1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Pajak merupakan sumber utama pendapatan pemerintah dan merupakan penyumbang pendapatan terbesar bagi APBN Indonesia karena lebih dari 60% penerimaan negara berasal dari pajak. Pajak dikatakan penerimaan negara yang paling besar, karena pajak tidak mempunyai batasan sampai kapan akan habis untuk dipungut, terutama dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk akan semakin menambah jumlah penerimaan dari pajak. Kepala KPP Pekalongan mengatakan, jumlah wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Pekalongan pada tahun 2015 tercatat 27.825 orang, terdiri atas orang pribadi 25.427 dan badan 2.027 serta pemungut 371 orang. Dari data diatas kepala KPP Pekalongan menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp 559,903 miliar, namun hingga akhir tahun hanya diperoleh sebanyak Rp 492,603 miliar, hal ini membuktikan bahwa penerimaan pajak tahun 2015 karena masih belum mencapai target yang diinginkan hanya sebanyak 87,98 persen dari yang diharapkan (www.suaramerdeka. com) Menurut undang-undang perpajakan, salah satu wajib pajak yang diminta untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan besarnya pajak terutang adalah wajib pajak orang pribadi. Sebagai wajib pajak pribadi, seharusnya mereka dapat mengelola keuangan usahanya dengan baik agar mendapat keuntungan dan memenuhi kewajibannya sebagai wajib pajak orang pribadi. 1
2 Menurut Widayati dan Nurlis (2010), ketidaktaatan dalam membayar pajak tidak hanya terjadi pada lapisan pengusaha saja tetapi telah menjadi rahasia umum bahwa para pekerja profesional lainnya juga tidak taat untuk membayar pajak. Dilain pihak, perkembangan usaha-usaha kecil dan menengah yang demikian barangkali jauh meninggalkan jangkauan pajak, meskipun jaring pengaman berupa NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) sudah ada, tetapi masih ditemukan usaha-usaha kecil menengah yang lepas dari jeratan pajak. Untuk meningkatkan kemauan membayar pajak, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak diantaranya adalah, kesadaran wajib pajak. Didalam sistem pemungutan pajak self assessment system tentu kesadaran wajib pajak menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan tingkat kemauan membayar pajak. Menurut Sapti, dkk (2011) apabila kesadaran wajib pajak tinggi yang datang dari motivasi untuk membayar pajak, maka kemauan untuk membayar pajakpun akan tinggi dan pendapatan negara dari pajak akan meningkat. Faktor berikutnya adalah pemahaman tentang peraturan perpajakan. Menurut Hardiningsih (2011) pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan adalah cara wajib pajak dalam memahami peraturan perpajakan. semakin paham wajib pajak terhadap peraturan perpajakan, maka semakin paham pula wajib pajak terhadap sanksi yang akan diterima bila melalaikan kewajiban perpajakan mereka, dimana wajib pajak yang benar-benar paham, akan mengetahui sanksi adminstrasi dan sanksi pidana sehubungan dengan SPT dan NPWP.Dengan ini yang bersangkutan akan lebih memilih patuh pajak untuk menghindari sanksi pajak.
3 Faktor lainnya adalah persepsi wajib pajak atas efektivitas system perpajakan. Dalam penelitian Widayati dan Nurlis (2010:49), persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar pajak karena wajib pajak masih belum banyak yang menggunakan media online sebagai sarana pembayaran pajak. Namun, apabila wajib pajak sudah memaksimalkan sistem perpajakan yang baru, maka wajib pajak akan lebih dimudahkan dalam pembayaran pajaknya Tingkat kepercayaan termasuk faktor kemauan membayar pajak dengan alasan keuntungan secara langsung atau tidak langsung mendorong wajib pajak memenuhi kewajibannya membayar pajak dengan kesadaran penuh bahwa mereka akan mendapatkan imbalannya melalui fasilitas yang telah dirancang oleh pemerintah. Secara otomatis keinginan untuk mengingkari kewajiban membayar pajak akan terkikis (Fitriya, 2014). Pelayanan yang berkualitas juga mempengaruhi kemauan membayar pajak dilihat dari definisinya kualitas pelayanan adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan (tanpa membeda-bedakan) dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang dapat dipertangggungjawabkan serta harus dilakukan secara terus-menerus (Pancawati, 2011:39). Beberapa penelitian terdahulu yang melatar belakangi pada penelitian ini yang mempengaruhi tentang kepatuhan wajib pajak yaitu diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Handayani, dkk (2012) membuktikan bahwa kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan dan tingkat kepercayaan terhadap sistem
4 pemerintahan dan hukum berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hasuil penelitian dari Nugroho (2014), menunjukan bahwa kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman, persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kemauan membayar pajak. Hasil penelitian dari Hardiningsih (2011), menunjukkan bahwa sikap wajib pajak terhadap kesadaran membayar pajak berpengaruh dan signifikan terhadap kemauan membayar pajak, sikap wajib pajak terhadap pengetahuan peraturan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak, sikap wajib pajak terhadap pemahaman peraturan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak, persepsi efektifitas sistem perpajakan juga tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak, dan untuk kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Fitriyani (2014) mengenai pengaruh kesadaran, pemahaman, persepsi, tingkat kepercayaandan kualitas pelayanan terhadap kemauan membayar pajak, wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hasil penelitian menunjukan bahwa kesadaran, pemahaman, persepsi, dan kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak dan untuk tingkat kepercayaan system pemerintah dan hukum tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.
5 Perbedaan penelitian ini dan penelitian sebelumnya yaitu, jika penelitian yang dilakukan Fitriyani dilakukan pada tahun 2014 dengan menggunakan sampel wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas yang terdaftar di KPP Pratama Jepara, sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2016, dengan menggunakan sampel wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas yang terdaftar di KPP Pratama Pekalongan. Penelitian menambah, wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha sebagai objek pajak dalam penelitian ini, karena menurut saya wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan juga lebih rentan terhadap pelnggaran pajak, dikarenakan mereka melakukan pembukuan atau pencatatan sendiri atas usahanya, mereka beranggapan bahwa kurang efisien apabila mempekerjakan seseorang untuk melakukan pembukuan atau pencatatan terutama dalam hal biaya, dengan ini mereka lebih memilih untuk melakukan pembukuan atau pencatatan sendiri. Dalam hal ini tidak menuntup kemungkinan terjadi kesalahan atau ketidak jujuran dalam pelaporan perpajakannya. Maka dari itu saya juga ingin menguji kemauan membayar pajak untuk wajib pajak yang melakukan kegiatan usaha. Penelitian ini penting dilakukan karena untuk memberikan gambaran kepada pihak KPP Pratama Pekalongan atas penilaian wajib pajak orang pribadi mengenai perpajakan, sehingga dapat gunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berwenang khususnya bagi aparat pajak dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak agar dapat memaksimalkan penerimaan pajak.
6 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penlitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak? 2. Apakah pemahaman tentang peraturan pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak? 3. Apakah persepsi efektifitas sistem perpajakan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak? 4. Apakah tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak? 5. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak? 1.3 Pembatasan Masalah 1. Banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak, maka penelitian ini dibatasi pada variable kesadaran membayar pajak, pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, tingkat kepercayaan sistem pemerintahan dan hukum dan kualitas pelayanan terhadap kemauan wajib pajak dalam membayar pajak. 2. Penelitian ini hanya dibatasi pada wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan pekerja bebas saja yang terdaftar di KPP Pratama Pekalongan
7 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut : 1. Menguji pengaruh kesadaran membayar pajak terhadap kemauan membayar pajak pada wajib pajak orang pribadi. 2. Menguji pengaruh pemahaman tentang peraturan pajak terhadap kemauan membayar pajak pada wajib pajak orang pribadi. 3. Menguji pengaruh persepsi efektifitas sistem perpajakan terhadap kemauan membayar pajak pada wajib pajak orang pribadi. 4. Menguji pengaruh tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintah dan hukum terhadap kemauan membayar pajak pada wajib pajak orang pribadi. 5. Menguji pengaruh kualitas pelayanan terhadap kemauan membayar pajak pada wajib pajak orang pribadi. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak, diantaranya: 1. Manfaat di bidang teoritis a) Menambah ilmu pengetahuan tentang kesadaran membayar pajak, pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas sistem perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap system pemerintahan dan hukum, terhadap kemauan membayar pajak. b) Bahan referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai factor-faktor yang memengaruhi kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi.
8 2. Manfaat di bidang praktis Penelitian ini diharapkan dapat mengingatkan pemerintah dan Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan suatu tindakan yang dapat mendorong wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.