ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian ibu merupakan permasalahan global. Tingginya angka kematian ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian ibu masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, hal ini

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Derajat kesehatan penduduk merupakan salah satu indikator kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Plasenta previa adalah plasenta yang menutupi ostium uteri internum baik

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA CORRELATION OF PARITY WITH THE INCIDENCE OF PLACENTA PREVIA

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DI RSUD ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

PENDAHULUAN. Sebagian besar kasus kematian ibu di dunia terjadi di negara- negara. bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Berdasarkan Survei

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsi Di Ruang Bersalin BLU-RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013

DETERMINAN PENYEBAB PERDARAHAN ANTEPARTUM SEBAGAI PENYEBAB KEMATIAN IBU DI RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Abstrak. Kata kunci: plasenta previa, faktor risiko, ibu hamil

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD Dr.H.Moch.ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kewajiban negara dalam upaya pemenuhannya. Kesehatan juga

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KASUS PERSALINAN DI UGD RSUP Dr. KARIADI VINA EKA WULANDARI G2A PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

setiap tahun satu tiap 4 menit. Pendahuluan Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perdarahan postpartum merupakan kunci bagi kesehatan

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB I PENDAHULUAN. pertama sebagai penyebab kematian maternal. 2. Pendarahan obstetri secara umum dibagi menjadi perdarahan antepartum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam Medik RSUP dr. Kariadi

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. yaitu meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain dengan

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

Hubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Retensio Plasenta Eufrasia Zau, Endang BS Akbid Griya Husada Surabaya

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU DENGAN RIWAYAT SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2007 dan 2008 NASKAH PUBLIKASI

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN UMUR, PARITAS DAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah descriptive correlative research, atau

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

Nunung Nurjanah Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

ANALISIS HUBUNGAN PLASENTA PREVIA TERHADAP LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DAN KOTA PALANGKA RAYA

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan

BAB III METODE PENELITIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, terlihat

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

Hubungan Antara Anemia pada Ibu Hamil dan Kejadian Persalinan Preterm di RSUP M. Djamil Padang Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan suatu program yang

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan bahwa kelahiran caesar darurat menyebabkan risiko kematian

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. seorang wanita yang melahirkan bayi yang dapat hidup pada setiap

HUBUNGAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI BPS SARWO ENDAH KADIPATEN, ANDONG, BOYOLALI JANUARI APRIL TAHUN 2011.

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. kematian maternal (maternal mortality). Menurut World Health

Volume 4, Nomor 4, Oktober 2015 Online : Tinjung Jatiningrum, Putri Sekar Wiyati, Noor Wijayahadi

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN SEBAB PLASENTA PREVIA DI RSUD SUNGAILIAT BANGKA

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETUS DI RSB UMMI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia lebih atau sama dengan 35 tahun. Kelompok usia ini sudah tidak

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA POST KURETASE DENGAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETE DI RUMAH SAKIT PALANG BIRU KUTOARJO

Rendah. Veronica Magdalena Pinontoan 1, Sandra G.J Tombokan 2, 1. RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan yang Aman atau Making Pregnancy Safer (MPS) pada tanggal 12

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Perlengketan Plasenta (Retensio Placenta)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD WATES KULON PROGO

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No 1 - Januari 2017

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN I.1

HUBUNGAN RIWAYAT SECTIO CAESAREA DENGAN VBAC (VAGINAL BIRTH AFTER CAESAREA) DI RSUD ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2012.

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN KEHAMILAN GANDA DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012-2013 Hendrick Kurniawan 1, Meutia Maulina 2 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh 2 Dosen Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh dr.meuthya24@gmail.com ABSTRAK Plasenta previamerupakan penyebab utama perdarahan antepartum dan berpotensi mengancam hidup ibu dan janin. Plasenta previa lebih banyak terjadi pada kehamilan dengan paritas tinggi dan pada usia lanjut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara usia ibu dan paritas dengan kejadian plasenta previa di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2012-2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari status rekam medik ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2012-2013.Metode penelitian yang digunakan bersifat studi analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 100 subjek yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan 40% subjekmengalami plasenta previa, % subjek berusia 30 tahun, dan % subjek memiliki paritas 3. Analisis statistik dengan uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan antara usia ibu dan plasenta previa dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05), OR =5,182(OR>1).Hasil uji chi-square juga menunjukkan terdapat hubungan antara paritas dan plasenta previa dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05), OR =7,000(OR>1). Kesimpulan penelitian ini adalah usia ibu dan paritas berhubungan dengan kejadian plasenta previa. Kata Kunci: Usia Ibu, Paritas,. PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu (AKI) juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs).Secara lebih spesifik pada tujuan kelima dari MDG s tahun 2015, yaitu meningkatkan kesehatan ibu dengan target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai 3/4 risiko jumlah kematian ibu (Bappenas, 2012). World Health Organization (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin, artinya dalam setiap menit terdapat 1 perempuan yang meninggal. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, rata-rata AKI mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu kelahiran hidup. Penyebab terpenting kematian maternal di Indonesia adalah perdarahan (40 60%), infeksi (20 30%) dan keracunan kehamilan (20 30%), sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain yang memburuk saat kehamilan atau persalinan. Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya berkisar 3% dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta dan perdarahan yang belum jelas sumbernya. Perdarahan obstetrik yang terjadi pada kehamilan trimester ketiga dan yang terjadi setelah bayi atau plasenta lahir pada umumnya adalah perdarahan yang berat, dan jika tidak mendapat penanganan yang cepat bisa mendatangkan syok yang fatal. Salah satu penyebabnya adalah plasenta previa. Plasenta previa merupakan penyebab utama perdarahan antepartum dan berpotensi mengancam hidup ibu dan janin. Angka kejadian plasenta previa adalah 0,4-0,6%dari keseluruhan persalinan. Mortalitas plasenta previa sebesar 50 per 1000 kelahiran hidup bila dilakukan penatalaksanaan yang baik. Plasenta previa lebih banyak terjadi pada kehamilan dengan paritas tinggi dan pada usia di atas 30 tahun, juga lebih sering terjadi pada kehamilan ganda daripada kehamilan tunggal. Insidennya pada beberapa Rumah Sakit Lentera Vol. 15. No. 13. Juni 2015 16

Umum Pemerintah, dilaporkan berkisar 1,7% sampai dengan 2,9%. Insiden plasenta previa lebih rendah di negara maju, yaitu kurang dari 1%. Insiden plasenta previa terjadi lebih tinggi pada wanita dengan usia lanjut, kehamilan multipel, paritas tinggi, ibu yang merokok atau menggunakan obat terlarang. Risiko plasenta previa juga dilaporkan lebih tinggi di antara perempuan dengan operasi uterus sebelumnya, termasuk sectio caesarea.plasenta previa meningkatkan risiko kematian ibu dan kematian bayi dan morbiditas akibat perdarahan masif. Menurut SDKI (2012), rata-rata keluarga yang telah memiliki 3 orang anak mempunyai keinginan untuk menambah anaknya lagi sebesar 3,5% dari 6.173 ibu yang ingin memiliki anak segera dalam jangka waktu 2 tahun. Rata-rata keluarga yang telah memiliki 3 orang anak memiliki keinginan untuk menambah anaknya dalam jangka waktu 2 tahun atau lebih sekitar 7,7% dari 6.173.Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 melaporkan terjadi peningkatan jumlah wanita yang belum menikah pada usia di atas 27 tahun pada tahun 2007 2010, dengan presentase sebesar 2,7% pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 19,8% pada tahun 2010. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2007, terdapat 4.726 kasus plasenta previa yang di dapati 40 orang ibu meninggal akibat plasenta previa. Penelitian Abdat (2010) di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta menyimpulkan bahwa 80 orang yang mengalami plasenta previa paling banyak dialami oleh multipara dan pada usia antara 30-35 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa risiko terjadinya plasenta previa meningkat seiring dengan meningkatnya usia ibu dan paritas. Data dari Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara menunjukkan adanya 57 kasus plasenta previa dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013, yaitu 39 kasus pada tahun 2012 dan 18 kasus pada tahun 2013. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara usia ibu dan paritas dengan kejadian plasenta previa di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2012-2013. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis studi analitik dengan desain cross sectional.penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara pada bulan Oktober sampai November2014. Kerangka Konsep Secara garis besar kerangka konsep penelitian ini sebagai berikut: Variabel Bebas Variabel Terikat Usia Ibu Paritas Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian Variabel terikat pada penelitian ini adalah plasenta previa, sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah usia ibu dan paritas. Definisi Operasional Variabel Plasenta previa yaitu plasenta yang terletak menutupi atau dekat dengan ostium uteri internum. Penentuan plasenta previa berdasarkan diagnosis dokter yang tercatat pada rekam medik. Skala nominal. Usia ibu yaitulamanya seorang ibu mengalami kehidupan sejak lahir sampai saat ini yang tercatat pada rekam medik. Skala nominal, yaitu usia ibu <30 tahun dan 30 tahun. Paritas adalah jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran bayi atau bayi telah mencapai titik mampu bertahan hidup yang tercatat pada rekam medik. Skala nominal, yaitu paritas < 3 dan paritas 3. Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari data rekam medik yaitu diagnosis plasenta previa, usia ibu dan jumlah paritas. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkandi Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Lentera Vol. 15. No. 13. Juni 2015 17

tahun 2012 2013 yang berjumlah 2870 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan carapurposive sampling. Perhitungan sampel menggunakan rumus Lameshow sebagai berikut: Z 2 1 2 p(1 p )N n = d 2 N 1 + Z 2 1 2 p(1 p ) Keterangan : n = jumlah sampel keseluruhan statistik Z : Z 2 1-α/2 (Z=1,96 2 untuk α = 0,05) p = perkiraan proporsi (prevalensi) variabel dependen dari populasi (0.5) N = besar populasi d = limit dari error/presisi absolut (0,1) Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 100 subjek penelitian. Teknik pengambilan sampel menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi berupa ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2012 2013 yang memiliki rekam medis lengkap. Kriteria eksklusi berupa ibu yang mengalami kehamilan multipel dan ibu yang memiliki riwayat sectio caesarea, kuretase dan riwayat operasi pada uterus. Analisis Data Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan distribusi subjek penelitian berdasarkan usia ibu, paritas dan kejadian plasenta previa. Analisis bivariat digunakan untuk menguji hubungan antara masingmasing variabel bebas yaitu paritas dan usia ibu dengan variabel terikat yaitu plasenta previa. Uji statistik yang digunakan dalam analisis ini adalah uji chi-square dengan tingkat kemaknaan (α) 0,05. HAS IL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Hasilpenelitiandiperoleh data distribusifrekuensisubjek penelitian sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Kategori Jumlah Persentase (n) (%) Usia Ibu < 30 tahun 30 tahun Paritas < 3 3 Tidak Lentera Vol. 15. No. 13. Juni 2015 18 Ya 60 40 60 40 Sumber: data sekunder, 2014 Tabel 1 menunjukkan bahwa subjek penelitian yang berusia 30 tahun sebanyak %, sedangkanyang berusia < 30 tahun sebanyak %. Subjek penelitian yang memiliki paritas 3 sebanyak %, sedangkan yang memiliki paritas < 3 sebanyak %. Subjek penelitian yang mengalami plasenta previa sebanyak 40%, sedangkan yang tidak mengalami plasenta previa sebanyak 60%. Analisis Bivariat Hubungan usia ibu dengan kejadian plasenta previa Hasil analisis bivariat antara usia ibu dengan kejadian plasenta previa dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Hubungan antara Usia Ibu dengan Kejadian di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2012-2013. Usia ibu Jumlah OR (95% p Tidak Ya CI) value n % n % n % < 30 tahun 38 79,2 10 20,8 100 5,182 30 tahun 22 42,3 30 57,7 100 (2,133-0,001 Jumlah 60 60 40 40 100 100 12,589) Sumber: data sekunder, 2014 Berdasarkan analisis bivariat didapatkan bahwa nilai OddsRatio(OR) sebesar 5,182, artinya ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2012-2013 yang berusia 30 tahun memiliki risiko 5 kali lebih besar untuk mengalami plasenta previa dibandingkan dengan ibu yang melahirkan pada usia < 30 tahun. Hubungan antara usia ibu dengan kejadian plasenta

previa secara statistik bermakn (p = 0,001), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia ibu dengan kejadian plasenta previa di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2012-2013. Hubungan paritas dengan kejadian plasenta previa Hasil analisis bivariat antara paritas dengan kejadian plasenta previa dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hubungan antara Paritas dengan Kejadian di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2012-2013. Jumlah OR (95% p Paritas Tidak Ya CI) value n % n % n % < 3 42 80,8 10 19,2 100 7,000 (2,835-0,001 17,285) 3 18 37,5 30 62,5 100 Jumlah 60 60 40 40 100 100 Sumber: data sekunder, 2014 Berdasarkan analisis bivariat didapatkan bahwa nilai OddsRatio(OR) sebesar 7,000, artinya ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2012-2013 dengan paritas 3 memiliki risiko 7 kali lebih besar untuk mengalami plasenta previa dibandingkan ibu dengan paritas < 3. Hubungan antara paritas dengan kejadian plasenta previa secara statistik bermakn (p = 0,001), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian plasenta previa di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2012-2013. PEMBAHASAN Hubungan antara Usia Ibu dengan Berdasarkan analisis bivariat antara usia ibu dengan kejadian plasenta previa, diperoleh ibu melahirkan yang berusia < 30 tahun yang tidak mengalami plasenta previa sebanyak 38 orang (79,2%) dan ibu melahirkan yang berusia < 30 tahun yang mengalami plasenta previa sebanyak 10 orang (20,8%) serta ibu melahirkan yang berusia 30 tahun yang tidak mengalami plasenta previa sebanyak 22 orang (42,3%) dan ibu melahirkan yang berusia 30 tahun yang mengalami plasenta previa sebanyak 30 orang (57,7%). Sejumlah peneliti juga melaporkan hasil yang sama, yaitu plasenta previa lebih banyak dialami oleh ibu yang melahirkan pada usia 30 tahun. Abdat (2010) melaporkan ibu melahirkan di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta yang berusia 30-35 tahun mengalami plasenta previa sebanyak 66,3%, sedangkanibu melahirkan yang berusia < 30 tahun mengalami plasenta previa sebanyak 33,7 %. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Aryanti di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen, 74% kejadian plasenta previa terjadi pada ibu melahirkan yang berusia 30 tahun dan 26% pada ibu melahirkan yang berusia < 30 tahun. Pada penelitian Darwin di Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang, didapatkan ibu melahirkan yang berusia 30 tahun lebih sering mengalami plasenta previa sebesar 63,81%, sedangkan ibu melahirkan yang berusia < 30 tahun hanya sebesar 36,19%. Pada uji chi-square didapatkan nilai psebesar 0,001 (p < 0,05),artinya terdapat hubungan antara usia ibu dengan kejadian plasenta previa. Usia ibu sangat berpengaruh terhadap terjadinya plasenta previa. Stright (2005) menyatakan bahwa usia ibu yang lanjut merupakan faktor predisposisi terjadinya plasenta previa. Sebanyak 33% kasus plasenta previa dialami oleh ibu yang berusia > 30 tahun. Pada usia 30 tahun sering terjadi sklerosis pembuluh darah arteri kecil dan arteriole miometrium di bagian fundus uteri, menyebabkan aliran darah ke endometrium tidak merata sehingga plasenta tumbuh mencari tempat yg banyak aliran darah yaitu di segmen bawah uterus untuk mendapatkan aliran darah yang adekuat yang akhirnya dapat menyebabkan plasenta previa. Pada penelitian ini didapatkan nilai OR sebesar 5,182. Hal ini menunjukkan bahwa ibu melahirkan yang berusia 30 tahun Lentera Vol. 15. No. 13. Juni 2015 19

memiliki risiko 5 kali lebih besar mengalami plasenta previa. Menurut penelitian yang dilakukan Rambei di RSUP Dr. M. Djamil Padang,semakin tua usia ibu maka kemungkinan untuk mengalami plasenta previa semakin besar. Ibu melahirkan dengan usia > 30 tahun berisiko 2,6kali untuk mengalami plasenta previa.risiko plasenta previa berkembang 3 kali lebih besar pada wanita yang berusia di atas usia 30 tahun dibandingkan pada wanita yang berusia di bawah 20 tahun. Keadaan endometrium pada ibu yang berusia > 30 tahun menjadi kurang subur, sehingga menyebabkan aliran darah ke endometrium tidak merata. Hal ini menyebabkan plasenta tumbuh lebih lebar dengan luas permukaan lebih besar, sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa. Hubungan antara Paritas dengan Berdasarkan analisis bivariat antara paritas dengan kejadian plasenta previa, diperoleh ibu melahirkan dengan paritas < 3 yang tidak mengalami plasenta previa sebanyak 42 orang (80,8%) dan ibu melahirkan dengan paritas < 3 yang mengalami plasenta previa sebanyak 10 orang (19,2%) serta ibu melahirkan dengan paritas 3 yang tidak mengalami plasenta previa sebanyak 18 orang (37,5%) dan ibu melahirkan dengan paritas 3 yang mengalami plasenta previa sebanyak 30 orang (62,5%). Sejumlah peneliti juga melaporkan hasil yang sama, yaitu plasenta previa lebih banyak dialami oleh ibu dengan paritas 3. Abdat (2010) melaporkan 70% kejadian plasenta previa di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakartaterjadi pada ibu dengan paritas 3. Hal ini menunjukkan kejadian plasenta previa meningkat dengan bertambahnya paritas. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Darwin di Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang, kejadian plasenta previa paling banyak terdapat pada ibu melahirkan dengan paritas 3 yaitu sebesar 74,76%, sedangkan ibu melahirkan dengan paritas < 3 hanya sebesar 25,25% (Darwin, 2009). Pada penelitian Wati di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh didapatkan 75% kejadian plasenta previa dialami oleh ibu melahirkan dengan paritas 3. Pada uji chi-squaredidapatkan nilai psebesar 0,001 (p < 0,05),artinya terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian plasenta previa. Paritas sangat berpengaruh terhadap terjadinya plasenta previa. Stright (2005) menyatakan bahwa paritas yang tinggi merupakan faktor predisposisi terjadinya plasenta previa. Sebanyak 80% kasus plasenta previa terjadi pada multiparitas, yaitu ibu yang melahirkan dengan paritas 2-4 kali. Paritas yang tinggi dapat meningkatkan frekuensi perdarahan antepartum, sehingga wanita dengan paritas 3 atau lebih mempunyai risikobesar untuk terjadinya plasenta previa dibandingkan dengan paritas yang lebihrendah. Paritas yang tinggi akan mengakibatkan plasentaprevia semakin besar karena endometrium belum sempat sembuh terutama jikajarak antara kehamilan pendek. Pada penelitin ini didapatkan nilai OR sebesar 7,000. Hal ini menunjukkan bahwa ibu melahirkan dengan paritas 3 memiliki risiko 7 kali lebih besar mengalami plasenta previa. Menurut penelitian Abdat di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta, ibu melahirkan dengan paritas 3 memiliki risiko 2,53 kali lebih besar untuk mengalami plasenta previa.kejadian plasenta previa 3 kali lebih sering pada wanita multipara daripada primipara. Plasenta previa pada multipara disebabkan oleh vaskularisasi yang berkurang dan perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan sebelumnya. Aliran darah ke plasenta tidak cukup dan memperluas permukaannnya sehingga menutupi pembukaan jalan lahir. Plasenta previa terjadi pada multipara karena jaringan parut uterus akibat kehamilan berulang. Jaringan parut ini akan menyebabkan tidak adekuatnya persediaan darah ke plasenta sehingga plasenta menjadi lebih tipis dan mencakup daerah uterus yang lebih luas.pada multipara pembentukan segmen bawah rahim terjadi saat mendekati persalinan, keadaan inilah yang mempertinggi risiko plasenta previa. Perubahan pada pembuluh darah di tempat Lentera Vol. 15. No. 13. Juni 2015 20

implantasi menyebabkan penurunan suplai darah ke endometrium. Pada kehamilan berikutnya dibutuhkan lebih banyak permukaan plasenta untuk menyediakan persediaan darah yang adekuat ke ruang intervilosum, hal ini meningkatkan risiko plasenta previa. PENUTUP Simpulan Terdapat hubungan antara usia ibu dan paritas dengan kejadian plasenta previadi Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2012-2013. Saran Tenaga kesehatan hendaknya dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan bagi ibu hamil, melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan USG pada usia kehamilan lebih dari 28 minggu pada ibu hamil dengan faktor risiko plasenta previa. Perlu penelitian lanjutan dengan menggunakan variabel lain yang lebih spesifik, jumlah populasi dan sampel yang lebih banyak, serta tempat penelitian yang lebih luas. DAFTAR PUS TAKA Abdat AU, 2010, Hubungan antara paritas ibu dengan kejadian plasenta previa di RS dr. Moewardi Surakarta, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Anzaku AS, Musa J, 2010, Placenta previa: incidence, risk factor, maternal and fetal outcomes in a nigerian teaching hospital, Bingham University, Nigeria. Aryanti DR, 2009, Hubungan usia ibu dengan kejadian plasenta previa, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 2012, Survei demografi dan kesehatan indonesia 2012, Jakarta, Indonesia. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2012, Laporan pencapaian tujuan pembangunan milenium di indonesia 2011, Jakarta, Indonesia. Budiarto E, 2004, Metodologi penelitian kedokteran, Jakarta: EGC. Cunningham FG, Gant NF, 2011, Dasardasar ginekologi dan obstetri, Jakarta: EGC. Darwin N, 2011, Faktor risiko plasenta previa di rumah sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang. Davood S, Kazem P, Sepideh E, 2008, Selected pregnancy variables in women with placenta previa, Research Journal of Obstetrics and Gynecology, (jurnal elektronik) diakses 13 juni 2014, Available from: http://scialert.net/fulltext/?doi=rj og.2008.1.5. Hasegawa J, Nakamura M, Hamada S, Matsuoka R, Ichizuka K, Sekizawa A, Okai T, 2011, Prediction of hemorrhage in placenta previa, Taiwanese Journal of Obstetrics and Gynecology, (jurnal elektronik) diakses 29 september 2014, Available fro m: http://www.tjogonline.co m/article/s1028-4559(12)00003-4/fulltext Manuaba IBG, Manuaba CIA, Manuaba IBGF, 2007, Pengantar kuliah obstetri, Jakarta: EGC. Prawirahardjo S, 2011, Ilmukebidanan sarwono prawirahardjo, Jakarta: Bina Pustaka., 2009, Angka Kematian Ibu di Indonesia, diakses 14 juni 2014, Available fro m:http://www.menegpp.go.id/ aplikasidata/index.php?option=co m_docman&task=doc_download &gid=290&itemid=111. Rambei L, 2008, Gambaran faktor risiko pada kasus plasenta previa di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2005- Desember 2006, Tesis, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang. Lentera Vol. 15. No. 13. Juni 2015 21

Stright BR, 2005, Panduan belajar: keperawatan ibu bayi baru lair, Jakarta: EGC. Urganci IG, Cromwell DA, Edozien LC, Smith GC, Onwere C, Mahmood TA, Templeton A, van der Meulen JH, 2011, Risk of placenta previa in second birth after first birth cesarean section: a population-based study and meta-analysis, NCBI Research, (jurnal elektronik) diakses 13 Juni 2014, Available from: http://www.bio medcentral.co m/1 471-2393/11/95. Wati N, 2011, Hubungan karakteristik ibu hamil dengan kejadian plasenta previa diruang bersalin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Lentera Vol. 15. No. 13. Juni 2015 22