1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup sehat adalah harapan semua orang tetapi kesehatan tidak akan diperoleh apabila tanpa diikuti oleh usaha yang memadai. Apabila kehidupan kita terus-menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis dan instan, pada akhirnya bisa mengakibatkan kita menjadi manusia yang kurang gerak. Kurang gerak salah satu hal yang mempengaruhi rendahnya tingkat kebugaran jasmani seseorang. Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang melakukan kerja seharihari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004). Kebugaran jasmani erat kaitannya dengan kegiatan manusia melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan bagi setiap individu tidak sama, sesuai dengan gerak atau pekerjaan yang dilakukan. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan setiap orang berbeda tergantung aktivitas yang dijalani dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat meningkatkan kebugaran jasmani banyak cara yang dapat dilakukan. Hal umum yang dapat dilakukan adalah dengan selalu berolahraga secara teratur. Olahraga adalah salah satu aktivitas yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani. Perkataan olahraga mengandung arti akan adanya sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa mengolah yaitu mengolah raga atau mengolah jasmani. Selaras dengan hal itu, Griwijoyo (2005) mengatakan bahwa olahraga 1
2 adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Olahraga dapat menjadi sebuah media untuk mencapai suatu kejayaan bangsa dan negara. Hal ini karena dengan tingginya suatu prestasi olahraga suatu bangsa dan negara akan memiliki nilai yang lebih di antara negara-negara lain. Olahraga prestasi merupakan olahraga yang memerlukan kecepatan (speed), kekuatan (power), kelincahan (agility), daya tahan (endurance) dan kelentukan (flexibility). Salah satu dari olahraga prestasi adalah futsal. Pada tahun 1994 permainan tersebut diberi nama futsal. Kata tersebut berasal dari bahasa spanyol atau portugis untuk sepak bola (futebol/futbol) dan dari bahasa spanyol untuk ruangan (salon/sala) yang artinya sepak bola ruangan. Asal mula futsal dipopulerkan di Montevideo, Urugay pada tahun 1930 oleh Juan Carlos Ceriani. Permainan futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing beranggotakan lima orang, dengan tujuan memasukkan bola ke gawang lawan. Futsal merupakan permainan yang hampir sama dengan sepak bola, dimana dua tim memainkan dan memperebutkan bola diantara para pemain dengan tujuan dapat memasukkan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawangnya dari lawan. Permainan futsal merupakan permainan yang membutuhkan kelincahan (agility) dalam ruang gerak yang sempit cepat dengan waktu yang pendek. Agility adalah kemampuan mempercepat, memperlambat, serta mengubah sebuah arah gerakan dengan tidak kehilangan keseimbangan. Agility merupakan kombinasi dari kecepatan, kekuatan otot, kecepatan reaksi, keseimbangan, fleksibilitas, dan
3 koordinasi neuromuscular. Hal ini dikarenakan dengan karakterisistik pemain futsal yang cepat dalam mengubah gerakan, dimana tim yang memiliki kecepatan lebih baik, melakukan pergerakan yang lebih banyak, akan memiliki peluang mencetak gol lebih banyak, yang pada akhirnya akan memenangkan pertandingan. Di dalam permainan futsal, agility dibutuhkan untuk mengubah arah gerakan dengan cepat ketika mencari ruang untuk menerima operan dan memasukkan bola ke gawang tim lawan pada saat menyerang, mengubah arah gerakan dengan cepat ketika kembali ke posisi masing-masing untuk midfielder. Agility merupakan salah satu komponen penting dari berbagai cabang olahraga, meskipun tidak selalu diuji dan seringkali sulit untuk diinterpretasikan hasilnya, namun dapat dilakukan dengan T-test Agility untuk mengukur tingkat kelincahan dalam suatu olahraga. Melakukan dribble merupakan salah satu gerakan dalam permainan futsal, definisi dribble itu sendiri ialah menggiring bola menggunakan salah satu sisi ujung kaki dengan tujuan melewati lawan atau mengopernya ke teman dalam satu tim. Menggiring bola adalah teknik yang memungkinkan pemain untuk bergerak dengan bola dalam arah tertentu tanpa kehilangan bola akibat direbut dari lawan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk berhasil dalam menggiring bola diantaranya, kreativitas, imajinasi, mobilitas, mind body coordination dan kemampuan untuk mengubah kecepatan. Untuk melakukan dribble dibutuhkan gerak, kekuatan, serta koordinasi otot yang baik. Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau group otot menghasilkan tegangan dan tenaga selama usaha maksimal baik secara dinamis maupun statis
4 (Kisner, 2007). Kebanyakan teknik ini digunakan untuk melakukan penguasaan bola atau dalam keadaan tim yang sedang menyerang ke daerah lawan. Fisioterapi sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan bertanggung jawab terhadap gangguan gerak dan fungsi tubuh melalui upaya-upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Sesuai dengan Permenkes RI nomor 80 tahun 2013 bahwa Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan, dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutik dan mekanik) pelatihan fungsi dan komunikasi. Salah satu bentuk penanganan yang dilakukan oleh fisioterapi adalah dengan memberikan suatu latihan atau olahraga untuk meningkatkan agility yaitu dengan pemberian latihan pliometrik scissors jump dan latihan shuttle run. Pliometrik scissors jump adalah salah satu bentuk latihan dengan cara melompat dari satu kaki ke kaki lainnya dengan posis lunge. Berdiri dengan kaki kiri ke depan dan kaki kanan ke belakang, tekuk lutut kiri dan menumpukan lutut kanan ke arah lantai dalam posisi terjang (lunge), lengan lurus ke depan atau ke samping, dengan cepat melompat dan beralih kaki. Gerakan scissors jump bertujuan melatih otot hamstrings, quadriceps, gastrocnemius, dan gluteus yang berperan dalam gerakan melompat. Pliometrik scissors jump juga berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan dan kemampuan daya ledak otot tungkai dan otot lengan. Menurut James C. Radcliffe & Robert C. Farentinous yang dikutip dari Priagus (2011), pliometrik adalah suatu metode untuk mengembangkan daya ledak (explosive power), suatu komponen penting dari sebagian besar
5 prestasi atau kinerja olahraga. Dari sudut pandang latihan pliometrik relatif mudah diajarkan dan dipelajari, serta menempatkannya lebih sedikit tuntutan fisik tubuh daripada latihan kekuatan atau daya tahan. Pliometrik dapat menjadi bagian integral dari program keseluruhan dalam berbagai cabang olahraga. Shuttle run adalah suatu bentuk latihan untuk meningkatkan kelincahan (agility) seorang pemain futsal. Shuttle run adalah lari bolak balik secepatnya dari satu titik ke titik lainnya berusaha membalikkan tubuhnya dengan cepat, dengan jarak antara titik satu ke titik lainnya 10 meter (Daniel, 2011). Tujuan shuttle run adalah untuk melatih mengubah gerak tubuh arah lurus, dapat meningkatkan kemampuan mengubah arah dengan cepat dan dapat meningkatkan kelincahan (agility) tubuh. Dari uraian di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan pemberian latihan pliometrik scissors jump dengan latihan shuttle run terhadap peningkatan agility pemain futsal. B. Identifikasi Masalah Pada pemain futsal, agility memiliki peran yang cukup penting dalam memperoleh kemenangan di dalam suatu pertandingan. Hal ini dikarenakan dengan karakterisktik permainan futsal yang cepat, dimana tim yang memiliki kecepatan lebih baik, akan memiliki peluang mencetak gol lebih banyak, yang akhirnya akan memenangkan pertandingan. Di dalam futsal, agility dibutuhkan untuk mengubah arah gerakan dengan cepat ketika mencari ruang untuk menerima operan dan memasukkan bola ke gawang lawan pada saat menyerang, mengubah
6 arah gerakan dengan cepat ketika kembali ke posisi masing-masing untuk midfielder. Agility merupakan kombinasi kecepatan, kekuatan otot, kecepatan reaksi, keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi neuromuscular. Masalah yang timbul pada agility biasanya adalah penurunan agility yang dipengaruhi oleh gangguan dan kelemahan dari faktor kecepatan, kekuatan otot, kecepatan reaksi, keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi neuromuscular. Sebagai contoh, seorang pemain yang tergelincir dan jatuh di lapangan, namun masih mampu menguasai bola dan mengoperkan bola tersebut dengan tepat kepada temannya. Dan sebaliknya, seorang pemain yang memiliki agility yang rendah jika mengalami situasi yang sama tidak saja tidak mampu menguasai bola, namun kemungkinan justru terjatuh dan mengalami cidera akibat kehilangan keseimbangan. Beberapa latihan yang bisa diterapkan untuk meningkatkan agility yang berhubungan dengan faktor kecepatan, kekuatan otot, kecepatan reaksi, keseimbangan, fleksibilitas dan koordinasi neuromuscular adalah strengthening exercise, mobility exercise, shuttle run, lari zig zag, balance exercise, speed exercise dan scissors jump exercise. Sedangkan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah latihan shuttle run dan latihan pliometrik scissors jump. Latihan shuttle run melatih mengubah gerak tubuh arah lurus. Menyebabkan peningkatan koordinasi neuromuscular, serta terjadinya peningkatan stabilitas pada tungkai. Kekuatan juga berpengaruh terhadap fleksibilitas, begitu juga sebaliknya fleksibilitas juga berpengaruh terhadap
7 kekuatan. Sehingga dengan meningkatnya kekuatan dan fleksibilitas, maka akan mempengaruhi terjadinya peningkatan kecepatan, sehingga meningkatkan agility. Pliometrik scissors jump merupakan suatu latihan kekuatan otot yang mengarah pada hasil lompatan/melompat. Melompat bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik atau potensi jasmani seperti melatih kekuatan, daya tahan, kelincahan, kecepatan dan ketangkasan. Memahami secara lebih baik terhadap berbagai komponen yang mempengaruhi gerak melompat diperlukan suatu analisa biomekanika secara komprehensif. Analisa biomekanika gerak melompat di pengaruhi gerak mekanik dari group otot-otot yang menghubungkan dua sendi pada anggota gerak bawah yakni otot-otot quadriceps, hamstring, dan gastrocnemius yang bergerak secara simultan dan bersamaan dengan gerak isometrik dan isotonik (Lubis, 2009). C. Perumusan Masalah Dari identifikasi masalah tersebut maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah latihan pliometrik scissors jump dapat meningkatkan agility pemain futsal? 2. Apakah latihan shuttle run dapat meningkatkan agility pemain futsal? 3. Apakah ada perbedaan latihan pliometrik scissors jump dengan latihan shuttle run terhadap peningkatan agility pemain futsal?
8 D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan latihan pliometrik scissors jump dengan latihan shuttle run terhadap peningkatan agility pemain futsal. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui perbedaan latihan pliometrik scissors jump terhadap peningkatan agility pemain futsal. b. Untuk mengetahui perbedaan latihan shuttle run terhadap peningkatan agility pemain futsal. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Memberikan pengalaman dan menambah pengetahuan serta wawasan dalam mengembangkan diri dan menerapkan metode latihan pliometrik scissors jump dan latihan shuttle run terhadap peningkatan agility pemain futsal. Serta membuktikan dengan sebuah penelitian apakah ada perbedaan pemberian latihan pliometrik scissors jump pada latihan shuttle run terhadap peningkatan agility pemain futsal. 2. Bagi Institusi Pelayanan Fisioterapi Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mengaplikasikan latihan pliometrik scissors jump dan latihan shuttle run terhadap peningkatan agiliy pemain futsal.
9 3. Bagi Institusi Pendidikan a. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi bahan kajian untuk diteliti lebih luas sekaligus menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa yang membutuhkan pengetahuan lebih lanjut mengenai penanganan dan intervensi untuk peningkatan agility pemain futsal. b. Menjadi dasar penelitian dan pengembangan ilmu Fisioterapi terutama di bidang olahraga di masa yang akan datang. 4. Bagi Institusi Lain Dapat menjadi referensi tambahan mengenai perbedaan pemberian latihan pliometrik scissors jump dengan latihan shuttle run terhadap peningkatan agility pemain futsal.