BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan roman pendek Nemoe Karma karya I Wayan Gobiah yang

dokumen-dokumen yang mirip
ASPEK-ASPEK SOSIAL CERPEN MAGIBUNG, PARAS PAROS, DAN CERPEN SARWAGITA DALAM KUMPULAN CERPEN SAWELAS SATUA BAWAK BASA BALI KARYA I NENGAH SUDIPA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tersebut, selain untuk menghibur, juga untuk menyampaikan pesan

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Bali Purwa (tradisional) dan Kesusastraan Bali Anyar (modern)

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang

BAB I PENDAHULUAN. sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 234 / HK / 2016 TENTANG

GEGURITAN SUMAGUNA ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI OLEH PUTU WIRA SETYABUDI NIM

BAB I PENDAHULUAN. kesusastraan Bali adalah salah satu bagian dari karya sastra yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan akar dari kebudayaan nasional. Keberadaan karya sastra dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak dapat dipahami secara lengkap apabila dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. sistem konvensi sastra tertentu yang cukup ketat. Geguritan dibentuk oleh pupuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan karya sastra digunakan sebagai alat perekam. Hal yang direkam berupa

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Keywords : collection, short story, social problem, stucture. karena saat itu Balai Pustaka menerbitkan novel Nemoe Karma karya I Wayan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. penelitian (Putra, 2010: 10). Novel Sentana Cucu Marep karya I Made Sugianto yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

TEKS DRAMA GONG I MADE SUBANDAR HASTA KOMALA ANALISIS BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. (tradisional) yang banyak ditemukan dalam masyarakat Bali. Satua atau dongeng

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB I PENDAHULUAN. budaya-akademis. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

BAB I PENDAHULUAN. tidak lain sebagai alat menanamkan nilai-nilai atau moral dan budi pekerti, agar

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

DAFTAR ISI ABSTRAK... UCAPAN TERIMA KASIH.. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL..

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR SURAT KETERANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I LATAR BELAKANG, MASALAH, TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN. Drama Bali modern merupakan salah satu genre Kesusastraan Bali Anyar.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. sastra sebagai milik bersama yang mencerminkan kedekatan antara karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Oleh: Samino Sangadji, Sularmi, Yulianti

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

dihormati dan bahkan disucikan (kalau sudah mediksa) yang menjadi pemuput

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

ABSTRAK GEGURITAN MASAN RODI ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra yang tercipta merupakan hasil dari proses kreativitas pengarang. Pengarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pengarang untuk memperkenalkan kebudayaan suatu daerah tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu bidang kajian pembelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA TOKOH-TOKOH NOVEL BIOLA PASIR DARI MASA LALU KARYA D.K. SUMIRTA NI KOMANG DEWI ANGGRAENI

Tatkala pertama kali terbit tahun 2000, buku Tonggak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa,

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah bagi siswa. intelektual, emosional maupun budi pekerti.

BAB I PENDAHULUAN. tertulis dapat dilihat dari kemampuan menulisnya. manusia yang lengkap yang di dalamnya memiliki situasi dan konteks.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan hasil sastra yang berupa puisi, prosa, maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

TESIS PENINGKATAN PEMAHAMAN AFIKS PADA KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN METODE INTENSIF PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIIA SMP PGRI 7 DENPASAR

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

SINDROM STOCKHOLM TOKOH CERITA DALAM ROMAN ANAK PERAWAN DI SARANG PENYAMUN: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA TAUFIK AKHSAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan karya sastra di Bali, masyarakat tidak segan-segan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. atau kaidah kebahasaan. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemunculan roman pendek Nemoe Karma karya I Wayan Gobiah yang diterbitkan oleh Balai Poestaka tahun 1931 selalu disebut-sebut sebagai masa awal lahirnya sastra Bali modern. Pendapat ini pertama kali disampaikan oleh Bagus pada akhir tahun 1960-an, yang kemudian dibantah oleh Putra yang menyatakan bahwa sampai sekarang belum pernah muncul usaha untuk menelusuri bagaimanakah keberadaan sastra Bali modern sebelum Nemoe Karma (2010:2) Perkembangan sastra Bali modern sampai saat ini telah menghasilkan cerpencerpen berbahasa Bali yang diciptakan oleh para pengawi-pengawi Bali, di antaranya cerpen Togog karya I Nyoman Manda, cerpen Kampih Di Kasisik karya Djelantik Santha, cerpen Tukang Gambar karya I Made Sanggra, cerpen Toh karya Agung Wiyat S. Ardhi, Kumpulan Cerpen Sawelas Satua Bawak Basa Bali karya I Nengah Sudipa. Salah satu pengarang yang baru memulai tulisannya di bidang sastra adalah I Nengah Sudipa, yang baru saja menghasilkan karya sastra berupa Kumpulan Cerpen Sawelas Satua Bawak Basa Bali. Karya ini merupakan kumpulan cerpen pertama yang berupa buku, diterbitkan pada tahun 2013 oleh Pustaka Ekspresi, Tabanan. Di dalam kumpulan cerpen Sawelas Satua Bawak Basa Bali ini terdapat sebelas judul cerpen, yaitu Ngempu, Magibung, Pikobet, Wicaksana, Paras Paros, Éling, Degdeg, Sarwagita, Réuni, Landep, dan Wayah. Di antara kesebelas judul cerpen tersebut 1

penulis hanya menganalisis tiga judul cerpen, yaitu cerpen Magibung, cerpen Paras Paros dan cerpen Sarwagita. Berdasarkan pengamatan penulis mengkaji ketiga cerpen tersebut karena aspek sosial yang ada di dalam ketiga cerpen tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, dan dari segi isinya ketiga cerpen tersebut juga sama-sama mempunyai aspek sosial yang realita dalam kehidupan nyata umat manusia sehari-hari. I Nengah Sudipa adalah Dosen Sastra Inggris Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana. Beliau tertarik menulis cerpen berbahasa Bali, walaupun ia adalah Dosen Sastra Inggris. Ketertarikan beliau menulis sudah ada waktu beliau masih duduk di Sekolah Menengah Pertama, dan setelah selesai menjabat Pembantu Dekan II di Fakultas Sastra, barulah ia mempunyai waktu lebih untuk menulis. Cerpen I Nengah Sudipa pertama kalinya diterbitkan oleh Bali Orti, dan akhirnya beliau menerbitkan kumpulan cerpen Sawelas Satua Bawak Basa Bali yang diterbitkan oleh Pustaka Ekspresi. Dari hasil wawancara, I Nengah Sudipa menulis cerpen berbahasa Bali karena ingin melestarikan bahasa Bali dan untuk menyampaikan pesan moral yang ada dalam cerpen tersebut. Cerpen Magibung menceritakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat dari Kabupaten Karangasem ketika ada upacara agama. Dahulu, dalam satu kelompok magibung beranggotakan delapan orang, tetapi sekarang karena kebanyakan orang berbadan besar, hanya bisa enam atau tujuh orang. Gibungan itu berisi nasi, daging babi, sate lilit isi, sate lilit nyuh, pésan, sate tusuk muluk, dan balung lablab. Ada yang namanya gibungan suci, yaitu khusus untuk orang yang tidak memakan daging 2

babi. Gibungan suci itu berisi daging kambing atau daging sapi. Di dalam Magibung, semua peserta duduk bersama tidak mengenal perbedaan kasta ataupun pekerjaan, seperti Anak agung, Ida Ayu, petani, manager, pedagang mereka duduk menjadi satu dalam satu gibungan. Cerpen Paras Paros menceritakan mahasiswa yang bernama Luh Desy yang sedang menuntut ilmu di Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Udayana. Luh Desy menjadi moderator di acara seminar yang diadakan di kampusnya, dan dapat menjalankan tugas dengan baik, serta acara bisa berjalan lancar. Setelah acara seminar selesai, Luh Desy merasa masih ada yang mengganjal di dalam hatinya, terutama tentang kata-kata take and give dan give and receive yang kemudian memberanikan diri untuk menanyakan hal tersebut kepada dosennya yaitu Pak Wayan Tresna dan Ibu Asih. Pertanyaan yang mengganjal pun akhirnya telah dijawab oleh kedua dosen tersebut. Cerpen Sarwagita menceritakan I Putu yang memulai kuliahnya dengan menaiki bus besar yang berwarna biru bergambar laki-laki memakai udeng dan berisi tulisan Bali Clean-Green menuju kampus Bukit. Sesampainya di dalam bus, I Putu bertemu temannya yang bernama Ayu. Mereka duduk berdekatan dan sambil bercerita tentang kegiatan yang dilakukan pada saat liburan. Sedang asyiknya bercerita, tiba-tiba bus berhenti karena akan ada penumpang yang naik. Penumpang tersebut sudah terlihat sangat tua, dan ternyata penumpang tersebut adalah dosennya I Putu. Karena dilihatnya tempat duduk di dalam bus tersebut penuh, dengan rela hati I Putu memberikan tempat duduknya untuk dosennya tersebut. Sambil berdiri di dalam 3

bus, I Putu bisa melihat rumah yang berderetan, aktivitas orang-orang di jalan. Lagilagi bus tersebut berhenti, dan ternyata naik penumpang yang sedang hamil tua. Ayu, temannya I Putu juga dengan rela memberikan tempat duduknya untuk ibu hamil tersebut. I Putu dan Ayu akhirnya berdiri di dalam bus sambil bercerita-cerita, dan tak terasa halte di Kampus Bukit sudah terlihat, itu tandanya mereka berdua akan turun karena sudah sampai di tempat tujuan. Judul kajian aspek-aspek sosial menunjukkan adanya realitas sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat berupa nilai-nilai kebersamaan dan tata nilai kehidupan sosial lainnya. Permasalahan sosial yang sering diungkapkan dalam masyarakat sangat berhubungan dengan cerpen sehingga kajian sosiologi sangat relevan untuk menggali aspek-aspek sosial dalam cerita. Aspek sosial masyarakat adalah interaksi yang terjadi antara manusia dengan keadaan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan kenyataan tersebut, dalam penelitian ini digunakan pendekatan sosiologi sastra yang pendekatannya dimulai dari teks sastra untuk mengungkapkan faktor-faktor sosial yang ada di dalamnya. Pendekatan ini mengutamakan teks sastra sebagai fenomena utama. Jadi analisis sosiologi dalam penelitian ini adalah analisis aspek-aspek sosial dalam teks dan kaitannya dengan kenyataan-kenyataan di luar karya sastra itu sendiri. 4

1.2 Rumusan Masalah Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai masalah-masalah yang dianalisis, maka penulis jabarkan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah struktur yang terdapat pada tiga cerpen dalam Kumpulan Cerpen Sawelas Satua Bawak Basa Bali? 2. Aspek-aspek sosial apa sajakah yang terkandung dalam tiga cerpen dalam kumpulan cerpen Sawelas Satua Bawak Basa Bali? 1.3 Tujuan Penelitian Segala bentuk penelitian pastilah memiliki tujuan yang diinginkan. Untuk itu setiap penelitian hendaknya merumuskan dengan jelas tujuan yang hendak dicapai dalam penelitiannya. Adapun tujuan dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu: 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan ilmu sastra. Di samping itu juga dapat menambah pengetahuan terhadap khasanah karya sastra Bali modern yang berupa cerpen, serta meningkatkan apresiasi masyarakat Bali terhadap karya-karya sastra Bali modern khususnya cerpen yang nantinya mendapatkan tempat dalam kehidupan masyarakat. 5

1.3.2 Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta mengungkapkan struktur yang membangun tiga cerpen dalam kumpulan cerpen Sawelas Satua Bawak Basa Bali, seperti insiden, alur, tokoh dan penokohan latar, tema dan amanat. Melalui penelitian ini juga dapat memahami lebih mendalam aspek-aspek sosial yang terkandung pada tiga cerpen dalam kumpulan cerpen Sawelas Satua Bawak Basa Bali. 1.4 Manfaat Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian, pastilah ada manfaatnya. Begitu pula dalam penelitian tiga cerpen dalam kumpulan cerpen Sawelas Satua Bawak Basa Bali. Manfaatnya adalah memberikan informasi dan pengetahuan tentang struktur yang membangunnya serta mengetahui aspek-aspek sosial yang terkandung di dalamnya. Selain itu baik bagi penulis sendiri maupun bagi masyarakat lebih mengenal keberadaan karya sastra Bali modern. 1.4.1 Manfaat Teoretis Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pengembangan ilmu sastra, khususnya dalam bidang genre cerpen, lebih-lebih dalam bidang penerapan teori sastra untuk kajian ilmiah khususnya teori struktural dan pendekatan sosiologi sastra. Teori struktural dan pendekatan sosiologi perlu dikembangkan lagi karena mempunyai kemampuan besar untuk menganalisis ataupun 6

mengkritik karya sastra yang hadir dari masyarakat, sehingga makna karya sastra dapat dicapai dengan maksimal. Dengan demikian, teori dan pendekatan ini memungkinkan pemahaman karya sastra dengan dalam. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengetahui, memahami dan menerapkan dengan tepat aspek-aspek sosial yang terkandung dalam cerpen ini, dan tanpa melewati satuansatuan struktur yang membangunnya. Dalam penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti tidak melupakan sastra Bali modern khususnya cerpen, karena cerpen juga hasil karangan dari pengarang Bali. 7