BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sutrisno (2003: 266) Rasio profitabilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

Analisa Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terlebih dahulu apa itu kinerja. Istilah kinerja kerap dihubungkan dengan kondisi

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini: 1. Setyorini, Maria M Minarsih, Andi Tri Haryono (2016).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Pengelolaan fungsi keuangan ini terkait pengelolaan modal. Modal kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah suatu kegiatan menanamkan modal satu atau lebih aktiva yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT JAPFA COMFEED INDONESIA, Tbk.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Pustaka 2.1.1. Nilai Perusahaan Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2002 : 7), Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual, semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar pula kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tinggilnya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham tinggi pula nilai perusahaan. Menurut Kondongo dkk. (2014), keinginan para pemilik perusahaan adalah nilai perusahaan yang tinggi, karena dengan nilai yang tinggi maka kemakmuran pemegang saham juga akan tinggi. Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai perusahaan menurut Weston dan Copeland (2008: 244) yaitu: 1. Price Earning Ratio Rasio ini menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. 2. Price to Book Value Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi PBV artinya pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. 3. Rasio Tobin s Q Rasio Tobin s Q merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. 7

Pada penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur nilai perusahaan adalah Price to Book Value (PBV). Rasio ini merupakan rasio antara harga saham terhadap nilai bukunya. Perusahaan yang berjalan dengan baik umumnya mempunyai rasio PBV di atas satu yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya (Sari, 2013). PBV memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut (Kusumajaya, 2011): a. Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relatif stabil yang dapat diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan price book value sebagai perbandingan. b. Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan perusahaan yang sama sebagai petunjuk adanya under atau overvaluation. c. Perusahaan perusahaan dengan earning negatif, yang tidak bisa dinilai dengan menggunakan price earning ratio (PER) dapat dievaluasi dengan Price to Book Value (PBV). 2.1.2. Struktur Modal Struktur modal diperlukan untuk meningkatkan nilai perusahaan karena penetapan struktur modal dalam kebijakan pendanaan perusahaan menentukan profitabilitas perusahaan. Pemilik struktur modal yang baik pada perusahaan adalah hal yang penting. Menurut Sartono (2010: 225), Struktur modal adalah perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Brigham dan Houston (2011:171) menyatakan struktur modal yang optimal suatu perusahaan adalah struktur yang akan memaksimalkan harga saham perusahaan. 8

Menurut Sutrisno (2000:307-308) struktur modal dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, antara lain: 1. Persesuaian atau Suitability merupakan persesuaian antara cara pemenuhan dana dengan jangka waktu kebutuhannya. Bila yang dibutuhkan perusahaanperusahaan berjangka pendek bila dibelanjai dengan utang, obligasi atau dengan mengeluarkan modal sendiri kurang sesuai. Sebaliknya cara pemenuhan dana disesuaikan dengan jangka waktu kebutuhannya, artinya bila kebutuhan dana berjangka pendek maka sebaiknya dipenuhi sumber dana jangka pendek dan bila kebutuhan dana jangka panjang sebaiknya dipenuhi sumber dana jangka panjang. 2. Pengawasan atau Control Pengendalian atau pengawasan perusahaan ada di tangan para pemegang saham. Manajemen perusahaan mengemban tugas untuk menjalankan hasil keputusan pemegang saham. Biasanya sebuah perusahaan dimiliki oleh beberapa pemegang saham sehingga bila diperlukan tambahan dana perlu dipertimbangkan apakah tugas pengawasan dari pemilik lama tidak akan terkurangi. Oleh sebab itu dengan pertimbangan tersebut, biasanya pemilik lama lebih menginginkan mengeluarkan obligasi dibanding dengan menambah saham. 3. Laba/Earning per Share Memilih sumber dana apakah dari saham atau utang, secara finansial harusnya bisa menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham lebih besar. 4. Tingkat Risiko/Riskness Utang merupakan sumber dana yang mempunyai risiko tinggi sebab bunganya tetap harus dibayarkan baik pada saat perusahaan mendapatkan laba maupun dalam kondisi merugi. Oleh karena itu semakin besar penggunaan dana dari utang mengindikasikan perusahaan mempunyai tingkat risiko yang lebih besar. 2.1.2.1. Sumber Pendanaan Berikut ini merupakan sumber utama dari dana yang dapat dipakai melaksanakan kegiatan perusahaan: a. Dari dalam perusahaan (sumber dana internal) 9

Dana yang berasal dari dalam perusahaan adalah dana atau funds yang berbentuk atau dihasilkan di dalam perusahaan. Dana yang berasal dari dalam perusahaan terdiri dari berbagai jenis antara lain: - Keuntungan yang ditahan - Penyusutan - Saham pemilik - Dan lain-lain b. Dari luar perusahaan (sumber dana eksternal) Dana yang berasal dari luar perusahaan terdiri dari 2 golongan, yaitu: - Sumber dana jangka pendek Sumber dana jangka pendek ini diperoleh antara lain dari kredit dagang, kredit bank, surat-surat berharga, dan lainlain. - Sumber dana jangka panjang Sumber dana jangka panjang dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain : Pinjaman Obligasi Pinjaman obligasi adalah pinjaman jangka waktu yang panjang. Jadi, debitor mengeluarkan surat pengakuan hutang yang mempunyai nilai nominal tertentu. Pinjaman hipotek Pinjaman hipotek adalah pinjaman jangka panjang. Disini, kreditor dibeli hak hipotek terhadap suatu barang tidak bergerak dan apabila debitor tidak memenuhi kewajibannya makan barang tersebut 10

dapat dijual dan hasil penjualan tersebut digunakan untuk menutup tagihannya. 2.1.2.2. Teori Struktur Modal Ada dua teori yang menjelaskan pilihan atas struktur modal (Budiarso, 2013) yaitu: 1. Trade Off Theory Trade Off Theory menyatakan bahwa dalam mencari hubungan antara struktur modal dan nilai perusahaan terdapat suatu tingkat leverage (debt ratio) yang optimal. Oleh karena itu perusahaan akan selalu berusaha menyesuaikan tingkat leverage ke arah yang optimal. Jadi, tingkat leverage perusahaan bergerak terus dari waktu ke waktu ke arah suatu target yang ingin dicapai. 2. Pecking Order Theory Teori ini menyatakan bahwa keputusan keuangan mengikuti suatu hierarki dimana sumber pendanaan dari dalam perusahaan lebih didahulukan daripada sumber pendanaan dari luar perusahaan. Dalam hal ini perusahaan menggunakan pendanaan dari luar, pinjaman lebih diutamakan daripada pendanaan dengan tambahan modal dari pemegang saham baru. 3. Signaling Theory Ross (1977) mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan signal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut ke investor. Manajer bisa menggunakan hutang lebih banyak, sebagai signal yang lebih credible. Karena perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan di masa mendatang. Investor diharapkan akan menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik. Dengan demikian hutang merupakan tanda atau signal positif. 11

2.1.3. Kinerja Keuangan Kinerja menurut Mangkunegara (2005:67) Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan kinerja keuangan menurut Munawir (1998) adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan penilaian analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan atau kinerja perusahaan. Rasio keuangan dirancang untuk mengevaluasi laporan keuangan, yang isinya adalah data mengenai posisi perusahaan pada suatu titik dan operasi perusahaan pada masa lalu. Nilai nyata laporan keuangan terletak pada fakta bahwa laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu memperkirakan pendapatan dan dividen masa yang akan datang (Muliani dkk., 2014). Rasio keuangan yang merupakan bentuk informasi akuntansi yang penting bagi perusahaan selama suatu periode tertentu. Berdasarkan rasio tersebut, dapat dilihat keuangan yang dapat mengungkapkan posisi, kondisi keuangan, maupun kinerja ekonomis di masa depan atau dengan kata lain informasi akuntansi. 12

Pengukuran kinerja keuangan berdasarkan analisis rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis, yaitu: (Lasari, 2012) 1. Rasio Likuiditas Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari : Current ratio, Quick ratio, dan Net Working Capital. 2. Rasio Solvabilitas Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas terdiri dari : Debt ratio, Debt to Equity ratio, Long term debt to Equity ratio, Long term debt to Capitalization ratio, Times Interest Earned, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow to net Income, dan Cash Return on Sales. 3. Rasio Aktivitas Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahan dalam memanfaatkan harta yang dimilikinya. Rasio aktivitas terdiri dari : Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Acoount Receivable Turnver, Inventory Turnover, Average Collection Period, dan Day s Sales in Inventory. 4. Rasio Profitabilitas Rasio ini menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas terdiri dari: Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity dan Operating Ratio. 5. Rasio Pasar Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahan dan diungkapkan dalam basis per saham. Rasio pasar terdiri dari : Devidend Yield, Devidend per share, Devidend payout ratio, Price Earning ratio, Earning Per Share, Book Value per share, dan Price to Book Value. Dari kelima rasio diatas, ROE (Return on Equity) merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Hal ini berdampak terhadap peningkatan nilai perusahaan. Return on equity (ROE) adalah salah satu 13

bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan. Menutut Lasari (2012), Return on Equity (ROE) diperoleh dengan cara membandingkan laba bersih setelah panjak terhadap total modal sendiri. Dari rumus tersebut maka dapat dikatakan bahwa faktor yang menentukan tingkat ROE adalah jumlah laba bersih setelah pajak dan jumlah total modal sendiri. Jika jumlah laba bersih yang didapat perusahaan tinggi sementara jumlah total modal sendiri perusahaan rendah maka tingkat Return on Equity (ROE) akan tinggi. Namun sebaliknya apabila jumlah laba bersih yang didapatkan perusahaan rendah sedangkan jumlah total modal sendiri perusahaan tersebut tinggi makan tingkat Return on Equity (ROE) akan rendah. 2.1.4. Keputusan Investasi Investasi diartikan sebagai penanaman modal perusahaan. Penanaman modal dapat dilakukan pada aktiva riil ataupun aktiva finansial. Aktiva riil merupakan aktiva yang bersifat fisik seperti gedung, tanah dan bangunan. Sedangkan aktiva finansial berupa surat-surat berharga. Aktiva aktiva yang dimiliki perusahaan akan digunakan dalam operasinya untuk mencapai tujuan perusahaan. Kemampuan perusahaan mengelola aktiva sangat menentukan kemampuan perusahaan memperoleh 14

laba yang diinginkan. Pengambilan keputusan yang keliru dalam investasi aktiva tersebut berakibat terganggunya pencapaian tujuan perusahaan. Keputusan investasi sering dianggap sebagai keputusan terpenting dalam pengambilan keputusan manajer keuangan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Pendapat Prasetyo dkk. (2013) memperjelas bahwa Keputusan investasi merupakan langkah awal untuk menentukan jumlah aktiva yang dibutuhkan perusahaan secara keseluruhan sehingga keputusan investasi ini merupakan keputusan terpenting yang dibuat oleh perusahaan. Tujuan investasi menurut Fahmi (2012: 3) adalah sebagai berikut : a. Terciptanya keberlanjutan (contiunity) dalam investasi tersebut. b. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan (actual profit). c. Terciptanya kemakmuran bagi pemegang saham. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan dalam mengukur keputusan investasi adalah Price Earning Ratio (PER), karena rasio ini pada dasarnya memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada suatu periode tertentu. Menurut Brigham dan Houston (2010: 150), Price Earning Ratio menunjukkan jumlah yang rela dibayarkan oleh investor untuk setiap dolar laba yang dilaporkan. Sedangkan menurut Sudana (2011: 23), Price Earning Ratio mengukur bagaimana investor menilai prospek pertumbuhan perusahaan 15

dimasa yang akan datang, dan tercermin pada harga saham yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap rupiah laba yang diperoleh perusahaan. Berdasarkan definisi diatas makan dapat disimpulkan bahwa Price Earning Ratio adalah rasio yang menggambarkan kesedian investor untuk membayar jumlah tertentu untuk setiap rupiah laba perusahaan. Dalam penelitian ini akan digunakan Price Earning Ratio (PER) untuk mengetahui seberapa besar peran keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. 2.2. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu menjelaskan hubungan dari kajian empiris antar variabel penelitian berdasarkan pendapat dan hasil penelitian sebelumnya. Penelitian tersebut dijadikan pedoman untuk melihat hubungan variabel dalam penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan nilai perusahaan, antara lain: Tabel 2.1 Penelitian terdahulu No Peneliti Judul Variabel Hasil 1 Yuliana, Dinnul Alfian Akbar dan Rini Aprillia Pengaruh Struktur Modal dan Return On Equity (ROE) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sektor Variabel Independen : Struktur Modal, Return On Equity (ROE) Struktur modal dan return on equity (ROE) secara bersamasama berpengaruh positif dan 16

2 Ronald W. Masulis 3 Muhammad Luthfi Hadianto 4 Anup Chowdhury, Suman Paul Chowdhury 5 Dimas Prasetyo, Pertanian Di Bursa Efek Indonesia (Perusahaan yang terdaftar Di BEI) Variabel Dependen: Nilai Perusahaan signifikan terhadap nilai perusahaan. The Impact of Variabel Capital Structure Capital Structure Independen : berpengaruh Change on Firm Capital positif dan Value: Some Structure signifikan Estimates terhadap Firm Variable Value. Dependen: Firm Value Analisis pengaruh Variabel Kinerja keuangan kinerja keuangan Independen : berpengaruh terhadap nilai Kinerja positif dan perusahaan dengan keuangan signifikan pengungkapan csr terhadap Nilai dan gcg sebagai Variable Perusahaan. variabel pemoderasi Dependen: Nilai Perusahaan Impact of capital Variabel Capital Structure structure on firm s Independen : berpengaruh value : Evidence Capital positif dan from Bangladesh Structure signifikan Economy or terhadap Firm Industrial Sector Variable Value. Dependen: Firm Value Pengaruh keputusan Variabel Keputusan 17

Zahroh Z.A, investasi dan Independen : Investasi dan Devi Farah keputusan Keputusan keputusan Azizah pendanaan terhadap Investasi, pendanaan nilai perusahaan Keputusan mempunyai Pendanaan pengaruh yang Variable signifikaan Dependen: terhadap Nilai Nilai perusahaan baik Perusahaan secara simultan dan parsial. 6 Dewa Ayu Pengaruh Struktur Variabel 1.Struktur modal Praidy Modal, Kepemilikan Independen : berpengaruh Antari, I Manajerial, dan Struktur Modal, negatif dan tidak Made Dana Kinerja Keuangan Kepemilikan signifikan terhadap Nilai Manajerial, terhadap nilai perusahaan Kinerja perusahaan Keuangan 2. Kepemilikan Variable manajerial Dependen: berpengaruh Nilai negatif dan tidak Perusahaan signifikan terhadap nilai perusahaan 3. Kinerja Keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan 18

2.3. Kerangka Konseptual Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan studi dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan sebelumnya, maka berikut ini dapat dikemukakan suatu kerangka konseptual. Dalam penelitian ini, variabel independen adalah Struktur Modal, Kinerja Keuangan dan Keputusan Investasi. Sedangkan variabel dependennya adalah Nilai Perusahaan. Berikut adalah kerangka konseptual yang dimaksud dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Struktur Modal (X 1 ) H 1 Kinerja Keuangan (X 2 ) H 2 H 4 Nilai Perusahaan (Y) Keputusan Investasi ( ) H 3 19

Kerangka konseptual di atas menjelaskan hubungan secara parsial maupun simultan antara masing masing variable independen dan dependen. Penjelasan dari gambar kerangka konseptual diatas adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Trade-off theory menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada dibawah titik optimal maka setiap penambahan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Sebaliknya, jika posisi struktur modal berada diatas titik optimal maka setiap penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, dengan asumsi titik target struktur modal optimal yang belum tercapai, maka trade-off theory memprediksi adanya hubungan antara struktur modal terhadap nilai perusahaan. Gayatri dan Mustanda (2014) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. H 1 : Struktur Modal berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan 2. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan Kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan melalui aset, ekuitas maupun hutang ditunjukkan dari kinerja perusahaan tersebut. Kinerja keuangan dapat diukur dengan rasio profitabilitas yang datanya dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Apabila kinerja keuangan suatu perusahaan bekerja secara optimal, maka keuntungan yang akan didapat juga akan sangat baik. Keuntungan tersebut yang menjadi dasar acuan bagi apra investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. 20

Hadianto (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai perusahaan. H 2 : Kinerja Keuangan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan 3. Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan Investasi adalah pengorbanan terhadap aset yang dimiliki sekarang untuk mendapatkan aset di masa yang akan datang dengan jumlah yang lebih besar. Keputusan investasi diukut melalu Price Earning Ratio (PER) yaitu rasio harga pasar saham terhadap laba per lembar saham. Pada umumnya perusahaan yang tumbuh lebih cepat atau mempunyai risiko yang lebih kecil, akan memiliki rasio harga laba yang lebih tinggi daripada perusahaan yang pertumbuhannya lambat atau perusahaan dengan risiko lebih besar (Sartono, 2010). Prasetyo dkk. (2013) dalam penelitiannya menunjukkan pengaruh positif dan signifikan dari keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. H 3 : Keputusan Investasi berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan 4. Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan dan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan Struktur modal, kinerja keuangan dan keputusan investasi memiliki hubungan yang simultan dengan nilai perusahaan. Suatu perusahaan besar akan lebih memilih untuk menggunakan modal sendiri dalam kegiatan operasional maupun investasinya dibandingkan menggunakan hutang 21

walaupun memiliki kesempatan yang lebih besar. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar bunga dari hutang tersebut. Kinerja perusahaan yang baik akan membuat nilai perusahaan tersebut mengalami peningkatan. Peningkatan nilai perusahaan akan menarik para investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut, karena investor akan lebih memilih perusahaan yang profitable. H 4 : Struktur Modal, Kinerja Keuangan, dan Keputusan Investasi berpengaruh secara simultan terhadap Nilai Perusahaan. 2.4. Hipotesis Berdasarkan penjelasan mengenai kerangka konseptual diatas, maka dapat dinyatakan hipotesis sebagai berikut: H 1 : Struktur Modal berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan H 2 : Kinerja Keuangan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan H 3 : Keputusan Investasi berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan H 4 : Struktur Modal, Kinerja Keuangan, dan Keputusan Investasi berpengaruh secara simultan terhadap Nilai Perusahaan. 22