WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
NOMOR : 15 TAHUN 2010

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 13 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

TENTANG WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 118 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH BUPATI SRAGEN,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 86 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 104 TAHUN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERDAYAAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASANN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2015

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 86 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR :32 TAHUN 2011

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 20 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR AUDIT INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BEKASI : E SERI ... APARAT. yang. berdaya. guna, dan. Pemerint. tah (APIP) Pengawa. APlP yang. diperlukan. Kotamadya.

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2017 TENT ANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 55 TAHUN 2008

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 96 TAHUN 2016

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 92 TAHUN 2016

Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 78,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA.

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 916 TAHUN 2011

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2015

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 99 TAHUN 2016

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 121 TAHUN 2012

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - WALIKOTA GORONTALO,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 21 SERI E

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

2015, No c. bahwa untuk mewujudkan pengawasan tersebut dalam huruf b, diperlukan peran Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsio

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI OGAN HOMERING ULU TIMUR NOMOR S TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. No.89,2015 Inspektorat Kabupaten Bantul. Pedoman Pelaksanaan, Pengawasan, Internal. BUPATI BANTUL

BAB I P E N D A H U L U A N

Transkripsi:

SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KOTA DEPOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 9 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh Pejabat Pengawas Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dilakukan melalui kegiatan pemeriksaan, monitoring dan evaluasi; b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pemeriksaan, monitoring dan evaluasi di Kota Depok, perlu mengatur Pedoman Operasional Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Depok dalam Peraturan Walikota sebagai penjabaran lebih lanjut dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Pedoman Operasional Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Depok; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3828); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4592); 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 2

6. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Depok (Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2016 Nomor 10); 7. Peraturan Walikota Depok Nomor 85 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Inspektorat Daerah; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KOTA DEPOK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Depok Provinsi Jawa Barat. 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan Tugas Pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut Pemerintah Kota Depok, adalah kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah otonom. 4. Walikota adalah Walikota Depok. 5. Inspektorat adalah Inspektorat Daerah Kota Depok. 6. Inspektur adalah Inspektur Inspektorat Daerah Kota Depok. 3

7. Jabatan fungsional Auditor (JFA) dan Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggara Urusan Pemerintahan di Daerah (JFP2UPD) yang selanjutnya disebut Auditor adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yeng berwenang yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional bidang pengawasan dilingkungan aparat Pengawas Internal Pemerintah. 8. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah seluruh proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintahan daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. 9. Audit/Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai efektifitas, ekonomis, efisiensi dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah. 10. Pemeriksaan Operasional (Operational Audit) adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk menilai apakah kegiatan yang dilakukan atau dipertanggungjawabkan oleh entitas telah dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dilaksanakan secara efisiensi, efektif dan ekonomis, serta memberikan rekomendasi perbaikan kepada pihak yang berkepentingan. 4

11. Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu (Special Audit) adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas suatu hal yang diperiksa, meliputi audit atas hal-hal lain di bidang pengelolaan keuangan, kepegawaian, barang daerah, sistem pengendalian intern dan audit investigatif, yaitu antara lain pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi terjadinya penyimpangan, korupsi, kolusi dan nepotisme, penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan pelaksanaan program dan kegiatan serta pengujian terhadap laporan berkala dan/atau sewaktu-waktu dari entitas, serta audit lainnya. 12. Reviu adalah penelahaan bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana atau norma yang telah ditetapkan. 13. Monitoring adalah proses penilaian kemajuan suatu program/kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 14. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil suatu kegiatan dengan standar yang telah ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan. 15. Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, dan melayani masyarakat. 16. Auditan adalah orang/organisasi perangkat daerah yang diperiksa/diawasi oleh Inspektorat. 17. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) adalah dokumentasi yang dibuat oleh Tim Auditor/Pemeriksa dan/atau Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) sebagai sarana untuk mengkomunikasikan hasil pemeriksaan kepada pemakai laporan. 5

BAB II RUANG LINGKUP PENGAWASAN Pasal 2 (1) Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah meliputi : a. administrasi umum pemerintahan; dan b. urusan pemerintahan. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilakukan terhadap : a. kebijakana daerah; b. kelembagaan; c. pegawai daerah; d. keuangan daerah; dan e. barang daerah. (3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilakukan terhadap : a. Urusan Wajib b. Urusan Pilihan; c. Dana Dekonsentrasi; dan d. Tugas Pembantuan. BAB III PEMBENTUKAN TIM Pasal 3 (1) Untuk melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dibentuk tim. (2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh Inspektur melalui Surat Perintah Tugas. BAB IV PENGAWASAN Bagian Kesatu Penyusunan Rencana Pengawasan Pasal 4 (1) Penyusunan rencana pengawasan tahunan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dikoordinasikan oleh Inspektur. 6

(2) Rencana pengawasan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun dalam bentuk Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dengan berpedoman pada kebijakan pengawasan. (3) Penyusunan PKPT sebagaimana dimaksud pada ayat (2), didasarkan atas prinsip keserasian, keterpaduan, menghindari tumpang tindih serta memperhatikan efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya pengawasan. (4) Rencana pengawasan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan Keputusan Inspektur dan disetujui oleh Walikota. Bagian Kedua Rencana Pengawasan Tahunan Pasal 5 Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, meliputi: a. ruang lingkup pemeriksaan; b. sasaran pemeriksaan; c. jumlah auditan yang diperiksa; d. jadwal pelaksanaan pemeriksaan; e. jumlah personil pemeriksaan; f. anggaran pemeriksaan; g. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang diterbitkan. Bagian Ketiga Pelaksanaan Pengawasan Pasal 6 (1) Penugasan Audit dilaksanakan oleh Walikota yang didelegasikan kepada Inspektur. (2) Auditor melaksanakan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah berpedoman pada PKPT. (3) Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan pengawasan lainnya. 7

Pasal 7 Petunjuk teknis kegiatan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, ditetapkan dengan Keputusan Inspektur. Pasal 8 (1) Dalam melaksanakan pemeriksaan, Auditor dapat : a. meminta dokumen yang diperlukan kepada pejabat dan pihak lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan; b. mengakses keperluan data, dokumen dan jenis barang yang berada dalam kendali atau penguasaan lembaga yang diperiksa; c. meminta keterangan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pemeriksaan; d. memotret, merekam dan/atau mengambil sampel sebagai alat bantu pemeriksaan. (2) Setiap auditan yang diperiksa harus menyerahkan dokumen dan/atau memberikan keterangan yang diperlukan untuk kelancaran pemeriksaan. (3) Apabila dalam pemeriksaan ditemukan indikasi adanya unsur pidana, maka Inspektur secara khusus dapat melaporkan temuan tersebut kepada Walikota untuk mendapatkan arahan tindak lanjut. Pasal 9 (1) Auditor membuat Naskah Hasil Pemeriksaan (NHP) berdasarkan atas temuan hasil pemeriksaan untuk diserahkan dan didiskusikan dengan auditan. (2) Auditan berkewajiban memberikan tanggapan berupa konfirmasi, klarifikasi atau tindak lanjut temuan yang dimuat dalam Naskah Hasil Pemeriksaan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah diterimanya Naskah Hasil Pemeriksaan dan menandatanganinya dengan pernyataan menyetujui temuan hasil pemeriksaan. (3) Apabila sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Auditan belum memberikan tanggapan atas Naskah Hasil Pemeriksaan, maka Auditan dianggap telah menyetujui Naskah Hasil Pemeriksaan. 8

(4) NHP disusun berdasarkan struktur penulisan atribut temuan hasil pemeriksaan yakni kondisi, kriteria, sebab, akibat, tanggapan auditan dan rekomendasi. (5) Apabila kewajiban auditan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak dipenuhi, maka Tim Pemeriksa tetap menyusun Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). (6) Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) disusun oleh Ketua Tim serta direviu ulang oleh Pengendali Teknis dan/atau Wakil Penanggung Jawab yang selanjutnya dikonsultasikan kepada Penanggung Jawab untuk mendapatkan persetujuan. (7) Mekanisme dan sistematika LHP sebagaimana dimaksud pada ayat (6), diatur dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan oleh Inspektur. (8) Laporan Hasil Pemeriksaan disampaikan kepada Walikota dan Auditan. Pasal 10 (1) Auditor wajib menjaga kerahasiaan informasi terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab audit intern kecuali diwajibkan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan. (2) Laporan Hasil Pemeriksaan bersifat rahasia. (3) Untuk menjaga independensi Auditor, apabila Auditan telah diaudit oleh Auditor eksternal maupun Auditor Internal lainnya maka Auditor Kota Depok tidak melakukan audit pada program kegiatan yang telah diaudit. Bagian Keempat Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Pasal 11 (1) Hasil pemeriksaan Auditor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, harus ditindaklanjuti oleh auditan sesuai dengan rekomendasi.` (2) Auditan yang tidak menindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. 9

(3) Laporan Hasil Pemeriksaan yang disampaikan kepada Auditan harus ditindaklanjuti paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak LHP diterima. Bagian Kelima Pemantauan dan Pemutakhiran Pasal 12 (1) Inspektur melakukan pemantauan dan pemutakhiran atas pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan yang dilaksanakan oleh Sekretariat. (2) Dalam melaksnakan tugas sebagimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat dibantu oleh Tim Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan. (3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan Keputusan Inspektur. Pasal 13 (1) Pemutakhiran atas pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan dilakukan paling sedikit 4 (empat) kali dalam setahun. (2) Mekanisme dan sistematika laporan hasil pemantauan dan pemutakhiran atas pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur tersendiri dengan Keputusan Inspektur. BAB V TELAAH SEJAWAT Pasal 14 (1) Auditor dan Pimpinan APIP melakukan Quality Assurance and Improvement Program (QAIP) secara periodik terkait dengan kegiatan pengawasan yang dilakukan guna memastikan kesesuaian penugasan pengawasan dengan standar yang ditetapkan. (2) Quality Assurance and Improvement Program (QAIP) sebagimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan cara antara lain sebagai berikut : a. reviu berjenjang oleh Ketua Tim, Pengendali Teknis, Pengendali Mutu dan Penanggung Jawab; b. melalui telaah sejawat antara lain dengan menyerahkan dokumen hasil pemeriksaan dari tim satu ke tim yang lainnya atau melakukan telaah sejawat dengan APIP Daerah lain. 10

(3) Tata Cara Reviu dan Telaah Sejawat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b, ditetapkan lebih lanjut dalam Keputusan Inspektur. BAB VI STANDAR DAN KODE ETIK Pasal 15 (1) Auditor dalam melaksanakan pengawasan wajib mematuhi Standar Pengawasan dan Kode Etik Pengawasan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Standar Pengawasan dan Kode Etik Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh Inspektur. (3) Apabila Auditan telah dilakukan pengawasan oleh Aparatur Pengawas Eksternal maupun Aparatur Pengawas Internal lainnya serta Aparatur penegak hukum maka Auditor/Pemeriksa dan/atau P2UPD tidak melakukan pengawasan terhadap obyek yang sama kecuali atas permintaan Instansi tersebut. BAB VII PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KOTA DEPOK Pasal 16 (1) Pimpinan APIP harus menetapkan pengelolaan Sumber Daya Manusia di Lingkungan Inspektorat yang meliputi penyeleksian Sumber Daya Manusia (recruitment) dan pengembangannya. (2) Penyeleksian (recruitment) dan penempatan sumber daya manusia di lingkungan Inspektorat harus mendapat persetujuan dari Inspektur. (3) Kebijakan pengelolaan Sumber Daya Manusia di Lingkungan Inspektorat diatur lebih lanjut dalam Keputusan Inspektur. 11

BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Depok. Ditetapkan di Depok pada tanggal 30 Maret 2017 WALIKOTA DEPOK, TTD KH. MOHAMMAD IDRIS Diundangkan di Depok pada tanggal 30 Maret 2017 SEKRETARIS DAERAH KOTA DEPOK, TTD HARRY PRIHANTO BERITA DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2017 NOMOR 14 12