BAB III TRADISI NGALOSE DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA KEPUH TELUK KECAMATAN TAMBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB III PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR (DI DESA WARUJAYENG KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK)

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pekanbaru, terdiri atas 65 RW dan 318 RT. Luas wilayah Kecamatan Tampan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampar Kabupaten Kampar. Desa Koto Tuo Barat adalah salah satu desa dari 13

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. RT dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari kepala

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

BAB III DISKRIPSI TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI PERNIKAHAN WANITA HAMIL. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan Kecamatan Bangkinang Barat. Hal ini disebabkan karena Salo telah

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. Jumlah penduduk Kelurahan di Desa Margasari Kecamatan Labuhan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah dari Desa Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yaitu:

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU sampai dengan berakhir periode masa jabatannya yaitu pada tanggal 02

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KECAMATAN KENJERAN. sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bulak, di sebelah Barat

BAB II PROFIL WILAYAH. acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB III MEKANISME JUAL BELI TANAH SAWAH DENGAN SISTEM BATA DI DESA BRUDU KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. meranti provinsi riau. Jarak Desa Tanjung bunga dengan ibu kota kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago) yang terdiri dari

BAB III GAMBARAN UMUM DESA MULYA AGUNG. Desa Mulya Agung secara geografis terletak di Kecamatan Lalan

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB V PENUTUP. perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi

BAB II KONDISI MASYARAKAT DESA BALONGDOWO

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

BAB III DESKRIPSI TENTANG PERKAWINAN DI MASA IDDAH DI DESA SEDAYULAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ada di kecamatan Kampar Utara yang luas wilayahnya , 75 Ha. Adapun batas-batas wilayah desa sawah:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB IV PEMAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB III ALASAN PENENTUAN BAGIAN WARIS ANAK PEREMPUAN YANG LEBIH BESAR DARI ANAK LAKI-LAKI DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

RANCANGAN INSTRUMEN SURVEY LAPANGAN 1 PASIS SESKOAD TAHUN 2004 BIDANG SOSIAL BUDAYA A. Kependudukan/Demografi

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Dermojurang, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Mahasiswa

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Tualang terdiri dari empat Kadus (Kepala Dusun), 8 RW, dan 79 RT,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Riau. Kecamatan ini meliputi beberapa Kelurahan atau Desa dengan luas wilayah

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo,

BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB II PASAR AIR TIRIS

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota,

PERKAWINAN ADAT. (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Provinsi Jawa Timur) Disusun Oleh :

BAB II PROFIL WILAYAH. Deskripsi wilayah disusun berdasarkan hasil survei lapangan dan. pendapat, maupun diskusi dengan tokoh masyarakat di Kampung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :

BAB III URGENSI PERNIKAHAN DINI DI DESA LABUHAN KECAMATAN SRESEH KABUPATEN SAMPANG. A. Gambaran Umum Wilayah Desa Labuhan Kecamatan Sreseh

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan

BAB III PRAKTIK BAGI HASIL PENGOLAAN LAHAN TAMBAK DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI PELAKSANAAN AKAD SEWA MENYEWA KAMAR (KOST) BAGI MAHASISWA DI JEMURWONOSARI WONOCOLO SURABAYA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Sungai Tonang Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar merupakan

WALIGORO SEBAGAI SYARAT KESEMPURNAAN NIKAH DI

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN AHLI WARIS ANAK YANG DIASUH OLEH IBU TIRI DI KELURAHAN PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

BAB II PROFIL DESA KASIKAN. Propinsi. Desa Kasikan merupakan desa paling ujung sebelum Desa Talang

BAB III PELAKSANAAN HIBAH OLEH PEWARIS PADA SAAT SAKIT YANG DISETUJUI OLEH SEBAGIAN AHLI WARIS DI DESA PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR SURABAYA

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. kuning dan bawahnya tanah hitam gambut derajat celcius sampai dengan 34.2 derajat celcius.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB III KONDISI UMUM Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan adalah di Desa Kampung Panjang.

BAB III PERALIHAN WALI NASAB KE WALI HAKIM DI KUA KEC. PARAKAN KAB. TEMANGGUNG. A. Sekilas tentang KUA Kec. Parakan Kab.

Transkripsi:

BAB III TRADISI NGALOSE DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA KEPUH TELUK KECAMATAN TAMBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Tentang Desa Kepuh Teluk 1. Letak Geografis Desa Kepuh Teluk Desa atau Kelurahan Kepuh Teluk merupakan satu dari 20 desa yang ada di Kecamatan Tambak Bawean Kabupaten Gresik Jawa timur. Luas wilayah Desa Kepuh Teluk adalah 8,80 Km 2 dengan batas wilayah : a. Sebelah utara Desa Diponggo b. Sebelah selatan Desa Kepuh Legundi c. Sebelah barat Desa Teluk Dalam d. Sebelah timur Laut Jawa Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2006, jumlah penduduk Desa Kepuh Teluk adalah 2.466 jiwa dengan tingkat kepadatan rata-rata 304 jiwa/km 2, yang terdiri dari jumlah penduduk laki-laki 1226 orang dan perempuan 1240 orang. Adapun kepala keluarga Desa Kepuh Teluk adalah 661 Kepala keluarga. 45

46 2. Kehidupan Keagamaan, Keadaan Pendidikan dan Keadaan Perekonomian Desa Kepuh Teluk a. Kehidupan Keagamaan Berdasarkan data sekunder, Penyebaran agama di Desa Kepuh Teluk kecamatan Tambak yaitu berkultur Islam murni yaitu sebesar 2.466 orang yang memeluk agama Islam. Sebagaimana gambaran pada tabel di bawah ini: Tabel 3.1 Pemeluk Agama Desa Kepuh Teluk No Agama Pemeluk/ Ket. 1 Islam 2.466 Orang 2 Kristen - Orang 3 Katholik - Orang 4 Hindu - Orang 5 Budha - Orang Sumber: Daftar Isian Potensi Desa Kepuh Teluk 2006 Dan jika dilihat prasarana tempat ibadah Desa Kepuh Teluk Kecamatan Tambak memiliki 6 masjid dan 10 langgar/mushola. Sedangkan untuk pemeluk agama Kristen, Katholik, Hindu dan Budha tidak ada prasarana Ibadah karena di Desa Kepuh Teluk Kecamatan Tambak tidak terdapat pemeluk agama tersebut. Sebagaimana gambaran pada tabel di bawah ini:

47 Tabel 3.2 Prasarana/Tempat Peribadatan di Desa Kepuh Teluk No Prasarana/ Peribadatan Jumlah/Keterangan 1 Masjid 6 buah 2 Langgar/ Surau/ Mushollah 10 buah 3 Gereja Kristen - 4 Gereja Katholik - 5 Wihara - 6 Pura - Sumber : Daftar Isian Potensi Desa Kepuh Teluk 2006 b. Keadaan Pendidikan Pendidikan di Bawean umumnya dan Desa Kepuh Teluk Kecamatan Tambak khususnya merupakan salah satu prioritas dan merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan dengan pendidikan maka akan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dimana merupakan salah satu modal untuk meningkatkan pembangunan, dan untuk itu pemerintah Kabupaten Gresik membangun berbagai macam fasilitas pendidikan yaitu sekolah-sekolah. Banyaknya sekolah di Desa Kepuhteluk kecamatan Tambak bisa kita lihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.3

48 Banyaknya Sekolah Menurut Jenis Sekolah di Desa Kepuh Teluk Kecamatan Tambak No Jenis Sekolah Jumlah 1 SLTA/ SEDERAJAT 1 buah 2 SLTP/ SEDERAJAT 2 buah 3 SD/ SEDERAJAT 3 buah 4 TK 3 buah 5 TPA 1 buah 6 Lembaga Pendidikan Agama 1 buah 7 Perpustakaan - Sumber : Daftar Isian Potensi Desa Kepuh Teluk 2006. c. Keadaan Perekonomian Adapun tingkat mata pencaharian masyarakat Desa Kepuh Teluk dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.4 Mata Pencaharian No. Mata Pencaharian Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Buruh tani Petani Pengerajin PNS Montir Buruh/swasta Pedagang Peternak Nelayan Dokter 257 orang 1200 orang 15 orang 15 orang - - 257 orang 20 orang 990 orang - Jumlah 1231 orang Sumber data : data monografi Desa Kepuh Teluk

49 Keadaan perekonomian masyarakat warga Desa Kepuh Teluk tergolong menengah ke bawah. Hal ini tidak terlepas dari faktor pendidikan masyarakat desa tersebut yang tidak merata dan kebanyakan masyarakat warga Desa Kepuh Teluk adalah petani, nelayan, dan buruh tani, akan tetapi mulai dari sarana pendidikan, maupun ekonomi cenderung lebih maju daripada desa-desa lain. 3. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Desa Kepuh Teluk Sebuah masyarakat senantiasa teridentifikasi oleh kebudayaannya. Budaya disini berperan tidak hanya sebagai karakteristik sebuah masyarakat, tetapi berperan pula sebagai soko guru keberadaan masyarakat itu sendiri. Itulah sebabnya, masyarakat akan mengalami instabilitas manakala ia terasing dari budayanya. Jadi dapat dikatakan bahwa budaya adalah titik temu semua unsur sosial dan wahana membangun kembali kesejahteraan dan stabilitas sosial suatu masyarakat. Dalam konteks Bawean, nilai budaya di Bawean umumnya dan Desa Kepuh Teluk Kecamatan Tambak khususnya mengacu pada tatanan kelembagaan dan pranata sosial yang tumbuh dan berkembang sebagai pengaturan tata kehidupan suatu komunitas masyarakat yang bermukim pada suatu daerah tertentu. Kelembagaan yang berkembang dalam masyarakat meliputi kelembagaan formal. Lembaga formal berupa lembaga pemerintahan

50 daerah kabupaten dan jajarannya serta badan perwakilan. Sedangkan lembaga informal seperti Lembaga Adat tidak ada walaupun aktifitas adat istiadat khususnya di desa Kepuh Teluk masih terselenggara dan dilestarikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa Bawean memiliki bentuk-bentuk kebudayaan sendiri yang patut dipelihara dan dikembangkan. Salah satu bentuk pelestarian tersebut adalah mengupayakan kesadaran masyarakat tentang identitas kebudayaannya sendiri, dengan membiasakan masyarakat terlibat dalam aktivitas-aktivitas kebudayaan. Misalnya, dalam adat istiadat masyarakat Bawean, walaupun dalam realitasnya masyarakat Bawean tidak memiliki lembaga adat. Adat istiadat yang terdapat di Desa Kepuh Teluh dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 3.5 Adat Istiaadat Desa Kepuh Teluk No Adat Istiadat Ket. 1 Adat Istiadat dalam Perkawinan Ada 2 Adat Istiadat dalam Kelahiran Anak Ada 3 Adat Istiadat dalam Upacara Kematian Ada 4 Adat Istiadat dalam Pengelolaan Hutan Ada 5 Adat Istiadat dalam Pengelolaan Tanah Pertanian Ada 6 Adat Istiadat dalam Pengelolaan Laut/ Pantai Ada 7 Adat Istiadat dalam memecahkan Konflik Warga Ada Sumber: Daftar Isian Potensi Desa Kepuh Teluk 2006 B. Pandangan Masyarakat Tentang Tradisi Ngalose

51 Ngalose, bagi masyarakat Desa Kepuh Teluk Kecamatan Tambak merupakan salah satu tradisi yang sampai saat ini masih dipertahankan. Secara tradisi, ngalose memiliki dua pengertian berbeda. Pertama, ngalose sebagai tradisi pembelajaran membaca al-quran bagi calon mempelai perempuan dengan qiroat tertentu sehingga bacaan itu benar-benar khas bahwa itu adalah bacaan dari mempelai perempuan. Kedua, ngalose dipahami sebagai suatu tradisi tidak diperbolehkannya pasangan suami-istri berkumpul setelah akad nikah. Namun pada penelitian ini, penulis memfokuskan pada tradisi ngalose sebagai tradisi tidak diperbolehkannya pasangan suami-istri berkumpul setelah akan nikah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh salah satu tokoh agama yang tinggal di Dusun Sumber Desa Kepuh Teluk sebagaimana wawancara dibawah ini, sebagai berikut:... Pertanyaan Adik (Abd. Rozak) tentang tradisi ngalose sangat mengejutkan saya dan saya tidak pantas dikatakan demikian walaupun saya dianggap sebagai tokoh masyarakat (jangan dikatakan sebagai tokoh agama karena saya belum layak dikatakan seperti itu, berat sangat) tetapi mas`alah tradisi ngalose memang ada tapi itu ada dua makna bisa dikatakan sebagai mengajinya calon pengantin karena harus membaca al- Qur`an saat di kuadi, dan juga bisa untuk mengatur jarak pengantin lakilaki dan perempuan supaya tidak berkumpul satu rumah. 1 Senada dengan keterangan diatas, masyarakat Desa Kepuh Teluk membenarkan tentang adanya tradisi ngalose, baik itu sebagai pembelajaran Nopember 2008 1 Wawancara dengan Bapak K.H. Ahsanul Haq selaku tokoh masyarakat pada tanggal 28

52 membaca Al-Qur an dan sebagai adat tidak diperbolehkannya pasangan suami istri berkumpul setelah akad nikah sebelum melalui perayaan resepsi walaupun secara sederhana. Sebagaimana wawancara dibawah ini: Tradisi ngalose yang adik maksud yang mana, apakah tardisi ngalose bagi mempelai berdua atau hanya bagi mempelai perempuan. Soalnya kan ada dua macam. Tapi kedua-duannya ya harus dilaksanakan sebagai pelestarian adat istiadat kita. Dan tidak ada perbedaan bagi mempelai manapun dan usia berapapun namun meski demikian pasangan yang sudah pernah kawin terkadang enggan melaksanakannya. Dan kamu harus siap-siap untuk melestarikannya. 2 Tradisi ini tidak diketahui awal mulanya, tapi bagi sebagian masyarakat Desa Kepuh Teluk Kecamatan Tambak tradisi ini menjadi adat atau kebiasaan yang telah dilakukannya secara turun-temurun dari orang-orang tua terdahulu. Sebagaimana wawancara dengan sejumlah responden yang terangkum di bawah ini. Penulis mewawancarai sebanyak 5% dari jumlah populasi warga Desa Kepuh Teluk Kecamatan Tambak yang ada sebesar 2466 orang sehingga menjadi 123,3 orang dan penulis bulatkan menjadi 123 orang yang dianggap mewakili dari keseluruhan warga Desa Kepuh Teluk Kecamatan Tambak Bawean Kabupaten Gresik. Hal ini dilakukan penulis karena banyaknya masyarakat yang merantau ke Malaysia untuk bekerja. Berikut hasil wawancara yang diperoleh. Tabel 3.6 Nopember 2008 2 Wawancara dengan Bapak Wahib, selaku tokoh adat di Desa Kepuh Teluk, pada tanggal 27

53 Pengetahuan Tentang Tradisi Ngalose No. Alternatif Jawaban N F % 1 a. Tahu 123 123 100% b. Tidak tahu 0 0% Jumlah 123 123 100% Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa semua orang yang mengetahui tentang tradisi ngalose. Tabel 3.7 Percaya Akan Tradisi Ngalose No. Alternatif Jawaban N F % 2 a. Percaya 123 75 61% b. Kurang percaya 37 30% c. Tidak percaya 11 9% Jumlah 123 123 100% Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa ada beberapa orang yang percaya terhadap tradisi ngalose, terbukti; 75 orang (61%) menjawab percaya, 37 orang (30%) menjawab kurang percaya, dan 11 orang (9%) menjawab tidak percaya. Tabel 3.8 Berlangsungnya Tradisi Ngalose No. Alternatif Jawaban N F % 3 a. Pernah 123 96 78% b. Tidak pernah 27 22% Jumlah 123 123 100% Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa tradisi ngalose pernah dilakukan dengan bukti; 96 orang ( 78%) menjawab pernah, 22 orang ( 22%) menjawab tidak pernah.

54 Tabel 3.9 Akibat Melanggar Tradisi Ngalose No. Alternatif Jawaban N F % 4 a. Tahu 123 90 73% b. Kurang tahu 15 12% c. Tidak tahu 18 15% Jumlah 123 123 100% Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang mengetahui akibat melanggar tradisi ngalose. Hal ini terbukti, sebesar 90 orang (75%) menjawab tahu, 15 orang (12%) menjawab kurang tahu, dan 18 orang (15%) menjawab tidak tahu. Tabel 3.10 Sikap Akan Tradisi Ngalose No. Alternatif Jawaban N F % 5 a. Setuju 123 71 58% b. Kurang setuju 32 26% c. Tidak setuju 20 16% Jumlah 123 123 100% Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar orang yang setuju, karena jika masyarakat kurang setuju dengan masyarakat tidak setuju digabung berarti 52 orang (42%) menjawab tidak setuju, dan 71 orang (58%) menjawab setuju. Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tradisi ngalose sering dilakukan, karena itu sebagai pelestarian dari adat yang mereka punya, walaupun sifatnya tidak mengikat seperti adat-adat lain. Senada dengan itu, kepala Desa

55 Kepuh Teluk Kecamatan Tambak, berpendapat bahwa tradisi ngalose memang benar adanya dan merupakan bagian dari adat istiadat Desa Kepuh Teluk Kecamatan Tambak. Sebagaimana hasil wawancara dibawah ini :...Anda tahu bahwa tradisi ngalose itu adalah tradisi yang unik dan terkadang menjadi perdebatan bagi kalangan muda. Pertanyaannya kok bisa? Karena tak sedikit dari mereka yang tidak sabar untuk main hantam (berhubungan suami istri) dengan pasangannya (perempuan yang baru di nikahinya) padahal mereka sebagai masyarakat Kepuh Teluk harus melalui proses adat yaitu yang adik tanyakan tadi yaitu ngalose. 3 Pendapat kepala desa tersebut dianggap mewakili pendapat masyarakat karena pendapat mereka sama dengan pendapat kepala desa, sebagaimana data yang dihimpun dalam tabel di atas. C. Alasan Tradisi Ngalose (Tidak Diperbolehkannya Pasangan Suami-Istri Berkumpul Setelah Akan Nikah) Tujuan dan pelaksanaan tradisi ngalose tidak tertulis dan terbukukan seperti layaknya adat istiadat lain di daerah luar Desa Kepuh Teluk Kecamatan Tambak, misalnya di daerah Minangkabau. Masyarakat pada umumnya memahami bahwa ngalose merupakan sebuah adat yang harus dijaga kelestariannya di setiap generasi. Ngalose hanyalah tradisi dan itu dilaksanakan sebelum mempelai merayakan pernikahannya secara resepsi pernikahan sekalipun waktu pelaksanaannya bagi pasangan mempelai tidak ditentukan berapa minggu Nopember 2008 3 Wawancara dengan Bapak Amar, SH. selaku Kepala Desa Kepuh Teluk pada tanggal 28

56 ataukah sampai dalam hitungan bulan, tetapi pada realitasnya tidak kurang dari tiga hari, sehingga jika itu tidak dilaksanakan maka asumsi yang berkembang adalah rumor bahwa pernikahan itu kurang sempurna. Sebagaimana dalam bahasa Bawean masyarakat Desa Kepuh Teluk Kecamatan Tambak sering mengatakan, La ceyya dhullu pangantenna (mempelainya sudah basi, tidak fres). Adalah wajar jika masyarakat berpandangan bahwa pasangan mempelai yang tidak mengikuti prosesi ngalose maka dikhawatirkan ada prasangka yang kurang baik, fitnah, dan setidak-tidaknya untuk menjaga kemungkinan terjadinya prasangka tidak fres ataupun hamil dulu baru nikah, terlebih bagi mereka yang tidak menyaksikan pernikahannya. Menurut Albab dan Siti Zainabiyah salah satu pasangan muda (pasangan suami istri) mengatakan bahwa tradisi ngalose menjadi tantangan tersendiri bagi pasangan muda untuk melaksanakan adat istiadat tersebut. Bagaimanapun juga tradisi tersebut tidak seperti tradisi biasanya yang ada di Desa Kepuh Teluk Kecamatan Tambak, sebagaimana hasil wawancara sebagai berikut:...ghinto, semester sanaphe ben anyekola enaphe? Kenapa meneliti tentang tradisi Ngalose?. Bagi saya itu adalah tradisi yang mungkin tidak dipercaya adanya tetapi itulah realitasnya kami berdua harus menahan keinginan untuk satu bulan ya saya ke Malaysia dulu jumpa dengan ibu saudara tapi setelah dipikir ternyata banyak manfaatnya bagi saya entah bagi yang lain. Dengan demikian kami jadi merasa lebih sabar dan terhindar dari bisik-bisik bahwa kami menikah karena hamil duluan. Tetapi Allah memberikan jawabannya mungkin dengan Ngalose tadi kan istri saya tidak langsung hamil. Andaikan tidak ya saya tidak tahu lah. Tapi untuk teman-teman yang lain lain pula ceritanya tapi yang jelas kami

57 selalu tidak sabar ingin ketemu alhek (Istrinya). Sepertinya sekarang waktunya lebih pendek kita aja satu bulan. Dari tujuan di atas jelas bahwa alasan tradisi ngalose hanya sebatas melestarikan adat yang baik dan untuk menghindarkan prasangka yang kurang baik dan fitnah dari masyarakat sekitar. Dengan kata lain, tidak diperkenankanya berkumpul serumah yang berarti pula bukan dilarang untuk melakukan hubungan suami istri, dan apabila melanggar itu termasuk pelanggaran adat saja, kendatipun mereka menghargai hukum adat. Sebagai orang yang menjunjung tinggi adat istiadat dan berperinsip menjaga etika adat istiadat mereka selalu mencoba melaksanakannya. Dalam adat istiadat tersebut tidak ada sanksi sebagaimana wawancara dibawah ini: Di Desa Kepuh Teluk ini tidak ada lembaga adat tapi kalau taradisi yang orang bilang adat istiadat ada dan jika tidak melakukan adat istiadat tersebut tidak ditindak karena masyarakat disini sudah pada paham bahwa adat istiadat kita adalah tidak mengikat tapi perlu dilakukan untuk menjaga peninggalan orang-orang dulu. 4 Selanjutnya mereka menambahkan, sekalipun sanksi bagi mereka yang tidak melaksanakan tradisi ngalose tidak ada, karena di Desa Kepuh Teluk tidak memiliki lembaga adat dan ketua adat, tetapi sangat berdampak pada keberlangsungan kehidupan pasangan tersebut. Misalnya, mereka merasa selalu digunjingi dan menjadi pembicaraan orang-orang tentang motivasi menikah atau dengan kata lain mereka menikah karena ada hal yang tidak wajar. Jelas bahwa 4 Ibid.

58 bagi mereka yang melaksanakan tradisi tersebut akan terhindar dari prasangkaprasangka seperti di atas. Tidak sedikit dari mereka juga yang tidak mengharapkan hal tersebut terjadi pada pasangan-pasangan yang menikah yang tidak melaksanakan tradisi tersebut. Sebagaimana wawancara dibawah ini: Di Desa Kepuh Teluk ini memang tradisi ngalose tidak ada sanksinya tetapi jangan lantas sanksi itu ada karena omongan dari Dhurung ke Dhurung kasihan mereka dan lagian hal kayak gitu bukan prilaku yang baik soalnya mas kita melaksanakan adat itu karena bentuk dari kepedulian kita melestarikan yang orang-orang kata asset kepribadian bangsa tapi kalau seperti yang saya sebutkan tadi kan kurang baik juga, di bicarakan inilah itulah, yak an!. 5 Pendapat tersebut dianggap mewakili pendapat masyarakat karena pendapat mereka sama dengan pendapat tersebut. Nopember 2008 5 Wawancara dengan Bapak K.H. Ahsanul Haq selaku tokoh masyarakat pada tanggal 28