BAB V ANALISA DAN HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang sudah dikumpulkan untuk manajemen persediaan kebutuhan material SPHC 1,6 x 4 x 8 berdasarkan pada manajemen persediaan existing oleh perusahaan dan juga perhitungan Metode Q dan Metode P. berdasarkan dari hasil pengolahan data tersebut, kemudian akan dilakukan analisa pengambilan keputusan. 5.1 Perbandingan Hasil Metode Berdasarkan hasil perhitungan dari manajemen persediaan oleh PT. Mitra Toyotaka Indonesia, Metode Q, dan Metode P untuk bahan baku SPHC 1,6 x 4 x 8 selama tahun 2016 dapat dilihat dari grafik berikut : Tabel 5.1 Tabel Perbandingan Hasil Metode Perbandingan Metode Jumlah Pemesanan 3910 3675 3770 Biaya Simpan Rp 6,370,356 Rp 4,878,081 Rp 7,933,929 Frekuensi Pembelian 26 15 17 Biaya Pesan Rp 3,934,658 Rp 2,269,995 Rp 2,572,661 Total Biaya Persediaan Rp 10,305,014 Rp 7,148,076 Rp 10,506,590 93
94 1. Total Biaya Persediaan Existing Dari data yang didapat, pemakaian bahan baku, safety stock bahan baku, dan jumlah pemesanan bahan baku di tahun 2016 terjadi fluktuasi. Untuk memenuhi permintaan perusahaan membli 3910 lembar, dengan total biaya persediaan exsiting tahun 2016 adalah sebesar Rp. 10.305.014 dengan rincian biaya pemesanan Rp. 3.934.658 dan biaya penyimpanan Rp. 6.370.356. 2. Total biaya persediaan Metode Q Dengan menggunakan metode Q, didapatkan kuantitas pesanan ekonomis yang didapat adalah 245 lembar, lalu dengan service level sebesar 84.1% didapatkan safety stock sebanyak 133 lembar, serta reoder point di titik 197 lembar. Maka dari hasil perhitungan tersebut didapatkan total biaya persediaan dengan metode Q adalah Rp. 7.148.076 untuk mengadakan bahan baku sebanyak 3675 lembar. Dengan rincian yaitu biaya pemesanan Rp. 2.269.995, dan biaya penyimpanan Rp. 4.878.081. 3. Total biaya persediaan Metode P Dengan menggunakan metode P, didapatkan periode pesanan optimal yaitu 0,062 tahun atau 15 hari. Lalu dengan service level sebesar 84.1% didapatkan target persediaan sebesar 547 lembar. Kemudian didapatkan safety stock sebesar 163 lembar. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan total biaya persediaan dengan metode P yaitu sebesar Rp. 10.506.590 untuk mengadakan bahan baku sebanyak 3770 lembar. Dengan rincian biaya yaitu biaya pemesanan Rp. 2.572.661 dan biaya simpan RP. 7.933.929.
95 5.2 Analisa Hasil Perbandingan Dari tabel 5.1 dapat dilihat dengan grafik perbandingan di bawah ini diantarnya pada biaya simpan, biaya pesan, dan total biaya persediaan bahan baku SPHC 1,6 x 4 x 8 : 4000 3900 3800 3700 3600 3500 Jumlah Pembelian 3910 3770 3675 Jumlah Pembelian Gambar 5.1 Grafik Perbandingan Jumlah Pembelian Rp6.000.000 Rp4.000.000 Rp2.000.000 Biaya Pesan Rp3.934.658 Rp2.269.995 Rp2.572.661 Biaya Pesan Gambar 5.2 Grafik Perbandingan Biaya Pesan Dari hasil perbandingan metode di atas, perusahaan dijadikan sebagai dasar perbandingan. Perusahaan melakukan pembelian sebanyak 26 kali dengan jumlah bahan baku sebanyak 3910. Jika perusahaan menggunakan metode Q, frekuensi pembelian hanya 15 kali dengan jumlah pembelian bahan baku sebanyak 3675 dimana setiap pemesanan berjumlah 245 lembar, maka perusahaan dapat menghemat biaya pembeliaan sebesar Rp. 64.250.175 atau sebesar 23% dan biaya pemesanan sebesar Rp. 1.664.663 atau 42%.
96 Tetapi jika perusahaan menggunakan metode P, perusahaan melakukan periode pemesanan optimal yaitu setiap 15 hari. Metode P memilik target persediaan bahan baku yaitu berada pada titik 547 Kuantitas pemesanan dalam metode P tidak menentu karena kuantitas pemesanan tergantung dengan jumlah kuantitas persediaan saat dilakukannya pemesanan, misal pada hari pemesanan persediaan bahan baku berada pada titik 257, maka untuk menentukan kuantitas pembelian, titik target persediaan dikurangi dengan jumlah persediaan saat itu, yaitu 547-257 = 290 lembar. Dari hasil metode P, perusahaan hanya melakukan pembelian sebanyak 17 kali untuk mengadakan barang sebanyak 3770 lembar. Maka perusahaan dapat menghemat biaya pembelian sebesar Rp. 38.276.700 atau 4% dan biaya pemesanan sebesar Rp. 1.361.997 atau 35%. Rp10.000.000 Rp5.000.000 Biaya Simpan Rp7.933.929 Rp6.370.356 Rp4.878.081 Biaya Simpan Perusahaan Metode Q Metode P Gambar 5.3 Grafik Perbandingan Biaya Simpan
97 Rp12.000.000 Rp10.000.000 Rp8.000.000 Rp6.000.000 Rp4.000.000 Rp2.000.000 Total Biaya Persediaan Rp10.305.014 Rp7.148.076 Rp10.506.590 Total Biaya Persediaan Gambar 5.4 Grafik Perbandingan Total Biaya Persediaan Dari segi biaya simpan, jika perusahaan menggunakan metode Q, perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp. 1.492.275 atau 23%. Tetapi jika perusahaan menerapkan metode P, biaya simpan naik sebesar 25% atau Rp. 1.563.573. Dan pada total biaya persediaan, jika perusahaan menggunakan metode Q untuk mengendalikan persediaan bahan baku, perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp. 3.156.938 atau 31 %. Jika perusahaan menggunakan metode P, biaya persediaan yang dikeluarkan naik Rp. 201.576 atau 2 % dari biaya existing yang dikeluarkan oleh perusahaan.