ANALISIS PEMASARAN BAWANG GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA FLAMBOYAN DI KELURAHAN PANAU KECAMATAN TAWAELI KOTA PALU

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN KOPRADI DESA TAMBU KECAMATAN BALAESANG KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN TEMPE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MULTI BAROKAH DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL PALU DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH LEMBAH PALU DI DESA WOMBO KALONGGO KECAMATAN TANANTOVEA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PEMASARAN TOMAT DIDESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMADI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA KERIPIK UBIKAYU PADA INDUSTRI PUNDI MASDI KOTA PALU

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH KERITING DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA BAWANG GORENG PADA INDUSTRI ACRAN SIGI DI DESA LOLU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

ANALISIS PEMASARAN USAHATANI CABAI MERAH KERITING DI DESA MAKU KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

KINERJA KEUANGAN INDUSTRI CITRA LESTARI PRODUCTION KOTA PALU

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CITRA LESTARI PRODUCTION DI KOTA PALU

ANALISIS PEMASARAN TANAMAN HIAS PUCUK MERAH (OLEINA SYZYGIUM) PADA USAHA KEMBANG ASRI DI KOTA PALU

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

212 ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

ANALISIS KETERKAITAN BAURAN PEMASARAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN UKM PENGAIS JAYA VIRGIN COCONUT OIL DI DESA AMPIBABO

ANALISIS PENDAPATAN DAN POLA KELEMBAGAAN PEMASARAN USAHATANI CABAI RAWIT DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA RASA DI KOTA PALU

Boks 2. Ketahanan Pangan dan Tata Niaga Beras di Sulawesi Tengah

ANALISIS MANAJEMEN RANTAI PASOK BAWANG GORENG PALU. Analysis Of Supply Chain Management Of Palu Fried Shallot

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Nida Nuraeni (1) Rina Nuryati (2) D. Yadi Heryadi (3)

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

RENTABILITAS USAHA PADA INDUSTRI BAWANG GORENG SAL-HAN DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH. Profitability of Sal-Han fried onions in Palu -Central Sulawesi

KONTRIBUSI USAHATANI PADI SAWAH TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI KELUARGA DI DESA OGOAMAS II KECAMATAN SOJOL UTARA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS NILAI TAMBAH TORTILA RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAMBU AIR DI DESA MRANAK KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

ANALISIS SENSITIVITAS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DI DESA BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

IV. METODE PENELITIAN

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP

ANALISIS PENDAPATAN USAHA ABON IKAN TENGGIRI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA ALTHAF FOOD DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KARAKTERISTRIK USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM AMALIA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

KINERJA KEUANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KACANG GOYANG PRIMA JAYA DI KOTA PALU

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Sebuah Kasus di Industri Rumah Tangga di Desa Cigemblong Kecamatan Cigemblong Kabupaten Lebak)

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL PALU DI DESA WOMBO KALONGGO KECAMATAN TANANTOVEA KABUPATEN DONGGALA

28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Agriekonomika, ISSN ANALISIS INTEGRASI PASAR BAWANG MERAH DI KABUPATEN PAMEKASAN

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI

Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran

ANALISIS STRUKTUR PASAR BAWANG MERAH VARIETAS LEMBAH PALU DI KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2015)

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI MINYAK NILAM DI DESA LUMBUTAROMBO KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

SISTEM PENYALURAN BERAS KOMERSIL MELALUI SALURAN RUMAH PANGAN KITA DI PT XYZ LAMPUNG. Pangan Kita in PT XYZ Lampung)

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2014)

ANALISIS PENDAPATAN DAN TATANIAGA BERAS VARIETAS PANDAN WANGI DAN VARIETAS UNGGUL BARU

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN ANGGREK USAHA TANAMAN HIAS DI KOTA PALU Added Value Analysis and Marketing of Orchid plants in Palu

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS MARGIN PEMASARAN DAGING AYAM RAS PETELUR AFKIR DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN DAIRI

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN TAHU PADA INDUSTRI AFIFAH DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI PEPAYA MINI (Carica papaya L.) DI KELURAHAN TERITIP KECAMATAN BALIKPAPAN TIMUR KOTA BALIKPAPAN

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

ANALISIS SALURAN TATANIAGA DAN MARJIN TATANIAGA KELAPA DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR. Siti Abir Wulandari 1 *, Rogayah 2 *

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOMODITAS PANDANWANGI DI DESA BUNIKASIH KECAMATAN WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR

BAB 1. PENDAHULUAN. Indonesia. Bawang merah bagi Kabupaten Brebes merupakan trademark

POLA DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN BAWANG MERAH DI KOTA PAREPARE. Distribution Pattern and Margin of Shallot Marketing in Parepare City

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

ANALISIS PEMASARAN CENGKEH DI DESA JONO OGE KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS KERAGAAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI RAWIT DI KOTA GORONTALO JURNAL ILMIAH MEIKO SAIDI

ARTIKEL MEIFY SUMAMPOW / JURUSAN SOSIAL EKONOMI, FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

Key Word PENDAHULUAN

Transkripsi:

e-j. Agrotekbis 3 (3) : 360-367, Juni 015 ISSN : 338-3011 ANALISIS PEMASARAN BAWANG GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA FLAMBOYAN DI KELURAHAN PANAU KECAMATAN TAWAELI KOTA PALU Analysis of Marketing Fried Onion at the Home Industry Flamboyan In Panau Village Tawaeli Subdistrict Palu City Asfiana Hasanuddin¹ ), Hj.Hadayani² ) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu ) Staf Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu e-mail : asfiana91@yahoo.com e-mail : yaniansar@ymail.com ABSTRACT This study aims was to determine the of marketing channels, the magnitude of the marketing margin and determine the efficiency of marketing at the home industry Flamboyan in Panau Village Tawaeli Subdistrict Palu City. The research was conducted at the home industry Flamboyan in Panau Village Tawaeli Subdistrict Palu City. The number of respondents in this study as many as 14 people consisting of on 1 person leaders, 4 person employee, 1 person retailers and 8 person consumer. Determination of the respondents in the management, employees and consumers in the industry Flamboyan in do (purposive while determining the respondents retailers in do (tracing sampling method). Based on the results of research that there are two existing marketing channels in Home Industry Flamboyan namely : Channel I : Producer - Retailers - Consumer Channel II : Producer-Consumer. Total marketing margin on the first line of Rp 105,000 with the following details for the packaging of 100 grams of Rp 0,000, 150 grams of Rp 35,000 and Rp 50,000 packs of 50 grams. The second marketing channel marketing margins can not be found because there is no marketing agencies involved in marketing products Flamboyan fried onions. The efficiency values of the first channel marketing was 50% and for the second channel was 0%, which is more efficient marketing channel is the second channel II. Key Words : Marketing, fried onions, margins, efficiency. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui bentuk saluran pemasaran, besarnya margin pemasaran dan mengetahui efisiensi pemasaran pada Industri Rumah Tangga Flamboyan di Kelurahan Panau Kecamatan Tawaeli Kota Palu. Penelitian ini dilaksanakan pada Industri Flamboyan di Kelurahan Panau Kecamatan Tawaeli Kota Palu. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 14 orang yang terdiri atas 1 orang pimpinan, 4 orang karyawan, 1 orang pedagang pengecer dan 8 orang konsumen. Penentuan responden pada pimpinan, karyawan dan konsumen di Industri Flamboyan dilakukan secara sengaja (purposive) sedangkan penentuan responden pada pedagang pengecer dilakukan cara penjajakan (tracing sampling method). Berdasarkan Hasil Penelitian bahwa terdapat dua saluran pemasaran yang ada di Industri Rumah Tangga Flamboyan yaitu : Saluran I : Produsen - Pedagang Pengecer Konsumen. Saluran II : Produsen - Konsumen. Total margin pemasaran pada saluran pertamarp 105.000 dengan rincian sebagai berikut untuk kemasan 100 gram Rp 0.000, kemasan 150 gram Rp 35.000 serta kemasan 50 gram Rp 50.000. Saluran pemasaran kedua tidak ditemukan margin pemasaran karena tidak ada lembaga pemasaran yang terlibat dalam 360

memasarkan produk bawang goreng Flamboyan. Nilai efisiensi pemasaran saluran I sebesar 50% dan untuk saluran II sebesar 0%, saluran pemasaran yang lebih efisien adalah saluran II. Kata Kunci : Pemasaran, bawang goreng, margin, efisiensi. PENDAHULUAN Sektor pertanian dalam meningkatkan perekonomian rakyat nampak menonjol. Usaha pertanian yang maju dengan teknologi moderen dititik beratkan pada komoditas bernilai ekonomi tinggi misalnya sayuran. Indonesia terletak di daerah tropis yang memiliki berbagai tipe iklim, sehingga memungkinkan untuk mengembangkan berbagai jenis komoditas hortikultura. Melihat sifat produk pertanian yang tidak tahan lama maka peran agroindustri sangat diperlukan, misalnya dengan cara pengawetan produk pertanian menjadi produk olahan yang lebih tahan lama dan siap dikonsumsi. Bawang merah termasuk salah satu dari produk pertanian yang perlu langsung di konsumsi atau memerlukan pengolahan terlebih dahulu, sehingga agar penggunaan bawang merah bisa lebih praktis di perlukan penanganan lebih lanjut. Harga bawang merah selalu berfluktuasi, pada panen besar produksi melimpah dan harga bawang merah menjadi rendah, sedangkan pada waktu tertentu produksi rendah sehingga harga bawang merah menjadi tinggi, untuk mengendalikan harga yang berfluktuasi, perlu dilakukan usaha pengawetan yang mendatangkan keuntungan. Produk bawang merah Lembah Palu atau yang lebih dikenal dengan nama bawang goreng asal Sulawesi Tengah telah dikenal luas karena memiliki tekstur, rasa dan aroma yang khas serta tahan dalam penyimpanan (Maskar, dkk, 003 ). Adapun perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas bawang merah lokal Palu di Provinsi Sulawesi Tengah menurut Kabupaten terlihat pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa Kabupaten Sigi merupakan penghasil bawang merah lokal Palu terbesar dari semua kabupaten dengan luas panen sebesar 893 ha, produksi sebesar 3.363 ton serta produktivitas sebesar 3,77 ton/ha dan urutan kedua yaitu Kota Palu dengan luas panen sebesar 83 ha, produksi sebesar 1.500 ton serta produktivitas sebesar 5,30 ton/ha. Industri Flamboyan sendiri membeli bahan bakunya di Kabupaten Sigi tepatnya di Desa Sidera. Lebih jelasnya, perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas bawang merah lokal Palu di Kabupaten Sigi menurut Desa terlihat pada Tabel. Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah Lokal Palu di Provinsi Sulawesi Tengah 01. Kabupaten Luas Panen Produksi Produktivitas (Ha) (Ton) (Ton/Ha) 1. Banggai Kepulauan - - -. Banggai 55 108 1,96 3. Morowali 10 5,00 4. Poso 96 683 7,11 5. Donggala 88 413 4,69 6. Toli-toli 6 3,00 7. Buol 7 9 4,14 8. Parigi Moutong 55 754,96 9. Tojo Una-una 84 406 4,83 10. Sigi 893 3.363 3,77 361

11. Palu 83 1.500 5,30 Jumlah 1.765 7.7 - Rata-rata 160,45 661,09 4,1 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah, 013. Tabel. Luas panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah lokal Palu Menurut Desa di Kabupaten Sigi Tahun 01. Desa Luas Lahan Produksi (Ha) (Ton) 1. Ngatabaru 5 105 1,00. Jono oge 19 111 5,84 3. Sidera 97 679 7,00 4. Soulowe 153 53 3,4 5. Bolu pontu 173 471,14 Produktivitas (Ton/Ha) 6. Oloboju 59 1.17 4,35 7. Watunonju 35 15 3,57 8. Bora 9 99 11,00 9. Dolo 143 177 1,4 Jumlah 893 3.363 - Rata-rata 99, 373,67 3,77 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sigi,013. Tabel. menunjukkan bahwa Desa Sidera merupakan salah satu penghasil bawang merah lokal Palu di Kabupaten Sigi, hal ini terlihat dari produksi yang diperoleh dengan luas panen yang dimiliki sebesar 97 ha, mampu menghasilkan produksi sebesar 679 ton, dan produktivitas sebesar 7,00 ton/ha. Komoditas pertanian khususnya bawang merah dapat dikategorikan sebagai komoditi komersial karena sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan harga yang berlaku di pasar. Melihat produksi bawang merah lokal Palu cukup tinggi di Kabupaten Sigi. Bawang goreng merupakan salah satu bentuk olahan dari bawang merah yang dapat meningkatkan dan memberikan nilai tambah. Hal ini yang mendorong banyak industri kecil rumahan untuk mendirikan pabrik - pabrik kecil pengolahan bawang merah, karena mudahnya mendapatkan bahan baku dan potensi bisnis yang menjanjikan. Pada akhirnya jumlah industri pengolahan bawang goreng semakin meningkat, salah satu bidang industri rumah tangga yang bergerak dibidang ini adalah industri Flamboyan. Berikut nama - nama Perusahaan yang mengelola Industri bawang goreng di Kota Palu Sulawesi Tengah terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Nama-Nama Perusahaan yang Memperoduksi Bawang Goreng di Kota Palu Sulawei Tengah. Nama Perusahaan Alamat Perusahaan Kapasitas Produksi (Kg/Tahun) 1 Mahkota Jl. Serikaya 1.7 1.000 Mustika Jl.S.Lambangan.5 6.000 3 Riski Jaya Jl.S.Malino.118B 6.000 4 Malino Jaya Jl.S.Malino.78 5.400 5 Istana Bawang Jl. Jamur 5.400 6 Himo Yaku Jl.S.Malino.99 5.400 7 Bintang Soraya Jl. Djaelangkara.6 5.000 8 Bawang Goreng CENDANA Jl.Cendana.14 3.000 36

9 Flamboyan Jl.Yodo. 400 10 Ataf Food Jl. Lasoso. 6 Palu 480 Kel. Kabonena Palu Barat Jumlah 51.080 Sumber : Dinas Perindustrian, Perdgangan dan Koperasi Sulawesi Tengah, 013. Tabel 3. menunjukkan bahwa nilai kapasitas produksi Bawang Goreng Flamboyan berada pada urutan ke 9 setelah Bawang Goreng Cendana. Salah satu industri bawang goreng yang bergerak dalam industri pengolahan bawang merah lokal palu menjadi bawang goreng yaitu Industri Rumah Tangga Flamboyan yang berdiri pada tahun 003. Rendahnya kapasitas produksi pada industri ini diakibat pemasaran bawang goreng yang sedikit mengalami hambatan pada bahan bakunnya. Harga bawang merah yang selalu berfluktuasi, dimana pada panen besar harga bawang merah menjadi murah, sebaliknya apabila produksi bawang merah kurang harga bawang merahpun menjadi tinggi, hal ini dapat mempengaruhi proses pemasaran pada Industri Rumah Tangga Flamboyan, selain itu adanya keterlibatan lembaga pemasaran dalam menyalurkan produk, menyebabkan timbulnya biaya pemasaran di Industri Rumah Tangga Flamboyan, berkaitan dengan hal tersebut maka perlu diadakannya penelitian mengenai Analisis Pemasaran Bawang Goreng pada Industri Rumah Tangga Flamboyan di Kelurahan Panau Kecamatan Tawaeli Kota Palu. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk saluran pemasaran bawang goreng pada Industri Rumah Tangga Flamboyan di Kelurahan Panau Kecamatan Tawaeli Kota Palu.. Berapa besar margin dan efisiensi pemasaran bawang goreng pada Industri Rumah Tangga Flamboyan di Kelurahan Panau Kecamatan Tawaeli Kota Palu. Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui bentuk saluran pemasaran bawang goreng pada Industri Rumah Tangga Flamboyan di Kelurahan Panau Kecamatan Tawaeli Kota Palu.. Mengetahui besarnya margin dan efisiensi pemasaran bawang goreng pada Industri Rumah Tangga Flamboyan di Kelurahan Panau Kecamatan Tawaeli Kota Palu. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Industri Flamboyan, lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Industri Flamboyan merupakan satu-satunya penghasil bawang goreng yang ada di Kelurahan Panau Kecamatan Tawaeli Kota Palu. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September sampai Oktober 014. Penentuan Responden Responden dalam peneilitian ini sebanyak 14 orang yang terdiri atas 1 orang pimpinan, 4 orang karyawan, 1 orang pedagang pengecer dan 8 orang konsumen. Penentuan responden pada Industri bawang goreng Flamboyan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa pimpinan beserta karyawan perusahaan mengetahui seluk beluk industri yang dipimpinnya, seperti kapasitas produksi, kondisi keuangan, proses pemasaran dan sebagainya. Penentuan responden pada pedagang pengecer dilakukan cara penjajakan (tracing sampling method). Teknik Pengumpulan Data 363

Penelitian ini menggunakan data yang bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer di peroleh dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan pemilik/pegawai yang di bantu dengan daftar pertanyaan (questionaire), sedangkan data sekunder di peroleh dari study literatur, hasil dari studi kepustakaan ini dapat berupa bahan - bahan tambahan yang berasal dari buku, majalah ilmiah, jurnal internet, arsip dokumen pribadi dan dokumen resmi lainnya yang ada hubungannya dengan penulisan ini. Dimana : Ps = Producer s Share (%) Hp = Harga Produsen Hk = Harga Konsumen Makin tinggi producer s share (Ps), makin efektif pasar, makin efisien pemasaran, jadi efisien pemasaran dihitung dengan rumus sebagai berikut Yantu dan Sisfahyuni dkk (008) : Ep = (100-Ps) x 1% Dimana : Ep = Efisiensi Pemasaran Ps = Producer s Share (%) HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Data Data yang telah dikumpulkan dianalisis berdasarkan rumus sebagai berikut : Menurut Sugiono dalam Tuti dkk (014), untuk menghitung jumlah margin pemasaran yang diperoleh pada masing - masing lembaga pemasaran, digunakan rumus sebagai berikut : M = Hp Hb Dimana : M = Margin Pemasaran H p H b = Harga Penjualan = Harga Pembelian Selanjutnya Menurut Yantu dan Sisfahyuni dkk (008), mengukur efisiensi pemasaran melalui efektivitas pasar yang diukur berdasarkan producer s share dengan rumus sebagai berikut : Ps = Hp/Hk x 100 % Saluran Pemasaran. Berdasarkan hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada bentuk saluran pemasaran bawang goreng yang terdapat di Industri Flamboyan yaitu : 1. Indutri Flamboyan Pedagang Pengecer Konsumen. Industri Flamboyan Konsumen Biaya Pemasaran. Biaya pemasaran merupakan biaya yang digunakan untuk memasarkan produk kepada masyarakat seperti biaya promosi, distribusi dan lainlain yang berkaitan dengan pemasaran produk itu sendiri. Biaya pemasaran bawang goreng yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer yaitu biaya transportasi. Mengenai biaya dan keuntungan yang di peroleh pedagang pengecer jelasnya terlihat pada Tabel 4. Tabel 4. Biaya dan Keuntungan yang di Terima Oleh Pedagang Pengecer Pada Industri Flamboyan 014. Produksi Frekuensi Nilai Uraian Perbulan 1. Pembelian Dan Penjualan Pedagang Pengecer Harga Pembelian - 100 gr 50 Kemasan Rp 0.000-150 gr 33 Kemasan Rp 35.000-50 gr 0 Kemasan Rp 50.000 1.000.000 1.155.000 1.000.000.000.000.310.000.000.000 Total Pembelian 3.155.000 6 6.310.000 Biaya Pemasaran - Biaya Transportasi 0.000 40.000 Total Biaya 0.000 40.000 Harga Penjualan 364

- 100 gr 50 Kemasan Rp 40.000-150 gr 33 Kemasan Rp 70.000-50 gr 0 Kemasan Rp 100.000.000.000.310.000.000.000 4.000.000 4.60.000 4.000.000 Total Penjualan 6.310.000 6 1.60.000 Keuntungan 3.135.000 6 6.70.000 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 014. Tabel 4. menunjukkan total biaya yang dikeluarkan pedagang pengecer sebesar Rp 0.000, jadi keuntungan penjualan yang diperoleh ditingkat pedagang pengecer sebesar Rp 3.315.000 dalam 1 bulan kali produksi, sehingga keuntungan yang diperoleh pedagang pengecer Rp 6.70.000. Analisis Margin Pemasaran. Margin pemasaran adalah perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalam sistem pemasaran atau perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah yang diterima produsen atas produk pertanian yang diperjualbelikan. Analisis margin digunakan untuk mengetahui aliran biaya pada setiap lembaga yang terlibat dalam proses pemasaran bawang goreng. Margin pemasaran pada saluran pertama terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah, Harga dan Margin Pemasaran Bawang Goreng di Industri Rumah Tangga Flamboyan Pada Saluran Pertama, 014. Uraian 1 Penjualan Produsen Penjualan Pedagang Pengecer Jumlah/ Kemasan (Gram) Harga Margin 100 0.000-150 35.000-50 50.000-100 40.000 0.000 150 70.000 35.000 50 100.000 50.000 Total 105.000 Sumber : Data Primer Setelah diolah, 014. Tabel 5. menunjukkan bahwa harga pembelian pedagang pengecer untuk jumlah kemasan 100 gram dengan harga pembelian Rp 0.000, kemasan 150 gram harga pembelian sebesar Rp 35.000, kemasan 50 gram harga pembelian sebesar Rp 50.000. Bawang goreng yang dibeli dari produsen, kemudian dijual kembali kepada konsumen akhir dengan harga perkemasan, yaitu kemasan 100 gram dijual dengan harga sebesar Rp 40.000, kemasan 150 gram dijual dengan harga sebesar Rp 70.000 dan kemasan 50 gram dengan harga sebesar Rp 100.000. Maka diperoleh margin pemasaran pada masing - masing pembelian dan penjualan kembali jumlah perkemasan bawang goreng pada industri Flamboyan. Untuk kemasan 100 gram diperoleh margin pemasaran sebesar Rp. 0.000, kemasan 150 gram margin pemasaran sebesar Rp 35.000 serta kemasan 50 gram dengan margin pemasaran sebesar Rp. 50.000, sehingga diperoleh total margin pemasaran sebesar Rp. 105.000. Analisis margin pemasaran bawang goreng pada saluran kedua terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah, Harga dan Margin Pemasaran Bawang Goreng di Industri Rumah Tangga Flamboyan Pada Saluran Kedua, 014. Uraian 1. Penjualan Produsen. Penjualan Konsumen Jumlah/ Kemasan (Gram) Harga Margin 100 0.000-150 35.000-50 50.000-100 - - 150 - - 50 - - Total - Sumber : Data Primer Setelah diolah, 014. 365

Tabel 6. menunjukkan bahwa harga pembelian konsumen untuk jumlah kemasan 100 gram dengan harga pembelian sebesar Rp 0.000, kemasan 150 gram harga pembelian sebesar Rp 35.000, kemasan 50 gram harga pembelian sebesar Rp 50.000. Pada saluran kedua tidak ditemukan margin pemasaran karena tidak adanya lembaga pemasaran yang terlibat dalam memasarkan produk bawang goreng Flamboyan. Efisiensi Pemasaran. Efisiensi pemasaran merupakan rasio antara output dan input. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi pemasaran bawang goreng di industri Flamboyán pada kedua bentuk saluran pemasaran terlihat pada Tabel 7. Tabel 7. Producer s Share (Ps) dan Efisiensi Pemasaran Bawang Goreng di Industri Rumah Tangga Flamboyan, 014. Saluran Pemasaran/Jenis Kemasan Producer s Share (Ps) (%) Efisiensi (%) 1 Produsen Pedagang pengecer Konsumen 100 gr 50 50 150 gr 50 50 50 gr 50 50 Produsen Konsumen 100 gr 100 0 150 gr 100 0 50 gr 100 0 Sumber : Data Primer Setelah diolah, 014. Tabel 7. menunujukkan bahwa antara saluran pemasaran pertama dan saluran pemasaran kedua, saluran pemasaran yang lebih efisien adalah saluran pemasaran kedua, hal ini disebabkan nilai producer s share (Ps) pada saluran kedua lebih tinggi. Saluran pemasaran yang tidak efisien yaitu saluran pemasaran pertama dengan jumlah efisiensi masing-masing kemasan untuk kemasan 100 gram efisiensi pemasarannya sebesar 50%, kemasan 150 gram efisiensi pemasarannya sebesar 50% dan kemasan 50 gram efisiensi Kesimpulan pemasarannya sebesar 50%, hal ini dikarenakan nilai producer s share (Ps) yang lebih kecil serta saluran pemasaran yang panjang. KESIMPULAN DAN SARAN Dibagi menjadi dua saluran pemasaran yaitu: (1) Industri Flamboyan Pedagang Pengecer Konsumen dan () Industri Flamboyan Konsumen.. Total margin pemasaran pada saluran pertama Rp 105.000 dengan rincian sebagai berikut untuk kemasan 100 gram Rp 0.000, kemasan 150 gram Rp 35.000 serta kemasan 50 gram Rp 50.000. Saluran pemasaran kedua tidak ditemukan margin pemasaran karena tidak ada lembaga pemasaran yang terlibat dalam memasarkan produk bawang goreng Flamboyan. Nilai efisiensi pemasaran saluran I sebesar 50% dan untuk saluran II sebesar 0%, saluran pemasaran yang lebih efisien adalah saluran II. Saran Melalui penelitian ini, disarankan sebaiknya Industri Flamboyan memilih saluran pemasaran kedua, sehingga Industri Flamboyan mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi. DAFTAR PUSTAKA Maskar, dan J. Limbongan, 003. Potensi Pengembangan dan Ketersediaan Teknologi Bawang Merah Palu di Sulawesi Tengah. Jurnal Litbang Pertanian (3); 103-108. Tuti, S. Rita Ratini, dan Mariyah, 014. Analisis Pendapatan dan Pemasaran Usahatani Pepaya Mini (Carica papaya L.) Di Kelurahan Teritip Kecamatan Balikpapan Timur Kota Balikpapan. Jurnal Agrifor 13(1); 113-14. Yantu, M.R, Sisfahyuni, Ludin, dan Taufik, 008. Efisiensi Tataniaga Komoditi Kakao Biji Asal Kabupaten Parigi Mautong Propinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Agrisains 9(3) 150-159. 366

Flamboyan. Diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Saluran pemasaran di Industri Flamboyan dikategorikan sederhana 367