BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait itu, ada suatu hal yang perlu di sayangkan, yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bayi. Akibatnya, program pemberian ASI ekslusif tidak berlansung secara optimal (Prasetyo,2009). Pemberian ASI secara ekslusif adalah pemberian ASI tanpa makanan ataupun minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Makanan atau minuman lain yang dimaksud misalnya seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, ataupun makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim. Bahkan air putih pun tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini (Kodrat,2010). WHO ( World Health Organization ) telah menetapkan rekomendasi pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan. Rekomendasikan oleh WHO untuk memberikan ASI bukannya tanpa alasan.para ahli menyatakan bahwa manfaat ASI akan meningkat jika bayi hanya di beri ASI saja selama enam bulan pertama kehidupannya. Peningkatan itu sesuai dengan pemberian ASI ekslusif, serta lamanya pemberian ASI bersama sama dengan makanan padat setelah bayi berumur enam bulan. Pedoman international yang menganjurkan pemberian ASI ekslusif selama enam bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup, pertumbuhan dan
perkembangan bayi. ASI memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama enam bulan pertama hidupnya (Yuliarti,2010). Kemala (2008, dalam Amiruddin dan Rostina, 2006) mengatakan bahwa setelah pengalaman selama 9 tahun, UNICEF (United Nations International Children Education Found) memberikan klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI ekslusif. Rekomendasi terbaru UNICEF bersama Word Health Assembly (WHA) adalah menetapkan jangka waktu pemberian ASI Ekslusif selama 6 bulan. Kajian WHO atas lebih dari 3000 penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI selama 6 bulan adalah jangka waktu paling optimal untuk pemberian ASI ekslusif. Menurut Kepmenkes, 2004 bahwa target pencapaian ASI ekslusif adalah 40 % tahun 2005 dan 80 % tahun 2010. Juga berdasarkan Depkes, 2003 target Indonesia 2010 bahwa persentase bayi mendapatkan ASI ekslusif adalah 80 % (Kemala, 2008). Dan hanya delapan belas persen ibu di Indonesia memberi Air Susu Ibu (ASI) ekslusif selama enam bulan. Persentase itu jauh dari target nasional 80 persen.(setiawan, 2009 ) Meskipun UNICEF sudah menyampaikan bahwa ASI harus diberikan pada enam bulan pertama si bayi, namun kenyataannya aplikasinya juga sangat sulit di laksanakan (Kodrat,2010). Menurut penelitian Hananto dan Kasniah, ditemukan bahwa 86% ibu-ibu memberikan makanan tambahan secara dini pada bayi baru lahir berupa pisang dan bubur. Pemberian makanan tambahan terlalu dini pada bayi akan mengakibatkan atau menimbulkan gangguan pencernaan dan keluhan sakit perut dan bahkan masalah yang serius seperti alergi dan diare, karena pencernaan bayi belum berkembang sempurna sehingga belum dapat mencerna makanan dengan baik. Apabila pemberian makanan tambahan terlalu lambat pada bayi, akan menyebabkan bayi kurang nutrisi dan terlambat
untuk mengunyah makanan yang akan membantu perkembangan rahangnya (Suririnah, 2009). Pemberian makanan tambahan yang terlalu dini berbahaya bagi bayi karena dapat menyebabkan infeksi. Selain itu pemberian makanan tambahan pada usia 0-6 bulan adalah beban ginjal yang terlalu berat sehingga mengakibatkan hiperosmolaritas plasma, alergi terhadap makanan dan mungkin gangguan selera makan (Suharjo,2004). Oleh karena itu pemberian makanan sebaiknya diberikan pada usia diatas enam bulan. Hal ini dapat memberikan keuntungan antara lain : perlindungan besar dari berbagai infeksi, pencernaanya sudah relatif sempurna dan siap menerima Makanan Tambahan, melindungi bayi dari obesitas dikemudian hari (Soraya, 2005). Namun kenyataannya masih banyak ibu yang memberikan makanan tambahan terlalu dini pada bayi mereka pada usia 0-6 bulan. Umumnya ibu beranggapan bahwa bayi akan tidur nyenyak apabila diberi makan yang kenyang karena kalau bayi menangis dianggap sibayi lapar (Soraya, 2005). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memberikan makanan tambahan pada usia 0-6 bulan yaitu : faktor kesehatan bayi, faktor iklan (Soetjiningsih, 1997), faktor pengetahuan ibu, faktor petugas kesehatan, faktor budaya dan faktor ekonomi (Suharjo,1992) Berdasarkan suvei pendahuluan terdahulu pada tanggal 4 November 2010 kepada 10 orang ibu yang mempunyai bayi di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan, hanya terdapat satu orang yang memberikan ASI ekslusif, sembilan orang yang memberikan ASI bersamaan dengan makanan tambahan pada bayi 0 6 bulan. Melihat fakta yang penulis temukan di lapangan maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai Faktor Faktor yang Menyebabkan Pemberian ASI Bersamaan
Makanan Tambahan oleh Ibu pada Bayi 0 6 Bulan di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan oleh ibu pada bayi usia 0 6 bulan Di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011. C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan oleh ibu pada bayi usia 0 6 bulan di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan tahun 2011. 2 Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi faktor faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan oleh ibu pada bayi 0-6 bulan berdasarkan kesehatan bayi. b. Untuk mengidentifikasi faktor faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan oleh ibu pada bayi 0-6 bulan berdasarkan pengetahuan ibu c. Untuk mengidentifikasi faktor faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan oleh ibu pada bayi 0-6 bulan berdasarkan petugas kesehatan
d. Untuk mengidentifikasi faktor faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan oleh ibu pada bayi 0-6 bulan berdasarkan petugas budaya e. Untuk mengidentifikasi faktor faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan oleh ibu pada bayi 0-6 bulan berdasarkan petugas iklan f. Untuk mengidentifikasi faktor faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan oleh ibu pada bayi 0-6 bulan berdasarkan ekonomi D Manfaat Penelitian 1. Tenaga Kesehatan Penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan sehingga tenaga kesehatan dapat membuat perencanaan dalam mengatasi faktor yang menyebabkan ibu memberikan ASI bersamaan makanan tambahan dan pemberian ASI ekslusif dapat lebih ditingkatkan 2. Masyarakat Penenelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan perubahan cara penerapan pemberian ASI yang selama ini masih kurang tepat di masyarakat sehingga masyarakat dengan adanya penelitian ini dapat memberikan dukungan bagi ibu-ibu yang menyusui agar tetap memberikan ASI ekslusif pada bayinya. 3. Pendidikan Kebidanan Sebagai bahan masukan atau sebagai informasi yang berguna bagi mahasiswa kebidanan tentang faktor-faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan sehingga mahasiswa sejak dini dapat
memikirkan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengatasi faktor-faktor tersebut dan dapat diaplikasikan lansung kelapangan praktek atau kerja 4. Peneliti Selanjut Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor yang menyebabkan ibu memberikan ASI bersamaan makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan dan sebagai acuan atau bahan dasar untuk penelitian selanjutnya yang sejenis