KINERJA DINDING BATA TANPA TULANGAN TERHADAP BEBAN GEMPA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBERIAN TULANGAN PADA DINDING BATA YANG DIBERI BEBAN GEMPA

PENGARUH PEMBERIAN TULANGAN PADA DINDING BATA YANG DIBERI BEBAN GEMPA

BAB 1 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Efek dinding..., Yohannes Arief Ninditta Siregar, FT UI, 2010.

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH UKURAN BATA MERAH SEBAGAI DINDING PENGISI TERHADAP KETAHANAN LATERAL STRUKTUR BETON BERTULANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

ANALISIS PERKUATAN STRUKTUR KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN DINDING GESER DAN STEEL BRACING Nugrafindo Yanto, Rahmat Ramli

PENGARUH VARIASI LETAK TULANGAN HORIZONTAL TERHADAP DAKTILITAS DAN KEKAKUAN DINDING GESER DENGAN PEMBEBANAN SIKLIK (QUASI-STATIS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

BAB VII. Dari hasil eksperimen dan analisis yang dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP MEKANISME DAN POLA RETAK KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK

PERILAKU GESER DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK JURNAL

ANALISIS KINERJA BANGUNAN BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT-STOREY SKRIPSI

Ivan Julianto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia,

Gambar 2.1 Rangka dengan Dinding Pengisi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH VARIASI JARAK TULANGAN HORIZONTAL DAN KEKANGAN TERHADAP DAKTILITAS DAN KEKAKUAN DINDING GESER DENGAN PEMBEBANAN SIKLIK (QUASI-STATIS)

Ika Bali 1,2* dan Sadikin 1. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Letjen. S. Parman No.1, Jakarta 11440

PENGARUH PENGGUNAAN PENGEKANG (BRACING) PADA DINDING PASANGAN BATU BATA TERHADAP RESPON GEMPA

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang terletak pada daerah pertemuan 4 (empat)

BAB V. Resume kerusakan benda uji pengujian material dapat dilihat pada Tabel V-1 berikut. Tabel V-1 Resume pola kerusakan benda uji material

Pengaruh Penambahan Dinding Geser (Shear Wall) pada Waktu Getar Alami Fundamental Struktur Gedung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS EFEK PENEMPATAN DINDING BATA TERHADAP RESPON BANGUNAN AKIBAT EKSITASI GEMPA

PERENCANAAN PENULANGAN DINDING GESER (SHEAR WALL) BERDASARKAN TATA CARA SNI Febry Ananda MS 1, Johannes Tarigan 2

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Studi Perbandingan Dinding Geser dan Bracing Tunggal Konsentris sebagai Pengaku pada Gedung Bertingkat Tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN STRUKTUR RUMAH SUSUN DENGAN DAN TANPA DINDING PENGISI MODELING OF CONDOMINIUM STRUCTURE WITH AND WITHOUT INFILL WALL

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

KAJIAN EKSPERIMENTAL PADA DINDING BATA DI LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISPLACEMENT CONTROL ABSTRAK

PENGARUH JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP DAKTILITAS KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PENEMPATAN DINDING GESER TERHADAP WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL STRUKTUR GEDUNG

BAB II LANDASAN TEORITIS

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

BAB I. - Ukuran kolom dan balok yang dipergunakan tidak memadai. - Penggunaan tulangan polos untuk tulangan utama dan sengkang balok maupun kolom.

PENGARUH PENGGUNAAN SEISMIC BASE ISOLATION SYSTEM TERHADAP RESPONS STRUKTUR GEDUNG HOTEL IBIS PADANG ABSTRAK

Keywords: structural systems, earthquake, frame, shear wall.

PERILAKU STRUKTUR RANGKA DINDING PENGISI DENGAN BUKAAN PADA GEDUNG EMPAT LANTAI

PENGARUH PENINGKATAN KEKUATAN MORTAR TERHADAP DEFORMASI DINDING BATA MERAH LOKAL

IDENTIFIKASI KEGAGALAN, ALTERNATIF PERBAIKAN DAN PERKUATAN PADA STRUKTUR GEDUNG POLTEKES SITEBA PADANG ABSTRAK

DAKTILITAS KURVATUR PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG TERKEKANG CINCIN BAJA

PENGARUH PASANGAN DINDING BATA PADA RESPON DINAMIK STRUKTUR GEDUNG AKIBAT BEBAN GEMPA

TINJAUAN PENGGUNAAN SHEAR WALL SEBAGAI PENGAKU STRUKTUR PORTAL GEDUNG BERTINGKAT DI DAERAH RAWAN GEMPA ABSTRACT

KAJIAN EKSPERIMENTAL POLA RETAK PADA PORTAL BETON BERTULANG AKIBAT BEBAN QUASI CYCLIC ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH DINDING GESER TERHADAP PERENCANAAN KOLOM DAN BALOK BANGUNAN GEDUNG BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Kepulauan Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis dan perancangan pada struktur gedung Apartemen

Pengaruh Pemodelan Elemen Tangga pada Gedung BetonBertulang terhadap Beban Gempa: Studi Kasus Gedung Hotel Tajem Paradise City Yogyakarta 5 Lantai

PUBLIKASI ILMIAH TEKNIK SIPIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

STUDI PEMANFAATAN SERBUK GERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN TAMBAH CAMPURAN BATAKO

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Beban Gempa Menurut SNI 1726: Perkuatan Struktur Bresing...

ASESMEN DAN PERKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERHADAP GEMPA PADA BANGUNAN RUSUNAWA I UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Pengaruh Core terhadap Kinerja Seismik Gedung Bertingkat

ASESMEN DAN PERKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERHADAP GEMPA PADA BANGUNAN RUSUNAWA I UNIVERSITAS SEBELAS MARET MAKALAH TESIS

ABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan.

EVALUASI DAKTALITAS STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PENGARUH DINDING PENGISI BATA MERAH

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG KOLOM UNTUK RUMAH SEDERHANA TERHADAP BEBAN GEMPA DI PADANG ABSTRAK

VISUALISASI PEMBELAJARAN DESAIN PENULANGAN DINDING GESER DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN DELPHI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko korban

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMODELAN STRUKTUR RANGKA DINDING PENGISI BERATURAN UNTUK GEDUNG 4, 7 DAN 10 LANTAI DENGAN VARIASI PENEMPATAN DINDING PENGISI PADA LANTAI DASAR

NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL

BAB IV EVALUASI KINERJA DINDING GESER

EVALUASI KAPASITAS SEISMIK BANGUNAN BETON BERTULANG EKSISTING DI KOTA PADANG DENGAN MEMPERHITUNGKAN PENGARUH DINDING BATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISA STRUKTUR DI WILAYAH SUMATERA BARAT (KOTA PADANG) PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER 2009

Analisa Bangunan Tidak Simetris ANALISIS BANGUNAN TIDAK SIMETRIS DALAM MEMIKUL GAYA GEMPA DENGAN MENGGUNAKAN SAP 2000.

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

ANALISA STRUKTUR GEDUNG DAN KAPASITAS KOLOM AKIBAT BEBAN STATIK EQUIVALEN BERDASARKAN PERATURAN GEMPA 2012

PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN DAN TANPA DINDING PENGISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4.3.7 Model G (Balok Lintel) Pengujian dan Perilaku Histeresis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

ANALISA KEGAGALAN STRUKTUR DAN RETROFITTING BANGUNAN MASJID RAYA ANDALAS PADANG PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER Fauzan 1 ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. gawang apabila tanpa dinding (tanpa strut) dengan menggunakan dinding (dengan

PERMASALAHAN DETAILING PADA BANGUNAN BETON BERTULANG SEDERHANA TAHAN GEMPA

STUDI PERBANDINGAN DISTRIBUSI GAYA GESER PADA STRUKTUR DINDING GESER AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN BERBAGAI METODE ANALISIS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

EVALUASI PERBANDINGAN KONSEP DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI BETON

PENGARUH EKSENTRISITAS PUSAT MASSA BANGUNAN BETON BERTULANG TERHADAP STABILITAS STRUKTUR YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN RANGKA BAJA SEBAGAI PENGGANTI SHEAR WALL EXSISTINGPADA CORE BUMIMINANG PLAZA HOTEL PADANG SUMATERA BARAT SKRIPSI

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendekatan. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kekangan yang diberikan sengkang

Pengaruh Dinding Bata dengan Bukaan (Lobang) terhadap Ketahanan Lateral Struktur Rangka Beton Bertulang

Transkripsi:

KINERJA DINDING BATA TANPA TULANGAN TERHADAP BEBAN GEMPA Age, Zulfikar Djauhari,Iskandar R.S Jurusan Teknik Sipil S1 - Universitas Riau Kampus Bina Widya, Km 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru Email : Agesipilunri@gmail.com ABSTRACT In this final analysis compared the characteristics of two models of unreinforced walls (URM) given axial load and lateral load (earthquake). Analysis was performed referring to ACI Standards and Euro Code, and compare with the RAM program V8.i Element and Experimental tests have been done by (Djauhari and Ridwan, 2011). Analysis was performed on a given wall axial loads and lateral loads to get the magnitude of the compressive strength of the wall and the displacement that occurs in the wall. The analysis showed that for the calculation using the standard ACI showed that the wall had given load displacement 50% smaller than the experimental test. As for the RAM program Element analysis using the results obtained are very close to the experimental test results. Keywords: unreinforced Masonry, Mortar, Load, Deflection PENDAHULUAN Indonesia memiliki resiko tinggi akan terjadinya gempa, karena Indonesia terletak dipertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu lempeng tektonik Hindia-Australia, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia. Pertemuan ketiga lempeng ini akan membentuk jalur gempa baru. Jalur gempa itu akan melewati wilayah Indonesia mulai dari Bukit Barisan, Pantai Selatan Jawa, Maluku, Irian Jaya, dan Sulawesi. Kejadian gempa ini dapat dilihat sepanjang tahun 2004 sampai 2009. Setiap tahun terjadi gempa di berbagai daerah di Indonesia baik dalam skala besar maupun kecil, bahkan beberapa gempa besar menimbulkan kerusakan yang sangat besar bahkan korban jiwa. Gempa Padang September 2009, merupakan salah satu bencana gempa bumi hebat yang terjadi di Indonesia terakhir ini. Bangunan berdinding bata, baik untuk rumah sederhana maupun gedung bertingkat sangat banyak digunakan di Indonesia karena bahan bakunya yang murah dan mudah didapat. fungsi dinding bata sebagai komponen non-struktural dalam peraturan tingkat Nasional (SNI 03-2847 2002) mengakibatkan pengaruh kekuatan dan kekakuan dinding bata sering tidak diperhitungkan dalam perencanaan suatu bangunan. Meskipun dianggap sebagai komponen non struktur akan tetapi dinding bata mempunyai kecenderungan berinteraksi dengan portal yang ditempatinya, terutama apabila dikenakan beban horizontal (akibat gempa) yang besar. Asumsi tersebut benar jika bangunan tersebut hanya menahan beban aksial/gravitasi. tetapi perilaku bangunan

akan berubah bila ada beban lateral seperti beban gempa. hasil-hasil pengamatan terhadap bangunan yang rusak karena beban gempa tampak bahwa bangunan yang memiliki dinding pengisi lebih kaku dari lantai bangunan yang lebih terbuka, sehingga kerusakan akan terjadi pada bagian lantai yang lebih lemah, fenomena ini dikenal sebagai soft-storey effect dan terjadi pada sebagian besar bangunan yang rusak karena gempa (lihat Gambar 1). Gambar 1. Soft Storey gedung (Gempa Padang, 2009) sumber : http://wiryanto.wordpress.com Berdasarkan sistem kontruksinya (Euro code 6), dinding bata dikategorikan dalam tiga tipe, yaitu: a. Dinding pengisi tanpa tulangan (unreinforced masonry), dinding pengisi hanya terdiri dari bata dan mortar b. Dinding pengisi yang dikekang (confined masonry), dinding pengisi yang terdiri dari bata dan mortar yang disekelilingnya terdapat pengekang (confined) seperti portal. c. Dinding pengisi bertulang (reinforced masonry), dinding pengisi yang diberi tulangan pada pasangan bata dan mortar. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dinding bata tanpa tulangan yang dibebani beban gempa dengan metode ACI 530 dan Euro Code. Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penilitian ini adalah mengkaji 1. kekuatan lentur (Flexural), dinding bata tanpa tulangan terhadap beban in plane. 2. kekuatan geser dinding setengah bata tanpa tulangan akibat beban sejajar bidang dinding. 3. kapasitas defleksi dinding terhadap beban In Plane 4. keretakan dan kegagalan dinding akibat beban gempa Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan/acuan dalam perancangan dan evaluasi bangunan yang menggunakan dinding bata tanpa tulangan di Indonesia. METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua model dinding dengan susunan setengah bata. Untuk keperluan analisa tersebut masing-masing dinding dimodelkan dengan dimensi dan arah pembebanan pada dinding bata seperti pada Tabel 1 berikut : Tabel 1.Model Analisa dinding bata. Kode Model Dinding Ukuran Model (mm) Beban URM A 600 600 95 Aksial, Tegal Lurus siar URM B 600 600 95 Aksial, Sejajar Siar sumber : Djauhari dan Ridawan, 2011 Analisis yang diinginkan dalam penelitian ini menggunakan metode ACI 530-02 dan menggunakan program analisis elemen struktur struktur yaitu RAM Element (RE) versi 8.i dengan menganalisis model dinding yang diberikan beban aksial dan lateral pada masing-masing model untuk mendapatkan hubungan beban dan perpindahan (defleksi) serta gambaran pola retak model dinding bata tanpa tulangan.

Secara umum langkah-langkah perhitungan dinding bata tanpa tulangan terhadap beban gempa adalah sebagai berikut. 1. Menentukan kuat tekan unit bata (fm) dengan persamaan sebagai berikut : Dimana: P : Besarnya gaya horizontal yang bekerja (kn) h : Tinggi dinding pengisi (m) E m : Modulus Elastisitas E m =700f m I n : Momen inersia dinding pengisi (m 4 ) G : Modulus rigid G=0,4E m A : Luas dinding pengisi (m 2 ) dengan : kuat tekan dinding terhadap beban aksial, : kuat lentur dinding bata terhadap beban aksial : 0.16 fm, : 0.13 fm. 2. Menentukan kuat tekan dinding bata (fm ) terhadap beban aksial dan beban lateral dengan persamaan sebagai berikut : dengan: f m : kuat tekan dinding pengisi, f m : kuat tekan unit bata, f cm : kuat tekan mortar, K : konstanta (N/mm 2 ) 0.1 3. Menentukan besar perpindahan dinding bata. Berdasarkan IITK 2005 besarnya perpindahan (deflection) yang terjadi pada dinding bata tanpa tulangan dapat ditentukan dengan persamaan : HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan perhitungan antara dinding model URM-A dan URM-B tidak menunjukkan hasil yang berbeda, hal ini dikarenakan tidak ada perbedaan dimensi dan berpengaruh apabila dinding mengalami beban aksial ataupun beban lateral. Perbedaan antara Perhitungan menggunakan standar ACI dengan hasil uji eksperimental bila dipersentasekan memperlihatkan selisih sebesar 51.38 %. Nilai tersebut lebih kecil daripada hasil eksperimental. Tabel 2 menunjukkan beban dan perpindahan URM-A dan URM-B: Tabel 2. Perbandingan beban dan perpindahan URM-A dan URM-B Beban URM-A URM-B Defleksi Defleksi (KN) (mm) (mm) 30 0.57 0.57 60 1.13 1.13 90 1.70 1.70 120 2.26 2.26 150 2.83 2.83 180 3.39 3.39 210 3.96 3.96 240 4.52 4.52 270 5.38 5.38 300 5.65 5.65 Sumber : Hasil perhitungan

Gambar 2. Perpindahan dinding dengan ACI-530 Sumber : Age,2013 Gambar 3. Perpindahan dinding dengan ACI-530 Sumber : Age,2013 2. Perbandingan URM-A dan URM-B Versi RAM Element Perbandingan hubungan antara beban dan perpindahan antara model dinding URM-A dan URM-B dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini : P Tabel 3. Perbandingan Beban dan Perpindahan URM-A dan URM-B URM-A (mm) Defleksi RE URM-B (mm) Status 30 0.3 1.29 Tidak Aman 60 0.59 2.59 Tidak Aman 90 0.88 3.88 Tidak Aman 120 1.18 5.17 Tidak Aman 150 1.47 6.47 Tidak Aman 180 1.76 7.76 Tidak Aman 210 2.06 9.05 Tidak Aman 240 2.35 10.35 Tidak Aman 270 2.64 11.64 Tidak Aman 300 2.94 12.93 Tidak Aman 330 3.23 14.23 Tidak Aman 360 3.52 15.52 Tidak Aman Sumber : RAM Element v8.i Gambar 4. Perpindahan dinding dengan ACI-530 Sumber : Age,2013 Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa model dinding URM-B mengalami perpindahan lebih besar daripada model dinding URM-A, hal ini menunjukkan bahwa dinding tidak lebih kuat mengalami beban lateral seperti gempa. Analisis menggunakan RAM Element khuusnya untuk model dinding yang diberikan beban lateral menunjukkan hasil 99% sangat mendekati dengan hasil uji eksperimental, artinya analisis menggunakan program tersebut

dapat digunakan dalam perencanaan dinding bata tanpa tulangan. Akan tetapi tidak untuk dinding yang mengalami beban aksial, hal ini dikarenakan perbedaan dimensi propertis bata yang digunakan dalam program tersebut. Gambar 5. Perpindahan dinding dengan ACI-530 Sumber : Hasil Perhitungan 3. Perbandingan Analitis, RE dan Eksperimental terhadap URM Perbandingan antara analitis, program dan RE selanjutnya diambil nilai beban yang sama dengan nilai beban maksimum pada uji ekperimental, hal ini untuk mengetahui seberapa besar perbedaan antara perhitungan pada tugas akhir (kata-kata tugas akhir tidak boleh ada, gantikan dengan penelitian) ini dengan menggunakan program RE dan juga untuk membandingkan dengan hasil eksperimental yang telah ada. Tabel 4. berikut ini menunjukkan perbedaan perpindahan antara metode ACI, Program RE dan Uji eksperimental. Tabel 4. Perbandingan Beban dan Perpindahan Analitis, Program RE dan Eksperimental terhadap URM Beban Perpindahan Model kn mm URM-A ACI 285.82 5.38 URM-B ACI 310.65 5.85 URM-A RE 285.82 2.38 URM-B RE 310.65 13.37 URM-A Eksperimen 285.82 10.47 URM-B Eksperimen 310.65 13.36 Sumber : Hasil Perhitungan,REdan Eksperimental

Gambar 6. Perpindahan Metode ACI-Program RE dan Eksperimental Sumber : Hasil Perhitungan,RE dan Eksperimental Gambar 7. Perpindahan Metode ACI-Program RE dan Eksperimental Sumber : Hasil Perhitungan,RE dan Eksperimental Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan bahwa hanya model dinding URM-B hasil analisis program RE yang memiliki nilai perpindahan yang sangat mendekati dengan hasil uji eksperimental. masing-masing perbedaan warna yang menunjuukan perbedaan defleksi yang terjadi. Gambar 4.5 dan 4.6 merupakan pola retak dinding berdasarkan analisa program RE : 4. Pola Retak dinding URM versi RAM Element Untuk melihat bagaimana bentuk pola retak dinding, dapat dilihat pada out put analisa menggunakan RE dengan

Gambar 8. Pola retak URM-A berdasarkan RE Sumber : RAM Element Gambar 9. Pola retak URM-B berdasarkan RE Sumber : RAM Element KESIMPULAN Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan terhadap dinding bata tanpa tulangan (URM-A dan URM-B) dengan menggunakan standar ACI dan Program RAM Element untuk melihat pengaruh beban aksial dan lateral pada dinding, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut ini: 1. Berdasarkan hasil perhitungan, pengaruh arah pembebanan baik itu beban searah siar bata maupun tegak lurus bata tidak berpengaruh signifikan terhadap kekuatan sebuah dinding, perilakunya hampir mendekati, hanya saja untuk dinding dengan pembebanan lateral akan mengalami defleksi yang lebih besar. 2. Untuk hasil Analisa menggunakan RE yang menggunakan standar ACI didapatkan hasil yang sangat mendekati hasil uji eksperimental untuk dinding yang mengalami beban lateral eksperimental, hal ini menunjukkan bahwa program RE tersebut dapat digunakan dalam mendesain sebuah elemen dinding bata. 3. Berdasarkan pengamatan, didapatkan hasil penggambaran pola retak dinding bata yaitu perpindahan (Defleksi) pada dinding bata akan lebih besar pada sisi yang mengalami beban terlebih dahulu. 4. Rasio perbedaan kekuatan dinding baik secara perhitungan manual, program RE dan uji eksperimental disebabkan perbedaan propertis unit bata dan tipe mortar yang digunakan. 5. Secara umum, berdasarkan kajian pada tugas akhir ini bahwa dinding tanpa tulangan lebih lemah dalam menahan gaya lateral dibandingkan dengan gaya aksial.

REFERENSI ACI 530-02/ASCE 5-02/TMS 402-02. 2002. Building Code Requirements for Masonry Structures. MSJC, US. Badan Standar Nasional, 2002. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung, Bandung. British Standards Institution. BSEN 1996: Eurocode 6 Design of masonry structures. BSI (4 parts). Departemen Pekerjaan Umum. 2003. Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung ( SKSBI-1.3.53.1987). Yayasan badan penerbit PU. Jakarta Djauhari dan Ridwan. 2011. Kajian Eksperimental Pengaruh dinding bata tanpa tulangan(urm) dan dinding bata bertulang (RM) terhadap perilaku portal beton bertulang beban gempa.hibah bersaing. Pekanbaru Pauley et. Priestley. 1992, Seismic Design Of Reinforced Concrete And Masonry Buildings. New York. Wiryanto Dewobroto,(2005). Analisa Inelastis Portal Dinding Pengisi dengan Equivalent Diagonal Strut. Jurnal Teknik Sipil ITB, Edisi Vol. 12 /4.