ANALISIS FAKTOR KEHADIRAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU DI DESA PAGERSARI KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya

Mamik R 1, Endang 1 1. Program Studi DIII Keperawatan STIKES Pemkab Jombang ABSTRAK

Tajudin Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012

*Eka Yorita Naberta, *Eka Frelestanty, *Siti Nur Lathifah, *Yunida Haryanti. *Program Studi Kebidanan, STIKes Kapuas Raya Sintang

BAB I PENDAHULUAN. psikososial (Nugroho, 2008). Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada Tahun

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

Kata kunci : karakteristik lansia, dukungan keluarga, tingkat kehadiran

Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN PERAN KADER DENGAN KEAKTIFAN LANJUT USIA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN DI POSYANDU DESA PUCANGAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

Heni Maryati 1, Achmad Fatoni 1, Hexawan T 2 Program Studi D3 Perawatan STIKES Pemkab Jombang Puskesmas Tapen Kabupaten Jombang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup (life ecpectancy) merupakan salah

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

PERBEDAAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN UMUM DAN KEPEMILIKAN KIS PADA LANSIA DI PUSKESMAS DAU MALANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN LANSIA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU LANSIA DI DESA KAUMAN KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANJUT USIA DESA TEGALGIRI NOGOSARI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

Karya Tulis Ilmiah DUKUNGAN KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN LANSIA

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Memeriksakan Diri Di Posyandu Lansia Desa Sukodono Sidoarjo

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

KARYA TULIS ILMIAH DUKUNGAN KELUARGA DALAM KUNJUNGAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA. Di Desa Karanglo Lor Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo

GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA. Abstrak.

BAB I PENDAHULUAN. ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA PASIEN GANGGUAN ANSIETAS MENYELURUH DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)

MOTIVASI DAN PENGETAHUAN KADER MENINGKATKAN KEAKTIFAN KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU ABSTRAK

KARYA TULIS ILMIAH PERAN KELUARGA DALAM PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA. Di Desa Banjarejo RW 02 Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017 DUKUNGAN KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS MIROTO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI LANSIA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG ABSTRAK

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. usia (lansia) di dunia. Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOMBA OPU KABUPATEN GOWA TAHUN 2015

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU LANSIA DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI DESA TANGGUNGPRIGEL KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG DETEKSI DINI TB PARU

KESEHATAN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN SIKAP LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI DESA GAJAHAN COLOMADU

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

FIFI AZISYAH NIM : S

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS PEMBANTU GUNUNG SARI SURABAYA

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

Ai Setiawati 1, Dini Sukmalara 2 1. Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Assyafi iyah

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN DEMAM THYPOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PRODUKTIVITAS LANSIA DI KARANGWREDHA PUNTODEWO KELURAHAN TANGGUNG KECAMATAN KEPANJEN KIDUL KOTA BLITAR

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Secara teori perkembangan manusia dimulai dari masa bayi, anak,

JNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR KEHADIRAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU DI DESA PAGERSARI KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG Aplonia Amaral 1), Joko Wiyono 2), Erlisa Candawati 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2) Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang 3) Dosen Program Studi Ilmu keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang E-mail : aploniaamaral32@gmail.com ABSTRAK Kegiatan posyandu lansia memberikan kemudahan bagi lansia dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, sehingga kualitas hidup masyarakat diusia lanjut tetap terjaga dengan baik. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui faktor kehadiran lansia dalam mengikuti Malang. Desain penelitian mengunakan desain deskriptif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 43 lansia dengan penentuan sampel penelitian menggunakan sampling jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Metode analisis data yang digunakan yaitu odds ratiodengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian membuktikan kurang dari separuh (39,5%) lansia yang berpengetahuan baik memiliki peluang 4,97 kali lebih besar untuk hadir di posyandu dari pada yang berpengetahuan kurang. Serta kurang dari separuh (37,2%) lansia yang mengalami dukungan keluarga kurang memiliki peluang 6,74 kali lebih besar untuk hadir di posyandu dari pada yang dukungan keluarga baik. Saran bagi lansiauntuk meningkatkan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu perlu adanya upaya peningkatan pengetahuan dan dukungan keluarga. Kata Kunci : Posyandu lansia, dukungan keluarga, pengetahuan. 739

ANALYSIS OF ELDERLY PRESENCE FACTORS IN FOLLOWING POSYANDU IN PAGERSARI VILLAGE, NGANTANG MALANG CITY ABSTRACT Posyandu activities provide facilities for the elderly in getting basic health services, so that the quality of life in elderly remain well preserved. The purpose of the study to determine the presence of the elderly in the village follow posyandu Pagersari Ngantang Malang. The study design using a descriptive design. The population in this study were 43 elderly people with the determination of the sample using a sampling saturated. Data collection techniques used were questionnaire. The data analysis method used is the odds ratio by using SPSS. Research shows less than half (39.5%) elderly people who are knowledgeable both have a chance of 4.97 times more likely to be present in posyandu than the less knowledgeable. And also less than half (37.2%) elderly who have less family support had a 6.74 times greater chance to be present at posyandu than the good family support. Suggestions for the elderly to enhance the activity of the elderly in participating in Posyandu activities efforts are needed to increase knowledge and family support. Keywords : IHC elderly, family support, knowledge. PENDAHULUAN Indonesia termasuk Negara yang memasuki era ppenduduk berstruktur lansia (aging stuctured population) karena mempunyai jumlah penduduk dengan usia 60 tahun ke atassekitar 7,10%. Pulau yang mempunyai jumlah penduduk lansia ini antara lain disebabkan karena tingkat social ekonomi masyarakat yang meningkat, kemajuan dibidang pelayanan kesehatan dan tingkat pengetahuan masyarakat yang meningkat (Effendi, 2009). Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukan bahwa jumlah penduduk lansia Indonesia adalah 18,57 juta jiwa, meningkat sekitar 7,93% dari tahun 2000 yaitu sebanyak 14,44 juta jiwa. Diperkirakan jumlah penduduk lansia di Indonesia akan terus bertambah sekitar 450.000 jiwa pertahun, dan tahun 2025 jumlah penduduk lansia di Indonesia akan berjumlah sekitar 34,22 juta jiwa (BPS, 2010). Meningkatnya jumlah lansia menimbulkan berbagai permasalahan yang kompleks bagi lansia itu sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat. 740

Secara alamiah proses menjadi tua mengakibatkan lansia mengalami perubahan fisik dan mental, yang mempengaruhi perubahan ekonomi dan sosialnya. Permasalahan yang dihadapi lansia apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan akibat seperti gangguan pada system tubuh, timbulnya penyakit dan menurunnya activities daily of living (ADL). Untuk itu, pemerintah melaksanakan upaya kesehatan kepada lanjut usia yaitu melakukan kemitraan dengan masyarakat termasuk swasta. Salah satu upaya kemitaraan puskesmas berupa pelayanan kesehatan untuk lansia adalah Posyandu Lansia (Departemen Kesehatan RI, 2009). Maka untuk menangani masalah kesehatan lansia, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan/program yang diterapkan oleh puskesmas. Program pelayanan lansia disebut juga Posyandu Lansia (Effendy,1998). Kegiatan posyandu lansia ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi lansia dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, sehingga kualitas hidup masyarakat diusia lanjut tetap terjaga dengan baik.seharusnya para lansia memanfaatkan adanya posyandu dengan baik, agar kesehatan para lansia dapat terpelihara dan terpantau secara optimal.namun pada kenyataannya tidak semua lansia memanfaatkan adanya kegiatan posyandu tersebut. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Sukoharjo, lansia yang berkunjung ke Posyandu Lansia di Kecamatan Mojolaban hanya 34,47%. Di Mojalaban terdapat 92 Posyandu Lansia yang tersebar di 15 desa, dimana Desa Plumbon merupakan salah satu desa dengan kunjungan Posyandu Lansia rendah di Kecamatan Mojolaban. Di Desa Plumbon terdapat 6 Posyandu Lansia dengan jumlah usia lanjut 275. Didapatkan data kehadiran lansia pada bulan januari 2014, lansia yang berkunjungke Posyandu Lansia di Desa Plumbon 3 bulan terakhir yaitu pada bulan oktober 2013 25,45%, November 2013 28%, Desember 2013 22,54%. Ini menunjukan bahwa kehadiran lansia masih kurang dari yang diharapkan, dimana target cakupan pelayanan poksila adalah 60% (Dinas Kesehatan Sukoharjo, 2013). Pemanfaatan Posyandu Lansia bertujuan agar kesehatan lansia dapat terpelihara dan terpantau secara optimal. Bagi lansia yang tidak aktif memanfaatkan pelayanan kesehatan di posyandu lansia, maka kondisi kesehatan mereka tidak dapat terpantau dengan baik, sehingga apabila mengalami suatu resiko penyakit akibat penurunan kondisi tubuh dan proses penuaan dikhawatirkan dapat berakibat fatal dan mengancam jiwa mereka. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya pemanfaatan 741

kunjungan lansia antara lain umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap tugas kesehatan, jarak rumah, dukungan keluarga, sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan posyandu, penghasilan ekonomi, dukungan petugas kesehatan (Handayani 2012). Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kessehatan. Kegiatan dari posyandu lansia meliputi preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatih (Ismawati, C. 2010).Kegiatan posyandu lansia ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi lansia dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, sehingga kualitas hidup masyarakat diusia lanjut tetap terjaga dengan baik. Seharusnya para lansia memanfaatkan adanya posyandu dengan baik, agar kesehatan para lansia dapat terpelihara dan terpantau secara optimal. Namun pada kenyataannya tidak semua lansia memanfaatkan adanya kegiatan posyandu tersebut.ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya pemanfaatan kunjungan lansia antara lain umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap tugas kesehatan, jarak rumah, dukungan keluarga,sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan posyandu, penghasilan ekonomi, dukungan petugas kesehatan (Handayani, 2012). Fenomena di lapangan menunjukan fakta yang berbeda, posyandu lansia ternyata hanya ramai pada awal pendirian saja, selanjutnya lansia yang memanfaatkan posyandu semakin berkurang terutama di Desa Pagersari. Berdasarkan studi pendahuluan di Desa Pagersari jumlah keseluruhan lansia yang berumur 60 tahun keatas sebanyak 114 orang. Adapun presentase kehadiran lansia ke posyandu lansia adalah 16%, dengan berbagai alasan umur, pekerjaan, akses ke posyandu, dukungan keluarga dan ekonomi ini sangat mempengaruhi kunjungan lansia dalam mengikuti posyandu di Desa Pagersari kecamatan Ngantang Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor kehadiran lansia dalam mengikuti posyandu di Desa Pagersari Kecamatan Ngantang Malang. METODE PENELITIAN Desain penelitian mengunakan desain deskriptif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 43 lansia dengan penentuan sampel penelitian menggunakan sampling jenuh yang berarti seluruh jumlah populasi dijadikan sampel penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner. Penelitian ini dilakukan di Posyandu 742

Desa Pagersari Kecamatan Ngantang Malang. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2016. Variabel dalam penelitian ini adalah Kehadiran Lansia Dalam Mengikuti Posyandu. Analisis univariat adalah suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik (Nursalam, 2011). Hasil dari jawaban responden yang telah tabulasi diberikan skor sesuai dengan nilai yang ditentukan. 1. Faktor pengetahuan Hasil dari jawaban responden tentang faktor pengetahuanyang telah di tabulasi diberikan skor sesuai dengan ketentuan. Adapun rumus yang digunakan untuk menjumlahkan data yang telah didapat adalah (Nursalam, 2011): N = SP x 100% SM Keterangan : N = Nilai yang ditetapkan SP = Skor yang ditetapkan SM = Skor maksimal Setelah jawaban dijumlahkan maka selanjutnya adalah memasukkan nilai tersebut ke dalam kategori yang ditentukan. 2. Faktor dukungan keluarga Adapun rumus yang digunakan untuk menjumlahkan datafaktor dukungan keluarga yang telah didapat adalah (Nursalam, 2011): N = SP x 100% SM Keterangan : N = Nilai yang ditetapkan SP = Skor yang ditetapkan SM = Skor maksimal Setelah jawaban dijumlahkan maka selanjutnya adalah memasukkan nilai tersebut kedalam kategori yang ditentukan. Analisa bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pengetahuan dengan kehadiran lansia dalam mengikuti posyandu: Odds Ratio 2. Dukungan keluarga dengan kehadiran lansia dalam mengikuti posyandu: Odds Ratio HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan lansia tentang posyandu lansia di Desa Pagersari Kecamatan Ngantang Malang Pengetahuan Lansia f (%) Baik 11 25,6 Cukup 15 34,9 Kurang 17 39,5 Total 43 100,0 Berdasarkan Tabel 1 distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan lansia tentang posyandu lansia didapatkan kurang dari separuh (39,5%) lansia mengalami pengetahuan kurang tentang posyandu lansia. 743

Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan dukungan keluarga di Desa Pagersari Kecamatan Ngantang Malang Dukungan Keluarga f (%) Baik 13 30,2 Cukup 14 32,6 Kurang 16 37,2 Total 43 100,0 Berdasarkan Tabel 2 distribusi frekuensi berdasarkan dukungan keluarga untuk mendorong lansia mengikuti posyandu lansia didapatkan kurang dari separuh (37,2%) lansia mengalami dukungan keluarga kurang. Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan kehadiran lansia dalam mengikuti posyandu di Desa Pagersari Kecamatan Ngantang Malang Kehadiran Lansia f (%) Aktif 18 41,9 Tidak aktif 25 58,1 Total 43 100,0 Berdasarkan Tabel 3 distribusi frekuensi berdasarkan kehadiran lansia dalam mengikuti posyandu lansia didapatkan lebih dari separuh (58,1%) responden tidak aktif mengikuti posyandu lansia. Tabel 4. Uji Odds Ratio (OR) Faktor Kehadiran Lansia Odds Ratio Mengikuti Posyandu Faktor pengetahuan 4,977 Faktor dukungan keluarga 6,741 Berdasarkan Tabel 4 diketahui faktor dukungan keluarga lebih dominan menyebabkan lansia tidak aktif mengikuti posyandu lansia dengan nilai odds ratio sebesar 6,741 (6,74 kali lipat). Sedangkan faktor pengetahuan menyebabkan lansia tidak aktif mengikuti posyandu lansia sebanyak 4,977 (4,97 kali lipat). Faktor Pengetahuan Dengan Kehadiran Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan kurang dari separuh (39,5%) lansia mengalami pengetahuan kurang tentang posyandu lansia. Didapatkan faktor pengetahuan menyebabkan lansia tidak aktif mengikuti posyandu lansia dengan nilai odds ratio sebanyak 4,977 (4,97 kali lipat), hal tersebut diketahui dari 17 (39,5%) lansia yang memiliki pengetahuankurang berdampak pada 13 (30,2%) lansia tidak aktif mengikuti posyandu lansia. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dipahami bahwa lansia yang memiliki pengetahuan kurang tentang manfaat, tujuan dan kegiatan posyandu lansia menyebabkan lansia tidak aktif mengikuti posyandu di Desa Pagersari Kecamatan Ngantang Malang. Lansia yang memiliki krieteria pengetahuan yang kurang dikarenakan lansia yang tidak memiliki kemampuan untuk memperoleh informasi tentang posyandu lansia dan manfaatnya. Hal ini dapat 744

disebabkan oleh beberapa faktor seperti lansia kurang berusaha untuk mencari informasi kesehatan, lansia tidak memiliki pengalaman pribadi dalam mengikuti posyandu atau lansia sendiri tidak berbagi cerita dengan lansia lain yang sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mengikuti posyandu. Posyandu lansia merupakan pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kessehata. Kegiatan dari posyandu lansia meliputi preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatih (Ismawati, C. 2010 ). Pada lanjut usia yang memiliki pengetahuan rendah akan mengalami ke tidak tahuan manfaat mengikuti posyandu lansia sehingga mengurangi minat mengikuti posyandu. Pengetahuan lansia yang rendah berhubungan dengan tingkat pendidikan didapatkan sebanyak (76,7%) lansia berpendidikan SD. Lanjut usia yang mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan lansia yang berpendidikan lebih rendah atau mereka yang tidak berpendidikan. Didapatkan (25,6%) lansia memiliki tingkat pengetahuan yang baik karena lansia yang mengetahui dan memahami manfaat dari posyandu lansia. Hal ini diperoleh dari penyuluhan kesehatan dan manfaat yang mereka rasakan dari kegiatan posyandu yang lansia dapatkan selama menghadiri posyandu. Selain itu juga dipengaruhi oleh beberapa faktor umum seperti jenis kelamin. Faktor jenis kelamin sebanyak (60,5%) lansia ber jenis kelamin perempuan sehingga memiliki kesadaran akan posyandu, hal ini bisa dipengaruhi oleh kebiasaan ibu-ibu di waktu belum memasuki masa lansia yang selalu setia mengantarkan anaknya ke posyandu sehingga ibu lebih paham dan mengetahui manfaat posyandu dibandingkan dengan lansia berjenis kelamin laki-laki yang memiliki tugas sebagai kepala keluarga untuk mencari nafkah. Selain itu, pengetahuan lansia bisa juga dipengaruhi oleh faktor umum sebanyak (72,0%) responden berumur 60 74 tahun (elderly) hal ini memberi penurunan fungsi otot tubuh sehingga membuat lansia kurang minat mengikuti posyandu lansia. Sesuai dengan penjelasan (Handayani 2012), seiring dengan bertambahnya usia, kondisi fisik atau tenaga lansia semakin menurun sehingga untuk melakukan kegiatan di luar rumah perlu adanya pengawasan dari orang lain dalam hal ini anak. Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya informasi kepada lanjut usia agar aktif mengikuti posyandu sehingga bisa membantu lansia dalam menjaga kesehatan yang optimal. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan pengetahuan lansia yaitu 745

dengan aktif berkomunikasi atau bertukar pikiran dengan lansia yang memiliki tingkat pengetahuan baik sehingga bisa memperoleh banyak informasi tentang posyandu lansia, manfaat kesehatan yang diperoleh dan mencari informasi lain dari sumber internet atau langsung datang ke puskesmas untuk memperoleh informasi yang lebih jelas. Dengan demikian dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi lansia. Faktor Dukungan Keluarga Dengan Kehadiran Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Berdasarkan Tabel 2 menunjukan kurang dari separuh (37,2%) lansia mengalami dukungan keluarga kurang. Didapatkan faktor dukungan keluarga lebih dominan menyebabkan lansia tidak aktif mengikuti posyandu lansia dengan nilai odds ratio sebesar 6,741 (6,74 kali lipat), hal tersebut diketahui dari 16 (37,2%) lansia yang mengalami dukungan keluargakurang menyebabkan sebanyak 13 (30,2%) lansia tidak aktif mengikuti posyandu lansia. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dipahami bahwa dukungan keluarga yang kurang dalam memberi motivasi untuk mengikuti posyandu menyebabkan lansia tidak aktif mengikuti posyandu lansia di Desa Pagersari Kecamatan Ngantang Malang. Keluarga merupakan sumber dukungan sosial yang memliki ikatan emosional yang palin besar dan terdekat dengan lansia. Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain menjaga atau merawat lanisa, mempertahankan dan meningkatkan status mental, memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia (wijayanto, 2008). Peranan keluarga dalam hal ini meliputi antar jemput lansia ke posyandu dan meningkatkan jadwal kegiatan psyandu. Pada penelitian ini dukungan keluarga yang dimaksud adalah adanya orang yang berada disekitar lansia yang mengingatkan tentang jadwal pelaksanaan posyandu dan mengantar lansia ke posyandu setiap bulan. Cara untuk meningkatkan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu perlu adanya dorongan dari keluarga. Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke Posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal Posyandu dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia. Efek dari dukungan keluarga yang terhadap kesehatan lansia dapat menurunkan mortalitas, mempercepat penyembuhan dari sakit, meningkatkan kesehatan kognitif, fisik dan emosi, disamping itu pengaruh positif dari dukungan keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam 746

kehidupan sehari-hari yang penuh dengan stress (Setiadi, 2008). Cara mendukung lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu maka harus ada motivasi yang diberikan keluarga, motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak, motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya. Sedangkan faktor penghambat lansia melakukan kegiatan Posyandu yaitu kondisi fisik, mengingat kondisi fisik yang lemah sehingga lansia tidak dapat leluasa menggunakan berbagai sarana dan prasarana, maka upaya pemantapan pelayanan kesehan adalah menyediakan sarana dan fasilitas khusus bagi lansia. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah lansia melakukan aktivitasnya dengan melibatkan peran serta masyarakat dan sebagainya. KESIMPULAN 1) Lansia mengalami pengetahuan kurang tentang posyandu lansia. Faktor pengetahuanyang kurang menyebabkan lansia tidak aktif mengikuti posyandu lansia sebanyak 4,97 kali lipat. 2) Lansia mengalami dukungan keluarga kurang.faktor dukungan keluargayang kurang menyebabkan lansia tidak aktif mengikuti SARAN posyandu lansia sebanyak 6,74 kali lipat. Diharapkan peneliti selanjutnya menambah faktor-faktor yang dapat menyebabkan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu sehingga hasil penelitian ini bisa diperkuat lagi seperti faktor umur dan jenis kelamin. DAFTAR PUSTAKA BPS. 2010. Statistik Indonesia. Jakarta Depsos RI. 2009. Dukungan Kelembagaan dalam Kerangka Peningakatan Kesejahteraan Lansia (Kantor Urusan Pemberdayaan Lansia). Jakarta: Departemen social RI. Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013. Dinkes Kabupaten Sukoharjo. Effendy, 1998.Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Effendi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktek 747

Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba medika. Handayani. 2012. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia Di Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Jurnal STIKES. Handayani. 2012. Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu Oleh Lanjut Usia Di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor Tahun 2012 Dan Faktor Yang Berhubungan. Ismawati, C. 2010. Posyandu dan Desa Siaga panduan untuk Bidan dan Kader. Yogyakarta : Nuha Medika. Maryam, dkk. 2008. Mengenal usia lanjut dan perawatanya. Jakarta: Salemba Medika. Setiadi. 2008. Kosep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu. Wijayanto, A. 2008. Hubungan antara support system keluarga dengan mekanisme koping pada lansia di desa Poleng Gesi Sragen. Skripsi. UMS. 748