7. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2012

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2014

PERATURAN BERSAMA WALIKOTA DEPOK DAN KETUA PENGADILAN NEGERI DEPOK NOMOR : 32 TAHUN 2012 NOMOR : W11.U21/2238/UM.01.10/IX/2012

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

BUPATI BANDUNG BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MAGELANG

BUPATI INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2009

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BINTAN PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG DISPENSASI PELAYANAN PENCATATAN KELAHIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

7. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Re

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013

BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELAYANAN KARTU IDENTITAS ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 05 TAHUN 2010

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG TATA CARA DAN PERSAYARATAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 13 WALIKOTA BANDUNG PERATURAN WALIKOTA BANDUNG

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 10 Tahun : 2014

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 06 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2010

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 05 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

BUPATI BULUNGAN. Jalan Jelarai Tanjung Selor Kaltim, Telp. (0552) , Fax (0552) 21009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 177 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Repub

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 01

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 S A L I N A N

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 72 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 1 TAHUN 2009

Transkripsi:

SALINAN BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 25 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA KOTA DEPOK NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAYANAN DAN PENINGKATAN CAKUPAN KEPEMILIKAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK USIA 0-18 TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Lampiran Pembagian Urusan Pemerintahan Konkuren antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana tercangtum dalam Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pelayanan pencatatan sipil merupakan urusan Pemerintah Kabupaten/Kota; b. bahwa untuk pemenuhan Hak Anak sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 15 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Kota Layak Anak, yakni Hak Sipil berupa Akta Kelahiran; c. bahwa dalam rangka mewujudkan tertib Administrasi Kependudukan serta untuk mendukung target nasional cakupan penerbitan akta kelahiran bagi anak usia 0-18 tahun sebagaimana dimaksud dalam Nawa Cita Pemerintah Republik Indonesia, yang menetapkan cakupan pelayanan akta kelahiran di tahun 2016 harus mencapai 78 % dan pada tahun 2020 harus mencapai 90%, perlu adanya percepatan pelayanan yang mendekatkan pelayanan dengan masyarakat dengan memberikan kemudahan dalam akses dan proses pelaporan pencatatan sipil;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Percepatan Pelayanan Pencatatan Sipil dan Peningkatan Cakupan Kepemilikan Akta Kelahiran bagi anak usia 0-18 tahun; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3828); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4634); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4674) sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 232, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 5475 ); 2

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4736); 7. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2010 tentang Formulir dan Buku yang digunakan dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Peningkatan Cakupan Kepemilikan Akta Kelahiran; 10. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 5 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan (Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2007 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Depok Nomor 60) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 10 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 05 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan (Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2015 Nomor 10); 3

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PERCEPATAN PELAYANAN PENERBITAN KUTIPAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK USIA 0-18 TAHUN; BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kota Depok. 2. Walikota adalah Walikota Depok. 3. Pemerintah Kota Depok, yang selanjutnya disebut Pemerintah Kota adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Depok. 5. Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan adalah penyelenggaraan rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. 6. Warga Negara Indonesia yang selanjutnya disingkat WNI adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undang sebagai Warga Negara Indonesia. 7. Penduduk adalah WNI dan Orang Asing yang masuk secara sah serta bertempat tinggal di Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 8. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. 4

9. Data Kependudukan adalah data perseorangan dan/atau data agregat yang terstruktur sebagai hasil dari kegiatan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. 10. Database Kependudukan adalah kumpulan elemen data penduduk yang terstruktur yang diperoleh dari hasil kegiatan penyelenggaraan pendaftaran penduduk. 11. Data Pribadi adalah data perseorangan tertentu yang disimpan, dirawat dan dijaga kebenaran serta dilindungi kerahasiaannya. 12. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yang selanjutnya disingkat dengan SIAK adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di tingkat penyelenggara dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai satu kesatuan. 13. Pencatatan Sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang dalam Register Pencatatan Sipil pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. 14. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami seseorang meliputi kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama, perubahan status kewarganegaraan. 15. Petugas Registrasi adalah Pegawai Negeri Sipil atau petugas yang diberi tugas dan tanggung jawab memberikan pelayanan pelaporan peristiwa kependudukan, peristiwa penting, pengelolaan dan penyajian data kependudukan di Kelurahan. 16. Akta Pencatatan Sipil adalah Akta yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang merupakan alat bukti autentik mengenai kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian, pengakuan, pengangkatan dan pengesahan anak. 5

17. Kutipan Akta Pencatatan Sipil adalah Kutipan dari Akta-Akta Pencatatan Sipil yang diberikan kepada penduduk atau penduduk asing yang memiliki izin tinggal tetap. 18. Pejabat Pencatatan Sipil adalah pejabat yang melakukan pencatatan Peristiwa Penting yang dialami seseorang pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang pengangkatannya didasarkan pada peraturan perundangundangan. 19. Pihak yang memiliki kedudukan hukum (legal standing) sebagai pemohon dalam permohonan pencatatan kelahiran adalah orang tua, wali, pihak yang ingin dicatatkan kelahirannya, orang yang menemukan anak dan pihak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 20. Pihak yang memiliki kedudukan hukum (legal standing) sebagai pemohon dalam permohonan pencatatan kematian adalah orang tua, dan atau ahli waris, dan atau pihak yang ingin mencatatkan kematian seseorang. 21. Pengajuan permohonan secara reguler adalah permohonan pencatatan kelahiran dan kematian yang diajukan sendirisendiri oleh pemohon dan disampaikan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. 22. Pengajuan permohonan secara kolektif adalah permohonan pencatatan kelahiran dan kematian yang diajukan lebih dari satu pemohon dan disampaikan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam urusan administrasi kependudukan. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Percepatan Pelayanan dan Peningkatan Cakupan Kepemilikan akta kelahiran bagi anak usia 0-18 tahun dimaksudkan sebagai acuan bagi SKPD/Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Daerah dan diluar lingkungan Pemerintah Daerah dalam memberikan pelayanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. 6

(2) Percepatan Pelayanan dan Peningkatan Cakupan Kepemilikan akta kelahiran bagi anak usia 0-18 tahun bertujuan untuk : a. meningkatkan Pelaksanaan Tertib Administrasi Kependudukan; b. meningkatkan cakupan kepemilikan Akta kelahiran bagi anak usia 0-18 tahun; dan c. memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengurus Akta Kelahiran sehingga pencatatan tepat waktu. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 3 Ruang lingkup Percepatan dan Peningkatan Cakupan Kepemilikan akta kelahiran bagi anak usia 0-18 tahun adalah meliputi seluruh proses pelaksanaan pelayanan akta kelahiran yang dilaksanakan pada : a. rumah sakit negeri/puskesmas; b. rumah sakit swasta/rumah bersalin/bidan praktek swasta; c. lingkungan pendidikan; dan d. lingkungan sosial lainnya. BAB IV PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN KARTU KELUARGA Pasal 4 (1) Orang tua atau yang dikuasakan menyampaikan permohonan perubahan Kartu Keluarga karena penambahan anggota keluarga bagi penduduk yang mengalami kelahiran atau Pemecahan Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran melalui Rumah Sakit dan/atau Puskesmas/Rumah Bersalin tempat lahir anak untuk proses perubahan/penerbitan kartu keluarga dan penerbitan akta kelahiran. 7

(2) Permohonan dan penerbitan Kartu Keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus melampirkan persyaratan sebagai berikut: a. Surat keterangan kelahiran ditandatangani oleh Dokter, Bidan atau Penolong kelahiran yang telah dibubuhi cap stempel setempat; b. Surat Kuasa bagi permohonan yang dikuasakan; c. Kartu Keluarga asli orang tua anak; d. Fotocopy kartu tanda penduduk (KTP Elektronik) orang tua anak; e. Fotocopy akta perkawinan orang tua anak; dan f. Formulir pendaftaran. Pasal 5 (1) Operator Komputer Rumah Sakit dan atau Puskesmas/ Rumah Bersalin tempat lahir anak menginput data anak dan data orang tua pada layanan aplikasi yang sudah disediakan dan mengirimkan melalui website atau email ke Sistem Informasi Administrasi Kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (2) Data yang di input oleh Operator Komputer Rumah Sakit dan atau Puskesmas/ Rumah Bersalin harus sesuai dengan dokumen yang telah dilampirkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4. (3) Petugas Operator Komputer Rumah Sakit dan atau Puskesmas/Rumah Bersalin menyampaikan dokumen pendaftaran ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui Sistem Informasi Administrasi Kependudukan. (4) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melakukan validasi dan verifikasi atas dokumen pendaftaran yang telah disampaikan oleh Petugas Operator Komputer Rumah Sakit dan atau Puskesmas/ Rumah Bersalin. (5) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menerbitkan Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran dan ditandatangani oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kartu Keluarga dan Kutipan Akta Kelahiran diserahkan kembali ke Rumah Sakit dan atau Puskesmas/ Rumah Bersalin asal pendaftaran Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran. 8

(6) Rumah Sakit dan atau Puskesmas/ Rumah Bersalin menyerahkan kepada pemohon. (7) Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran yang dilaporkan melalui Sistem Informasi Administrasi Kependudukan diselesaikan dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja setelah berkas dinyatakan lengkap dan benar. BAB V TATA CARA PERMOHONAN PENCATATAN KELAHIRAN Bagian Kesatu Tata Cara Permohonan dan Persyaratan Pencatatan Kelahiran bagi anak usia s/d 60 hari melalui Rumah Sakit Negeri/Puskesmas Pasal 6 (1) Penduduk mengajukan permohonan dengan mengisi Formulir Permohonan dan formulir Surat Keterangan Kelahiran dengan format sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menetri Dalam Negeri tentang Formulir dan Buku yang digunakan dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil serta dilampiri persyaratan sebagai berikut: a. fotocopy Surat Nikah/Kutipan Akta Perkawinan Orang Tua yang sudah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; b. Kartu Keluarga (KK) Orang Tua asli; dan c. fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP Elektronik) Orang Tua yang sudah dilegalisir oleh Pejabat yang berwenang. (2) Berdasarkan permohonan pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Petugas Rumah Sakit Negeri/Puskesmas melakukan : a. verifikasi formulir Pelaporan Kelahiran dan Berkas Pelaporan Kelahiran; b. mengisi dan menandatangani Surat Keterangan Kelahiran dari Rumah Sakit Negeri/Puskesmas; c. menginput data kelahiran anak ke dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan; dan d. mengirim Surat Keterangan Kelahiran dari Rumah Sakit Negeri/Puskesmas beserta berkas persyaratan ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil secara langsung maupun tidak langsung melalui website atau email. 9

Bagian Kedua Tata Cara Permohonan dan Persyaratan Pencatatan Kelahiran bagi anak usia s/d 60 hari Melalui Rumah Sakit Swasta /Rumah Bersalin/ Bidan Praktek Swasta Pasal 7 (1) Penduduk mengajukan permohonan dengan mengisi Formulir Permohonan dan Formulir Surat Keterangan Kelahiran format sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menetri Dalam Negeri tentang Formulir dan Buku yang digunakan dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil serta dilampiri persyaratan sebagai berikut: a. fotocopy Surat Nikah/Kutipan Akta Perkawinan Orang Tua yang sudah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; b. Kartu Keluarga (KK) Orang Tua asli; dan c. fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Orang Tua yang sudah dilegalisir oleh Pejabat yang berwenang. (2) Berdasarkan permohonan pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Petugas Rumah Sakit Swasta/Rumah Bersalin/Bidan Praktek Swasta melakukan: a. verifikasi Formulir Pelaporan Kelahiran dan Berkas Pelaporan Kelahiran; b. mengisi dan menandatangani Surat Keterangan Kelahiran dari Rumah Sakit Swasta / Rumah Bersalin/Bidan Praktek Swasta; c. menginput data kelahiran anak ke dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan; dan d. mengirim Surat Keterangan Kelahiran dari Rumah Sakit Swasta/Rumah Bersalin/Bidan Praktek Swasta beserta berkas persyaratan ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil secara langsung maupun tidak langsung melalui website atau email. 10

Bagian Ketiga Tata cara permohonan dan persyaratan Pencatatan Kelahiran diatas 60 hari melalui Lingkungan Pendidikan dan lingkungan sosial lainnya Pasal 8 (1) Penduduk mengajukan permohonan dengan mengisi Formulir Permohonan dan Formulir Surat Keterangan Kelahiran format sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Walikota ini dan dilampiri persyaratan sebagai berikut: a. fotocopy Surat Nikah/Kutipan Akta Perkawinan Orang Tua yang sudah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; b. Kartu Keluarga (KK) Orang Tua asli; c. fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP Elektronik) Orang Tua yang sudah dilegalisir oleh Pejabat yang berwenang; d. Surat Keterangan kelahiran dari Rumah Sakit/Puskesmas/Rumah Bersalin; dan e. Surat keterangan tanggung jawab mutlak (SKTM) yang dibuat oleh orang tua/ ahli waris diketahui saksi kelahiran. (2) Berdasarkan permohonan pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Petugas Lingkungan Pendidikan dan Lingkungan Sosial melakukan : a. verifikasi Formulir Pelaporan Kelahiran dan Berkas Pelaporan Kelahiran; b. menginput data kelahiran anak ke dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan; dan c. mengirim berkas persyaratan ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil secara langsung maupun tidak langsung melalui website atau email. 11

Pasal 9 Dalam rangka pelayanan pencatatan Kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7 dan Pasal 8, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil bertugas : a. menerima dan meneliti berkas permohonan dan persyaratan pencatatan kelahiran; b. memverifikasi dan memvalidasi data permohonan dan persyaratan; c. mengentri data/menginput data permohonan pencatatan kelahiran ke dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan; d. merekap data dan persyaratan permohonan yang sudah memenuhi syarat; dan e. mencatat pada Akta Kelahiran dan menerbitkan kutipan Akta Kelahiran. BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 10 Biaya yang timbul untuk percepatan pelayanan pencatatan kelahiran bagi anak usia 0-18 tahun dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Pasal 11 (1) Permohonan Pencatatan dan Penerbitan Akta Kelahiran bagi anak usia 0 18 tahun sejak tanggal kelahiran tidak dikenakan biaya/gratis. (2) Pencatatan Kelahiran yang melampaui batas waktu 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran sampai dengan batas usia 18 (delapan belas) tahun, pencatatan kelahiran tetap dilaksanakan di domisili penduduk setelah mendapat penetapan Kepala Dinas dan tidak dikenakan denda administrasi. 12

Pasal 12 (1) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil membuat perjanjian kerjasama dengan Instansi terkait agar cakupan pelayanan penerbitan akta kelahiran bagi anak usia 0-18 tahun bisa tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan dan melaksanakan sosialisasi secara periodik kepada warga masyarakat yang belum memiliki akta kelahiran. (2) Mekanisme Pelayanan pencatatan kelahiran diatur melalui Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan berpedoman pada Peraturan Perundang undangan. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Walikota Depok ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota Depok ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Depok. Diundangkan di Depok Pada tanggal 19 Mei 2016 SEKRETARIS DAERAH KOTA DEPOK, TTD Ditetapkan di Depok Pada tanggal 19 Mei 2016 WALIKOTA DEPOK, TTD KH. MOHAMMAD IDRIS HARRY PRIHANTO BERITA DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2016 NOMOR 25 13