidimensi Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel 2.54. Tabel 2.54 Ringkasan Progress Kondisi Kemiskinan Multidimensi Kota Surakarta No. Kategori Progress Rincian 1. Perlu upaya keras/negatif (1) Angka Kematian DBD (2) Angka Morbiditas (3) Perkembangan kebutuhan dan ketersediaan bahan pangan pokok strategis komoditas gula pasir dan cabe merah besar. (4) Harga bahan kebutuhan pokok utama komoditas cabe merah biasa. 2. (1) Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri dan Pekerja Bebas Keluarga Terhadap Total Kesempatan Kerja (2) Angka Kematian Bayi (AKB) (3) Angka Kematian Balita (AKBA) (4) Prevalensi Balita Gizi Kurang (5) Proporsi Anak Berusia 1 Tahun Diimunisasi Campak (6) Cakupan Pelayanan Antenatal (K4) (7) Angka Pemakaian Kontrasepsi/ Contraceptive Prevalence Rate (CPR) pada Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun (8) Angka Penemuan Kasus Baru TB/CNR (9) Proporsi Kasus Tuberculosis yang Disembuhkan Melalui DOTS (10) APM SD/MI sederajat (11) APM SMP/MTs Sederajat (12) APK SMP/MTs Sederajat (13) APK SMA/MA Sederajat (14) APtS SMP/MTs Sederajat II - 37