BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Ruang Terbuka Publik Sebagai Tempat Berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB I PENDAHULUAN. bermukim pun beragam. Besarnya jumlah kota pesisir di Indonesia merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan Hakim (19 91) dimana ruang terbuka merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TELENG RIA DI PACITAN

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Marina Central Place di Jakarta Utara (Sebagai Lokasi Sentral Bisnis dan Wisata Berbasis Mixed Use Area)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

SEA SIDE MALL PADA KAWASAN WATERFRONT KOTA BENGKALIS-RIAU (Studi Kasus pada Pantai Andam Dewi Bengkalis) Penekanan Desain Arsitektur Morphosis

BAB I PENDAHULUAN. Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang. merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara

BAB I PENDAHULUAN. melimpah, mulai dari sektor migas, pertanian yang subur serta pariwisata. Hal ini

Pengertian Kota. Pengertian Kota (kamus)

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

Identitas, suatu objek harus dapat dibedakan dengan objek-objek lain sehingga dikenal sebagai sesuatu yang berbeda atau mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TA Latar Belakang PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA

Gambar 6.1 Alternatif Gambar 6.2 Batara Baruna. 128 Gambar 6.3 Alternatif Gambar 6.4 Alternatif Gambar 6.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air telah berabad-abad menjadi sumber kehidupan-memberi pengharapan

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CIREBON SHOPPING MALL PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

BAB 1 PENDAHULUAN. Palu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Hal II-01.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penduduk perkotaan, perubahan sosial ekonomi dan tuntutan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 I d e n t i f i k a s i P e r u b a h a n R u m a h T r a d i s i o n a l D e s a K u r a u, K e c. K o b a

REKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BSD INTERMODAL TRANSPORT FACILITY M. BARRY BUDI PRIMA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karena kawasan ini merupakan pusat segala bentuk aktivitas masyarakat. Pusat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan ilmu

APARTEMEN DI BEKASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR KAMPUNG WISATA KULINER TAMBAK LOROK SEMARANG BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

REDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE SEBAGAI PELABUHAN FERRY INTERNASIONAL DI BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Rumah Susun Sewa Di Kawasan Tanah Mas Semarang Penekanan Desain Green Architecture

BAB 2 KETENTUAN UMUM

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN

PENGEMBANGAN TEPIAN TELUK GILIMANUK SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 2

PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Budaya Lanskap budaya merupakan hasil interaksi antara manusia dan alam dari waktu ke waktu (Plachter dan

CITY HOTEL DENGAN FASILITAS MICE di SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota Jakarta adalah kota yang berkembang dan memiliki banyak sejarah

PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah merupakan program komprehensif dan terintegrasi dari semua kegiatan dengan mempertimbangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Piramida Hirarki Kebutuhan (Sumber : en.wikipedia.org)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Menurut sejarah yang diceritakan K.R.T. Darmodipuro, dahulu di tepi sungai

BAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA TEGAL MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI KOTA TUGAS AKHIR. Oleh : PRIMA AMALIA L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA)

PENATAAN KORIDOR JALAN KASONGAN DI BANTUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN MERAK PROPINSI BANTEN

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

TERMINAL BUS TIPE A KOTA SURAKARTA

PELABUHAN PERIKANAN PANTAI REMBANG

Penataan Bukit Gombel, Semarang dengan Bangunan multifungsi Penekanan pada Green Architecture

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kampus

BAB I PENDAHULUAN. The McGraw-Hill Companies, Inc. 4 Poerwadarminta, WJS Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

TERMINAL BUS KELAS A DI KUNINGAN Penekanan Desain Aco Tech Architecture

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN KABUPATEN KUPANG KABUPATEN KUPANG

IDENTIFIKASI CIRI-CIRI PERUMAHAN DI KAWASAN PESISIR KASUS KELURAHAN SAMBULI DAN TODONGGEU KECAMATAN ABELI KOTA KENDARI. Djumiko.

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

BAB II KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini kota-kota di Indonesia telah banyak mengalami. perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Pembangunan massa dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks, terdiri dari berbagai sarana dan prasarana yang tersedia, kota mewadahi berbagai macam aktivitas manusia di dalamnya sehingga terus mengalami perkembangan baik secara fisik maupun visual. Kota secara arsitektural perlu memperhatikan berbagai aspek, dan masing-masing aspek berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Kota adalah barisan pertemuan semua kepentingan manusia dalam sebuah kolase besar, sehingga kota dapat dikatakan sebagai sebuah organisme, yang merupakan pusat industri, perdagangan, pendidikan, pemerintahan, atau mencakup semua kegiatan tersebut (Mulyandari, 2011). Ilmu Arsitektur adalah suatu ilmu yang didalamnya menyangkut bentuk fisik ruang buatan sebagai tempat bagi manusia dengan segala kompleksitas kehidupannya, baik individu maupun komunal. Cakupan ilmu Arsitektur meliputi berbagai ruang dalam skala mikro, messo hingga makro. Berdasarkan skala atau cakupan area, arsitektur dengan skala mikro merupakan bidang ilmu arsitektur yang mencakup suatu ruang yang ada dalam suatu bangunan dengan berbagai elemen di dalamnya. Skala messo terdiri dari beberapa bangunan ataupun merupakan kawasan. Skala makro merupakan bidang ilmu arsitektur yang lebih luas dari sekedar kawasan, dalam hal ini arsitektur dengan skala makro mencakup suatu ruang besar yang disebut kota. Selanjutnya, Arsitektur Kota merupakan perluasan cakupan dari konteks mikro ke konteks messo (kawasan). Ilmu

Arsitektur dan perkotaan, keduanya tidak dapat terlepas dari setting ekonominya, seperti kaitan lokasi atau tempat, kegiatan dan infrastruktur. Ketiga aspek tersebut saling terkait satu dengan lainnya. Aldo Rossi dalam bukunya, The Architecture of the City (1966) melihat kota sebagai Artefak, dan arsitektur berkembang dari masa lalu dan tradisi kota serta kebudayaan manusia. Keberlanjutan sebuah kota dapat dicapai melalui arsitektur kota yang merupakan bagian-bagian dari sebuah kota, dan melewati fase-fase yang kemudian menentukan pertumbuhan dan perkembangan kota, karena pada dasarnya sebuah kota tidak terbentuk dengan sendirinya akan tetapi senantiasa berkembang dan menunjukkan ekspresi keruangan kota berdasarkan kebudayaan masyarakatnya. Berdasarkan pemaparan singkat di atas, dapat dikatakan bahwa arsitektur kota adalah bentuk karya manusia yang terbentuk berdasarkan kebutuhan masyarakat dan terdiri dari kelompok bangunan dengan berbagai fungsi serta memiliki pola tertentu terhadap bentuk ruangnya dan terletak pada satu area yang jelas. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki beragam kota dengan berbagai kategori berdasarkan jumlah penduduknya antara lain kota metropolitan, kota besar, kota sedang dan kota kecil. Masing-masing kota berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Faktor ekonomi seringkali menjadi ukuran perkembangan kota karena secara tidak langsung akan mempengaruhi aspek lainnya. Semakin berkembang perekonomian suatu kota, kebutuhan masyarakat semakin bertambah sehingga pertumbuhan kota akan terjadi baik secara terencana maupun tidak terencana.

Kota Kendari adalah ibukota Provinsi Sulawesi tenggara dengan wilayah berupa daratan yang mengelilingi teluk Kendari dan terdapat satu pulau pada wilayah kota Kendari yang dikenal dengan Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan kota Kendari 295,89 Km 2 atau 0,70 % dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara. Teluk Kendari memisahkan kota kedalam dua konsentrasi pemukiman masyarakatnya, namun saat ini telah tersedia jalan yang menyusuri teluk dan menghubungkan dua wilayah ini, serta tersedia moda transportasi laut untuk memudahkan masyarakat. Di sisi timur muara sungai Kendari dan di sebelah tanjung kecil dibagian Barat. Kawasan pembangunan istana raja (Lakino Konawe) disamping logde (loji) dan fasilitas lainnya seakan menjadi simbol tumbuhnya kota kolonial yang dinamakan Kendari, dan pada masa lalu Kendari dibangun ke arah kota pelabuhan dan perdagangan atau kota niaga yang terpenting di pantai timur Sulawesi. Kondisi geografis kota Kendari sebagai kota teluk menghadirkan karakter yang cukup unik dengan tipologi teluk Kendari sebagai pusat kota Kendari. Pada awal terbentuknya wilayah kota Kendari, masyarakat terkonsentrasi pada suatu kawasan yang saat ini dikenal dengan nama kota lama dan merupakan cikal bakal kota Kendari. Kota lama terletak di tepi pantai pada sisi bagian utara Teluk Kendari. Kemudian, setelah terbentuknya propinsi Sulawesi Tenggara dengan kota Kendari sebagai ibukota, arah perkembangan kota mulai menyebar ke arah barat dan terkonsentrasi pada area daratan yang saat ini merupakan pusat kota Kendari.

Gambar 1. 1. Kawasan Kota Lama Kendari (Sumber: Observasi, 2012) Secara Administratif, kawasan kota lama terletak di kelurahan Kandai kecamatan Kendari. Pada awalnya, kawasan ini dibangun sebagai daerah transit oleh seorang pedagang berkebangsaan Belanda, Vosmaer. Pembangunan dimulai dengan didirikannya pelabuhan baru dan sarana pendukung berupa perumahan, perkantoran, saran ibadah serta fasilitas penunjang lainnya. Pada perkembangannya, kawasan ini menjadi semakin ramai dikunjungi oleh para pedagang yang berasal dari negeri Cina yang kemudian membangun tempat tinggal dan berdagang di wilayah kota lama. Kawasan Kota lama Kendari terdiri dari daratan yang berbatasan langsung dengan teluk Kendari. Wilayah pantai teluk Kendari memiliki ketinggian rata-rata 50 m di atas permukaan laut, ± 200 m dari pantai sisi utara teluk terdapat

perbukitan dengan ketinggian mencapai 100 m di atas permukaan laut. Suatu kondisi lahan dengan topografi tertentu dapat menciptakan ruang yang terasa berbeda-beda, dengan kata lain ruang yeng terbentuk tentu berbeda pada ruang dengan ketinggian yang berbeda pula. Ruang-ruang ini terbentuk berdasarkan batas-batas fisik, baik berdasarkan komponen fisik alami, berupa pepohonan dan topografi lahan maupun komponen fisik buatan, berupa bangunan dan berbagai elemen pengisi seperti tiang-tiang, pagar, tugu dan papan-papan penanda yang dapat menggambarkan konfigurasi ruang yang terbentuk oleh elemen-elemen geometris, sehingga dapat pula disebut ruang geometris. Berbagai fungsi berdasarkan segala aktivitas masyarakat yang terjadi di kawasan teluk Kendari, antara lain fungsi pemukiman, pariwisata, militer, serta perdagangan dan jasa. Fungsi-fungsi kawasan berdasarkan aktivitas masyarakat kemudian dapat membentuk suatu pola ruang yang tidak memiliki batasan secara fisik. Ruang yang terbentuk berdasarkan dominasi kegiatan tersebut kemudian disebut ruang fungsional. Ruang-ruang fungsional ini bisa juga disebut land use atau tata guna lahan. Kota terbentuk dari ruang-ruang yang membangunnya. Secara garis besar, ruang-ruang tersebut merupakan ruang yang terbentuk oleh pelingkup fisik dan ruang yang terbentuk oleh pelingkup non fisik berupa dominasi pemanfaatan suatu ruang fisik. Ruang yang terbentuk oleh pelingkup fisik kemudian disebut ruang geometris, dan ruang yang terbentuk oleh pelingkup non fisik disebut ruang fungsional. Dalam hal ini ruang geometris dan ruang fungsional merupakan ruang-ruang yang dapat menjelaskan tentang arsitektur kota. Dalam suatu area

kota, ruang geometris dan ruang fungsional tidak dapat dipisahkan, dan pada suatu situasi tertentu memungkinkan ruang-ruang tersebut terjadi di satu area yang sama. 1.2. Rumusan masalah Berdasarkan substansi yang telah dipaparkan di atas penelitian ini membahas mengenai arsitektur kota lama Kendari yang ada saat ini sehingga dapat diperoleh gambaran tentang bentuk dan ruang arsitektur kota beserta komponen pembentuknya, dengan demikian diperoleh pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Seperti apakah ruang geometris dan ruang fungsional yang telah membentuk arsitektur kota lama Kendari? 2. Bagaimanakah hubungan antara ruang geometris dan ruang fungsional yang telah membentuk arsitektur kota lama Kendari? 1.3. Tujuan an Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan secara grafis dan deskriptif mengenai ruang-ruang kota yang membangun arsitektur kota lama Kendari. 1.4. Manfaat an an ini diharapkan akan memberikan manfaat praktis (manfaat yang didapatkan oleh masyarakat umum dan peneliti) dan manfaat akademik, yaitu: 1) Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu dapat menambah wawasan bagi peneliti dan pembaca tentang Arsitektur Kota Lama Kendari.

2) Manfaat bagi bidang akademik, khusunya arsitektur yaitu dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang ruang-ruang dalam Arsitektur Kota sehingga dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya, baik yang berhubungan dengan Arsitektur Kota maupun penelitian lebih lanjut yang akan dilakukan di kawasan Kota Lama Kendari. 1.5. Keaslian an an ini memiliki fokus pada bentuk dan ruang-ruang berupa ruang geometris dan ruang fungsional serta hubungan antara keduanya yang kemudian membangun arsitektur kota lama Kendari. Berikut merupakan ringkasan beberapa penelitian yang memberikan gambaran perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Tabel 1.1. Keaslian an No Aspek Keterangan 1 Nama Eko Alvares Judul dan Eksplorasi Karakter Arsitektur Kota di Kawasan Pusat Tahun Kota sebagai salah satu acuan penataan dan Publikasi pengembangan Studi Kasus Kota Padang; Tesis Deskripsi Domain Arsitektur Kota Permasalahan - Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan meletarbelakangi pembentukan karakter arsitektur kota di kawasan pusat kota padang. - Elemen-elemen perancangan kota apa saja yang membentuk karakter arsitektur kota di kawasan pusat kota Padang saat ini. - Bagaimana memanfaatkan karakter arsitektur kota sebagai salah satu acuan penataan dan pengembangan kawasan pusat kota padang di masa yang akan datang.

No Aspek Keterangan Tujuan - Mendeskripsikan faktor-faktor yang melatar belakangi pembentukan karakter arsitektur kota di kawasan pusat kota Padang. - Mengeksplorasi dan mengidentifikasi karakter arsitektur kota di kawasan pusat kota padang berdasarkan elemenelemen perancangan kota yang membentuknya. Metode Eksplorasi dengan studi literatur dan pengamatan di lapangan. Karakter arsitektur kota di daerah utara - kawasan pusat kota dipengaruhi oleh simbol-simbol ekonomi dan tatanan fisik arsitektur modern. Secara keseluruhan karakter arsitektur kota di kawasan pusat kota Padang sangat dipengaruhi surut dominasi kekuatan-kekuatan seperti politik, sosial-ekonomi dan teknologi. 2 Nama Fauzan Ali Ikhsan Judul dan Elemen dan Struktur Lingkungan Fisik Kota Surakarta: Tahun Kajian Peta Mental Warga Kota (2002); Tesis Publikasi Deskripsi Domain Arsitektur Kota Permasalahan - Elemen-Elemen lingkungan fisik kota yang mana,yang membentuk struktur kota Surakarta berdasarkan identifikasi peta mental warga kota - Bagaimanakah struktur kota yang dibentuk oleh elemen-elemen lingkungan fisik kota tersebut Tujuan Mengidentifikasi elemen-elemen fisik kota Surakarta dan struktur lingkungan fisik kota yang dibentuk oleh elemenelemen tersebut dengan menggunakan instrumen peta mental warga Kota Surakarta.

No Aspek Keterangan Metode Metode Peta Mental Gambaran peta mental pengamat - terhadap elemen lingkungan kota yang dikaji berdasarkan pendekatan arsitektur perilaku. 3 Nama Edi Purwanto Judul dan Citra Pusat Kota Yogyakarta menurut Kognisi pengamat Tahun menggunakan kemampuan Peta Mental (1996); Tesis Publikasi Deskripsi Domain Arsitektur Kota Permasalahan - Elemen-elemen apa sajakah yang menjadi identitas di pusat kota Yogyakarta - Bagaimana keberadaan elemen-elemen tersebut dalam suatu struktur kota sehingga memberikan kemudahan kepada pengamat untuk dapat memahami dan mengenali lingkungan tersebut - Makna citra kota yang bagaimanakah yang terbentuk oleh pengamat dengan kemampuan peta mentalnya berdasarkan pertanyaan sebelumnya Tujuan Memperkaya teori tentang elemenelemen pembentuk citra kota. Metode Metode Peta Mental Elemen-elemen yang dapat dipahami, - dikenali dan memberikan kesan bagi pengamat adalah elemen-elemen yang memberikan gambaran identitas sebagai landmark kawasan.

No Aspek Keterangan 4 Nama Nurjannah, Irma. Judul dan Karakteristik Arsitektur Permukiman Bugis di kelurahan Tahun Mata dan Punggaloba Kendari (2003); Tesis Publikasi Deskripsi Domain Karakteristik dan Pemukiman Permasalahan - Perubahan pemanfaatan ruang akibat perkembangan Kota Kendari dalam kurun waktu 1980 2004 - Pengaruh perkembangan yang membawa dampak spasial terhadap pola fisik ruang Kota Kendari Tujuan Menemukan dan mendeskripsikan karakteristik arsitektur permukiman Bugis yang ada di Kecamatan Kendari dan Faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya karakteristik Arsitektur permukiman Bugis tersebut. Metode Rasionalistik- Kualitatif Peruangan Desa mengacu pada konsep kosmologis, Pola permukimannya membentuk pola linear dan mengelompok, Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu faktor fisik dan non-fisik yang meliputi sosio-kultural, ekonomi, dan lingkungan alamnya. 5 Nama Irma Nurjannah Judul dan Identifikasi elemen-elemen lingkungan sebagai upaya Tahun Revitalisasi kawasan pantai dan Pelabuhan Kota Lama Publikasi Kendari (2007); Jurnal NALARs Vol. 6 Nomor 1 hal 1-16 Deskripsi Domain Revitalisasi Kawasan Permasalahan - Elemen-elemen lingkungan apa saja yang layak divitalkan kembali pada kawasan Pelabuhan Kota Lama Kendari

- Bagaimana keberadaan elemen tersebut dapat mengangkat citra kawasan pantai khususnya kawasan pelabuhan. Tujuan - Mengetahui elemen-elemen lingkungan yang layak divitalkan guna mengangkat citra kawasan pantai khususnya Pelabuhan Kota Lama Kendari Metode Memberikan penilaian terhadap elemenelemen fisik kemudian diurutkan berdasarkan skala prioritas dalam daftar elemen primer dan sekunder yang layak untuk direvitalisasikan. Pelabuhan Terletak pada urutan - pertama sebagai elemen yang perlu dikembangkan dalam penempatannya sebagai elemen primer, kemudian diikuti oleh elemen lain. 6 Nama Asrun Safiuddin Judul dan Revitalisasi Kawasan Tepi Air Studi Kasus Kota Lama Tahun Kendari (2012); Tesis Publikasi Deskripsi Domain Revitalisasi Kawasan Permasalahan - Bagaimana kondisi Waterfront Kota Lama dan faktor-faktor apa yang menentukan revitalisasi kawasan tersebut Tujuan - Mengetahui kondisi waterfront kawasan Teluk Kendari - Faktor-faktor apa yang menentukan revitalitalisasi kawasan Metode Deskriptif Kualitatif Kondisi Fisik elemen pembentuk - kawasan kota lama tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kawasan.