BAB I PENDAHULUAN. umum dan pola hidup. Penelitian Agoestina, (1982) di Bandung (dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I. Masa madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan. manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001), menyatakan bahwa

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon

BABI PENDAHULUAN. menjelang saat-saat kematian, rasa cemas kerap kali singgah dalam diri manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan selanjutnya. (Manuaba,1998). dalam kehidupannya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. normal dan sehat, bekerja me nyajikan kehidupan sosial yang mengasyikkan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE ANTARA IBU BEKERJA DENGAN IBU TIDAK BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada 3 periode menopause,

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebanyakan informasi yang disuguhkan kepada masyarakat diterima begitu saja

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

BABI PENDAHULUAN. Dalam peri ode kehidupan seorang wanita, setelah melalui peri ode usia

`BAB I PENDAHULUAN. akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan sekedar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

BAB I PENDAHULUAN. itu, orang menyebutnya juga sebagai masa yang paling rawan. Keindahan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau kondisi ibu yang

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak dari pada penduduk berjenis kelamin laki-laki. Sejalan dengan

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. Kepada Yth. Saya yang bertanda tangan dibawah: NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang lain. Menurut Proverawati (2009:107), bahwa gejala-gejala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tua, tidak sehat, dan tidak cantik lagi.

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Seorang ibu yang sedang mengalami kehamilan pertama akan merasa berbeda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihasilkan indung telur. Berhentinya haid akan membawa dampak pada konsekuensi

BAB I PENGANTAR. karena itu jumlah wanita lebih banyak daripada pria, dan wanita akan

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

Selamat Membaca dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia II Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si

Eni Yulianingsih F

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu kejadian yang ditunggu-tunggu oleh pasangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

GAMBARAN ANTARA PERSEPSI PERUBAHAN FISIK DENGAN KECEMASAN IBU MENOPAUSE DI DESA DERMASANDI KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Ada banyak definisi mengenai lanjut usia (lansia), namun selama ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi

ADA APA DENGAN MENOPAUSE?

BAB I PENDAHULUAN. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat,

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. stimulus (Anurogo & Usman, 2014, h. 66). Epilepsi adalah kelainan

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa sedih apabila anak yang dimiliki lahir dengan kondisi fisik yang tidak. sempurna atau mengalami hambatan perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi

Rina Setya Utami F

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya wanita tidak mungkin lepas dari menopause, karena menopause merupakan peristiwa yang pasti akan dialami oleh setiap wanita dan tidak bisa ditolak. Hal ini dinyatakan oleh Sutanto (2005) bahwa menopause sebagai proses alami dalam penuaan, yaitu ketika wanita tidak mendapatkan haid lagi selama satu tahun. Sastrawinata (2007) menyatakan bahwa menopause adalah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang.usia terjadinya menopause sangat bervariasi, dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum dan pola hidup. Penelitian Agoestina, (1982) di Bandung (dalam Wignyosastro dkk, 1994) menunjukkan bahwa 50% perempuan indonesia telah mengalami menopause pada usia 48 tahun. Masa menopause umumnya terjadi pada usia 40 tahun, dan jika tidak diantisipasi dari awal dapat mengundang berbagai penyakit, seperti keropos tulang (osteoporosis). Namun, perkembangan akhir-akhir ini, menopause tidak hanya terjadi pada perempuan berusia 40 tahun, tetapi perempuan berusia 35 tahun juga bisa mengalami menopause, atau dikenal dengan menopause dini. Ada beberapa 1

2 hal yang bisa memacu terjadinya menopause dini, antara lain penyakit atau gangguan hormonal, sehingga estrogen tidak bisa diproduksi lagi. Ada pula karena penyakit tertentu indung telurnya harus diangkat. Begitu indung telur diangkat, perempuan akan kekurangan estrogen karena yang memproduksi estrogen adalah indung telur. Wanita yang mengalami menopause akan memunculkan perubahanperubahan fisik yang menyebabkan permasalahan psikologis.perubahan fisik tersebut antara lain hambatan fungsi ingatan, mudah marah, cemas, dan mudah tersinggung (Siswono, 2004). Sebagian besar wanita menganggap bahwa menopause adalah suatu yang mengkhawatirkan dan menakutkan, meskipun hal tersebut merupakan hal yang alami.kartono (2006), mengemukakan bahwa perubahan perubahan psikis yang terjadi pada masa menopause akan menimbulkan sikap yang berbeda beda antara lain yaitu adanya suatu krisis yang dimanifestasikan dalam simtom simtom psikologis seperti: depresi, mudah tersinggung, dan mudah menjadi marah, dan diliputi banyak kecemasan. Nevid (2005) menjelaskan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Darajat (dalam Lilis, 2004) mengatakan bahwa kecemasan merupakan manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur yang terjadi ketika seseorang mengalami tekanan perasaan (frustrasi) dan pertentangan batin (konflik). Pada wanita yang mengalami menopause sering muncul kecemasan dikarenakan berhentinya siklus menstruasi yang dirasakan sebagai hilangnya sifat

3 inti kewanitaannya karena sudah tidak dapat melahirkan anak lagi.blackburn dan Davidson (dalam Safaria,2009) mengemukakan bahwa, reaksi kecemasan dapat mempengaruhi suasana hati, pikiran, motivasi, perilaku dan gerakan biologis. Reitz (1993) berpendapat bahwa apabila gejala gejala yang dialami menjelang menopause dihadapi dengan tenang, akan dapat mengatasi gejolak dalam hidupnya, perkawinan, pekerjaan, penyakit, dan situasi cemas. Pada masa menjelang menopause seorang wanita dituntut untuk menghadapi realita baru yang akan tiba. Tidak jarang pada masa menjelang menopause ini disertai rasa cemas dalam upaya beradaptasi dengan keadaan yang ada. Chester (dalam Reitz, 1993) mengatakan bahwa lebih banyak wanita yang mempunyai perasaan cemas ketika kesempatannya memang sudah terbatas dalam hal seksual, emosional dan pertumbuhan intelektual semakin merosot. Menurut Kartono (2006) hampir semua wanita merasakan kecemasan dalam menghadapi menopause, hal ini dikarenakan ingin mengingkari dan memprotes proses biologis yang mengarah pada ketuaan, terlampau melebih lebihkan keadaan dirinya dan menganggap dramatis proses ketuaan, kemunduran jasmani dirasakan sebagai kemungkinan mendekati kematian dan tidak ada gunanya lagi untuk terus hidup, merasa hidup tidak punya harapan dan pribadinya dilupakan orang. Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap sepuluh orang wanita yang berusia 45 55 tahun di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara, salah seorang wanita yang diwawancarai sudah mengalami gejala-gejala menopause seperti siklus menstruasi yang tidak teratur,

4 darah menstruasi yang sangat banyak atau bahkan sangat sedikit, kesemutan pada kaki dan tangan, dan juga mudah letih. Delapan wanita diantaranya mengaku mengalami kecemasan dan belum siap menerima keadaan ketika akan menghadapi menopause. Mereka jadi sulit tidur karena memikirkan diri mereka tidak cantik lagi, gelisah karena takut menjadi gendut, tidak siap untuk menjadi tua, takut tidak dapat melayani suami lagi ketika menopause tiba dan khawatir suami tidak akan tertarik lagi kepada mereka karena sudah menopause. Kecemasan dalam menghadapi menopause ini merupakan suatu fenomena yang dapat terjadi pada setiap diri wanita. Masalahnya adalah bagaimana wanita tersebut mengelola rasa cemas sehingga tidak menimbulkan suatu akibat yang lebih parah bagi dirinya sendiri.seorang wanita akan mengalami rasa cemas ketika tidak dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan perubahan yang dialaminya. Namun ketika seorang wanita sudah dapat menyesuaikan diri terhadap perubahanperubahan yang dialami, maka kecemasaan tersebut menjadi berkurang. Penyesuaian diri ini erat kaitannya dengan penerimaan diri.dengan adanya penerimaan diri terhadap perubahan perubahan pada wanita menjelang menopause terutama perubahan fisik, berarti wanita tersebut sudah dapat menghargai keadaan dirinya terhadap masa penuaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kuntjoro (2002) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh pada munculnya kecemasan wanita dalam menghadapi menopouse adalah penerimaan diri. Perubahan-perubahan yang terjadi baik secara fisik, psikis, maupun seksual akan menyebabkan wanita yang sedang menghadapi menopouse merasa khawatir dan cemas. Oleh karena itu,

5 diperlukan kemauan untuk menerima perubahan diri secara realistis sehingga memunculkan penilaian yang positif terhadap diri, menerima dan menyukai bagian tubuh yang dimiliki agar dapat terhindar dari rasa cemas. Sheerer (dalam Hartini dan Mchdan, 2012) menyatakan bahwa penerimaan diri adalah sikap dalam menilai diri dan keadaannya secara objektif, menerima kelebihan dan kelemahannya. Menerima diri berarti telah menyadari, memahami, dan menerima apa adanya dengan disertai keinginan dan kemampuan untuk selalu mengembangkan diri sehingga dapat menjalani hidup dengan baik dan penuh tanggung jawab. Jersild (dalam Meilinda, 2013) mengemukakan bahwa penerimaan diri adalah kesediaan untuk menerima dirinya yang mencakup keadaan fisik, psikologik, sosial, dan pencapaian dirinya, baik kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki. Menurut ( Diputra, 2006 ), pengakuan penerimaan dan penyesuaian diri terhadap keadaan tua ini biasa menimbulkan berbagai masalah pada wanita. Munculnya perubahan perubahan yang terjadi karena menopause menuntut individu untuk tetap berpikir positif. Sudah menjadi kodrat alam bahwa bertambahnya usia seseorang akan menimbulkan berbagai perubahan mental dan dapat mengganggu kestabilan emosi ( Purwanto, 2007 ). Sikap penerimaan diri terjadi bila seseorang mampu menghadapi kenyataan daripada hanya menyerah pada pengunduran diri atau tidak ada harapan ( Ross, 2003). Hjelle dan Ziegler (1981) menyatakan bahwa individu dengan penerimaan diri memiliki toleransi tehadap frustrasi atau kejadian kejadian yang menjengkelkan, dan toleransi terhadap kelemahan kelemahan dirinya tanpa

6 harus menjadi sedih atau marah. Individu ini dapat menerima dirinya sebagaiseorang manusia yang memiliki kelebihan dan kelemahan. Jadi, individu yang mampu menerima dirinya adalah individu yang dapat menerima kekurangan dirinya sebagaimana dirinya mampu menerima kelebihannya. Kemampuan untuk hidup dengan segala kelebihan dan kekurangan diri ini tidak berarti bahwa individu tersebut akan menerima begitu saja keadaannya, karena individu ini tetap berusaha untuk terus mengembangkan diri. Individu dengan penerimaan diri akan mengetahui segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, dan mampu mengelolanya.proses biologis dasar; seperti kehamilan, menstruasi, dan proses menua; adalah bagian dari perkembangan yang dapat diterima dengan perasaan bahagia. Dari latar belakang permasalahan diatas menjadikan peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan antara penerimaan diri dengan kecemasan dalam menghadapi menopause. Penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Anom Kec. Pancur Batu Deli Serdang. B. Identifikasi Masalah Pada masa menopause terjadiperubahan-perubahan fisik yang menyebabkan permasalahan psikologis.perubahan fisik tersebut antara lain, tekanan darah meningkat, jantung berdebar-debar, sulit tidur, mudah pusing. perubahan perubahan psikis yang terjadi pada masa menopause akan menimbulkan sikap yang berbeda beda antara lain yaitu adanya suatu krisis yang dimanifestasikan dalam simtom simtom psikologis seperti: depresi, mudah tersinggung, dan mudah menjadi marah, dan diliputi banyak kecemasan.

7 Sebagai wanita harus siap dengan perubahan tersebut. Tetapi sebagian besar wanita menganggap bahwa menopause adalah suatu yang mengkhawatirkan dan menakutkan, meskipun hal tersebut merupakan hal yang alami. Hal ini menyebabkan terjadinya kecemasan. Kecemasan dalam menghadapi menopause ini merupakan suatu fenomena yang dapat terjadi pada setiap diri wanita, masalahnya adalah bagaimana wanita tersebut mengelola rasa cemas sehingga tidak menimbulkan suatu akibat yang lebih parah bagi dirinya sendiri.seorang wanita akan mengalami rasa cemas ketika tidak dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan perubahan yang dialaminya. Namun ketika seorang wanita sudah dapat menyesuaikan diri terhadap perubahanperubahan yang dialami, maka kecemasaan tersebut menjadi berkurang. Penyesuaian diri ini erat kaitannya dengan penerimaan diri, dengan adanya penerimaan diri terhadap perubahan perubahan, membuat wanita mampu berfikir positif sehingga wanita tersebut sudah dapat menghargai keadaan dirinya terhadap masa penuaan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Apakah terdapat hubungan antara penerimaan diri dengan kecemasan dalam menghadapi menopause. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan antara penerimaan diri dengan kecemasan dalam

8 menghadapi menopause pada ibu ibu rumah tangga di Desa Tanjung Anom Kec. Pancur Batu Deli Serdang. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dalam bidang psikologi perkembangan, terutama mengenai penerimaan diri hubungannya dengan kecemasan menghadapi menopause pada wanita. 2. Manfaat Praktis Bagi Wanita MenopauseDapat memberikan informasi tentang kecemasan yang dialami dalam menghadapi menopause serta penerimaan diri sehingga diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan penerimaan diri serta menurunkan kecemasan yang dialami dalam menghadapi menopause