ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NEONATUS DENGAN MASALAH IKTERIK NEONATUS DI RUANG MELATI RSUD Prof.Dr.MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERUBAHAN POSISI TIDUR PADA BAYI BARU LAHIR HIPERBILIRUBINEMIA DENGAN FOTOTERAPI TERHADAP KADAR BILIRUBIN TOTAL

MODUL FOTOTERAPI PADA BAYI NSA419. Materi Fototerapi Pada Bayi. Disusun Oleh Ns. Widia Sari, M. Kep. UNIVERSITAS ESA UNGGUL Tahun 2018


INOVASI TERKAIT HIPERBILIRUBINEMIA

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Di Amerika Serikat, frekuensi Perdarahan Defisiensi Vitamin K (PDVK)

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu sebesar 32

Kejadian Ikterus Pada Bayi Baru Lahir Di RSUP H.Adam Malik Medan Dari Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Hiperbilirubinemia merupakan peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

HUBUNGAN PERUBAHAN BERAT BADAN NEONATUS DENGAN KADAR BILIRUBIN HARI KETIGA DAN BILIRUBIN AKHIR MINGGU PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Amerika Serikat, dari 4 juta neonatus yang lahir setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan

GAMBARAN BAYI BARU LAHIR DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA DI RSUP H.ADAM MALIK PADA TAHUN Oleh : PRIYA DARISHINI GUNASEGARAN

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperhatikan untuk ketahanan hidupnya (Muslihatun, 2010; h. 3).

BAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS UMUR 3 HARI DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA DI RUANG PENDET (NICU) RSUD BADUNG

Hubungan Pendidikan Kesehatan dengan Kejadian Hiperbilirubinemia di Rumah Sakit.

3. Potensial komplikasi : dehidrasi. 3. Defisit pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. PBB termasuk Indonesia sepakat untuk menghadapi Deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikterus neonatorum merupakan masalah yang sering dijumpai pada perawatan bayi baru lahir normal, khususnya di

PELAKSANAAN PERAWATAN PADA BAYI YANG DILAKUKAN FOTO TERAPI KARYA TULIS ILMIAH

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

UNIVERSITAS INDONESIA

KAJIAN PUSTAKA FOTO TERAPI PADA IKTERUS NEONATORUM. Oleh: Berlian Nadiah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini diketahui secara umum bahwa bayi sehat antara minggu

Peran Perawat dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. T. Mansyur Tanjungbalai

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Metabolisme bilirubin meliputi sintesis, transportasi, intake dan konjugasi serta

UNIVERSITAS INDONESIA

Kuning pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus ke Dokter?

PERBANDINGAN KEJADIAN ASFIKSIA ANTARAPERSALINAN PRETERM DAN ATERM PADA PREEKLAMSIA BERAT DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. angka mortalitas tertinggi di negara-negara yang sedang berkembang.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bilirubin merupakan produk dari sejumlah destruksi normal dari sirkulasi eritrosit dimana

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia, terdapat kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Laporan dari organisasi kesehatan dunia yaitu World

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian bayi di negara-negara ASEAN seperti Singapura

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dimana 75% berasal dari penghancuran eritrosit dan 25% berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Hukum

BAB I PENDAHULUAN. usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY Y DENGAN ASFIKSIA RINGAN DISERTAI KAPUT SUKSEDANEUM DI RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

HUBUNGAN ANTARA INSIDEN IKTERUS NEONATORUM DENGAN PERSALINAN SECARA INDUKSI

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT

Frekuensi Transfusi pada Neonatus Berat Badan Lahir Rendah di Unit Perawatan Neonatal RSUP Haji Adam Malik periode Tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. janin guna memenuhi peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

UNIVERSITAS INDONESIA KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR ANAK BALITA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DI RUMAH SAKIT MARY CILEUNGSI HIJAU BOGOR, MARET 2008

ASUHAN KEPERAWATAN CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALATIGA

BAB 1 PENDAHULUAN. kejang pada bayi baru lahir, infeksi neonatal. 1 Hiperbilirubinemia merupakan

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK IBU POST NATAL TERHADAP KUNJUNGAN NEONATUS DI BPS Hj SRI WAHYUNI KOTA SEMARANG TAHUN 2013

UNIVERSITAS INDONESIA JUDUL KA KARYA AKHIR NAMA MAHASISWA NPM

HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani Millenium

Hubungan Jenis Persalinan dan Prematuritas dengan Hiperbilirubinemia di RS Persahabatan

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY NY. H DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI : HIPERBILIRUBINEMIA DIBANGSAL AL-ATFAL RSUI KUSTATI

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT DARURAT. RSUD dr. Sayidiman Magetan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan ekstrauterin. Secara normal, neonatus aterm akan mengalami

PERBEDAAN TUMBUH KEMBANG ANAK 1-6 BULAN YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG TIDAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG MALANG SRAGEN SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA DEKUBITUS DENGAN DERAJAT DEKUBITUS DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK INSIDENSI DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO IKTERUS NEONATORUM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

PEMBERIAN ASI EFEKTIF MEMPERSINGKAT DURASI PEMBERIAN FOTOTERAPI

HUBUNGAN USIA GESTASI DAN JENIS PERSALINAN DENGAN KADAR BILIRUBINEMIA PADA BAYI IKTERUS DI RSUP NTB. Syajaratuddur Faiqah

BAB I PENDAHULUAN. Ikterus merupakan perubahan warna kuning pada kulit, jaringan mukosa,

KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN PRE OPERASI SECTIO CAESAREA. di Ruang Melati RSUD Dr. Harjono Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

PENGETAHUAN DAN PERILAKU ORANGTUA DALAM PEMBERIAN OBAT PENURUN PANAS PADA ANAK DITINJAU DARI ASPEK SOSIAL EKONOMI SKRIPSI

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DI IRNA I RSUD PROF. DR

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN TENTANG KOMPLIKASI AKUT PADA PASIEN DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

BESAR RISIKO ANTARA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH KURANG BULAN DENGAN CUKUP BULAN TERHADAP IKTERUS NEONATORUM DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH TEGAL

HUBUNGAN KADAR BILIRUBIN INDIREK DENGAN SEPSIS PADA BAYI KURANG BULAN DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

METABOLISME BILIRUBIN

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

Peran Work Engagement Dalam Produktivitas Student Brand Manager Red Bull Indonesia. Tugas Akhir

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.A DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE II DISERTAI DEHIDRASI RINGAN DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

Transkripsi:

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NEONATUS DENGAN MASALAH IKTERIK NEONATUS DI RUANG MELATI RSUD Prof.Dr.MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO KARYA ILMIAH AKHIR NERS Disusun Oleh: ANDRA PRAYENDA SAPUTRA A31500811 PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2016 i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Karya Ilmiah Akhir Ners adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar Nama : Andra Prayenda Saputra NIM : A31500811 Tanda Tangan : Tanggal : ii

HALAMAN PENGESAHAN Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa KTA yang berjudul : ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NEONATUS DtrNGAN MASALAH IKTERIK NEONATUS DI RUANG MELATI RSUD PTof.DT.MARGONO SOEKARJO PURWOIffRTO Dipersiapkan dan disusun oleh : Andra Pravenda Saputra, S.Kep A31500811 Telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diujikan: HarilTanggal : Tempat : STIKES Muhammadiyah Gombong Pembimbing (Eka Kep,Sp.Kep Mat)

Tanggal : HALAMAN PENGESAIIAN Karya ilmiah Akhir Ners ini diajukan oleh: Nama : Andra Prayenda Saputra NIM :431500811 Program studi Judul KIA-N. Profesi Ners : Analisis Asuhan Keperawatan Pada Neonatus Dengan Masalah IkterikNeonatus Di Ruang Melati Rsud Prof Dr.Margono Soekarjo Purwokerto Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebaga bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners pada Program Ners Kepe r aw atan S TIKE S Muhammadiyah Go mbong. DEWAN PENGUJI Pembimbing : Wuri Utami, M.Kep I () Penguji satu : Edi Riyanto, S.Kep,Ns -z () Ditetapkan di

KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, Robb Penguasa sekalian alam yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir profesi ners yang berjudul ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NEONATUS DENGAN MASALAH IKTERIK NEONATUS DI RUANG MELATI RSUD Prof.Dr.MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Madkhan Anis, S.Kep,Ns selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong 2. Dadi Santoso, M.Kep selaku Koordinator Profesi Ners 3. Eka Riyanti, M.Kep,Sp.Kep Mat selaku pembimbing satu yang telah memberikan pengarahan 4. Wuri Utami, M.Kep selaku penguji akademik yang telah memberikan pengarahan 5. Edi Riyanto, S.Kep,Ns selaku penguji lahan yang telah memberikan pengarahan 6. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan dukungan moral, spiritual dan material Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik, saran dan masukan sangat penulis harapkan sebagia perbaikan demi kelancaran dan keberhasilan penelitian. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pelaksanaan penelitian khususnya dan kita semua pada umumnya. Gombong, 2016 Penulis v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai civitas akademik STIKES Muhammadiyah Gombong, saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Andra Prayenda Saputra, S.Kep NIM : A31500811 Program Studi : Profesi Ners Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada STIKES Muhammadiyah Gombong Hak Bebas Royalitas Noneksklusif (Nonexclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NEONATUS DENGAN MASALAH IKTERUS NEONATUS DI RUANG MELATI RSUD Prof.Dr.MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak bebas Royalti Noneksklusif ini STIKES Muhammadiyah Gombong berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di: Gombong, Kebumen Pada Tanggal:... Yang menyatakan (Andra Prayenda Saputra, S.Kep) vi

ABSTRAK Andra Prayenda Saputra, S.Kep 1) Eka Riyanti, M.Kep, Sp. Kep Mat 1) STIKES Muhammadiyah Gombong 2) Ruang Melati Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto 3) Pendahuluan: Ikterus merupakan suatu gejala yang sering ditemukan pada Bayi Baru Lahir (BBL). Prafelensi ikterus pada BBL berkisar 50 % pada bayi cukup bulan dan 75 % pada bayi kurang bulan. Bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia merupakan suatu kondisi yang paling sering ditemukan. Fototerapi merupakan terapi pilihan pertama yang dilakukan terhadap bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia, dampak jika tidak dilakukan fisioterapi akan membuat kadar billirubin akan meningkat. Pengaruh pemberian posisi selama fototerapi terhadap kadar bilirubin sudah banyak dilakukan di berbagai negara. Tujuan: Menggambarkan Asuhan Keperawatan Pada Neonatus Dengan Masalah Ikterik Neonatus Di Ruang Melati Rsud Prof.Dr.Margono Soekarjo Purwokerto Hasil Asuhan Keperawatan: Diagnosa medis pada 3 pasien BBLR, dan BBLSR dengan hiperbillirubin dan diagnosa keperawatan Pola nafas tidak efektif, ikterik neonatus dan kerusakan integritas kulit. Tindakan yang sudah diberikan selain memberikan fototerapi dan perubahan posisi pasien juga diberikan ASI setiap 2 jam dan hasil evaluasinya pasien masih tampak lemas, kulit kuning, dan kadar bilirubin masih tinggi. Simpulan: Dari hasil inovasi yang sudah dilakukan menggunakan alat sinar biru dan perubahan posisi setiap 2 jam pada pasien ikterus neonatus hasilnya pasien masih terlihat lemas, kuning, dan bilirubin total antara 10,64mg/dl - 16,48mg/dl. Kata Kunci: Hiperbilirubinemia, Fototerapi, Perubahan posisi, Bilirubin vii

ABSTRACT Andra Prayenda Saputra 1) Eka Riyanti 1) STIKES Muhammadiyah Gombong 2) Melati Room Hospital Purwokerto Margono Soekarjo 3) Introduction: Jaundice is a symptom that is often found in the Newborn (BBL). Prafelensi jaundice in BBL ranges from 50% in term infants and 75% in preterm infants. Newborns with hyperbilirubinemia is a condition most commonly found. Phototherapy is the first choice therapy performed on newborns with hyperbilirubinemia, the impact if not done physiotherapy will make billirubin levels will increase. Effect of position during phototherapy on bilirubin levels has been done in various countries. Objective: Describe Nursing In Neonates With Neonatal jaundice Problems In Hospital Bed Lounge Prof.Dr.Margono Soekarjo Purwokerto Results Nursing: Medical diagnosis in 3 patients LBW, and VLBW infants with hiperbillirubin and nursing diagnosis Ineffective breathing pattern, neonatal jaundice and damage to skin integrity. Measures that have been granted in addition to providing phototherapy and change the position of the patient is also given breast milk every two hours, and evaluates the patient still looks weak, yellow skin, and bilirubin levels are still high. Conclusion: From the results of the innovation that has been done using a blue light and change position every 2 hours in patients with neonatal jaundice patient outcome still looks weak, yellow, and bilirubin between 10,64mg / dl - 16,48mg / dl. Keywords: hyperbilirubinemia, phototherapy, position changes, Bilirubin viii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN ORINALITAS... ii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv KATA PENGANTAR... v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 4 C. Manfaat Penelitian... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan... 6 Pengertian... 6 Patofiologi... 6 Tanda dan Gejala... 9 B. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori... 10 Fokus Pengkajian... 10 Diagnosa Keperawatan... 10 Intervensi... 11 BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS KELOLAAN... A. Profil Lahan Praktik... 15 Visi Dan Misi Rumah Sakit... 15 Gambaran Ruangan Melati... 15 Jumlah Kasus (BOR)... 15 Upaya Pelayanan dan Penanganan Ruangan Melati... 16 B. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan... 16 ix

Ringkasan Proses Pengkajian... 16 Diagnosa Keperawatan... 17 Rencana Asuha Keperawatan... 17 Implementasi... 18 Evaluasi... 19 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN... A. Analisis Karakteristik Pasien... 20 B. Analisis Masalah Keperawatan... 20 C. Analisis Interevensi... 20 D. Inovasi Tindakan Keperawatan... 21 BAB V PENUTUP... A. Simpulan... 23 B. Saran... 23 DAFTAR PUSTAKA x

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ikterus merupakan suatu gejala yang sering ditemukan pada Bayi Baru Lahir (BBL). Menurut beberapa penulis kejadian Ikterus pada BBL berkisar 50 % pada bayi cukup bulan dan 75 % pada bayi kurang bulan. Perawatan Ikterus berbeda diantara negara tertentu, tempat pelayanan tertentu dan waktu tertentu. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pengelolaan pada BBL, seperti : pemberian makanan dini, kondisi ruang perawatan, penggunaan beberapa propilaksi (misal; luminal) pada ibu dan bayi, fototherapi dan transfusi pengganti. Angka kematian bayi dan balita merupakan salah satu indikator derajat kesehatan suatu negara. Tujuan keempat dari MDGs (Millenium Development Goals) menyatakan bahwa angka kematian bayi harus dapat diturunkan menjadi 23/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (BAPPENAS, 2010). Neonatus atau bayi baru lahir (BBL) merupakan suatu fase kehidupan lanjutan dari janin yang sebeumnya berasal dari intra uterin, sehingga keberadaannya dianggap unik (Kosim dkk., 2008). Keunikan bayi baru lahir tersebut dikarenakan pada masa tersebut setiap bayi memiliki kebutuhan yang berbeda dan membutuhkan bantuan orang dewasa dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan bayi baru lahir tersebut terutama dalam proses adaptasi dengan lingkungan. (Kosim dkk., 2008). Dalam kurun waktu 20 tahun angka kematian bayi (AKB) telah berhasil diturunkan secara tajam, namun AKB menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002 2003 adalah 35 per 1000 KH. Angka tersebut masih tinggi, dan saat ini mengalami penurunan cukup lambat. Jika dilihat dari umur saat bayi meninggal berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001 sekitar 57% kematian terjadi di masa neonatal dengan penyebab utama kematian adalah asfiksia bayi baru lahir 27%, prematuritas

2 dan berat badan lahir rendah (BBLR) 29%, masalah pemberian makan 10%, tetanus neonatorum 10%, masalah hematologi 6%, infeksi 5%, dan lainnya 13%. Kematian neonatus yang disebabkan karena masalah hematologi adalah ikterus dan defisiensi vitamin K (Kemenkes,2011). Kebutuhan melakukan adaptasi pada manusia bukanlah hal yang mudah. Hal tersebut dikarenakan bila tidak terpenuhi dapat mengakibatkan kematian atau cacat seumur hidup (Alligood & Tomay, 2006) begitu pula pada bayi baru lahir. Kondisi cacat seumur hidup pada bayi baru lahir pada akhirnya akan menjadi beban bagi keluarga, masyarakat dan negara. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengupayakan tindakan strategis, salah satu upaya tersebut antara lain Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan serta berbasis bukti dengan mengutamakan pada upaya promotif dan preventif (Riskesdas, 2010). Upaya promotif dan preventif sangat berguna dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan seluruh penduduk Indonesia baik tua, muda bahkan bayi baru lahir (Kosim dkk., 2008). Bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia merupakan suatu kondisi yang paling sering ditemukan. Lebih dari 85% bayi cukup bulan yang lahir akan datang kembali ke rumah sakit untuk dirawat pada minggu pertama kehidupannya disebabkan oleh hiperbilirubinemia (Kosim dkk., 2008). Fototerapi merupakan terapi pilihan pertama yang dilakukan terhadap bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia (Kumar et al., 2010). Pemberian fototerapi yang efektif merupakan faktor utama penanganan yang cepat dari hiperbilirubinemia (Modi & Keay, 1983). Efektifitas tindakan fototerapi antara lain ditentukan oleh panjang gelombang sinar lampu, kekuatan lampu (irradiance), jarak antara lampu dengan bayi, dan luas area tubuh bayi yang terpapar sinar lampu (Stokowski, 2006). Sistem fototerapi mampu menghantarkan sinar melalui bolam lampu fluorescent, lampu quartz halogen, emisi dioda lampu dan matres optik fiber. Keberhasilan pelaksanaan tindakan keperawatan tergantung dari efektifitas fototerapi dan minimnya komplikasi yang terjadi (Stokowski, 2006).

3 Pemberi asuhan dalam memberikan fototerapi bertanggung jawab dalam memastikan keefektifan penghantaran sinar (irradiance), memaksimalkan kulit yang terpapar, menyediakan perlindungan dan perawatan mata, memperhatikan dengan baik terhadap pengaturan suhu, mempertahankan hidrasi yang adekuat, meningkatkan eliminasi serta mendukung adanya interaksi orang tua dan bayi (Stokowski, 2006). Madani (2004) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap kadar bilirubin total apabila jarak pemberian fototerapi pada 20 cm dan 40 cm, tetapi kadar bilirubin menurun efektif melalui pemberian sistem lampu ganda yang digunakan dan selimut fiber optik. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Donneborg et al., (2010) bahwa penurunan bilirubin total tidak signifikan berhubungan dengan posisi selama pemberian fototerapi. Stokowski (2011) juga menyatakan bahwa frekuensi perubahan posisi untuk memperluas area kulit yang berbeda untuk terpapar fototerapi tidak menunjukkan peningkatan efektifitas dari pemberian fototerapi dengan lampu tunggal. Kumar et al., (2010) dalam penelitiannya merekomendasikan penelitian selanjutnya bukan hanya membandingkan jarak dan kuatnya panjang gelombang cahaya yang digunakan pada fototerapi (irradiance), tetapi juga membandingkan luasnya area tubuh yang terpapar sinar fototerapi. Academy of Pediatrics (AAP, 2011) merekomendasikan bahwa luasnya area tubuh yang terpapar fototerapi dapat dipengaruhi oleh tidak proporsionalnya ukuran kepala. Selain itu, perubahan posisi tubuh bayi setiap 2-3 jam dapat memaksimalkan area yang terpapar cahaya dari fototerapi. AAP juga menyatakan bahwa luasnya area tubuh bayi yang terpapar cahaya membawa dampak pengobatan lebih baik dibandingkan dari banyaknya jumlah lampu yang digunakan. Berdasarkan data dari ruang melati, ruang perawatan bayi baru lahir RSMS Purwokerto kasus hiperbilirubin merupakan kasus terbnyak ke 4 pada 3 bulan terakhir.

4 Tenaga kesehatan dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mampu memberikan asuhan yang optimal pada bayi dengan memberikan posisi yang optimal saat fototerapi dan melakukan pemantauan kadar bilirubin sehingga dampak toksik dari hiperbilirubinemia dapat dihindari. Mengingat kondisi-kondisi di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan pembahasan ini. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Menganalisis asuhan keperawatan pada neonatus dengan masalah ikterus neonatus di ruang melati Rsud Prof.dr.Margono Soekarjo Purwokerto 2. Tujuan Khusus a. Menjelaskan hasil pengkajian asuhan keperawatan pada neonatus dengan masalah ikterik neonatus b. Menjelaskan hasil analisa data asuhan keperawatan pada neonatus dengan masalah ikterik neonatus c. Menjelaskan hasil intervensi asuhan keperawatan pada neonatus dengan masalah ikterik neonatus d. Menjelaskan hasil implementasi asuhan keperawatan pada neonatus dengan masalah ikterik neonatus e. Menjelaskan hasil evaluasi asuhan keperawatan pada neonatus dengan masalah ikterik neonatus f. Menjelaskan hasil tindakan inovasi keperawatan pada neonatus dengan masalah ikterik neonatus C. MANFAAT 1. Manfaat Keilmuan Hasil analisis ini dapat memberikan gambaran, informasi dan penjelasan tentang asuhan keperawatan dengan kasus hiperbillirubin pada bayi baru lahir.

5 2. Manfaat Aplikatif Hasil analisis ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada perawat untuk mencegah terjadinya hiperbilirubin dan komplikasinya. 3. Manfaat Metodologis Hasil analisis ini dapat memperkaya jumlah analisis dan menjadi dasar analisis selanjutnya dengan asuhan keperawatan yang berbeda pada bayi dengan hiperbillirubin.

DAFTAR PUSTAKA Agarwal, B., Belde, A., Sakpal, Pramod., Khiste, R., & Ingale, P., (2011). Neonatal jaundice: A review. International Journal of Biomedical and Advance Research (IJBAR), 2 (10), 389-397. Alligood, M. R. & Tomey, A. M., (2006). Nursing theory: Utilization and application. Third edition. Mosby, Elsevier. United States of America. Alligood, M. R. & Tomey, A. M., (2006). Nursing theorists and their work. Sixth edition. Mosby, Elsevier. United States of America. BAPPENAS. (2010). Laporan pencapaian tujuan pembangunan milenium di Indonesia 2010. Jakarta, BAPPENAS. Bhutani, V. K. & Committee on Fetus and Newborn. (2011). Phototherapy to prevent severe neonatal hyperbilirubinemia in the newborn infant 35 or more weeks of gestation. Paediatrics, 128 (1046), 1046-1052. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Manajemen terpadu balita sakit: Pengantar. Modul 1. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Donneborg, M. L., Knudsen, K. B. & Ebbesen, F. (2010). Effects of infants position on serum bilirubin level during conventional phototherapy. Journal Compilation Foundation Acta Paediatrica, 99 (8), 1131-1134. Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2009). Essentials of pediatric nursing. Eight Edition. Canada: Mosby Elsevier. James, S. R., & Ashwill, J. W. (2007). Nursing care of children: Principles and practice. Third Edition. Canada: Saunders Elsevier. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kosim, M. S., et all. (2008). Buku ajar neonatologi: Hiperbilirubinemia. Edisi Pertama. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.