BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dasar 1945 Amandemen III yang berbunyi Pajak dan pungutan lain yang bersifat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. program-program pembangunan yang dapat dinikmati rakyat. Sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Gambar 1.1 Sumber Pendapatan Negara. Berdasarkan Gambar 1.1 menujukkan bahwa di Negara Indonesia, sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan negara diatur dengan undang undang. Hal ini. tarif pajak yang tertuang pada Undang-Undang No.36 tahun 2008 pasal 17

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi melalui pembangunan infrastruktur, aset-aset publik, dan fasilitas umum

BAB I PENDAHULUAN. Pajak memiliki peranan penting dalam perekonomian negara kita. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa dekade lalu, pajak hanya dianggap sebagai pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan umum (Siti Resmi, 2011:1). Fungsi pajak ada 2 yaitu fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, namun bagi

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. tindakan yang dapat mengurangi beban pajak perusahaan. Pajak. terutang berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan timbal

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang Ketetapan Umum dan Tata Cara Perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak

BAB 1 PENDAHULUAN. bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Pajak

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. negeri tertarik untuk mendirikan perusahaan guna memanfaatkan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diatur dalam Undang -Undang. Pemerintah menggunakan hasil pajak yang diterima untuk

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional serta menjadi unsur utama untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibagi akan dua yaitu fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. APBN melalui sektor perpajakan (Candra, 2012). Pentingnya peranan pajak

BAB I PENDAHULUAN. Pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara kita. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan pasal 1 ayat 1, definisi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendanaan penting bagi perekonomian Indonesia. Dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembayaran pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. sakit, dan lain lain. Karena dari pajak yang dilunasi oleh masyarakat pemerintah. mempunyai dana untuk membangun hal tersebut.

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masyarakat sedang dihebohkan dengan adanya penerapan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan kondisi bangsa Indonesia yang masih dalam kategori

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sektor pajak. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara

BAB I PENDAHULUAN. negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia No 28 Tahun 2009 yaitu kontribusi wajib kepada negara

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak perusahaan akhirnya memakai berbagai cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. persentase terbesar dari total penerimaan negara secara keseluruhan ( Tiaras dan

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 6 Tahun 1983

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam Purwanto (2011: 16) mengemukakan konsep Triple Bottom Line yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengungkapan Corporate Social Responsibility merupakan suatu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan suatu iuran yang dikenakan kepada wajib pajak atas penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Negara yang digunakan untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang banyak disebutkan dalam akuntansi sosial dan lingkungan (Tilling, masyarakat (Kuznetsov dan Kuznetsova, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. banyak didanai dari sektor pajak. Undang-Undang perpajakan mewajibkan para

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era pembangunan dan pembiayaan saat ini, pemerintah

HANA MARDIAH, 2016 PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. Pajak memiliki peranan penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran atau pungutan yang dilakukan oleh pemerintah dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. subjek pajak badan. Penjelasan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pasal 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan suatu penduduk dapat tercapai apabila di dalam suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perdagangan dan jasa semakin banyak bermunculan dimana-mana.

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak).

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik demi kemajuan dan

DAFTARISI HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak asing karena krisis kepercayaan finansial yang terjadi. Krisis. suatu perusahaan dalam kemampuan membayar hutang.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, perencanaan diperlukan agar laba dapat dicapai dalam perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dalam artikel website tanggal 31 Desember

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Menurut Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. mandiri, maju dan berdaya saing. Karena di bidang ini sektor industri mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi di sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. toleransi dari pihak fiskus, dikarenakan fiskus menginginkan perolehan pajak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komisaris independen terhadap tax avoidance membutuhkan kajian teori

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas b. Hasil Uji Koefisien Determinasi BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15,30%, sedangkan pertumbuhan alamiahnya rata-rata. dibandingkan dengan pertumbuhan alamiahnya. Hal ini menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam negara kita. Hal ini dapat terlihat dalam. Gambar 1.1 Grafik Penerimaan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Begitu juga di negara Indonesia. Pajak merupakan salah satu unsur terbesar dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam pembukaan Undang Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti kesehatan rakyat, pendidikan, kesejahteraan, dan sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang. Pajak yang dibayarkan tidak dapat dirasakan secara langsung oleh pembayar pajak tetapi nantinya akan digunakan pemerintah untuk dapat melakukan program-program pembangunan yang dapat dinikmati oleh rakyat. Bagi sebagian besar negara termasuk Indonesia, pajak merupakan unsur paling penting dalam penerimaan negara. Maka tidak heran jika banyak negara yang menitikberatkan perhatiannya pada sektor perpajakan. Di Indonesia usaha-usaha untuk mengoptimalkan penerimaan sektor pajak telah dilakukan melalui usaha intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan pajak. Pajak merupakan salah satu sektor yang berperan penting di dalam perekonomian Indonesia sebagai salah satu sumber pendapatan dan penerimaan negara. Ketentuan pemungutan pajak telah diatur dalam pasal 23A Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen III yang berbunyi Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dalam Undang-Undang. Pemerintah menggunakan hasil pajak yang diterima untuk melaksanakan tanggung jawab negara demi terciptanya kesejahteraan umum. Bagi para manejemen perusahaan, pajak merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi kelangsungan perusahaan, karena pajak akan mengurangi jumlah laba bersih yang akan diperoleh sehingga memungkinkan perusahaan untuk membayar serendah mungkin. Apabila perusahaan memiliki beban pajak yang tinggi 1

maka akan cenderung mendorong manajemen dalam perusahaan untuk mengatasinya dengan berbagai cara, salah satunya dengan memanipulasi laba perusahaan (Wulandari dalam Simarmata, 2014). Untuk meminimumkan jumlah pajak yang harus dibayar, perusahaan melakukan manajemen pajak. Manajemen pajak adalah sarana memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang harus dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Perencanaan pajak (tax planning) adalah salah satu bentuk manajemen pajak yang dapat dilakukan perusahaan. Tujuan dari perencanaan pajak adalah untuk meminimalisasi beban atau pajak yang terutang baik dalam tahun berjalan ataupun untuk tahun-tahun berikutnya. Salah satu strategi tax planning adalah penghindaran pajak (tax avoidance). Penghindaran pajak (tax avoidance) adalah upaya penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan, dimana metode dan teknik yang digunakan cenderung memanfaatkan kelemahan-kelemahan (grey area) yang terdapat dalam undangundang dan peraturan perpajakan itu sendiri untuk memperkecil jumlah pajak yang terhutang (Pohan dalam Simarmata, 2014). Namun di sisi lain kegatan ini dapat menimbulkan kerugian terhadap negara akibat aktivitas penghindaran pajak yang dilakukan mengarah kepada penghindaran pajak yang terlalu agresif. Kegiatan penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan dengan agresif dapat meningkatkan profitabilitas dan arus kas sehingga dianggap baik dalam kelangsungan perusahaan karena memperoleh keuntungan besar. Namun hal tersebut menjadi satu 2

dilema etika ketika sebuah perusahaan melakukan penghindaran pajak. Tindakan tersebut pada dasarnya tidak sesuai dengan harapan masyarakat karena pembayaran pajak perusahaan memiliki implikasi penting bagi masyarakat dalam hal pendanaan barang publik seperti pendidikan, pertahanan nasional, kesehatan masyarakat dan hukum (Lanis dan Richardson, 2012). Apabila perusahaan melakukan penghindaran pajak dengan tingkat agresifitas tinggi maka akan mempengaruhi dukungan kepada pemerintah dalam pembangunan serta program-program sosial yang tujuannya untuk mensejahterahkan rakyat maka perusahaan dikategorikan tidak bertanggung jawab secara sosial. Pada dasarnya perusahaan dituntut untuk mampu bertanggung jawab atas seluruh aktivitasnya terhadap stakeholder. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu bentuk komitmen bisnis untuk bertindak secara etis, berkontribusi pada pembangunan ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup pekerja dan masyarakat pada umumnya (Holme dan Watts dalam Lanis dan Richardson, 2012). Lanis dan Richardson (2012) menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang rendah dianggap sebagai perusahaan yang tidak bertanggung jawab secara sosial sehingga dapat melakukan strategi pajak yang lebih agresif dibandingkan dengan perusahaan yang sadar akan tanggung jawab sosialnya. Di Indonesia sendiri, sesuai dengan peraturan terkait bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility sudah merupakan suatu kewajiban bagi setiap perusahaan. Hal telah diatur oleh pemerintah dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007 pasal 74 tentang Tanggung Jawab Sosial dan 3

Lingkungan yang menyatakan bahwa Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Corporate Social Responsibility sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat di sekitar lokasi operasioal perusahaan. Menurut Yasin dalam Kurniasari (2015), tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) tidak semata-mata berusaha untuk mendapatkan keuntungan finansial saja tapi dalam praktiknya perusahaan bertanggung-jawab untuk memberikan perhatian dan kepedulian kepada masyarakat luas dan lingkungan termasuk pelestarian lingkungan. Tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan saat ini adalah konsep yang mensyaratkan organisasi bisnis untuk mempertimbangkan kepentingan masyarakat dengan bertanggung jawab atas dampak kegiatan operasi mereka kepada pelanggan, pemasok, karyawan, pemegang saham, masyarakat, dan stakeholder lainnya, serta lingkungan. Praktik penghindaran pajak dapat dipengaruhi oleh beberapa hal lainnya seperti karakteristik keuangan dan tata kelola perusahaan. Karakteristik keuangan dapat dilihat dari profitabiliatas dan solvabilitas. Profitabilitas perusahaan dapat ditujukkan melaluai Return on Asset (ROA) yang mencerminkan kinerja perusahaan, semakin tinggi ROA maka akan semakin bagus kinerja keuangan perusahaan. ROA akan menunjukkan apakah perusahaan dapat memanfaatkan asetnya secara efisien untuk menghasilkan laba. Laba yang dihasilkan perusahaan merupakan dasar dari pengenaan pajak. Rasio solvabilits merupakan rasio yang menunjukkan besarnya komposisi utang suatu perusahaan. Pada umumnya perusahaan menggunakan utang kepada pihak ketiga dalam menjalankan aktivitas operasi perusahaan. Penambahan 4

sejumlah utang suatu perusahaan akan menimbulkan beban bunga yang menjadi pengurang beban pajak perusahaan (Kurniasih dan Sari, 2013). Dalam beberapa penelitian keterlibatan perusahaan dalam praktik penghindaran pajak dapat dipengaruhi oleh tata kelola perusahaan. Dengan adanya mekanisme tata kelola perusahaan yang baik, kinerja perusahaan dapat terkontrol. Melalui komisaris independen yang berkewajiban melakukan pengawasan dan kontrol terhadap perusahaan agar aktivitas yang dilakukan tidak menyimpang dari ketentuan peraturan yang telah ditetapkan. Penelitian Lanis dan Richardson (2012) menyatakan bahwa proporsi komisaris independen berpengaruh negatif terhadap tingkat agresivitas pajak. Dengan demikian kehadiran komisaris independen dapat menekan perilaku pajak agresif perusahaan. Apabila semakin banyak jumlah komisaris independen dalam sebuah perusahaan maka pengawasan terhadap manajemen perusahaan semakin ketat, sehingga perusahaan tidak agresif terhadap penghindaran pajak. Keterlibatan perusahaan dalam praktik penghindaran pajak menjadi suatu hal yang legal dan dapat digunakan oleh perusahaan, namun sangat tidak diinginkan oleh pemerintah. Pemerintah menginginkan agar perusahaan melakukan pembayaran pajak tanpa adanya praktik penghindaran pajak. Alasan perusahaan masih melakukan praktik penghindaran pajak yang dinilai kurang baik dalam masyarakat yaitu untuk mengoptimalisasikan laba untuk kepentingan perusahaan. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, serta menganalisi kembali faktor-faktor yang mempengaruhi praktik penghindaran pajak dalam perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini diberi judul 5

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD), profitabilitas, solvabilitas, komisaris independen terhadap penghindaran pajak (pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Apakah (Corporate Social Responsibility Disclosure) CSRD perusahaan memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak? b) Apakah profitabilitas perusahaan memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak? c) Apakah solvabilitas perusahaan memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak? d) Apakah komisaris independen perusahaan memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh (Corporate Social Responsibility Disclosure) CSRD perusahaan terhadap penghindaran pajak. b) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap penghindaran pajak. 6

c) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh solvabilitas perusahaan terhadap penghindaran pajak. d) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh komisaris independen perusahaan terhadap penghindaran pajak. 1.4 Kontribusi Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian maka konstribusi dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Akademisi Hasil penelitian ini akan memberikan bukti empiris atas pengaruh (Corporate Social Responsibility Disclosure) CSRD, profitabilitas, solvabilitas, dan komisaris independen terhadap penghindaran pajak. Melalui penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan dorongan untuk melakukan penelitianpenelitian lanjutan yang lebih baik dan melengkapi penelitian yang telah ada. b) Praktisi Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan-perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis, terutama dalam manajemen pajak perusahaan. c) Regulator Melalui penelitian ini diharapkan agar pemerintah, khususnya Direktorat Jendral Pajak dapat menelaah kebijakan yang berlaku saat ini dengan membuat peraturan yang jelas dan tegas mengenai perpajakan di Indonesia, sehingga mempersempit celah perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak, baik secara legal maupun illegal. 7

1.5 Batasan penelitian Berikut ini merupakan batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Penggunaan sampel penelitian dalam studi ini mengambil beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama 5 tahun yaitu dari tahun 2010 2014. 2. Perusahaan manufaktur yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan peringkat proper yaitu yang memiliki peringkat emas, hijau, dan biru. 3. Indeks pengukuran pengungkapan CSR menggunakan check list pengungkapan standar khusus menurut GRI G4. 4. Penelitian ini dibatasi dengan menguji empat variabel independen yaitu variabel CSR, provitabilitas, solvabilitas, dan komisaris independen. 8