BAB I PENDAHULUAN. tergantung bagaimana cara mereka mengembangkan kepercayaan. dirinya (Havighurst dalam Monks, dkk., 2002, h.22).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

erotis, sensual, sampai perasaan keibuan dan kemampuan wanita untuk menyusui. Payudara juga dikaitkan dengan kemampuan menarik perhatian pria yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aisha Nadya, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Mengandung dan melahirkan adalah hal yang diharapkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas berinteraksi dengan orang-orang seusia dengannya, tetapi lebih tua,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu

SM, 2015 PROFIL PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DENGAN ORANG TUA TUNGGAL BESERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHINYA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. Latar Belakang Masalah. sosial dan moral berada dalam kondisi kritis karena peran masa remaja berada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 20 tahun sampai 30 tahun, dan mulai mengalami penurunan pada usia lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KETIDAKPUASAN SOSOK TUBUH (BODY DISSATISFACTION) PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang terlahir di dunia ini pasti akan mengalami pertumbuhan dan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah

Eni Yulianingsih F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa saat seseorang mengalami perubahan secara psikis dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan demi

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan sampai merinding serta menggetarkan bahu ketika mendengarkan kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diet merupakan hal yang tidak asing lagi bagi remaja di era moderen seperti saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena pengaruh hormonal. Perubahan fisik yang terjadi ini tentu saja

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence)

Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap. perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

COPING REMAJA AKHIR TERHADAP PERILAKU SELINGKUH AYAH

BAB I PENDAHULUAN. memiliki berbagai keinginan yang diharapkan dapat diwujudkan bersama-sama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah salah satu individu yang menjadi bagian dari ciptaan-

BAB II LANDASAN TEORI. Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

BAB V. KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN

2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang

BAB I PENDAHULUAN. dialami perempuan, sebagian besar terjadi dalam lingkungan rumah. tangga. Dalam catatan tahunan pada tahun 2008 Komisi Nasional

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Tugas-tugas Perkembangan Remaja. Menurut Havighurst (dalam Syaodih : 161) mengatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia ingin terlahir sempurna, tanpa ada kekurangan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia pendidikan terhadap remaja semakin besar dan. meningkat.banyak ahli maupun praktisi yang memberikan perhatian besar

BAB I PENDAHULUAN. ikatan yang bernama keluarga. Manusia lahir dalam suatu keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan dibidang akademik. Dalam dunia mahasiswa mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun dengan lawan jenis merupakan salah satu tugas perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan terpenting bagi

I. PENDAHULUAN. luput dari pengamatan dan dibiarkan terus berkembang.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keseluruhan, termasuk karakteristik fisik dan fungsional dan sikap. terhadap karakteristik tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar, sebab seiring dengan bertambahnya usia seseorang maka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek psikis manusia yang sangat penting untuk dipupuk dan dikembangkan. Berhasil atau tidaknya individu dalam berinteraksi secara sosial terhadap lingkungannya adalah tergantung bagaimana cara mereka mengembangkan kepercayaan dirinya (Havighurst dalam Monks, dkk., 2002, h.22). Kepercayaan diri merupakan salah satu konsep kepribadian yang akan memberikan keberanian dan kekuatan pada individu dalam menghadapi berbagai masalah. Kepercayaan diri dimiliki oleh pria maupun wanita. Dalam Ashriati, dkk (2006, h.41), kepercayaan diri pada setiap individu akan berbeda, hal ini dipengaruhi oleh sejauhmana penerimaan masyarakat pada individu. Jika mereka merasa dirinya diterima maka akan muncul perasaan aman dan nyaman untuk melakukan segala hal yang mereka inginkan. Tidak adanya percaya diri, seseorang tidak dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya dan menjadi manusia yang utuh dalam kehidupan masyarakat. Wanita kerap kali dianggap hanya sebagai pengikut, pelengkap, dan no 2 dalam masyarakat. Tidak jarang hal itu menjadi gangguan yang menyebabkan kepercayaan diri pada wanita menurun. Masih banyak orang yang menganggap bahwa wanita itu sebaiknya tidak tampil dalam sektor publik karena secara normatif wanita tidak boleh melebihi pria. 1

2 Secara umum wanita dianggap lebih pasif daripada pria, sementara pria dianggap lebih dominan. Media massa seringkali memberikan gambaran kepada masyarakat dimana wanita itu hanyalah sebagai pelengkap, hanya dilihat sebelah mata, lebih kepada fisik dan seksualitasnya, seperti pada berita pemerkosaan, iklan televisi, bill board atau surat kabar yang menonjolkan wanita yang cantik, tinggi, putih, sempurna. Para publicfigure yang kerap tampil untuk menunjukkan kelebihan fisiknya daripada prestasi atau intelektualnya membuat masyarakat selalu beranggapan bahwa wanita memang hanya sebatas itu. Kecenderungan masyarakat untuk percaya dan memihak akan apa yang ada di media massa membuat posisi wanita semakin rendah dan bisa dibilang sama saja, yaitu wanita adalah makhluk pelengkap terutama dalam dunia lakilaki dan gagasan itu terus bertahan karena ada kesediaan kolektif untuk menerima dan mempertahankannya. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab dimana wanita merasa tidak percaya diri dengan dirinya. Selain itu dapat pula kita lihat bahwa di negara maju pria tetap menunjukkan kuasa sosial lebih besar daripada wanita, seperti pria lebih banyak menempati posisi pimpinan politik dan perusahaan, wanita dianggap tidak mampu untuk menjadi pemimpin karena dalam masyarakat wanita tidak seharusnya lebih unggul daripada pria. Ditengah semakin besarnya kesempatan bagi wanita untuk bekerja di berbagai bidang pekerjaan serta mengeyam pendidikan tinggi, masih sering terdengar cerita bahwa wanita lebih memilih berhenti bekerja atau berhenti kuliah, terutama setelah berkeluarga. Hal ini dikarenakan

3 untuk menjalankan kodrat alam yaitu menjadi istri dan ibu yang baik (Seniati dalam Yusnita, 2010, h.76). Dalam kehidupan rumah tangga, wanita sering kali masih menjadi pelengkap suami, dimana seorang wanita mendengarkan dan menuruti apa yang dikatakan suami, melakukan apa yang diminta suami, bahkan bersedia untuk menjadi orang lain apabila itu yang diinginkan suami. Seperti istilah orang jawa kanca wingking, yakni perempuan adalah teman di dapur akan mewarnai kehidupan perkawinan pasutri. Selain itu ada juga istilah swarga nunut, neraka katut juga menggambarkan posisi perempuan Jawa yang lemah sebagai seorang istri (dalam Handayani dan Novianto, 2004,h.215). Karena pandangan masyarakat yang seperti itu dan realita dimana kehidupan wanita selalu menjadi yang terakhir diatas kehidupan pria secara tidak langsung menyebabkan wanita memiliki rasa tidak percaya diri. Menurut Yulianto dan Nashori (2006, h.59) tanpa memiliki rasa kepercayaan diri secara penuh seorang tidak akan dapat mencapai kreatifitas yang tinggi, karena ada hubungan antara kreatifitas dan kepercayaan diri, karena kurang percaya diri berarti juga meragukan kemampuan diri sendiri, dan ini jelas merupakan bibit ketegangan.kepercayaan diri merupakan atribut paling berharga yang dimiliki setiap individu termasuk wanita karena tanpa adanya kepercayaan diri, individu akan selalu merasa ragu-ragu dengan apa yang dikerjakannya, individu akan kehilangan langkah untuk meningkatkan harga diri dalam mendorong munculnya potensi-potensi yang dimiliki. Pendapat inidiperkuat oleh Hakim (2002, h.20),

4 kepercayaan diri adalah modal dasar seseorang dalam memenuhi berbagai kebutuhan. Seseorang mempunyai kebutuhan untuk kebebasan dalam berfikir dan berperasaan akan tumbuh menjadi manusia dengan rasa percaya diri. Salah satu langkah pertama dan utama dalam membangun rasa percaya diri adalah dengan memahami dan meyakini bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing. Kelebihan yang ada didalam diri seseorang harus dikembangkan dan dimanfaatkan agar menjadi produktif dan berguna bagi orang lain. Menurut Walgito (2010, h.6), kepercayaan diri itu sendiri adalah kepercayaan seseorang pada kemampuan yang ada dalam dirinya atau dikatakan lebih lanjut bahwa percaya diri adalah suatu perasaan atau sikap yang tidak perlu membanding-bandingkan diri dengan orang lain, yang berisi kekuatan, kemampuan dan keterampilan untuk menghasilkan sesuatu yang didasarkan pada keyakinan akan keberhasilan dalam melaksanakannya. Wanita yang sudah menikah akan mengalami fase hidup selanjutnya yaitu hamil dan melahirkan. Dalam proses hamil sampai melahirkan ini membuat wanita mengalami perubahan dalam hidupnya dan membuat kepercayaan dirinya menurun. Hamil dan melahirkan merupakah salah satu faktor yang menyebabkan kepercayaan diri wanita menurun yang akan lebih dibahas dalam penelitian ini. Kehamilan memang membawa kebahagiaan tersendiri bagi para wanita, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa proses untuk menjadi seorang ibu adalah peristiwa yang mendebarkan dan penuh tantangan (Effendi dan Tjahjono, 1999, h.215). Lanzelius (dalam Rubin, 2005,

5 h.77) menyatakan bahwa kehamilan pertama merupakan pengalaman pembentukan kehidupan yang membawa perubahan sosial dan psikologis yang besar. Selain itu, wanita pada kehamilan pertama belum pernah mengalami perubahan fisik yang berhubungan dengan kehamilan dan mengembangkan kemampuan kognitif yang terkait dengan perkembangan identitas keibuan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Thompson dan Tantleff-dunn (dalam Rubin, 2005, h.108) yang menemukan bahwa kebanyakan wanita yang hamil untuk pertama kalinya hanya tahu sedikit saja mengenai proses yang terjadi pada dirinya. Bagi wanita yang mengalami persalinan untuk pertama kali akan menyadari terjadinya perubahan kehidupan yang bermakna selama hidupnya. Keadaan ini ditandai dengan perubahan emosional, perubahan fisik secara drastis, hubungan keluarga dan aturan serta penyesuaian terhadap aturan yang berlaku (Prawirohardjo, 2008, h.136).dapat kita ketahui bahwa perubahan fisik berupa peningkatan berat badan terjadi pada wanita sejak masa kehamilan sampai pasca melahirkan.bagi wanita ramping dan sangat memperhatikan bentuk tubuh ((BMI) Body Mass Index<19,8), peningkatan berat badan merupakan masalah besar (Bobak,dkk., 2004, h.204). Linne, dkk (dalam Henriquez,dkk., 2013, h.1) mengatakan indeks masa tubuh sebelum kehamilan yang lebih tinggi, berat badan yang lebih tinggi selama kehamilan dan mempertahankan kelebihan berat setelah melahirkan membuat wanita berkontribusi untuk menjadi gemuk setelah melahirkan.

6 Sebuah studi mengidentifikasi bahkan selama kehamilan, wanita melaporkan bahwa mereka diharapkan masyarakat untuk merebut kembali kendali atas tubuh mereka setelah melahirkan bayi mereka, dan menggambarkan ini sebagai hal yang menyedihkan dan menakutkan. Bentuk tubuh setelah melahirkan digambarkan sebagai sebuah proyek untuk secara aktif bekerja dan dikendalikan untuk mendapatkan kembali norma, dengan banyak wanita yang memahami hal ini menjadikan wanita memiliki tujuan lebih besar bahkan sebelum hamil (Hodgkinson,dkk., 2014, h.6). Menurut Barns et al. ada temuan dari sebuah penelitian yang mengatakan bahwa wanita hamil dengan kekhawatiran tinggi tentang bentuk tubuh dan berat badan kurang suka mengekspresikan niat untuk menyusui. Hal ini telah ditunjukkan dalam studi tentang ibu dengan gangguan makan, yaitu bentuk tubuh yang ekstrim dan kekhawatiran berat badan, mereka cenderung untuk menyusui dan memiliki lebih banyak kesulitan mempertahankan menyusui (dalam Patel,dkk., 2005, h.349). Perubahan kepercayaan diri dapat disebabkan oleh adanya perubahan ideal diri sehingga munculah perilaku yang menggambarkan perubahan fungsi peran, seperti ragu-ragu dalam memutuskan setiap pilihan dalam hidup, mudah marah dan tersinggung dengan pendapat orang lain, mudah menyerah bila mengalami kegagalan. Kepercayaan diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama yang mempengaruhi kepercayaan diri adalah dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain. Kepercayaan diri setiap orang berbeda antara satu dengan yang lain, tidak semua orang mempunyai rasa percaya diri yang

7 tinggi.kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian manusia yang cukup penting, yang dapat digunakan sebagai sarana untuk dapat mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.seorang wanita yang tidak mempunyai rasa puas terhadap bentuk tubuhnya dapat menghambat wanita tersebut untuk bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, karena ia merasa tidak percaya diri dengan keadaan tubuhnya tersebut. Peneliti melakukan wawancara kepada 10 ibu pasca melahirkan. 5 dari sepuluh ibu mengatakan bahwa setelah mereka melahirkan mereka lebih bergantung pada orang lain. Saya sekarang kalau kemana-mana harus diantar suami, padahal dulunya enggak D. Saya harus selalu dibantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah, kalau nggak gitu ya nggak beres-beres A. Sedangkan 5 ibu yang lain mengatakan mereka tidak bisa menyatu dengan lingkungan karena mereka malas untuk memulai percakapan terlebih dahulu dan mereka mudah tersinggung dengan pendapat orang lain. Aku nggak suka sama ibu H soalnya dia bilang aku sekarang kelihatan beda karena habis melahirkan, aku tanya beda kenapa dia bilang kalau aku lebih berisi dan sedikit gelap AS. Mereka merasa takut disalahkan dan diejek orang lain atas situasi yang mereka alami. Dari wawancara yang dilakukan diperoleh hasil bahwa kepercayaan diri para ibu menjadi menurun pasca melahirkan bukan karena sudah memiliki anak melainkan karena mereka merasa tidak sanggup untuk menerima diri mereka dan mereka takut untuk memulai segala sesuatu sendiri, mereka merasa membutuhkan orang lain untuk membantu dan mendukung mereka. Rasa tidak dapat memberikan kesan baik terhadap

8 orang lain, termasuk lawan jenisnya membuat rasa percaya diri semakin menurun sehingga wanita semakin menilai rendah diri sendiri dan kecewa. Tidak bisa mandiri dan tidak berani untuk memulai suatu percakapan atau tindakan menyebabkan berkurangnya rasa kepercayaan diri pada wanita, juga mempengaruhi hubungan sosialnya dengan orang lain yang menyebabkan wanita susah bergaul dan menyesuaikan diri dengan orang lain. Individu yang kurang percaya diri akan takut untuk melakukan komunikasi.mereka cenderung menghindari situasi komunikasi dan cenderung menutup diri karena takut disalahkan dan diejek orang lain. Selain itu, individu yang takut untuk melakukan komunikasi cenderung dianggap tidak menarik oleh orang lain, kurang kredibel dan sangat jarang menduduki jabatan pemimpin. Di sekolah, mereka cenderung malas, karena itu cenderung gagal secara akademis (Rakhmat, 2007, h.146). Perubahan fisik berupa peningkatan berat badan yang menyebabkan berkurangnya kepercayaan diri membuat wanita tidak dapat menyesuaikan diri dengan orang lain, karena asumsi masyarakat akan kegemukan versus kehamilan membuat wanita memiliki konsep akan perubahan yang terjadi pada tubuh mereka setelah melahirkan dan keinginan untuk kembali memiliki bentuk tubuh seperti semula dipengaruhi oleh persepsi mereka akan cita-cita yang dibangun secara sosial, dan keterlibatan aktif masyarakat dalam kehamilan perempuan (Hodgkinson,dkk., 2014, h.3) Mangunhardjana (2012, h.28) menulis bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri adalah faktor fisik, dimana seseorang

9 akan lebih percaya diri bila memiliki fisik yang sempurna. Akan tetapi orang-orang beranggapan bahwa seorang yang cantik dan langsing adalah orang yang seperti model-model profesional yang ada di berbagai media (Carlson, 2002, h.28). Berdasarkan fakta tersebut banyak orang menjadi minder dengan bentuk tubuh yang sudah dimilikinya, terlebih lagi pada wanita yang sering menjadi korbannya. Menurut Dariyo (2003, h.98) pada umumnya kaum wanita mempunyai kepedulian yang lebih besar terhadap penampilan fisik dibandingkan kaum laki-laki. Mereka selalu berupaya agar jangan sampai dirinya memiliki fisik yang buruk. Karena itu segala cara mereka lakukan agar memiliki postur tubuh yang ramping dan memiliki perhatian bagi orang lain terutama lawan jenis. Bila dibandingkan dari tahun ke tahun, ternyata jumlah wanita yang tidak puas terhadap bentuk tubuhnya di Amerika Serikat semakin banyak. Hal ini ditunjukkan dari hasil survei tahun 1994-2006. Tahun 1994 sebanyak 25% wanita merasa tidak puas terhadap keseluruhan penampilannya, pada tahun 2000 jumlah wanita yang tidak puas terhadap keseluruhan penampilannya meningkat menjadi 38%, dan pada tahun 2006 jumlahnya mencapai 50%. Penelitian di Indonesia beberapa tahun lalu yang dilakukan di Jakarta pada tahun 2003, didapatkan informasi bahwa sebanyak 40% wanita berusia 18-40 tahun mengalami ketidakpuasan tubuh dalam kategori tinggi, dan 38% dalam kategori sedang (Melliana, 2006, h.95). Pendapat tersebut sejalan dengan data nasional di Australia yang menyatakan bahwa presentasi pada wanita yang mengganggap bentuk tubuhnya saat ini lebih besar dari ideal

10 adalah 66%, sedangkan hanya 38% dari pria yang menganggap bentuk tubuhnya saat ini lebih besar dari ideal (Prevos, 2005, h.2-3). Apabila seseorang khususnya wanita menyadari dirinya tidak mungkin mencapai sifat ideal akan timbul perasaan yang kurang nyaman. Seringkali keadaan seperti itu membuatnya tidak dapat menerima keadaan fisiknya seperti apa adanya sehingga kepercayaan dirinya menjadi rendah. Sebaliknya apabila individu dapat menerima fisiknya maka akan timbul perasaan bahagia, selanjutnya dapat menimbulkan sikap positif yang diekspresikan melalui rasa percaya diri dan konsep diri yang sehat (Hurlock, 1993, h.238). Ditambahkan Surya (2009, h.68) seseorang akan percaya diri ketika orang tersebut menyadari bentuk tubuhnya sangat ideal dan orang tersebut merasa puas melihat bentuk tubuhnya maka body image yang terbentuk pun menjadi positif. Cash (Cash dan Smolak, 2012, h.14) menambahkan bahwa perasaan tidak puas terhadap tubuh dan cara pandang individu terhadap berat badannya berhubungan dengan body image seseorang. Hal tersebut diperkuat oleh teori Centi (2012, h.36) yang mengatakan bahwa orang yang menerima dan puas dengan keadaan dan penampilan fisiknya, pada umumnya memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi daripada yang tidak. Wanita lebih percaya diri dan kepercayaan diri tersebut didapatkan dari body image setiap wanita yang berpenampilan menarik. Pada wanita yang mengalami tidak percaya diri terhadap penampilan fisik pasca melahirkan dikarenakan body image yang rendah. Body image adalah gambaran yang dimiliki dalam pikiran mengenai ukuran, keadaan atau kondisi dan bentuk tubuh. Setiap orang

11 mempunyai konsep ideal tentang penampilan fisiknya. Jika seseorang merasa bahwa keadaan fisiknya tidak sesuai dengan konsep idealnya, dia akan merasa dirinya memiliki kekurangan pada fisik atau penampilannya, meskipun mungkin bagi orang lain dia sudah dianggap menarik secara fisik. Seringkali keadaan yang demikian membuat seseorang tidak dapat menerima keadaan fisik seperti apa adanya sehingga body image menjadi rendah. Body image mempunyai dampak yang menyeluruh pada perasaan seseorang mengenai dirinya sendiri yang nantinya akan berpengaruh pada keyakinan diri orang tersebut dalam proses berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitar (dalam Pasaribu, 2006, h.6). Susanti (2008, h.17) mengatakan kondisi hamil mengganggu body image ibu hamil. Respons emosi dan psikologis ibu hamil termasuk menolak, menerima, introversi, perasaan berubah dan perubahan body image. Menurut Rice (dalam Sukamto, 2006, h.300) body image adalah gambaran mental yang dimiliki seseorang tentang tubuhnya yang meliputi pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, penilaian-penilaian, sensasi-sensasi, kesadaran dan perilaku yang terkait dengan tubuhnya. Pengertian body image menurut Chaplin (2011, h.63) adalah ide seseorang mengenai penampilan badannya di hadapan orang lain. Kadang dimasukkan pula konsep mengenai fungsi tubuhnya. Melliana (2006, h.93) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki persepsi terhadap body image yang positif mempunyai persepsi yang nyata dan jelas mengenai bentuk tubuhnya. Tujuan utama body image khususnya bagi wanita adalah penampilan fisik wanita yang sesuai dengan figur

12 kecantikan yang ideal dan memiliki daya tarik fisik sesuai budaya. Banyak wanita yang sudah cantik masih merasa kurang sempurna karena setiap orang memiliki konsep diri dan standar yang berbeda. Kepercayaan diri sangat bergantung dari pematangan pengalaman serta pengetahuan seseorang. Semakin banyak pengalaman dan pengetahuan sesorang maka persepsi diri orang tersebut terhadap konsep percaya dirinya akan berkembang ke arah yang positif dan produktif. Begitu juga kondisi fisik sangat mempengaruhi percaya diri (dalam Pasaribu, 2006, h.22). Maka dari itu jika seorang wanita terlebih pasca melahirkan bermasalah dengan kepercayaan dirinya. Percaya diri dapat diarahkan secara positif semuanya tergantung pada sejauh mana kemampuan wanita tersebut untuk berubah. Pemikiran ini menjadi konsep dasar untuk dilakukannya penelitian terhadap masalah body image yang berkaitan dengan kepercayaan diri khususnya pada wanita pasca melahirkan. Dari uraian di atas, penulis ingin mengetahui apakah ada hubungan antara body image dengan kepercayaan diri pada wanita pasca melahirkan. Penelitian ini didahului penelitian sebelumnya oleh Pasaribu pada tahun 2006 mengenai kepercayaan diri pada remaja putri ditinjau dari citra tubuh. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, kali ini peneliti meninjau lebih lanjut hubungan body image dengan kepercayaan diri pada wanita pasca melahirkan.

13 B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empirik hubungan antara body image dengan kepercayaan diri pada wanita pasca melahirkan. C. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan psikologi, khususnya dalam bidang Psikologi Perkembangan dan Psikologi Sosial. b. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi yang bermanfaat bagi semua wanita khususnya wanita pasca melahirkan yang berkaitan dengan kepercayaan diri dengan body image.