BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu usaha untuk sadar mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. aset berharga dalam proses pembangunan bangsa dalam berbagai aspek. Idealnya,

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab (Pasal 3, Undang-undang nomor 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan sistem pendidikan di Indonesia dari waktu ke waktu selalu

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki fungsi sangat penting dalam membentuk karakter dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh terhadap lembaga pendidikan. Sejalan dengan itu, maka dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang yang harus diutamakan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan. Di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL PADA KETERAMPILAN MEMBUAT SPAKBOR KAWASAKI KLX 150 MENGGUNAKAN FIBERGLASS DI SMALB-B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. No. 20, Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faris Fauzi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan tenaga-tenaga terampil, disiplin, kreatif, produktif serta berkompeten di bidangnya masing-masing untuk mencapai keefisienan dan keefektifan kerja. Maka untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak terlepas dari peran serta lembaga pendidikan. Hal ini memberikan arti bahwa semakin banyak tantangan dan permasalahan pendidikan yang akan di hadapi pada masa depan. Oleh sebab itu pendidikan harus memdapat perhatian yang khusus dari berbagai pihak, terutama pihak pemerintah yang memang telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Hal tersebut tercantum pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) No. 20 tahun 2003 BAB II pasal 3: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (http://www.inherent-dikti.net/) Bila di kaji lebih lanjut dalam sistem pendidikanuu SISDIKNAS No.20 tahun 2003 bahwa pemerintah memberikan kesempatan belajar yang 1

2 seluas-luasnya kepada setiap warga negara tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, suku, agama, ras, dan latar belakang sosial ekonomi. Salah satu lembaga pendidikan yang mengacu pada pengembangan kualitas profesional Sumber Daya Manusia adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK adalah lembaga pendidikan kejuruan yang bertujuan untuk mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja yang terampil dan terlatih. Hal ini sesuai dengan yang di kemukakan Hadiwiratama dkk. (1997:24) bahwa tujuan utama pendidikan kejuruan adalah untuk memberikan bekal keterampilan dan pengetahuan-pengetahuan pendukungnya agar siswa dapat menjadi pekerja yang produktif dan mampu bersaing dalam mendapatkan tempat kerja maupun dalam mempersiapkan diri untuk meniti karir yang lebih tinggi. Secara khusus garis-garis besar program pengajaran (GBPP) 2004 menyebutkan bahwa tujuan kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar memiliki kompetensi dalam berbagai hal yaitu: (1) Memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap professional; (2) Mampu memiliki karir, mampu berkompetensi, dan mampu mengembangkan diri; (3) Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia kerja pada saat ini maupun masa yang akan datang; (4) Menjadi warga yang produktif, adaktif dan kreatif (Depdikbud 2004 : 2).

3 Berdasarkan penjelasan di atas di tegaskan bahwa SMK mengutamakan untuk mempersiapkan siswa agar dapat memasuki dunia kerja, namun pada kenyataanya banyak lulusan SMK yang belum siap kerja. Minat berwiraswasta atau siap kerja harus berasal dari diri sendiri. Sesuai dengan pengalaman penulis pada waktu masuk SMK begitu banyak siswa yang masuk pendidikan kejuruan tidak tau setelah lulus akan kemana melainkan ingin merantau mencari pengalaman. Jadi seolah-olah merantau dapat menjawab masa depan siswa. Demikian juga waktu mengajar Praktek Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) penulis mecoba bertanya kepada siswa apakah tujuan kalian selanjutnya setelah tamat dari SMK, siswa lebih cenderung menjawab antara lain merantau dan melanjut keperguruan tinggi. Terlihat bahwa dari survei singkat terjadi perbedaan jawaban yang berhubungan kepada tujaun sesungguhnya Hal ini juga terlihat pada siswa SMK Swasta Yapim Sei Glugur, Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah menyatakan bahwa siswa alumni SMK Yapim tiap tahunya sekitar 60 % menganggur, 30 % melanjut keperguruan tinggi dan 10 % langsung bekerja. Lanjut Pak Elbi mengatakan minat berwirswasta siswa rendah jika terus demikian akan menghambat para lulusan untuk mengembangkan ilmu yang diperoleh selama duduk di bangku SMK dalam bentuk berwiraswasta atau siap pakai sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.

4 Dalam mencapai tujuan tersebut tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan, tetapi di perlukan peningkatan mutu pendidikan dalam mengupayakan tercapainya pembentukan profil manusia Indonesia yang siap menghadapi tantangan masa depan, berkualitas dan mampu membuka lapangan kerja. Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut adalah dengan membangun dan meningkatkan hasil belajar termasuk prestasi belajar dibidang otomotif, yaitu dalam keahlian Memperbaiki Unit Kopling. Selain hasil belajar yang baik, kegiatan praktek pada mata pelajaran ini menuntut siswa untuk bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain setelah penjelasan oleh guru yang mengajar pada bidang studi tersebut, hal ini untuk menuntut kemampuan diri siswa tersebut untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja di lapangan secara mandiri. Pemberian Motivasi kerja merupakan factor meningkatkan minat berwiraswasta siswa. Secara umum kurikulum mata pelajaran Memperbaiki Unit Kopling merupakan kompetensi keahlian dimana proses kegiatan belajar mengajar 70% terdiri dari kegiatan praktek. Kegiatan praktek pada mata pelajaran ini menuntut siswa untuk bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain setelah penjelasan oleh guru yang mengajar pada bidang studi tersebut, hal ini untuk menuntut kemampuan diri siswa tersebut untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja di lapangan secara mandiri dan pemberian Motivasi kerja merupakan factor meningkatkan minat berwiraswasta siswa.

5 Teknik kendaraan ringan adalah kompetensi keahlian bidang teknik otomotif yang menekankan keahlian pada bidang penguasaan jasa perbaikan kendaraan ringan. Kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan menyiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang pekerjaan jasa perawatan dan perbaikan di dunia industri. Tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan secara umum mengacu pada isi Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional(UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Secara khusus tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam: a. Perawatan dan perbaikan motor otomotif b. Perawatan dan perbaikan sistem pemindah tenaga otomotif c. Perawatan dan perbaikan chasis otomotif d. Perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan otomotif. e. Perawatan dan perbaikan sistem pengkondisi udara otomotif. Pada penelitian ini Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan untuk mata pelajaran Memperbaiki Unit Kopling lebih spesifik pada perawatan dan perbaikan sistem pemindah tenaga otomotif. Jadi siwa TKR yang memiliki kemandirian pribadi telah mampu mengatur dirinya sendiri seperti mengatur waktu, kegiatan, bertanggug

6 jawab, terhadap apa yang dilakukannya dalam belajar, seperti aktif menyimak, mendengarkan, mencatat pelajaran yang diberikan guru serta mengulang pelajaran yang baru saja di sampaikan. Sedangkan minat berwiraswasta adalah termasuk bagian dari faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah merupakan kemauan, keinginan atau perhatian seseorang untuk berusaha memecahkan segala permasalahan yang dihadapi dengan kemampuan yang ada pada diri sendiri, serta membuka lahan pekerjaan baru. Pengetahuan dan keterampilan siswa TKR yang diperoleh selama di bangku sekolah merupakan modal dasar yang dapat digunakan untuk berwiraswasta. Pengetahuan, keterampilan, pengalaman kerja industri serta kemampuan kerja yang dimiliki oleh siswa TKR dapat mendorong tumbuhnya minat untuk berwiraswasta. Minat berwiraswasta akan menjadikan seseorang untuk lebih giat mencari dan memanfaatkan peluang usaha dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Minat tidak dibawa sejak lahir tetapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hal-hal di atas mendorong penulis untuk meneliti sejauh mana Hubungan Hasil Belajar Memperbaiki Unit Kopling Dan Motivasi Kerja Dengan Minat Berwiraswasta Pada Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) di SMK Swasta Yapim Sei Glugur T.A 2012/2013.

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belangkang masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat di identifikasi sebagai berikut: 1. Apakah siswa lulusan SMK tidak mampu bekerja di dunia industri? 2. Apakah untuk berwiraswasta harus dibarengi dengan motivasi kerja? 3. Apakah kemampuan praktek teknik kendaraan ringan dapat mempengaruhi minat berwiraswasta? 4. Apakah hasil belajar Memperbaiki Unit Kopling dapat mempengaruhi minat berwiraswasta? 5. Apakah pemberian motivasi kerja dapat mempengaruhi minat berwiraswasta 6. Apakah Faktor yang mempengaruhi minat berwiraswasta pada siswa? C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka dengan mempertimbangkan keterbatasan peneliti serta agar penelitiannya lebih terfokus, maka masalah dalam penelitian ini di batasi pada: 1. Hasil belajar yang di maksud dalam penelitian ini adalah nilai yang di peroleh siswa kelas XI TKR SMK Swasta Yapim Sei Glugur Tahun Ajaran 2012/2013 setelah mengikuti mata pelajaran memperbaiki unit Memperbaiki Unit Kopling.

8 2. Motivasi kerjayang dimaksud dalam penelitian ini adalah keinginan siswa untuk segera bekerja setelah tamat dari SMK. Khusnya pada siswa kelas XI TKR SMK Swasta Yapim Sei Glugur Tahun Ajaran 2012/2013. 3. Minat berwiraswasta pada siswa kelas XI TKR TKR SMK Swasta Yapim Sei Glugur Tahun Ajaran 2012/2013. D. Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah Hubungan Hasil Belajar Memperbaiki Unit Kopling Dan Motivasi Kerja Dengan Minat Berwiraswasta Pada Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Swasta Yapim Sei Glugur Tahun Ajaran 2012/2013. Selanjutnya permasalahan pokok tersebut di jabarkan dalam sejumlah pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berati antara hasil belajar memperbaiki Unit Memperbaiki dengan minat berwiraswasta SMK Swasta Yapim Sei Glugur Tahun Ajaran 2012/2013? 2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara motivasi kerja dengan minat berwiraswata siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan SMK Swasta Yapim Sei Glugur Tahun Ajaran 2012/2013. 3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti secara bersama-sama antara hasil belajar Memperbaiki Unit Kopling dan motivasi kerja dengan minat berwiraswasta siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan SMK Swasta Yapim Sei Glugur Tahun Ajaran 2012/2013.

9 E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui besarnya Hubungan Hasil Belajar Memperbaiki Unit Kopling Dengan Minat Berwiraswasta Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Swasta Yapim Sei Glugur Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Untuk mengetahui besarnya Hubungan Motivasi Kerja Dengan Minat Berwiraswasta Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Swasta Yapim Sei Glugur Tahun Ajaran 2012/2013. 3. Untuk mengetahui besarnya Hubungan Hasil Belajar Memperbaiki Unit Memperbaiki Dan Motivasi Kerja Secara Bersama-Sama Dengan Minat Berwiraswasta Pada Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Swasta Yapim Sei Glugur Tahun Ajaran 2012/2013. F. Manfaat Penelitian a. Manfaat secara teoritis 1. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan pertimbangan bagi guru teknik kendaraan ringan dalam usaha meningkatkan mutu pengajaran Memperbaiki Unit Kopling bagi para siswa di sekolahnya. 2. Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan SDM, khususnya yang terkait dengan hubungan

10 hasil belajar Memperbaiki Unit Kopling dan motivasi kerja dengan minat berwiraswasta terhadap siswa kelas XI TKR SMK Swasta Yapim Sei Glugur Tahun Ajaran 2012/2013. 3. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. b. Manfaat Praktis 1. Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pengajaran guru, khususnya dalam memberian materi Memperbaiki Unit Kopling pada siswa kelas XI. 2. Sebagai bahan masukan bagi penelitian sejenis di kemudian hari. 3. Sebagai masukan maupun bekal bagi peneliti yang kelak akan terjun menjadi guru khususnya pada kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan.