BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui bagaimana film Perempuan Punya Cerita mendeskripsikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan film sebagai salah satu media massa di Indonesia

Pada pokoknya pasal 5 UU Perkawinan menetapkan syarat-syarat. yang harus dipenuhi bagi suami yang akan melakukan poligami, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi diartikan sebagai sebuah proses penyampaian pesan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : diakses tanggal 24 Januari 2016 pukul 21:05

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

!$ 3.2 Sifat dan Jenis Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika dari Char

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. yang berlainan jenis seks dengan persetujuan masyarakat. Seperti dikatakan Horton

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, televisi. 1. yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif interpretatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun (ICRP, 2007). Data dari LBH Apik Jakarta tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. & Knipe, 2006 ) menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan longgar dari

PENDAHULUAN. aktivitas yang disebut komunikasi. Komunikasi dapat dilakukakan secara

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan terjadi peningkatan pada komunikasi antarbudaya (Sihabudin, 2013 : 2-3).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendukung sehingga akan terlihat dengan jelas makna dari iklan tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi telah mempengaruhi kehidupan kita tanpa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak atau sesaat.

BAB I PENDAHULUAN. Itu lah sepenggal kata yang diucapkan oleh Mike Lucock yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembanganmasyarakat perkotaan dan industri, sebagai bagian dari budaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk

BAB IV GAMBARAN UMUM FILM SURGA YANG TAK DIRINDUKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. aturan agama dan undang-undang yang berlaku.

KEDUDUKAN ANAK DAN HARTA DALAM PERKAWINAN SIRI DITINJAU DARI UU NOMOR 1 TAHUN 1974

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kini semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam kehidupannya sehari hari.banyak masyarakat yang mencari

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun )

BAB I PENDAHULUAN. bentuknya yang terkecil, hidup bersama itu dimulai dengan adanya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat isi media saat ini, baik media cetak maupun non cetak, sebagian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 55 Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. maka anda haruslah mempunyai motivasi yang tinggi. Dengan adanya motivasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Ismail dengan judul Lewat Djam Malam. Pada tahun 1950-an. film Indonesia bisa memasuki bioskop kelas 1 pada dekade 1950-an akhir.

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk seperti dvd, video streaming via internet, bahkan acara televisi.

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari media massa. Pada perkembangannya film dianggap sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ke-Tuhanan Yang. atau hala-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Poligami berasal dari kata poly atau polus dalam bahasa Yunani, yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya serta merta berhubungan dengan seks dan hura-hura saja, namun. sebuah kesenangan juga berhubungan dapat dengan materi.

BAB I PENDAHULUAN. dapat membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Maka untuk menegakkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa, akhir-akhir ini perkembangan media massa sangat pesat, bahkan

BAB IV PENUTUP. peneliti menemukan makna-makna atas pelanggaran-pelanggaran kode etik

BAB III METODE PENELITIAN. dan jenis penelitiannya adalah analisis wacana. Analisis wacana. ilmiah, yang objeknya representatif perempuan muslim dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia yang mengglobal ini, media massa telah menjadi alat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB III LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

43 Pengertian Paradigma selanjutnya dijelaskan :Penulisan menggunakan paradigma konstruksivis untuk mengetahui pendapat para komunitas maupun penikmat

BAB I PENDAHULUAN. demikian, timbul misalnya anggapan bahwa ras Caucasoid atau ras Kulit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang telah dikenal oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Pada era digital seperti sekarang, film dapat disaksikan dengan mudah. Selain dapat dinikmati di bioskop, sebagian besar film sudah ditransformasi sehingga dapat ditayangkan di televisi, dalam bentuk kepingan CD (Compact Disc) atau DVD (Digital Versatile Disc), hingga streaming melalui internet. Bedasarkan segmennya film dapat dikonsumsi oleh siapa saja, mulai dari anak-anak, hingga lansia. Karena sifatnya yang dapat dinikmati secara gambar (visual), maupun suara (audio) oleh konsumennya, film dianggap sebagai salah satu media yang paling efektif untuk menyampaikan informasi, selain itu film juga dapat memberikan hiburan maupun pesan moral sosial yang dapat diterima penontonnya. Cerita yang diangkat pada film biasanya dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, dan dapat dikonsumsi oleh berbagai usia. Karena penikmat film itu beragam, maka film memiliki target audience atau klasifikasi bagi penikmatnya. Film yang merupakan konsumsi masyarakat tersebut sebaiknya memiliki pesanpesan positif yang disisipkan kedalam adegan serta dialog dalam film. Masyarakat sebagai konsumen seharusnya cerdas untuk menentukan tayangan yang pantas untuk dikonsumsi, terutama jika tayangan tersebut memerlukan pengawasan dari orang tua atau orang dewasa. Salah satu nilai moral dan pesan positif yang dapat disisipkan pada film dan dapat diaplikasikan oleh seluruh segmen penontonya adalah, perbuatan tanggung jawab. Perbuatan tanggung jawab merupakan ciri dari manusia beradab, manusia merasa dirinya bertanggung jawab karena dia menyadari akibat perbuatannya itu benar atau salah, baik atau buruk, patut atau tidak patut, dan bermanfaat atau merugikan bagi diri sendiri dan orang lain. 1

Tanggung jawab dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak pembuat dan sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi pihal pembuat, ia harus menyadari akibat perbuatannya, sehingga dia pula yang memulihkan keadaan kedalam keadaan baik. Sedangkan dari pihak kepantingan orang lain, apabila pembuat tidak mau bertanggung jawab, maka pihak lain yang memulihkan keadaan baik secara individu atau kemasyarakatan. Timbulnya kesadaran bertanggung jawab karena manusia hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya saja terhadap sesama manusia dan alam lingkungannya, harus bertindak sesuai norma kehidupan yang tercermin dalam nilai budaya masyarakat, sehingga tercipta keseimbangan juga keselarasan antara sesama manusia dan alam lingkungannya. (Abdulkadir, 2011: 157) Menurut Burgess & Locke (Duvall & Miller, 1985) Keluarga adalah sekelompok orang dengan ikatan perkawinan, darah atau adopsi; terdiri dari satu orang kepala rumah tangga, interaksi dan komunikasi satu sama lainnya dalam peran suami istri yang saling menghormati, ibu dan ayah, anak lai-laki dan perempuan saudara laki-laki dan perempuan, serta mempertahankan kebudayaannya. Dalam kehidupan keluarga suami istri mempunyai kewajiban terhadap satu sama lain, juga terhadap anak. Akan tetapi, dalam keluarga, istri berfungsi sebagai ibu rumah tangga, dan suami berfungsi sebagai kepala keluarga. Tanggung jawab kepada keluarga menuntut kesadaran suami untuk memenuhi kewajibannya dalam kehidupan keluarga, dituntut untuk keseimbangan antara kewajiban dan hak anggota keluarga, lebih dari itu dituntut juga pengabdian dan pengorbanan terhadap keluarga, demi tercipta keserasian antar anggota keluarga. Dalam kenyataannya semua manusia mendambakan keharmonisan di dalam sebuah keluarga, namun permasalahan rumah tangga selalu ada dalam sebuah kehidupan keluarga dari masalah kecil, hingga masalah yang besar, karena bisa saja kepentingan anggota keluarga tidak seiring berjalan. Fenomena yang dekat dengan keluarga dan sempat ramai menjadi perbincangan di Indonesia adalah poligami. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Poligami diartikan sebagai sistem perkawinan yang salah satu pihak mengawini beberapa 2

lawan jenisnya dalam waktu yang bersamaan. Jika yang melakukan poligami adalah seorang suami terhadap istri, disebut Poligini, sedangkan Poliandri adalah, seorang istri yang melakukan poligami terhadap suaminya. Negara Indonesia dan agama sebenarnya sudah memiliki aturan perundang-undangan dalam sistem berpoligami, dalam Pasal 3 ayat 1 UU Perkawinan 1974 menegaskan bahwa pada asasnya dalam suatu perkawinan sseorang pria hanya boleh mempunyai satu orang istri, di mana seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami. Namun UU Perkawinan memberikan pengecualian dalam Pasal 3 ayat 2 UU Perkawinan 1974 yang mana pengadilan memberikan izin kepada seseorang suami untuk beristri lebih dari satu apabila dikehendaki oleh pihak yang bersangkutan. Poligami merupakan suatu fenomena yang tak dapat dihindari dalam berkeluarga. Meskipun praktik poligami bukanlah hal yang baru di Indonesia namun, pro dan kontra masyarakat masih mewarnai tindakan berpoligami. Sebagai contoh, poligami mencuat dan menjadi perbincangan publik pada tahun 2006, ketika kyai ternama pemimpin pondok pesantren Daarut Tuhiid, Abdullah Gymnastiar, melakukan pernikahan kedua kalinya atau berpoligami. Tindakan berpoligami Aa Gym menimbulkan perdebatan dikalangan masyarakat yang mengaguminya sebagai ulama. Dalam buku Aa Gym Diantara Pro Kontra Poligami. Aa gym mendapatkan penilaian yang memojokkan dirinya, Menteri Pemberdayaan Perempuan kabinet Indonesia Bersatu, Dr. Meutia Hatta menyatakan kekecewaannya terhadap Aa Gym, menurutnya sebagai tokoh panutan, hal tersebut merupakan suatu ancaman bagi perempuan yang menolak poligami. Disisi lain, selain alasan agama, Aa Gym telah mendapatkan restu dari istri pertamanya yaitu Ninih Mutmainah untuk pernikahan keduanya itu (Al-Kumayi, 2006: 3). Surga yang Tak Dirindukan merupakan sebuah film drama yang memuat tindakan berpoligami seorang suami tanpa sepengetahuan istrinya dengan 3

bermaksud untuk menolong kelangsungan hidup wanita yang dinikahinya, kemudian menemukan hambatan ketika ingin mengakui pernikahan yang kedua pada istri pertamanya, sehingga pernikahan yang kedua diketahui sendiri oleh istri pertamanya. Film Surga yang Tak Dirindukan 2015 merupakan film yang diadaptasi dari novel best seller karya Asma Nadia pada tahun 2014 berjudul Surga yang Tak Dirindukan, dalam penayangannya di bioskop tanah air, film Surga yang Tak Dirindukan berhasil menjadi film terlaris tahun 2015 versi filmindonesia.or.id. Tak hanya itu, prestasi lain yang dimiliki oleh film Surga yang Tak Dirindukan adalah mengantongi 6 penghargaan nasional pada 2015. Keenam penghargaan tersebut diraih pada Festival Film Bandung, dengan kategori Film Terpuji, Penata Editing Terpuji, Penata Kamera Terpuji, Penata Musik Terpuji, Pemeran Utama Wanita Terpuji, dan Pemeran Pembantu Wanita Terpuji. Serta tambahan dua penghargaan yang diraih dari Festival Film Indonesia, dengan kategori, Peneliti Skenario Adaptasi Terbaik, dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik. (sumber: http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-s022-15-650490_surga-yang-takdirindukan/award#.vpdy7pl9600) Gambar 1.1 Daftar Film Indonesia Terlaris tahun 2015 Sumber: http://filmindonesia.or.id/movie/viewer/2015#.vv6tafl97iu 4

Tanggung jawab dalam film Surga Yang Tak Dirindukan tersebut dianalisis menggunakan metode semiotika. Dalam hal ini film merupakan karya cipta yang di dalamnya memiliki beragam tanda. Tanda tersebut tercermin melalui ikon, indeks dan juga simbol yang ditemukan dalam setiap adegan dan beberapa dialog, sehingga untuk menganalisa tanda dalam film tersebut peneliti merasa tepat untuk menggunakan analisis semiotika. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Peirce, untuk membedah makna yang ada dalam film tersebut. Semiotika Peirce ini mengarahkan konsepnya ke arah pragmatisme. Ia disebut juga sebagai pendiri pragmatisme dunia. Semiotika menurut Peirce merupakan tanda yang memiliki hubungan antara ground, object, dan interpretant secara triadic. Konsep Peirce ini merupakan pemikiran pragmatisme yang menggunakan pendekatan logika. Semiotika Peirce melihat tanda sebagai satu bentuk yang tersistem, namun dapat dianalisis menjadi masing-masing bagian tanpa menghilangkan makna dari tanda tersebut. Hal ini dikarenakan analisis semiotika Peirce menggunakan tiga tanda utama yang lazim digunakan dalam penelitian, yaitu icon, index, dan symbol (Danesi, 2010: 37). Ada beberapa fakta dalam film Surga Yang Tak Dirindukan yang mengandung unsur semiotika presentasi suatu tanggung jawab suami terhadap keluarga. Hal ini terlihat pada adegan ketika Prasetya (Pras) mencari keberadaan Meirose (istri Pras) yang pergi tanpa sepengetahuan Pras, kemudian Pras mencarinya hingga ia mengetahui alasan Meirose pergi begitu saja karena Meirose adalah istri dan taanggung jawab dari Pras. Berdasarkan uraian-uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Preresentasi Tanggung Jawab Suami Terhadap Keluarga dalam Film (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce dalam Film Surga Yang Tak Dirindukan 2015). 5

1.2 Fokus Permasalahan Untuk memperjelas masalah yang akan diteliti, maka peneliti membatasi masalah yang diangkat, dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana tanggung jawab suami dalam menyediakan tempat tinggal keluarga dalam Film Surga Yang Tak Dirindukan? 2. Bagaimana tanggung jawab suami dalam memberi nafkah lahir dan batin dalam Film Surga Yang Tak Dirindukan? 3. Bagaimana tanggung jawab suami dalam memberikan pendidikan dan perawatan dalam Film Surga Yang Tak Dirindukan? 4. Bagaimana tanggung jawab suami dalam memberi perlindungan kepada keluarga dalam Film Surga Yang Tak Dirindukan? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah, untuk mengetahui tanggung jawab pokok seorang suami terhadap keluarga direpresentasikan dalam film. Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui presentasi tanggung jawab suami dalam menyediakan tempat tinggal keluarga dalam film Surga yang Tak Dirindukan. 2. Untuk mengetahui presentasi tanggung jawab suami dalam memberi nafkah lahir dan batin dalam film Surga yang Tak Dirindukan. 3. Untuk mengetahui presentasi tanggung jawab suami dalam memberikan pendidikan dan perawatan dalam film Surga yang Tak Dirindukan. 4. Untuk mengetahui presentasi tanggung jawab suami dalam memberi perlindungan kepada keluarga dalam film Surga yang Tak Dirindukan. 6

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian sejenis dan dalam studi tentang tanggung jawab suami yang terdaapat dalam media film melalui semiotika Charles Sanders Peirce. 2. Manfaat Praktis Sebagai referensi bagi masyarakat guna menentukan tontonan yang bermanfaat. 1.5 Tahapan Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian perlu mengetahui seperti apa tahap tahap dalam melakukan penelitian tersebut. Dan seperti yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan penelitian secara sistematis agar mendapat hasil penelitian yang sistematis pula. Berikut ini tahapan penelitian menurut Alex Sobur : 2009 yang dilakukan peneliti Gambar 1.2 Tahapan Penelitian 1. Memilih Topik 4.Mengklasifikasi Data 2. Menentukan Objek Penelitian 5. Menganalisis Data 3. Menentukan Metode Pengolahan 6. Simpulan Sumber: Olahan Peneliti 7

1.6 Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Februari hingga bulan Juli 2016, agar penelitian dapat rampung sesuai dengan waktunya, maka peneliti membuat jadwal waktu penelitian sebagai berikut. Tabel 1.1 Kegiatan Pra Penelitian Merumuskan Masalah Penelitian Lapangan Pengumpulan Data Pengolahan Data Menyusun Proposal Seminar Proposal Menyusun Skripsi Bulan Februari Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Waktu Penelitian Sumber: Olahan Peneliti 8