BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

DAN BUKAN LARI MENDAPA. Disusun oleh : IKA J FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan studi cross

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gangguan kesehatan berupa ganngguan pendengaran (auditory) dan extrauditory

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rukun Tetangga (RT) dan 3 Rukun Warga (RW). Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tapa Kecamatan Kota Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB IV HASIL PENELITIAN. diambil dari para wanita akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA PELAJAR SMP NEGERI 3 MAJENANG CILACAP TAHUN AJARAN 2014/2015

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang

TOUCH THERAPY PADA KAKI DENGAN ESSENSIAL OIL LAVENDER DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI PADA USIA TAHUN

KARAKTERISTIK KEBIASAAN MEROKOK PADA PASIEN LAKI-LAKI PENDERITA HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI


BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i. DAFTAR ISI.iii. DAFTAR GAMBAR...vii. DAFTAR SKEMA..viii. DAFTAR TABEL.ix. DAFTAR GRAFIK...x. DAFTAR LAMPIRAN.

BAB V PEMBAHASAN. balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur bulan yaitu

PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman sekarang ini tingkat pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

6. Siklus peredaran darah besar meliputi... a. ventrikel kiri - nadi - seluruh tubuh - atrium kanan

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

SISTEM CARDIOVASCULAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Yang Terhormat (orang tua / pengasuh)

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. daya regang atau distensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan.

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat di

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan

BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP. kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. dan biokimia pada jaringan atau organ yang dapat mempengaruhi keadaan

Karakteristik Umum Responden

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari,

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB I PENDAHULUAN. batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah

Transkripsi:

23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan Banyakprodo Tirtomoyo. Jumlah remaja laki- laki yang dilakukan pengukuran berjumlah 100 orang dan yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 80 orang. Sebelum melakukan penelitian peneliti melakukan perizinan dan kesediaan kepada para responden untuk menjadi subyek dalam penelitian dengan menandatangani surat pernyataan yang dibuat oleh peneliti tentang kesediaan subyek melakukan penelitian. Setelah subyek diperoleh peneliti melakukan pengukuran awal yakni mengukur tekanan darah pada setiap subyek peneiltian, kemudian peneliti memberikan satu rokok filter yang akan dihisap dan kemudian mengukurnya kembali. B. Hasil Penelitian 1. Distribusi Subyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tekanan darah perokok ringan dan perokok sedang pada kondisi akut. Subyek dalam penelitian ini yang telah memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi berjumlah 80 orang. Semua subyek berjenis kelamin laki- laki. 23

24 Distribusi responder berdasarkan umur dipaparkan dalam table 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Subyek Penelitian Perokok Berdasarkan Umur No Umur Perokok Ringan Perokok Sedang N % N % 1 18-19 7 17,5 7 17,5 2 20-21 12 30 9 22,5 3 22-23 13 32,5 14 35 4 24-25 8 20 10 25 Total 40 100 40 100 Pada penelitian ini, usia subyek paling banyak pada kelompok perokok ringan adalah usia 22-23 tahun sebanyak 13 orang (32,5%) dan perokok sedang adalah usia 22-23 tahun sebanyak 14 orang (35%). 2. Data Deskriptif Keadaan subyek penelitian berdasarkan tekanan darah perokok ringan dan perokok sedang. Tabel 4.2 Tekanan Darah Perokok Ringan dan Perokok Sedang Tekanan Darah Kel. Perokok Ringan Kel. Perokok Sedang Mean SD Mean SD BP Pre Sistolik 112,75 7,25 120,13 7,20 BP Post Sistolik 118,63 7,67 127,25 7,84 BP Pre Diastolik 77,13 4,51 82,50 4,80 BP Post Diastolik 80,38 5,81 87,25 5,76 Berdasarkan tabel 4.2 terlihat adanya perbedaan mean tekanan darah pre dan post pada kelompok perokok ringan dan sedang. Tekanan darah pre dan post sistolik pada kelompok perokok sedang mempunyai mean lebih tinggi yaitu 120,13 dan 127,25 sedangkan perokok ringan

25 mempunyai mean 112,75 dan 118,63. Pada tekanan darah pre dan post diastolik pada kelompok perokok sedang mempunyai mean lebih tinggi yaitu 82,50 dan 87,25 sedangkan kelompok perokok ringan mempunyai mean 77,13 dan 80,38. C. Analisis Data Untuk mengetahui hubungan perokok ringan dan perokok sedang dengan tekanan darah, peneliti menggunakan uji t-test hasil pengkajian akan di tampilkan pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil uji hubungan perokok dengan tekanan darah. Variabel Kel. Perokok Kel. Perokok P Ringan Sedang Mean Selisih Mean Selisih BP Sistolik 5,88 7,12 0.000 BP Diastolik 3,25 4,75 Berdasarkan hasil uji t-test pada hubungan perokok dengan tekanan darah diketahui bahwa hubungan yang signifikan antara perokok ringan dan sedang dengan tekanan darah, yaitu diperoleh nilai p: 0,000 atau p < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti juga ada pengaruh akut dari perokok ringan dan sedang dengan tekanan darah. Dari tabel diatas, dapat diketahui pula hasil dari tekanan darah pre dan post perokok sedang lebih tinggi daripada perokok ringan dengan cara melihat selisih mean antara kelompok perokok ringan dan perokok sedang. Tekanan darah sistolik pada perokok sedang mempunyai selisih mean 5,88 lebih besar daripada kelompok perokok ringan yang mempunyai selisih 3,25. Sedangkan

26 tekanan darah diastolik pada kelompok perokok sedang mempunyai selisih mean lebih besar juga yaitu 7,12 daripada kelompok perokok ringan yang mempunyai selisih mean 4,75. D. Pembahasan Menurut Depkes RI (2011) kategori umur pada masa remaja awal usia 12-16 tahun dan masa remaja akhir usia 17-25 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan distribusi berdasarkan rentang semua usia dalam kategori remaja akhir. Diketahui bahwa jumlah perokok bukan semakin menurun tetapi semakin meningkat dan usia merokok semakin bertambah muda (Komasari & Helmi, 2006). Smet (1998) mengatakan bahwa usia pertama kali merokok pada umumnya berkisar usia 11-13 tahun dan mereka pada umumnya merokok sebelum usia 18 tahun. Perilaku merokok pada umumnya semakin lama akan semakin meningkat sesuai dengan tahap perkembangan yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok dan sering mengakibatkan mereka mengalami ketergantungan nikotin (Gee Mc, 2005). Subyek penelitian semua berjenis kelamin laki-laki karena proporsi subyek penelitian yaitu laki-laki. Penelitian dilakukan selama 1 hari dimana subyek diberikan satu rokok, kemudian diperiksa tekanan darah tersebut sebelum dan sesudah diberikan rokok. Berdasarkan hasil statistik dalam penelitian ini adalah ada hubungan perokok ringan dan sedang dengan tekanan darah. Komplikasi yang dapat terjadi bagi kesehatan yaitu dapat meningkatkan semua risiko jenis

27 penyakit jantung, pernafasan, stroke, penyakit arteri perifer dan pembengkakan pembuluh darah (Antipholis, 2013). Kemudian subyek diberikan perlakuan untuk merokok satu batang rokok yang diketahui bahwa kedua subyek yaitu perokok ringan dan sedang mempunyai hubungan terhadap tekanan darah tinggi. Hasil penelitian yang didapat Taha et al (2013) yang menyatakan bahwa merokok hanya dengan satu batang rokok segera diinduksi perubahan hemodinamika akut dalam peningkatan tekanan darah, yaitu tekanan darah sistolik maupun diastolik. Ini terkait dengan adanya nikotin dan karbon monoksida yang membahayakan pembuluh darah dan mengakibatkan endapan di pembuluh-pembuluh darah. Meskipun perubahan akut tersebut akan menghilang dalam waktu satu jam saja. Hasil lain menurut Kim et al (2005) yang menemukan bahwa tekanan darah akan segera meningkat setelah merokok, dan kembali kembali ke nilainilai dasar setelah 5-15 menit setelah merokok. Perubahan hemodinamika ini dikaitkan karena nikotin yang sementara menurunkan nitrat, nitrit dan konsentrasi antioksidan. Sedangkan efek akut dari merokok tersebut akan mempengaruhi dari atrium dan ventrikel, bukan itu saja bahkan merokok satu batang jelas mempengaruhi sifat elastis dari aorta dan berujung pada kerusakan akut dari sifat aorta tersebut/kekakuan pada aorta. Beberapa studi menunjukkan bahwa Giacomin et al (2008) yang mengevaluasi efek akut merokok bahwa ada penurunan pada ventrikel kanan dan ventrikel kiri pada fungsi diastolik. Tekanan arteri akan pulmonalis meningkat signifikan seiring dengan

28 penurunan ventrikel kanan fungsi diastolik. Sassalos et al (2006) bahwa merokok secara akut mengakibatkan kerusakan sifat elastis dari aorta/kekakuan pada aorta. Hal ini juga diketahui merangsang saraf simpatis oleh karena itu mekanisme dimana merokok dapat menurunkan sifat elastis pada aorta mungkin aktifnya dari saraf simpatis. Secara keseluruhan merokok secara akut meningkatkan tekanan darah karena adanya peningkatan kerja system kardiovaskuler yang disebabkan oleh rokok. Efek lain rokok dapat membahayakan pembuluh darah yang berhubungan langsung dengan jantung, rokok tersebut mengeluarkan karbon monoksida dan nikotin, mengakibatkan endapan pembuluh-pembuluh darah. Maka pembuluh-pembuluh darah itupun menyempit dan tidak sanggup lagi membekali otot-otot dengan oksigen (Nainggolan, 2009). Selain itu dalam kandungan nikotin dapat merangsang sistem syaraf simpatik sehingga pada ujung syaraf tersebut melepaskan hormone stress norephinephrine dan segera mengikat dengan reseptor alpha. Hormone tersebut mengalir dalam pembuluh darah ke seluruh tubuh, oleh karena itu jantung akan berdenyut lebih cepat dan pembuluh darah akan mengkerut sehingga tekanan darah akan meningkat (Sherwood, 2001).

29 E. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini sudah dilakukan namun masih jauh dari kesempurnaan, terdapat keterbatasan dari beberapa hal sehingga hasil yang dicapai kurang maksimal. Keterbatasan tersebut diantaranya: 1. Keterbatasan jumlah sampel penelitian, maka akan mengakibatkan sebaran data cenderung kurang bervariasi dan kesimpulan menjadi kurang kuat untuk digeneralisasi. 2. Peneliti tidak melakukan control terhadap faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah antara lain asupan nutrisi, kadar hemoglobin dan aktivitas fisik.