Jl. Peutua Banta No. 7 Meunasah Blang, Bireuen Telp

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAINNYA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN ASISTEN TENAGA KESEHATAN

BAB II GAMBARAN UMUM, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, NILAI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)

PANDUAN KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG

MATERI ORIENTASI PEGAWAI BARU DOKTER UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO. / SK / RSPB / / 2017

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PROGRES DOKUMEN POKJA KKS ( KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF )

BAB I DEFINISI Proses Keredensial (Credentialing): Proses Re- Kewenangan klinis (clinical privilege) : Surat Penugasan (clinical Appointment) Tenaga

PANDUAN KREDENSIAL STAF APOTEKER, ASISTEN APOTEKER, RADIOGRAFER, AHLI GIZI, FISIOTERAPI, PEREKAM MEDIS, ANALIS DAN TEKNISI ELEKTROMEDIS

DAFTAR WAWANCARA RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS)

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

Langkah-langkah Implementasi Bab - KPS KARS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS CADASARI

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM

I. Ketua Komite Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PT. AR. MUHAMAD RUMAH SAKIT AR. BUNDA JL. ANGKATAN 45 KEL. GUNUNG IBUL TELP. (0713) FAX. (0713) PRABUMULIH SUM - SEL 31121

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

2017, No Indonesia Nomor 5062); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144

PEMERINTAH KOTA PAYAKUMBUH PUSKESMAS LAMPASI. KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LAMPASI NO. 445/ /SK-C/Pusk-LPS/I/2016

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 003/ PP.IAI/1418/IX/2016. Tentang

PERAN BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN (BMPK) DALAM PENJAMINAN MUTU TENAGA DAN FASILITAS KESEHATAN DI DIY. Yogyakarta,25-26 februari 2013

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BYLAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SINJAI BUPATI SINJAI,

A. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 33 TAHUN 2010 TENT ANG

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BAB III ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

KERANGKA ACUAN PROGRAM ORIENTASI TENAGA BARU BIDAN BARU

KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAIN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N

TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG NOMOR : TENTANG PENGELOLAAN REKAM MEDIS KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. `LAPORAN VALID INDIKATOR AREA KLINIS 1. Asesment pasien: Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medik Triase dan Pengkajian IGD

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 78 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 188/ /KEP/408.49/2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PANDUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

KELENGKAPAN PENGISIAN INDIKASI MEDIS PADA FORM/BLANGKO PERMINTAAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

BAB II ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas (quality improvement) pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan mutlak diperlukan untuk

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT LINEN DAN LAUNDRY

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkot

KOMITE FARMASI DAN TERAPI. DRA. NURMINDA S MSi, APT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN KOMITE MEDIS DALAM PEMBERIAN KEWENANGAN KLINIS PADA STAF MEDIS RS

Transkripsi:

Jl. Peutua Banta No. 7 Meunasah Blang, Bireuen Telp. 0644-324433 email: telaga_bunda@ymail.com KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKITTELAGA BUNDA NOMOR : 001/ RSTB/AKR-KPS/VII/2015 TENTANG PENETAPAN STAF KLINIS DI RUMAH SAKITTELAGA BUNDA DIREKTUR RUMAH SAKIT TELAGA BUNDA Menimbang : a. bahwa untuk mendukung terwujudnya pelayanan kesehatan yang optimal pada Rumah Sakit Telaga Bunda Bireun optimal perlu ditetapkan Kebijakan Pedoman Penetapan Staf Klinis. b. bahwa untuk maksud tersebut perlu diatur dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Telaga Bunda. Mengingat :1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. 4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 436 Tahun 1993 Tentang berlakunya Standar Pelayanan RumahSakit dan Pelayanan Medis. 5. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 1994 Tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit.

6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001 Tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit. 7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 81 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN PENETAPAN STAF KLINIS INI DIGUNAKAN DALAM RANGKA UPAYA PEREKRUTAN STAF KLINIS (MEDIS DAN KEPERAWATAN) DI RUMAH SAKIT TELAGA BUNDA. KESATU : Semua pihak yang terkait wajib menjalankan perannya dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab sesuai tugas dan fungsinya masing. Sehingga tercipta kondisi yang diharapkan yaitu pelayanan yang optimal oleh staff di rumah sakit Telaga Bunda; KEDUA : Kebijakan ini dibuat untuk mengatur penetapan staf sesuai dengan perekrutan, kredensial, penugasan, orientasi dan penilaian sesuai kebutuhan di unit yang terkait, juga mengatur alur penerimaan staf sesuai prosedur yang diterapakan oleh Rumah Sakit Telaga Bunda; KETIGA : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan danapabila di kemudian hari terdapat kekeliruan maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di Bireuen pada tanggal 03 Juli 2015 DIREKTUR RS TELAGA BUNDA dr. Nila Epita Lampiran Keputusan Direktur Nomor : 001/ RSTB/AKR- KPS/VII/2015 Tanggal: 03 Juli 2015 KEBIJAKAN UMUM 1. Seleksi tenaga karyawan di Rumah Sakit dilakukan secara sistematis.. 2. Perekrutan staf akan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit. 3. Proses rekruitmen, kredensial, penugasan, orientasi dan penilaian/evaluasi kinerja staf di Rumah Sakit Telaga Bunda tertuang pada kebijakan khusus yang tercantum dibawah ini. KEBIJAKAN KHUSUS A. Proses Rekruitmen Staf 1. Perekrutan staf di Rumah Sakit Telaga Bunda, dilakukan apabila ada permintaan staf pada unit terkait untuk satu kedudukan/posisi tertentu, berdasarkan kebutuhan tenaga menurut penempatan kerja 2. Rekrutment staf dimulai dengan proses seleksi (dokumen dan ADM) berdasarkan kriteria yang diperlukan.

3. Tahap selanjutnya adalah uji tulis, setelah lulus uji tulis dilanjutkan dengan test wawancara, kemudian baru ke tahap kredensial. B. Kredensial Staf Medis Kredensial staf medis dilakukan pada awal penerimaan staf, untuk menentukan kewenangan klinis staf medis tersebut. Sedangkan proses Rekedensial akan dilakukan dalm jangka waktu 3 tahun setelahnya, pada staf yang telah memiliki kewenangan klinis, untuk menentukan masih layak atau tidak pemberian kewenangan klinis itu diberikan lagi kepada staf tersebut. Staf Keperawatan/kebidanan Kredensial staf keperawatan/kebidanan dilakukan pada awal penerimaan staf, berdasarkan kompetensi dan kwalifikasinya untuk menentukan kewenangan klinis staf keperawatan/ kebidanan tersebut, yang akan diseleksi dan diberikan oleh komite kredensial Rumah Sakit dan akan direkomendasi ke komite keperawatan. Rekredensial akan dilakukan dalam jangka waktu 3 tahun setelahnya, pada staf yang telah memiliki kewenangan klinis, untuk menentukan masih layak atau tidak pemberian kewenangan klinis oleh komite keperawatan tersebut diberikan lagi kepada staf keperawatan/ kebidanan yang mengikuti proses rekredensial. Staf Profesional Kesehatan Lainnya Kredensial pofesional kesehatan lainnya dilakukan sesuai dengan penempatan kerja masing-masing individu berdasarkan kompetensi dan kwalifikasinya, dan akan terlampir pada panduan pengorganisasian unit kerja C. Penugasan Penugasan staf medis/ keperawatan/ kebidanan Penugasan Staf Medis/keperawatan/kebidanan terlampir dalam SPK dan RKK yang direkomendasi oleh komite medik untuk masingmasingg staf berdasarkan hasil dari tahapan kredensial yang telah dilalui. Penugasan staf kesehatan profesional lainnya 1. Penugasan staf laboratorium a. Mempersiapkan perlengkapan sampling ( sesuai dengan kebutuhan )

b. Memastikan tepat pasien yang akan diambil darahnya c. Melakukan pengambilan sampel darah pasien d. Memastikan sampel darah pasien sesuai dengan nama yang tertera di label darah e. Memastikan sampel darah yang diambil sesuai dengan criteria darah yang akan diperiksa f. Bertanggung jawab atas kalibrasi, maintenance dan control laboratorium dalam keadaan baik g. Mengecek persediaan reagen ( Kimia termasuk PCCC1, C FAS, CFAS LIPID, Hematologi 3 diff dan 5 diff) h. Mengecek persediaan form kebutuhan laboratorium dan bahan habis pakai (BHP) i. Membersihkan tabung- tabung yang akan dipakai dan merapihkannya ke tempat penyimpanan j. Membersihkan dan merapihkan prasarana pemeriksaan laboratorium seperti meja sampling, micropipette, dll k. Melakukan pemeriksaan sampel darah pasien sesuai dengan jenis pemeriksaan dan SOP pemeriksaan di laboratorium 1.1 Wewenang : a. Terhadap pelabelan nama pasien b. Terhadap ketepatan sampling c. Terhadap sampel pasien d. Terhadap kebenaran hasil pemeriksaan 1.2 Tanggung jawab : a. Terhadap sampel darah pasien b. Terhadap hasil pemeriksaan laboratorium pasien c. Kebersihan dan kerapihan sarana dan prasarana yang ada di laboratorium 2. Penugasan Staf apotik Petugas apotik bernaung dibawah wewenang apoteker penanggung jawab apotik 2.1 Mengelola farmasi dan perbekalan kesehatan : a. Merencanakan kebutuhan obat-obatan, bahan habis pakai, alat kerja: b. Mengajukan usulan kebutuhan obat obatan, bahan habis pakai dan alat kerja c. Menerima obat-obatan, bahan habis pakai dan alat kerja; d. Mendistribusikan obat obatan, bahan habis pakai dan alat kerja; e. Menyimpan obat-obatan, bahan habis pakai dan alat kerja; f. Melakukan administrasi terhadap kegiatan pengelolaan kefarmasian dan perbekalan kesehatan.

2.2 Mempersiapkan alat, bahan, obat yang diperlukan untuk layanan kefarmasian di Apotek; 2.3 Memberikan pelayanan obat (meracik dan mengemas obat) sesuai dengan resep yang ditulis dokter; 2.4 Melakukan pencatatan, pelaporan, pengolahan dan analisa data serta merencanakan dan melaksaakan upaya tindak lanjut; 2.5 Melakukan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh atasan. Wewenang 1. Memberikan bimbingan teknis dibidang kefarmasian kepada asisten apoteker di bawah jenjang jabatan 2. Membuat copi resep jika dibutuhkan; 3. Menjelaskan cara minum obat dan efek samping; 4. Dalam melaksanakan tugasnya asisten Apoteker berada di bawah dan bertanggung jawab kepada apoteker. 3 Penugasan Staf gizi Tugas Pokok Melaksanakan kegiatan pelalayanan gizi, konsultasi, perencana kebutuhan, serta penyusunan indeks bahan makanan sesuai aturan yang berlaku. FUNGSI 1. Melaksanakan pelayanan gizi 2. Menerima konsultasi di bidang gizi 3. Melakukan komunikasi, edukasi dan informasi gizi 4. Membuat pencatatan da pelaporan kegiatan bulanan program gizi D. Orientasi 1. Program orientasi bertujuan agar calon karyawan memahami tugas, kewajiban, wewenang, prosedur kerja, tujuan, falsafah dan peraturan-peraturan di lingkungan rumah sakit serta kebijakan pimpinan rumah sakit yang akan disampaikan oleh komite peningkatan mutu dan pelayanan Rumas Sakit Telaga Bunda. 2. Selama dalam program orientasi, calon karyawan juga diberi pengetahuan tentang hak-hak dan kewajiban pasien, program pasien safety, metode pemberian asuhan keperawatan dan prosedur-prosedur pengamanan dalam berbagai bidang yang akan

diberikan oleh sub komite mutu keselamatan pasien Rumah Sakit Telaga Bunda. 3. Calon karyawan juga diberikan pengetahuan tentang falsafah dan tujuan RS dan pelayanan kekaryawanan, hak dan kewajiban tenaga kekaryawanan yan akan disampaikan oleh kepala tata usaha Rumah Sakit Telaga Bunda. 4. Sedangakan hal-hal yang menyangkut dengan pencegahan infeksi, seperti hand hygine, five moment hand hygiene, survailance, dll, akan diedukasikan oleh komite PPI Rumah Sakit Telaga Bunda. 5. Program orientasi khusus meliputi praktik klinik lapangan sesuai dengan unit penempatannya dan akan dibimbing oleh kepala ruangannya. 6. Tujuan setelah diadakannya orientasi karyawan baru di harapkan karyawan tersebut dapat: - Memahami terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit Telaga Bunda. - Melaksanakan tugas dan kewajiban yang di amanatkan sesuai dengan aturan Rumah Sakit Telaga Bunda. - Memahami dan melaksakanakan visi, Misi, Motto dan Tujuan Rumah sakit Telaga Bunda. - Memahami terhadap struktur Organisasi Rumah Sakit Telaga Bunda. - Memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban karyawan Rumah Sakit Telaga Bunda. - Memahami dan melaksanakan peraturan kekaryawannan dengan baik dan benar - Memahami dan melaksakan kebijakan umum dan tata tertib karyawan rumah sakit Telaga Bunda. - Masa orientasi adalah selama 3 bulan. - Selama proses orientasi, seluruh calon staf akan diberi penjelasan tentang gambaran umum Rumah Sakit, tata cara dan aturan yang berlaku di Rumah Sakit. - Lanjut ke tahapan selanjutnya, staf akan menjalani masa magang selama 1 tahun dan ditempatkan pada posisi yang telah ditentukan. E. Penilaian / Evaluasi Kinerja Penilaian awal

Penilaian awal staf medis klinis Meliputi staf medis yang berada pada unit-unit vital di Rumah Sakit, seperti UGD, Ruang bedah, VK, dan HCU, evaluasi akan di lakukan setiap bulannya, oleh kepala ruangnya untuk meningkatkan kualifikasi para stafnya, adapun yang akan dinilai adalah: - Atitude/perilaku - Ketepatan dan keakuratan dalam assesment pasien - Kemampuan bekerja tim - Loyalitas - Tanggung jawab dalam bekerja - Disiplin - Dll Jika terdapat kesalahan yang dilakukan maka akan dikenakan sanksi/punishment sesuai dengan jenis dan kesalahan yang dibuat, dimulai dari surat peringatan pertama (SP 1, 2 dan 3), selanjutnya akan diserahkan kemanajemen untuk proses selanjutnya. Penilaian Tahunan Penilaian tahunan dilakukan untuk seluruh staf, dan akan berlagsung pada akhir tahun. Penilaian tiga tahunan (rekredensial) khusus bagi staf medis klinis (dokter dan perawat) akan dilakukan penilaian per tiga tahun (rekredensial) yang akan dilakukan oleh komite medik, untuk melegalkan kembali kewenangan klinis yang sudah didapat. Direktur RS Telaga Bunda dr. Nila Epita