1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeliharaan gigi anak merupakan salah satu komponen penting dalam mencegah timbulnya permasalahan lebih lanjut pada rongga mulut. Pencegahan yang dilakukan sejak dini dapat mempertahankan kesehatan gigi dan menjaga kesehatan struktur rongga mulut. Ilmu Kedokteran Gigi Anak mencakup diagnosis dan perawatan berbagai penyakit mulut serta kondisi yang ditemukan pada rongga mulut anak dan remaja termasuk karies, penyakit periodontal, gangguan mineralisasi, gangguan perkembangan dan erupsi gigi, serta trauma baik pada anak-anak yang sehat maupun anak-anak dengan kebutuhan khusus. 1 Meskipun perawatan gigi anak telah banyak mengalami perubahan dari yang pada awalnya berorientasi pada pencabutan gigi, saat ini telah menuju kearah pencegahan kerusakan pada rongga mulut dengan menekankan pada diagnosis dan pemeliharaan. 2 Tingkat kebutuhan pencabutan gigi pada anak masih menjadi hal penting mengingat banyaknya kasus penyakit gigi anak yang merupakan indikasi untuk pencabutan, seperti trauma, karies yang parah, kegagalan perawatan endodonti, gigi persistensi, dan sebagainya. 3 Namun, masih banyak diantara masyarakat menganggap pencabutan sebagai suatu hal yang menakutkan. Pada dasarnya kasus yang merupakan indikasi untuk dilakukan pencabutan harus segera mendapat penanganan. Hal ini karena gigi yang telah mengalami infeksi dan tidak segera dirawat dapat menimbulkan dampak yang cukup serius. Tidak hanya timbulnya perluasan infeksi pada rongga mulut, tetapi juga berdampak pada kehidupan pasien. Infeksi yang terus berlanjut pada akhirnya dapat mengganggu aktifitas pasien sehari-hari, seperti makan serta beraktifitas sehingga dapat menurunan kualitas hidup pasien. 4
gigi. 9 Penelitain Ashiwaju, dkk di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Lagos di 2 Menurut RISKESDAS tahun 2007 dari 21,6% anak usia 5-9 tahun yang memiliki masalah gigi dan mulut hanya 30,9% yang menerima perawatan dan pada anak usia 10-14 tahun sebanyak 20,6% memiliki masalah gigi dan mulut, 26,6% saja yang menerima perawatan. Pada total semua populasi di Indonesia, nilai Required Treatment Index (RTI) yaitu besarnya kerusakan yang belum ditangani dan membutuhkan perawatan atau pencabutan sebesar 25,2% sedangkan untuk wilayah Sumatera Utara berada pada urutan kelima untuk wilayah Sumatera yaitu sebesar 25,8%. 5 Pada RISKESDAS 2013 sebanyak 28,9% anak berusia 5-9 tahun mengalami masalah gigi dan mulut dan pada usia 10-14 tahun sebesar 25,2%. Dari data tersebut Effective Medical Demand (EMD) yaitu keterjangkauan mendapatkan pelayanan medis sebesar 10,1 % untuk usia 5-9 tahun dan 7,1% untuk usia 10-14 tahun. Nilai EMD untuk wilayah Sumatera Utara sendiri sebesar 4,9% sangat jauh jika dibandingan dengan nilai EMD pada keseluruhan populasi di Indonesia yaitu sebesar 8,1%. 6 Penelitian yang dilakukan oleh Andre ia, dkk di Dental Clinics at State University of Sa o Paulo (UNESP) dari rekam medis pasien tahun 1999-2002 didapati 439 dari 800 rekam medis pasien merupakan indikasi untuk dilakukan pencabutan. 7 Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Tin Oo, dkk di Malaysia menemukan sebanyak 24,7% gigi yang mengalami karies membutuhkan pencabutan. 8 Penelitian Ticoalu, dkk juga mendapati sebanyak 6,2% membutuhkan pencabutan Nigeria didapati 58,8% pasien yang berusia 3 hingga 15 tahun dilakukan pencabutan gigi. 10 Penelitian yang dilakukan oleh Dominkus, dkk terhadap rekam medik pasien yang berusia 6-12 tahun di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sam Ratulangi pada tahun 2011 didapati sebanyak 43,2 % perawatan pencabutan gigi. 11 Data di atas menunjukkan bahwa pencabutan masih menjadi salah satu pilihan perawatan yang umum dilakukan dalam perawatan gigi anak.
3 Salah satu RSGMP yang ada di Indonesia adalah RSGMP Fakultas Kedokteran Gigi USU, yang didalamnya terdapat beberapa departemen meliputi Bedah Mulut, Konservasi, Ortodonsi, Prostodonsi, Periodonsi, Pedodonsi (Kedokteran Gigi Anak), Penyakit Mulut, dan Kesehatan Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat (KGP/ KGM). Ilmu Kedokteran Gigi Anak (IKGA) merupakan cabang dari ilmu kedokteran gigi yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan kesehatan gigi anak. Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak (IKGA) sendiri telah berdiri sejak tahun 1977 menjadi tempat bagi mahasiswa yang sedang menjalani Program Pendidikan Profesi didalam melakukan perawatan gigi anak pada RSGMP FKG USU. Departemen IKGA menangani berbagai macam jenis perawatan pada anak, diantaranya restorasi, endodonti, ortodonti, dan juga pencabutan. Kebutuhan akan perawatan pencabutan gigi yang cukup besar harus diikuti dengan tingkat pelayanan yang baik pula. Peningkatan terhadap kualitas pelayanan perawatan gigi anak khususnya perawatan pencabutan harus terus menjadi perhatian. Sama halnya dengan berbagai rumah sakit lain, tentunya Departemen IKGA terus berusaha untuk meningkatkan kualitas perawatan gigi anak. Namun, hingga saat ini belum ada data pengamatan mengenai jumlah kebutuhan perawatan kesehatan gigi anak, khususnya kebutuhan akan pencabutan gigi anak. Di sisi lain data tersebut dapat menjadi acuan dalam menciptakan strategi demi meningkatkan kualitas perawatan baik dari segi tenaga kerja maupun fasilitas. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai kebutuhan perawatan pencabutan gigi di Klinik IKGA RSGMP FKG USU tahun 2010-2015. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Rumusan Masalah Umum 1. Berapakah jumlah pencabutan yang telah dilakukan gigi desidui dan permanen pada pasien di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015? 2. Bagaimana perbandingan kebutuhan pencabutan dengan pencabutan yang dilakukan pada gigi desidui dan permanen di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015?
4 3. Apakah terdapat hubungan antara usia dan jenis kelamin dengan indikasi pencabutan gigi pada pasien di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015? 1.2.2 Rumusan Masalah Khusus 1. Berapa jumlah kebutuhan pencabutan gigi desidui di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015? 2. Berapa jumlah kebutuhan pencabutan gigi permanen di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015? 3. Berapa jumlah pencabutan gigi desidui di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015? 4. Berapa jumlah pencabutan gigi permanen di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015? 5. Bagaimana distribusi pencabutan gigi desidui yang telah dilakukan berdasarkan indikasi pencabutan gigi di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015? 6. Bagaimana distribusi pencabutan gigi permanen yang telah dilakukan berdasarkan indikasi pencabutan gigi di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015? 7. Bagaimana distribusi pencabutan gigi desidui yang telah dilakukan berdasarkan usia di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015? 8. Bagaimana distribusi pencabutan gigi permanen yang telah dilakukan berdasarkan usia di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015? 9. Bagaimana distribusi pencabutan gigi desidui yang telah dilakukan berdasarkan jenis kelamin di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015? 10. Bagaimana distribusi pencabutan gigi permanen yang telah dilakukan berdasarkan jenis kelamin di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015? 11. Apakah terdapat hubungan antara usia dengan indikasi pencabutan gigi di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015? 12. Apakah terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan indikasi pencabutan gigi di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015? 13. Bagaimana korelasi antara usia dengan indikasi pencabutan gigi di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015?
5 14. Bagaimana analisis pencabutan gigi berdasarkan Tooth Extraction Index (TEI) di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum: 1. Mengetahui jumlah pencabutan gigi desidui dan permanen pada pasien di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015. 2. Mengetahui perbandingan kebutuhan pencabutan dengan pencabutan yang dilakukan pada gigi desidui dan permanen di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015. 3. Mengetahui hubungan antara usia dan jenis kelamin dengan indikasi pencabutan gigi pada pasien di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015. 1.3.2 Tujuan khusus: 1. Mengetahui jumlah kebutuhan pencabutan gigi desidui di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015. 2. Mengetahui jumlah kebutuhan pencabutan gigi permanen di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015. 3. Mengetahui jumlah pencabutan gigi desidui di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015. 4. Mengetahui jumlah pencabutan gigi permanen di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015. 5. Mengetahui distribusi pencabutan gigi desidui yang telah dilakukan berdasarkan indikasi pencabutan gigi di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015. 6. Mengetahui distribusi pencabutan gigi permanen yang telah dilakukan berdasarkan indikasi pencabutan gigi di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015. 7. Mengetahui distribusi pencabutan gigi desidui yang telah dilakukan berdasarkan usia di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015. 8. Mengetahui distribusi pencabutan gigi permanen yang telah dilakukan berdasarkan usia di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015.
6 9. Mengetahui distribusi pencabutan gigi desidui yang telah dilakukan berdasarkan jenis kelamin di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015. 10. Mengetahui distribusi pencabutan gigi permanen yang telah dilakukan berdasarkan jenis kelamin di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015. 11. Mengetahui hubungan antara usia dengan indikasi pencabutan gigi di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015. 12. Mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan indikasi pencabutan gigi di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015. 13. Mengetahui korelasi antara usia dengan indikasi pencabutan gigi di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015 14. Mengetahui analisis pencabutan gigi berdasarkan Tooth Extraction Index (TEI) di Klinik IKGA RSGMP USU tahun 2010-2015 1.4 Hipotesis Penelitian 1. Terdapat hubungan antara usia dengan indikasi pencabutan gigi. 2. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan indikasi pencabutan gigi. 3. Terdapat korelasi antara usia dan indikasi pencabutan gigi. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Peneliti 1. Sebagai pengalaman baru dalam meneliti, menulis laporan, dan mempresentasikan hasil penelitian. 2. Sebagai data bagi penelitian berikutnya. 1.5.2 Departemen Kedokteran Gigi Anak FKG USU Sebagai data yang dapat membantu dalam menyusun program kerja departemen selanjutnya.