BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah sesuai norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di masyarakat. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Untuk melaksanakan fungsi pendidikan dalam rangka mencapai tujuan maka diperlukan suatu program pendidikan yang disusun secara sistematis dan logis, serta sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik yaitu yang disebut Kurikulum. Trianto (2009: 7) mengatakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal (persekolahan). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menghendaki, bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori, dan fakta tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan atau pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi, dan sintesis. Oleh karena itu, guru harus bijaksana dalam menentukan
suatu model yang sesuai yang dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang baik agar proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) juga menghendaki guru harus memperhatikan delapan standar nasional pendidikan yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pendidikan. Kedelapan standar yang dimaksud meliputi (Arifin, 2009: 42-43): 1. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 2. Standar proses adalah standar nasional yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. 3. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 4. Standar pendidikan dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik dan mental, serta pendidikan dalam jabatan. 5. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. 6. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan kabupaten/kota, provinsi/nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. 7. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku satu tahun. 8. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran di ukur dengan indikator pembelajaran dengan melihat ketuntasan indikator hasil belajar yakni proporsi yang merupakan perbandingan jumlah peserta didik yang dapat mendapat mencapai indikator dengan jumlah keseluruhan peserta didik yang mengikuti tes dengan kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Sedangkan ketuntasan belajar merupakan proporsi perbandingan skor tes hasil belajar yang diperoleh setiap peserta didik dengan skor maksimum tes hasil belajar dengan proporsi mencapai P 0,75%. Pembelajaran juga dapat dikatakan baik jika terlihat respon yang baik dari peserta didik terhadap proses pembelajaran dikelas yang memenuhi kriteria 80-100%. Dengan demikian pembelajaran yang baik melibatkan kemampuan guru serta respon peserta didik untuk mencapai setiap ketuntasan indikator hasil belajar yang ditetapkan dan dapat menunjukkan ketuntasan hasil belajar setiap peserta didik. Guru merupakan faktor penentu yang sangat penting dalam dunia pendidikan karena guru memegang peranan penting dalam proses pembelajaran dimana proses pembelajaran ini merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Dalam melaksanakan perannya, yaitu sebagai pendidik, pengajar, pemimpin, dan harus mampu melayani peserta didik sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan peserta didik. Ada empat
macam kompetensi sebagai dasar kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yakni: (1) Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik; (2) Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia; (3) Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar; (4) Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Berdasarkan hasil observasi dan informasi dari guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 1 Kupang diperoleh gambaran kondisi nyata saat proses pembelajaran IPA berlangsung, antara lain: 1. Guru tidak pernah melakukan eksperimen pada saat proses pembelajaran berlangsung. 2. Sebagian kecil peserta didik kurang memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. 3. Partisipasi peserta didik masih rendah dalam kegiatan pembelajaran, misalnya memberikan pertanyaan atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 4. Selama proses kegiatan pembelajaran hanya didominasi oleh beberapa peserta didik tertentu. 5. Ketuntasan minimum yang dituntut dari sekolah setiap peserta didik untuk mata pelajaran IPA adalah 76. Jika peserta didik yang telah mencapai standar ketuntasan
minimum tersebut maka dikatakan tuntas belajar. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) peserta didik, diukur dengan Tes Hasil Belajar (THB). Untuk meningkatkan belajar peserta didik, guru perlu memilih model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Menurut Arends (Trianto, 2009: 41) Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Dalam menerapkan model pembelajaran langsung, guru harus mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada peserta didik, karena dalam pembelajaran guru sangat dominan. Materi pokok Usaha dan Energi merupakan salah satu materi pokok pada mata pelajaran IPA Fisika yang diajarkan pada kelas VIII semester ganjil tingkat SMP. Pada materi pokok Usaha dan Energi ini, berdasarkan kompetensi dasar yakni menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kompetensi dasar maka dengan menerapkan model pembelajaran Langsung peserta didik diharapkan mampu menentukan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan masalah di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul, Penerapan Model Pembelajaran Langsung Materi Pokok Usaha dan Energi Pada Peserta Didik Kelas VIII H Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2016/2017. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana Hasil Penerapan Model Pembelajaran Langsung Materi Pokok Usaha dan Energi pada Peserta Didik Kelas VIII H Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2016/2017? Secara spesifik rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi Pada Peserta Didik Kelas VIII H Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2016/2017? 2. Bagaimana ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) peserta didik dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi Pada Peserta Didik Kelas VIII H Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2016/2017? 3. Bagaimana hasil belajar peserta didik dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi Pada Peserta didik Kelas VIII H Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2016/2017? 4. Bagaimana respon peserta didik dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi Pada Peserta didik Kelas VIII H Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2016/2017? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Mendeskripsikan Hasil Penerapan Model Pembelajaran Langsung Materi Pokok Usaha dan Energi Pada Peserta Didik Kelas VIII H Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2016/2017.
Secara rinci tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi Pada Peserta Didik Kelas VIII H Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2016/2017. 2. Mendeskripsikan ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) peserta didik dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi Pada Peserta Didik Kelas VIII H Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2016/2017. 3. Mendeskripsikan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi Pada Peserta didik Kelas VIII H Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2016/2017. 4. Mendeskripsikan respon peserta didik dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi Pada Peserta didik Kelas VIII H Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2016/2017. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Peserta Didik a. Dapat meningkatkan peran aktif dalam proses pembelajaran. b. Dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik dalam proses pembelajaran. c. Dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. 2. Bagi Guru
a. Sebagai bahan informasi guru dalam memilih model pembelajaran yang lebih tepat sehinga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan aktivitas mental belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran fisika. b. Sebagai bahan refleksi bagi guru Fisika dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung. c. Membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran fisika. 3. Bagi Sekolah Memberikan masukan yang baik bagi sekolah dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kegiatan pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu sekolah. 4. Bagi peneliti a. Mendapat pengalaman penerapan Model Pembelajaran Langsung yang kelak sehingga dapat diterapkan saat terjun dilapangan. b. Sebagai bahan referensi bagi para peneliti selanjutnya. 5. Bagi LPTK UNWIRA Penelitian sangat bermanfaat dalam rangka perbaikan sistem pembelajaran. Terlebih Universitas ini memiliki tugas menghasilkan calon-calon guru profesional di masa depan dan dijadikan bahan masukan dalam mempersiapkan calon guru dan juga sebagai pengembangan keilmuan khususnya masalah pembelajaran.
E. Asumsi Penelitian Beberapa asumsi dalam penelitian ini adalah: 1. Dalam pembelajaran peserta didik sungguh-sungguh mengikuti kegiatan pembelajaran. 2. Peserta didik mengerjakan tes awal (pretest) dan tes akhir (postest) yang diberikan secara perorangan tanpa dibantu oleh pihak manapun, sehingga hasil yang diperoleh peserta didik benar-benar mencerminkan kemampuan masing-masing peserta didik. 3. Pengamat berlaku objektif dalam mengamati dan memberikan penilaian terhadap peneliti. F. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah: 1. Model yang digunakan adalah Model Pembelajaran Langsung. 2. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII H semester ganjil SMP Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2016/2017. 3. Kegiatan pembelajaran direncanakan tiga pertemuan. G. Penjelasan Judul Dalam penulisan ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan artinya, agar tidak terjadi kesalahan penafsiran bagi para pembaca. 1. Penerapan adalah penggunaan suatu model tertentu menurut aturan atau kaidah tertentu. 2. Model adalah suatu gambaran tentang suatu yang dapat memperjelas berbagai kaitan diantara unsur-unsur yang ada.
3. Pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan guru pada suatu lingkungan belajar agar peserta didik bisa saling bertukar informasi dan memperoleh ilmu pengetahuan sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan. 4. Model Pembelajaran Langsung adalah salah satu model mengajar yang dapat membantu peserta didik untuk mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang diajarkan selangkah demi selangkah. 5. Usaha adalah sesuatu yang dilakukan oleh gaya pada sebuah benda, yang menyebabkan benda tersebut bergerak atau berpindah. Sedangkan energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha 6. Peserta didik merupakan individu yang sedang mengalami perkembangan. Artinya peserta didik mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya, baik yang berkembang berdasarkan tahap kematangan usianya, maupun sebagai respon terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya.