BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian landasan teori akan dijelaskan mengenai beberapa teori yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat tentang kewajibannya membayar pajak. cerminan partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemungut pajak yang disebut Publican (Rahayu, 2010). Sedangkan sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., dan Brock Horace R.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, kita tidak bisa bebas dari yang namanya pajak. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak pada dasarnya mempunyai peranan yang sangat penting dalam

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan perekonomiannya, Indonesia harus meningkatkan pembangunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB II LANDASAN TEORI. Teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu Theory of Planned

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak membutuhkan kajian teori sebagai berikut : digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam menghadapi era-globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III KONTRIBUSI PENDAPATAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada sensus penduduk yang dilakukan pada 1 Mei 15 Juni 2010 tercatat paling

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. Suksesnya pembangunan negara Indonesia tidak terlepas dari dana yang

BAB I PENDAHULUAN. membuat pengelompokkan jenis pajak berdasarkan aktivitas yang menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Menurut Moekijat (1989:194), ciri-ciri prosedur meliputi : tidak berdasarkan dugaan-dugaan atau keinginan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh. untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu bagian dari pendapatan yang diterima oleh negara. Di

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. disetujui masyarakat melalui perwakilannya di dewan perwakilan, dengan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia adalah Negara hukum yang berdaulat dimana wilayahnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan sektor pemasukan terbesar kas Negara, penerimaan

BAB II LANDASAN TEORI. untuk pengeluran umum (Mardiasmo, 2011; 1). menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Ilyas&Burton, 2010 ; 6).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.

BAB I PENDAHULUAN. didalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pajak merupakan penerimaan terbesar Indonesia. Pajak merupakan alat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB II LANDASAN TEORI. keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 ketentuan Umum dan Tata

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang menyelenggarakan pemerintahan (Waluyo, 2007: 2) untuk memelihara kesejahteraan secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan roda pemerintahan, kesejahteraan rakyat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari wajib pajak yang berdasarkan peraturan perundangan mempunyai. kewajiban untuk membayar pajak kepada pemerintah.

BAB I. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan tanpa imbalan jasa secara langsung untuk. membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah kepada masyarakat yang akan digunakan untuk membiayai keperluan

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang paling penting. Pendapatan tersebut nantinya digunakan untuk pembangunan

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

BAB I PENDAHULUAN. daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yaitu PAD. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat PAD, adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Mardiasmo, 2009:21). digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB 1 BUKU SAKU PERPAJAKAN BAGI UMKM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. negara dapat juga digunakan untuk kepentingan umum lainnya seperti subsidi

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku perpajakan Mardiasmo (2008) : a. Iuran dari rakyat kepada negara. b. Berdasarkan undang-undang.

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

PENGGOLONGAN PAJAK, JENIS PAJAK, TARIF PAJAK, DAN SANKSI DALAM PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa otonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN HUKUM MEKANISME PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepatuhan Wajib Pajak membutuhkan teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat besar dan semakin

1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai definisi tentang pajak yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya definisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Andriani dalam bukunya Waluyo (2009: 2) menyatakan bahwa

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Masalah pajak adalah masalah negara dan setiap orang yang hidup dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak Air Tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI Pada bagian landasan teori akan dijelaskan mengenai beberapa teori yang menjelaskan variabel penelitian. Beberapa teori tersebut berkaitan dengan definisi maupun tatacara perpajakan, serta beberapa teori lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Selain itu juga akan dibahas beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. 2.1.1 Teori Atribusi Teori atribusi relevan untuk menjelaskan faktor faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak yang digunakan dalam model penelitian ini. Kepatuhan wajib pajak dapat dikaitkan dengan sikap wajib pajak dalam membuat penelitian terhadap pajak itu sendiri. Persepsi seseorang untuk membuat penilaian mengenai orang lain sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal orang lain tersebut (Jatmiko, 2006). Atribusi merupakan salah satu proses pembentukan kesan. Atribusi mengacu pada bagaimana orang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau dirinya sendiri. Atribusi adalah proses di mana orang menarik kesimpulan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku orang lain. Teori Atribusi memandang individu sebagai psikologi amatir yang mencoba memahami sebabsebab yang terjadi pada berbagai peristiwa yang dihadapinya (Fikriningrum, 2012). 9

10 Teori atribusi relevan untuk menjelaskan penelitian ini, sebab perilaku seseorang dalam memenuhi kewajiban perpajakan ditentukan oleh suatu keadaan, baik dari faktor eksternal misalnya sanksi pajak dan kualitas pelayanan. Sedangkan dari faktor internal, adanya pengetahuan dan pemahaman wajib pajak mengenai perpajakan. Seseorang dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman yang tinggi, maka hal tersebut akan digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan kewajiban perpajakannya. 2.I.2 Definisi Pajak Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar besarnya kemakmuran rakyat. Menurut Rochmat Soemitro dalam Resmi (2016) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Terdapat 2 fungsi pajak : 1. Fungsi Budgetair (sumber Keuangan Negara) Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin

11 maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak banyaknya untuk kas negara. 2. Fungsi Regularend (Pengatur) Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi, serta mencapai tujuan tujuan tertentu di luar bidang keuangan. Menurut mardiasmo (2011) Pengenaan pajak di Indonesia dapat dikelompokan menjadi 2 bagian, yaitu : a. Pajak Negara Pajak Negara yang sampai saat ini berlaku adalah : i. Pajak Penghasilan. ii. Pajak Pertambahan Nilai dan pajak penjualan Atas barang mewah (PPN dan PPn BM). iii. Bea Materai. iv. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). v. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). b. Pajak Daerah Beberapa pengertian atau istilah yang terkait dengan Pajak Daerah antara lain: i. Daerah Otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan

12 masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia. ii. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar besarnya kemakmuran rakyat. iii. Subjek Pajak, adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak. iv. Wajib pajak, adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan daerah. Jenis Pajak dan Objek Pajak Pajak Daerah di bagi menjadi 2 bagian, yaitu: 1. Pajak Provinsi, Terdiri dari: a. Pajak Kendaraan Bermotor b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. d. Pajak Air Permukaan e. Pajak Rokok 2. Pajak Kabupaten / Kota, terdiri :

13 a. Pajak Hotel b. Pajak Restoran c. Pajak hiburan d. Pajak reklame e. Pajak penerangan jalan f. Pajak mineral bukan logam dan batuan g. Pajak parkir h. Pajak air tanah i. Pajak sarang burung wallet j. Pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan k. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan. Tata Cara Pungutan Pajak Pungutan pajak dilarang diborongkan, setiap wajib pajak membayar pajak yang terutang berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh wajib pajak berdasarkan peraturan perundang- undangan perpajakan. Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan Kepala Daerah dibayar dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis dan nota perhitungan. 2.1.3 Pajak Kendaraan Bermotor Kendaraan bermotor adalah bagian pajak daerah yang termasuk dalam jenis pajak provinsi. Menurut Randy, 2016 obyek dari kendaraan bermotor adalah

14 penguasaan kendaraan dan atau kepemilikan kendaraan bermotor. Pengertian kendaraan bermotor adalah : 1. kendaraan bermotor adalah semua jenis kendaraan beroda dan gandengannya atau tidak yang digunakan disemua jenis jalan darat maupun yang dioperasikan di air yang digerakkan dengan menggunakan peralatan teknik (motor ataupun peralatan lain sejenisnya yang berfungsi sebagai pengubah suatu sumber daya energi energy tertentu sehingga menjadi tenaga yang menghasilkan gerak pada kendaraan bermotor tersebut, termasuk juga alat alat besar sejenisnya yang untuk mengoperasikannya menggunakan roda dan motor yang tidak melekat permanen. 2. Kendaraan bermotor yang dioperasikan di semua jenis jalan yang didarat beroda beserta gandengannya dan di air dengan ukuran isi kotor lima Gross Tonnage (GT 5) sampai dengan 7 Gross Tonnage (GT 7). Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang memiliki kendaraan bermotor, jika wajib pajak merupakan badan maka kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa hukum badan tersebut. Dengan demikian, pada PKB subjek pajak sama dengan wajib pajak, yaitu orang pribadi atau badan yang memiliki atau menguasai kendaraan bermotor (Utami,2013). 2.1.4 Pengetahuan Dan Pemahaman wajib pajak tentang Peraturan Perpajakan Pengetahuan dan pemahaman akan peraturan perpajakan adalah proses dimana wajib pajak mengetahui tentang perpajakan dan mengaplikasikan

15 pengetahuan itu untuk membayar pajak. Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan yang dimaksud mengerti dan paham tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan yang meliputi bagaimana cara menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT), pembayaran, tempat pembayaran, denda, dan batas waktu pembayaran atau pelaporan SPT (masruroh,2013). Menurut Murni (2014) Pengetahuan pajak adalah proses pengubahan sikap tata laku seorang wajib pajak atau kelompok pajak dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pengetahuan akan peraturan perpajakan masyarakat memalui pendidikan formal maupun non formal akan berdampak positif karena pengetahuan perpajakan merupakan hal yang paling mendasar yang harus dimiliki wajib pajak (Ketut,2013). 2.1.5 Kesadaran Wajib Pajak Kesadaran wajib pajak merupakan sebuah itikad baik seseorang untuk memenuhi kewajiban membayar pajak berdasarkan hati nurani yang tulus ikhlas. Semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak, maka pemahaman dan pelaksanaan kewajiban perpajakan semakin baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan (Muliari dan Ery, 2009). Menurut Nasutian dalam Randy (2016) kesadaran wajib pajak merupakan sikap wajib pajak yang telah memahami dan mau melaksanakan kewajibannya untuk membayar pajak dan telah melaporkan semua penghasilannya tanpa ada yang disembunyikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kesadaran merupakan unsur sumber dalam diri manusia untuk memahami realitas dan bagaimana mereka bertindak atau bersikap terhadap realitas (arum,2012).

16 2.I.6 Kualitas Pelayanan Dalam menghadapi konsumen dalam pelayanan perpajakan, pemerintah perlu menerapkan berbagai strategi guna memikat nasabah ataupun mempertahankan nasabah agar mereka tetap loyal. Konsumen akan merasa puas ketika harapan mereka saat melakukan transaksi di kantor perpajakan terpenuhi atau bahkan dilebihkan, yang kemudian mereka akan mematuhi kewajiban yang akan mereka bayarkan. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono,2001). Menurut Kotler (2002), definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Pelayanan diberikan oleh produsen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri, kualitas pelayanan dapat didefinisikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketetapan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono,2007). Dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan publik Pasal 1 dijelaskan bahwa : Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang undangan

17 bagi setiap waga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan / atau pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik. Pelayanan yang berkualitas menurut supadmi (2009) adalah pelayanan dapat memberikan kepuasan kepada wajib pajak dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan serta harus dilakukan secara terus- menerus. 2.1.7 Sanksi Perpajakan Menurut Mardiasmo (2011) Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan (normal perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau bias dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar Wajib Pajak tidak melanggar norma perpajakan. Dalam undang undang perpajakan dikenal dua macam sanksi Administrasi dan Sanksi Pidana. Ancaman terhadap pelanggaran suatu norma perpajakan ada yang diancam dengan sanksi pidana saja, dan ada pula yang diancam dengan sanksi administrasi dan sanksi pidana. Dengan adanya sanksi dalam ketentuan perpajakan maka pemerintah mempunyai dasar yang kuat untuk menjaring wajib pajak pajak yang melakukan pelanggaran pajak (Muis,2012). Peraturan atau merupakan rambu rambu bagi seseorang untuk melakukan sesuatu bagi apa yang harus dilakukan. Sanksi diperlukan agar peraturan atau undang undang tidak dilanggar (Arum,2012).

18 2.1.8 Kepatuhan Wajib Pajak Kepatuhan adalah motivasi seseorang, kelompok atau organisasi untuk berbuat atau tidak berbuat sesuai dengan aturan yang ditetapkan, dalam pajak aturan yang berlaku adalah undang undang perpajakan (Jatmiko,2006). Kepatuhan wajib pajak dapat pula ditingkatkan melalui pengenaan sanksi perpajakan. Undangundang dan peraturan telah mengatur bagaimana pelaksanaan ketentuan umum dan tata cara perpajakan, termasuk sanksi yang akan dikenakan apabila wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakannya (Masruroh,2013) Menurut Murni dalam Fidel (2010) mendefinisikan wajib pajak patuh adalah wajib pajak yang ditetapkan oleh direktorat jenderal pajak sebagai wajib pajak yang memenuhi kriteria tertentu adalah : 1. Tepat waktu dalam penyampaian Surat Pemberitahuan : a. Penyampaian Pemberitahuan Tahuan tetap waktu dalam 3 tahun terakhir; b. Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa yang terlambat dalam tahun terakhir untuk masa Pajak JAnuari sampai November tidak lebih dari 3 (tiga) Masa Pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut turut; dan c. Surat pemberitahuan masa yang terlambat sebagaimana dimaksud pada butir b) telah disampaikan tidak lewat dari batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan berikutnya. Masa pajak

19 2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggaan pajak yang telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak, meliputi keadaan pada 31 Desember tahun sebelum penetapan sebagai Wajib Pajak Patuh dan tidak termasuk utang pajak yang belum melewati batas akhir pelunasan. 3. Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawas keuangan pemerintahan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut turut, dengan ketentuan: a. Laporan keuangan yang diaudit harus disusun dalam bentuk panjang (long form report) dan menyajikan rekonsiliasi laba rugi komersial dan fiscal bagi wajib pajak yang wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan; dan b. Pendapat Akuntan atas Laporan Keuangan yang diaudit ditandatangani oleh Akuntan Publik yang tidak sedang dalam pembinaan lembaga pemerintah pengawas Akuntan Publik. 4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bagian perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.

20 2.2 Penelitian Terdahulu No Peneliti (tahun) 1 Ketut (2013) Pengaruh Kesadaran wajib pajak, Pengetahuan Pajak, Sanksi Perpajakan dan Akuntabilitas Pelayanan Publik Pada Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Samsat Kota Singaraja) 2 Rajif (2012) Pengaruh Pemahaman, Kualitas Pelayanan, dan Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak Pengusaha UKM di Daerah Cirebon Variable yang digunakan Variable independen : kesadaran wajib pajak, pengetahuan pajak, sanksi perpajakan,dan akuntabilitas pelayanan public Variable dependen Kepatuhan wajib pajak Alat Analisis Analisis regresi linier berganda Variable independen : Pemahaman, kualitas pelayanan,dan ketegasan sanksi perpajakan Variable dependen: Kepatuhan pajak pengusahan UKM Analisis regresi berganda Hasil penelitian Secara Parsial : variabel kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, variabel pengetahuan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, dan akuntabilitas pelayanan publik berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Kesadaran wajib pajak, pengetahuan pajak, sanksi perpajakan dan akuntabilitas pelayanan publik berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor. Secara Parsial : variabel pemahaman berpengaruh sinifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, variabel kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, dan variabel ketegasan sanksi berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan pajak. Secara simultan : Pemahaman, kualitas pelayanan, dan ketegasan sanksi perpajakan

21 3 4 5 Wayan (2013) Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan dan Biaya Kepatuhan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Musyarakah dan purnomo (2008) Pengaruh Kesadaran dan Persepsi tentang sanksi, dan hasrat membayar pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Randi dan Maria G (2016) Variable independen : kualitas pelayanan, sanksi perpajakan, dan biaya kepatuhan Variable dependen : kepatuhan wajib pajak Analisis regresi linier berganda Variable independen : kesadaran dan persepsi tentang sanksi dan hasrat membayar pajak Variabel dependen: kepatuhan wajib pajak Analisis regresi linier berganda Variabel independen : Analisis regresi berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak pengusaha UKM. Secara parsial :Pengujian pengaruh kualitas pelayanan, sanksi perpajakan, dan biaya kepatuhan secara parsial pada tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor pada kantor bersama SAMSAT Tabanan. Secara simultan Variabel Kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat kepatuhan sedangkan biaya kepatuhan berpengaruh negative dan signifikan pada tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Secara Parsial : Variabel kesadaran wajib pajak (X1) berpengaruh positif terhadap kepatuhan,variabel persepsi tentang sanksi berpengaruh sighnifikan tentang kepatuhan, sedangkan untuk variabel hasrat membayar pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Secara Simultan : menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak, persepsi sanksi, dan hasrat membayar pajak secara statistic berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Secara Simultan Variabel Pemahaman dan Pengetahuan Wajib Pajak Tentang Peraturan

22 Pengaruh Pemahaman dan Pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan, kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan, dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor (Studi SAMSAT Kota Malang) 6 7 Herryanto dan Toly (2013) Pengaruh Kesadaran wajib Pajak, Kegiatan Sosialisai Perpajakan, dan Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Surabaya Sawahan Novitasari (2015) Pengaruh kesadaran wajib pajak, sosialisasi perpajakan, kualitas pemahaman dan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan, kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan, dan sanksi perpajakan. Variable dependen : kepatuhan wajib pajak linier berganda Variabel Independen Kesadaran wajib pajak, kegiatan sosialisasi perpajakan, dan pemeriksaan pajak Variabel Dependen Penerimaan Pajak Penghasilan Regresi Linier Berganda Variabel Independen Regresi Linier Berganda Perpajakan,Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, dan Sanksi Perpajakan berpengaruh positif secara bersama- sama (simultan) dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor dalam membayar pajak kendaraan bermotor di KB Samsat kota Malang. Variabel pemahaman dan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan berpengaruh secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak. Variable kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak Secara parsial menyimpulkan bahwa kesadaran Wajib Pajak berpengaruh negatif, sedangkan kegiatan soasialisasi perpajakan tidak berpengaruh, dan pemeriksaan pajak berpengaruh positif terhadap penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Surabaya Sawahan. Secara simultan kesadaran wajib pajak,kegiatan sosialisasi perpajakan, dan pemeriksaan pajak secara bersama-sama berpengaruh terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Surabaya Sawahan. secara parsial kesadaran wajib pajak dan sosialisasi terhadap kepatuhan wajib pajak dan pada kualitas pelayanan tidak berpengaruh

23 pelayanan pada kepatuhan wajib pajak di SAMSAT Semarang III 8. Henny Yulsiati (2015) Analisis Pengaruh Sikap, Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan Dan Pemahaman Peraturan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kecamatan Kemuning Kota Palembang Kesadaran wajib pajak, sosialisasi perpajakan, kualitas pelayanan Variabel Dependen Kepatuhan Wajib Pajak Variabel Independen : Sikap, kesadaran wajib pajak, pemahaman dan pengetahuan peraturan perpajakan. Variabel dependen: kepatuhan wajib pajak Analisis Linier Berganda secara pesial terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak PKB dan BBNKB Secara simultan disimpulkan bahwa pada kesadaran wajib pajak dan sosialisasi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan pada kepatuhan wajib pajak, namun pada kualitas pelayanan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak PKB dan BBNKB Secara parsial : sikap wajib pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan, kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan, pengetahuan perpajakan tidak berpengaruh secara signifikan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan. secara simultan sikap wajib pajak, kesadaran wajib pajak, dan pengetahuan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan.

24 2.3 Kerangka Pemikiran Pemahaman dan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan (X1) Kesadaran wajib pajak (X2) (H1) (H2) (H3) Kualitas pelayanan(x3) Kepatuhan Wajib Pajak (Y) (H4) Sanksi perpajakan(x4) (H5) 2.4. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenarannya masih harus dilakukan pengujian. Dugaan tersebut diperkuat dengan teori atau jurnal yang mendasari dan dari hasil penelitian terdahulu. Berdasarkan tinjauan di atas maka hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini adalah : 2.4.1. Pengaruh Pemahaman dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Berkaitannya dengan perpajakan, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui mengenai ketentuan umum perpajakan. Pengetahuan tersebut berupa

25 pemahaman mengenai peraturan perpajakan dan pengetahuan perpajakan, pengetahuan mengenai tatacara menghitung maupun melaporkan kewajiban perpajakan, serta pemahaman dan pengetahuan mengenai fungsi dan peranan pajak. Berdasarkan teori atribusi, pemahaman dan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan merupakan penyebab internal yang dapat mempengaruhi persepsi wajib pajak dalam membuat keputusan mengenai perilaku kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. Menurut penelitian Rajif (2012) dan Wayan (2013) menunjukkan bahwa pengetahuan dan pemahaman wajib pajak berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Berdasarkan penjabaran di atas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut : H1: Pemahaman dan pengetahuan wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak 2.4.2 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan wajib pajak Kesadaran merupakan unsur dalam diri manusia untuk memahami realitas dan bagaimana mereka bertindak atau bersikap terhadap realitas (Arum, 2012). Diperlukan kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak kepada negara guna membiayai pembangunan demi kepentingan dan kesejahteraan umum. Umumnya masyarakat masih sinis dan kurang percaya terhadap keberadaan pajak karena mereka mnganggap pajak itu memberatkan, pembayarannya sering mengalami kesulitan,

26 kesadaran membayar pajak ini tidak hanya memunculkan sikap patuh, taat, dan disiplin semata tetapi diikuti sikap kritis juga. Menurut penelitian Arum (2012) dan Ketut (2013) menunjukkan bahwa pengetahuan kesadaran wajib pajak berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Berdasarkan penjabaran di atas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut : H2 : Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak 2.4.3 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Perpajakan Berdasarkan teori atribusi, kualitas pelayanan merupakan penyebab eksternal yang mempengaruhi persepsi wajib pajak untuk membuat penilaian mengenai perilaku kepatuhan wajib pajak dalam melakukan kewajiban perpajakan. Pelayanan terbaik pada pelanggan dan tingkat kualitas dapat dicapai secara konsisten dengan memperbaiki pelayanan dan memberikan perhatian khusus pada standar kinerja pelayanan baik pelayanan internal maupun eksternal, diharapkan dengan kualitas pelayanan yang baik terjadi peningkatan pembayaran pajak oleh wajib pajak. Menurut penelitian Rajif (2012) menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan penjabaran di atas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut :

27 H3 : Kualitas pelayanan wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak 2.4.4 Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Perpajakan Menurut Masruroh (2013) berdasarkan teory atribusi, sanksi perpajakan merupakan penyebab eksternal yang mempengaruhi persepsi seorang wajib pajak dalam membuat penilaian mengenai perilaku kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. Menurut Arum (2012) sanksi adalah tindakan berupa hukuman yang diberikan kepada orang yang melanggar peraturan. Sanksi diperrlukan agar undang undang atau peraturan tidak dilanggar.. Dengan adanya sanksi perpajakan diharapkan wajib pajak membayar kewajibannya dan lebih patuh melaksanakan peraturan yang sudah ada. Menurut penelitian Ketut (2013), Arum (2012), dan Rajif (2012) bahwa sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan penjabaran di atas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut : H4 : Sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

28 2.4.5 Pengaruh Pemahaman dan Pengetahuan Wajib Pajak Tentang Peraturan Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan teory atribusi kepatuhan wajib pajak sangat berpengaruh terhadap variabel variabel yang dijelaskan sebelumnya. Kepatuhan wajib pajak adalah faktor penting dalam merealisasikan target penerimaan pajak. Semakin tinggi kepatuhan wajib pajak, maka penerimaan pajak akan semakin meningkat, demikian pula sebaliknya. Menurut penelitian Randy (2016) Pemahaman dan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan, kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan, sanksi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. H5 : Pemahaman dan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan, kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan, dan sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.