BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi berasal dari kata Participation (dalam Bahasa Inggris).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PUSANEV_BPHN PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK DALAM PERUNDANG-UNDANGAN. Sigit Nugroho.

Kompetensi. Hukum Dan Hak Asasi Manusia Hak Turut Serta dalam Pemerintahan (HTSdP) Hak Turut Serta dalam Pemerintahan. hukum dengan HTSdP.

PENCEMARAN UDARA LINTAS BATAS AKIBAT KEBAKARAN HUTAN MENURUT HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL DAN IMPLEMENTASINYA DI INDONESIA

PENERAPAN PRINSIP GOOD ENVIROMENTAL GOVERNANCE DALAM RANGKA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP. Oleh : Nopyandri 1

BAB III PENUTUP. dilakukanlah penelitian hukum normatif dengan melacak data-data sekunder

Oleh: I Gede Sarta I Wayan Parsa Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati Bagian Hukum Pemerintahan, Fakultas Hukum, Universitas Udayana


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELANGGARAN KEDAULATAN NEGARA TERKAIT TINDAKAN SPIONASE DALAM HUBUNGAN DIPLOMASI INTERNASIONAL

Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

PERLINDUNGAN WARGA NEGARA DARI DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS. Triyanto Prodi PPKn FKIP Universitas Sebelas Maret

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pembinaan Hukum Nasional, Penelitian Aspek-Aspek Hukum Tentang. Ketentuan AMDAL Dalam Pembangunan Industri, Departemen

Baharuddin Nurkin, Ph.D Lahir : 24 Febr. 1946, Bantaeng Pendidikan formal: M.Sc (Washington State Univ. USA, 1983); Ph.D (University of Idaho, USA, 19

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di dalam hukum internasional modern. 1. merupakan isu global yang berdampingan dengan HAM.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini, kita dihadapkan pada perubahan arah

PENGATURAN KEANEKARAGAMAN HAYATI BAWAH LAUT BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. pemanasan global (global warming), pencemaran udara, pencemaran air, mahkluk hidup lain yang mengisi ruang di atas bumi ini.

KEDUDUKAN SBKRI (SURAT BUKTI KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA) TERHADAP HAK WNI KETURUNAN TIONGHOA DITINJAU DARI HUKUM HAM INTERNASIONAL

DAFTAR PUSTAKA. Asshiddiqie, Jimly. Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam UUD Yogyakarta: FH UII Press, 2005.

ATURAN PERILAKU BAGI APARAT PENEGAK HUKUM

Press Release The Asia Pacific Regional Parliamentarian and CSO Forum on MDG Acceleration and the Post 2015 Development Agenda

TANGGUNG JAWAB DIREKSI BERDASARKAN PRINSIP FIDUCIARY DUTIES DALAM PERSEROAN TERBATAS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Perlindungan Anak Menurut KHA Dan UU No.23 Th.2002

DAFTAR PUSTAKA. Adinda Tenriangke Muchtar dan Antonius Wiwan Koban, Kerta Kebijakan No. 1: Freedom Institute dan Friedrich Naumann Stiftung, 2010

PELAKSANAAN DISKRESI OLEH PENYIDIK DALAM TINDAK PIDANA KECELKAAN LALU LINTAS JALAN RAYA DI KOTA DENPASAR

PENGEMBANGAN KONSEP DASAR PKN

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE

PERJALANAN PANJANG PERKEMBANGAN KONSEPSI PENGELOLAAN HUTAN LESTARI

Development on managing and exploiting environment, beside can improve the society

BAB I PENDAHULUAN. Pidana bersyarat merupakan suatu sistem pidana di dalam hukum pidana yang

KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN TRANSPARANSI BAGI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan. yang menjadi pendukung kehidupan manusia telah rusak.

Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH YANG DEMOKRATIS

MEWUJUDKAN MASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANG MAJU, SEJAHTERA DAN BERMARTABAT

BAB I PENDAHULUAN. entirely convinced, satisfied to a moral certainty; and phrase is the

GOOD GOVERNANCE DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA *

Proses dan Negosiasi Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 (SDGs)

REKOMENDASI DAN USULAN PUSAT BANTUAN HUKUM PERADI TERHADAP NASKAH AKADEMIK DAN RUU SISTEM PEMASYARAKATAN BAGIAN ANAK

Keyword: Profesi Bidan, Hak Asasi Manusia, Perbedaan Gender

Mengetahui hak manusia yang melekat sejak lahir RINA KURNIAWATI, SHI, MH

IMPLEMENTASI KONSEP GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA

HAK ATAS LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

Proses Pembahasan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) di Tingkat Global. Kementerian Luar Negeri

DAFTAR PUSTAKA. Asshiddiqie, Jimly, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam UUD 1945, (Yogyakarta: FH UII Press, 2005).

Negara Hukum. Manusia

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK, PERLINDUNGAN KONSUMEN, DAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM

PEDOMAN PENULISAN PADJADJARAN JURNAL ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJADJARAN

DAFTAR PUSTAKA. Adolf, Huala Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasional. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

II. TINJAUAN PUSTAKA

SILABI A. IDENTITAS MATA KULIAH

Good Governance dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

DEFINISI, TEORI, DAN RUANG LINGKUP HAK AZASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Tanggungjawab terbatas..., Ronald U.P. Sagala, FH UI, 2010.

LAPORAN PENELITIAN MANDIRI PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM ERA OTONOMI DAERAH

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Ak, Syahmin, Hukum Diplomatik Dalam Kerangka Studi Analisis, (Jakarta: PT.

BAB I PENDAHULUAN. yang menyatakan bahwa permohonan pengujian materiil Undang-Undang Nomor

ICT for Development: Multi-stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. tempat hidup, tetapi lebih dari itu tanah memberikan sumber daya bagi

INSTRUMEN HUKUM MENGENAI HAM

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (PB) Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mencerminkan adanya respon rakyat yang sangat tinggi akan permintaan

Pendidikan Kewarganegaraan

HAK ASASI MANUSIA. Pengertian HAM

BAB I PENDAHULUAN. dan harta kekayaan para pendiri atau pemegang sahamnya. 3. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

BAB 1 PENDAHULUAN. publik. Pemahaman mengenai good governance berbeda-beda, namun sebagian

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

Lex Crimen Vol. II/No. 5/September/2013. keterlambatan atas pelaksanaan putusan pengadilan. Kata kunci: Ganti kerugian, lingkungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

BAB III PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: plat nomor kendaraan palsu, dilakukan dalam dua tahap yaitu

DAFTAR REFERENSI. Badrulzaman, Mariam Darus. Aneka Hukum Bisnis. Cet.1. Bandung: Alumni, 1994.

BAB I PENDAHULUAN. sesama perempuan yang bersosialisasi ditengah-tengah kehidupan

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

I. PENDAHULUAN. dalam kegiatan belajar mengajar dan tersedianya sekolah sekolah hingga

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN TANTANGAN MEMBANGUN DUNIA INDUSTRI KONSTRUKSI YANG KONSTRUKTIF DI INDONESIA

HAK AZASI MANUSIA. Materi Perkuliahan Ilmu Politik FH Unsri. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, hal Soerjono Soekanto, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KAUM MINORITAS MUSLIM ATAS PERLAKUAN DISKRIMINATIF DI UNI EROPA

Oleh : Made Surya Diatmika I Nyoman Suyatna Kadek Sarna Program Kekhususan Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana

1 Universitas Indonesia

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Adjie, Habib, 2015, Penafsiran Tematik Hukum Notaris Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

TERWUJUDNYA MASYARAKAT MADANI DAN SEJAHTERA YANG MENERAPKAN NILAI-NILAI DINUL ISLAM

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. perang Dunia II dan pada waktu pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun

BAB I PENDAHULUAN. Aspek-aspek dunia usaha selalu menarik untuk diamati dan diteliti karena

TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM MELINDUNGI KEBERADAAN AIR TANAH DI KOTA DENPASAR

PERAN SERTA MASYARAKAT DAERAH BANTARAN SUNGAI BADUNG DALAM PENANGANAN DAN PENGELOLAAN SAMPAH DI WILAYAH KOTA DENPASAR. oleh

3/1/2018. Millennium Development Goals and Sustainable Development Goals. Pembangunan harus BERKELANJUTAN

Pengarus-utamaan Open Government dalam Pembangunan Nasional

PRAPERADILAN SEBAGAI UPAYA KONTROL BAGI PENYIDIK DALAM PERKARA PIDANA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Partisipasi berasal dari kata Participation (dalam Bahasa Inggris). Menurut Black s Law Dictionary, participation berarti, the act of taking part in something, such as a partnership. 1 Kemudian pengertian kata partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hal turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan atau peran serta. 2 George Pring dan Susan Y Noe mengemukakan, partisipasi masyarakat meliputi semua nama yang digunakan untuk menggambarkan bermacam-macam mekanisme, dan dipakai oleh individu atau kelompok untuk mengkomunikasikan pendapat atau pandangan mereka tentang suatu isu publik. Partisipasi masyarakat terdiri dari berbagai bentuk, antara lain pemungutan/pengambilan suara (Voting), Demonstrasi (demonstrating), Petisi (petitioning), Lobi (lobbying), Menulis surat kepada editor surat kabar dan majalah (writting letters to editors of newspapers and magazines), Debat (debating), Kampanye (campaigning), meminta akses ke pemerintah yang memegang informasi (requesting access to government-held information), (serving on citizen advisory panels), bahkan membawa perkara ke pengadilan (even bringing lawsuits). 3 1 Bryan A. Garner (ed),, Black s Law, Law Dictionary, Seventh Edition, West Group, St. Paul, Minn, 1999, hlm 1141. 2 Anton M. Moeliono dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, cet 1, 1988, hlm 650. 3 George (Rock) Pring, and Susan Y Noe, The Emerging International Law of Public Participation Affecting Global Mining, Energy, and Resource Development, dalam Donald N Zillman, Alastair R Lucas, George (Rock) Pring (ed), Human Rights In Natural Resource Development Public Participation in The Sustainable Development of Mining And Energy Resources, New York, Oxford University Press, 2002, hlm 15. 6

Sementara itu, berbagai istilah yang sering digunakan dalam partisipasi masyarakat ini antara lain, citizen rights, citizen action, citizen participation, citizen involvement, political participation, popular participation, peoples participation, community involvement, stakeholder participation, dan secara sederhana adalah participation (partisipasi). 4 Masyarakat Transparansi Indonesia dalam uraiannya tentang prinsipprinsip good governance, menempatkan partisipasi masyarakat pada prinsip yang pertama dan menjelaskan bahwa di dalam partisipasi masyarakat semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif. 5 Barry Barton mengadopsi tiga pilar partisipasi masyarakat yang juga dapat diterapkan pada partisipasi masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di perkotaan, dari Aarhus Convention, antara lain; akses terhadap informasi lingkungan ; partisipasi di dalam prosedur pengambilan keputusan dan akses terhadap peradilan. 6 4 Ibid. 5 Masyarakat Transparansi Indonesia, Prinsip-prinsip Good Gvernance, dalam <http://www.transparansi.or.id>. 6 Barry Barton, Underlying Concept and Theoretical Issues in Public Participation in Resources Development, dalam Donald N Zillman, Alastair R Lucas, George (Rock) Pring (ed), Human Rights In Natural Resource Development Public Participation in The Sustainable Development of Mining And Energy Resources, New York, Oxford University Press, 2002, hlm 79. 7

Perhatian terhadap hak-hak masyarakat yang berkaitan dengan lingkungan di dalam pembangunan berawal dari UN Declaration on the Human Environment (Deklarasi Stockholm) 1972, 7 yang menyatakan : Man has the fundamental right to freedom, equality and adequate conditions of life, in an environment of a quality that permits a life of dignity and well-being, and he bears a solemn responsibility to protect and improve the environment for present and future generations. In this respect, policies promoting or perpetuating apartheid, racial segregation, discrimination, colonial and other forms of oppression and foreign domination stand condemned and must be eliminated. 8 Prinsip 1 Deklarasi ini menyatakan bahwa, manusia memiliki hak yang fundamental untuk kebebasan, persamaan dan kondisi kehidupan yang layak dalam suatu lingkungan berkualitas, bermartabat dan sejahtera, dan dia mengemban tanggungjawab yang sungguh-sungguh untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan untuk generasi yang akan datang. Dalam Undang-undang no 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal 5 disebutkan bahwa : (1) Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. 7 The United Nations Conference on the Human Environment, dilaksanakan di Stockholm dari tanggal 5 sampai 16 Juni 1972, merumuskan tentang pandangan umum dan prinsip-prinsip umum untuk mengilhami dan sebagai petunjuk bagi masyarakat dunia dalam pemeliharaan dan peningkatan lingkungan umat manusia (having considered the need for a common outlook and for common principles to inspire and guide the peoples of the world in the preservation and enhancement of the human environment). 8 Amado S. Tolentino, Good Governance Through Popular Participation in Suatainable Development, dalam Konrad Ginther, Erik Denters and Paul J.I.M. de Waart, Sustainable Development and Good Governance, Netherlands, Martinus Nijhoff Publisher, 1995, hlm 138. 8

(2) Setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup. (3) Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kemudian dalam penjelasan Pasal 5 Ayat (2) disebutkan bahwa Hak atas informasi lingkungan hidup merupakan suatu konsekuensi logis dari hak berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup yang berlandaskan pada asas kerterbukaan. Hak atas informasi lingkungan hidup akan meningkatkan nilai dan efektivitas peran serta dalam pengelolaan lingkungan hidup, di samping akan membuka peluang bagi masyarakat untuk mengaktualisasikan haknya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Informasi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat ini dapat berupa data, keterangan, atau informasi lain yang berkenaan dengan pengelolaan lingkungan hidup yang menurut sifat dan tujuannya memang terbuka untuk diketahui masyarakat, seperti dokumen analisis mengenai dampak lingkungan hidup, laporan dan evaluasi hasil pemantauan lingkungan hidup, baik pemantuan penaatan maupun pemantauan perubahan kualitas lingkungan hidup, dan rencana tata ruang. Selanjutnya dalam penjelasan Ayat (3) Pasal 5 ini menguraikan bahwa Peran sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini meliputi peran dalam proses pengambilan keputusan, baik dengan cara mengajukan keberatan, maupun dengar pendapat atau dengan cara lain yang ditentukan dalam peraturan perundangundangan. Peran tersebut dilakukan antara lain dalam proses penilaian analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau perumusan kebijakan lingkungan hidup. 9

Pelaksanaannya didasarkan pada prinsip keterbukaan. Dengan keterbukaan dimungkinkan masyarakat ikut memikirkan dan memberikan pandangan serta pertimbangan dalam pengambilan keputusan di bidang pengelolaan lingkungan hidup. Andi Hamzah mengemukakan bahwa Jerman menerapkan tiga azas penting dalam mengelola lingkungannya, yaitu : a. Asas prevensi (prevention principle) b. Asas pencemar membayar (polluters pay principle) c. Asas kerjasama (cooperation principle) 9 Asas kerjasama di atas diadopsi oleh Pasal 5 UU no 23 tahun 1997 dan selanjutnya diatur dalam Pasal 70 UU no 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Menurut Koesnadi Hardjasoemantri ketentuan-ketentuan ini menunjukkan kepada, mutlak perlunya peran serta setiap orang sebagai anggota masyarakat dalam pengelolaan lingkungan Hidup, apabila diinginkan program-program di bidang pelestarian fungsi lingkungan berhasil dengan baik. Apabila tindakantindakan perlindungan lingkungan hidup diambil untuk kepentingan masyarakat dan apabila masyarakat diharapkan untuk menerima dan patuh pada tindakantindakan tersebut, maka masyarakat harus diberi kesempatan untuk mengembangkan dan mengutarakan pendapatnya. 10 9 Andi Hamzah, Penegakan Hukum Lingkungan, Jakarta, Sinar Grafika, 2005, Hal 35. 10 Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2002, hlm 104. 10

Lothar Gundling mengemukakan dasar bagi peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup : a. Memberi informasi kepada pemerintah b. Meningkatkan kesediaan masyarakat untuk menerima keputusan c. Membantu perlindungan hukum d. Mendemokratisasikan pengambilan keputusan e. Wewenang pengelolaan lingkungan hidup 11 2006, Hal 187 11 Supriadi, Hukum Lingkungan di Indonesia suatu Pengantar, Jakarta, Sinar Grafika, 11