HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kurangnya Kunjungan Anak Balita Di Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Oleh : VINELLA ISAURA No. BP

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

Jurnal Kesehatan Kartika 50

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai % menurun menjadi % (Adisasmito, upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Ibu Balita Dalam KegiatanPosyandu Di Provinsi Lampung (Analisis Lanjut Data Riskesdas Tahun 2010)

Oleh : Suyanti ABSTRAK

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN UMUR IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN POSYANDU (D/S) Beatric Maria Dwi Jayanti Baga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Rahayu et al.,persalinan Tindakan...

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: DELIFIANI HIDAYATI J

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan K4 di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Tahun

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

Eka Fauzia Laila ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi. Hasil Survey

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya


HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU DALAM PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU RT 07 RW 01 KELURAHAN KALIDERES JAKARTA BARAT TAHUN 2016

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU BALITA

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

Jurnal Kesehatan Kartika 27

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGISIAN PARTOGRAF SECARA LENGKAP OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan anak yang berkualitas dapat dilakukan dengan. memenuhi kebutuhan anak. Kebutuhan pada anak tidak hanya meliputi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses. sayang dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas dan produktif

PERAN KADER DALAM PENINGKATAN STRATA PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Transkripsi:

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU MURWATI & TITIK LESTARI Poltekes Depkes Surakarta Abstrak Posyandu merupakan jenis upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dilaksanakan oieh masyarakat dan untuk masyarakat.keberadaan posyandu sebagai saiah satu bentuk partisipasi masyarakat daiam mengatasi masaiah kesulitan bayi, bakita, ibu hamil, ibu nifas, dan pasangan usia subur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pendidikan ibu, umur, dan status gizi bayi/ balita dengan kepatuhan ibu untuk berkunjung ke posyandu. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi peneliyian inisemua ibu dan bayi/ balita di posyandu Cendana Puri Hutama Desa Dungaran Klaten Selatan. Tehnik pengambilan sampel dengan accidental sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 44 responden. Hasil penelitian ini adalah ibu dengan pendidikan menengah sejumlah 26 ( 59,09 % ), yang patuh sebanyak 17 orang ( 38,63 % ) dan yang tidak patuh sejumlah 9 orang ( 20,45 %) umur balita yang berkunjung ke Posyandu sebagian besar pada usia 0 11,5 bulan sejumlah 14 ( 31,82 % ) dan sebagian kecil pada usia 36 47,5 bulan sejumlah 5 ( 11,36 % ). Frekwensi kepatuhan terhadap kunjungan ke posyandu yang terbanyak pada balita yang berusia 0 11,5 bulan sebanyak 12 anak ( 27,27 % ). ibu-ibu yang mempunyai balita dengan status gizi baik yaitu sejumlah 28 ( 63,64 % ). Dan yang patuh adalah ibu-ibu yang mempunyai status gizi baik sejumlah 22 ( 50,00 % ). Kata kunci : Pendidikan, umur, status gizi dan kepatuhan Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional karena menyentuh hampir di semua aspek kehidupan. Pembangunan kesehatan sangat terkait dan dipengaruhi oleh aspek demografi / kependudukan. Keadaan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat termasuk tingkat pendidikan serta keadaan perkembangan lingkungan fisik dan biologik. Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator yang digunakan untuk memantau perkembangan derajat kesehatan seperti angka kematian serta kesakitan ibu dan bayi. Keberhasilan pembangunan kesehatan juga didukung oleh peran serta aktif masyarakat baik perorangan maupun situasi atau lembaga swadaya masyarakat. Salah satu wujud peran serta aktif masyarakat tersebut adalah dalam hal menumbuh kembangkan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), antara lain posyandu, Pondok bersalin desa (Polindes), dan lain-lain (Departemen Kesehatan RI, 2004). Posyandu merupakan jenis upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dilaksanakan oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Keberadaan 18

posyandu sebagai salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam mengatasi masalah kesulitan bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas, dan pasangan usia subur, telah terbukti keberhasilannya antara lain dengan menurunnya AKI, serta AKB serta makin menurunnya angka kelahiran secara bermakna dari tahun ke tahun, dimana pada umumnya dikelola oleh kader, kader PKK di tingkat bawah, sedang pembinaannya dari instansi terkait (TP-PKK Prop. JATENG, 2004). Menurut SDKI (2003) AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 35 per 1.000 kelahiran hidup. Semakin tinggi masyarakat mendapat pelayanan kesehatan, semakin meningkat derajat kesehatan masyarakat, maka salah satu keberhasilan dalam pelaksanaan posyandu diharapkan memperbaiki atau meningkat derajat kesehatan masyarakat (Ruspita, 2001). Menurut Data dari Puskesmas Klaten Selatan (2006) jumlah posyandu di Desa Danguran Klaten Selatan Klaten sebanyak 8 Posyandu, terdiri dari 7 posyandu purnama dan 1 merupakan posyandu mandiri. Jumlah bayi/balita di desa Danguran Klaten selatan Klaten sejumlah 671 anak. Rata-rata 1 posyandu melayani 90 bayi/balita. Berdasarkan hasil survei pendahuluan, rata-rata cakupan kehadiran ibu yang mempunyai bayi/balita dan balitanya di posyandu Desa Danguran Klaten Selatan Klaten tahun 2006 sebesar 90%.Salah satu Posyandu di Desa Danguran Klaten selatan Klaten adalah Posyandu Cendana dengan jumlah bayi/balitanya 133 bayi/balita dengan jumlah cakupan kunjungan rata-rata per bulan 80 %. Dari data di atas disimpulkan bahwa sudah banyak masyarakat yang memanfaatkan posyandu yang ada untuk menimbangkan bayi/balitanya secara teratur. Atas dasar hal tersebut, maka penulis ingin mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan tingginya kehadiran ibu yang mempunyai bayi/balita di posyandu. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.sampel dalam penelitian ini terdiri dari 44 responden. Sebagai alat pengumpulan data yaitu dengan angket dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan analisis bivariat dengan uji chi square. Hasil Hasil penelitian ini disajikan dalam tabel seperti dibawah ini : Pendidikan Ibu Tabel 1 Distribusi Frekwensi Pendidikan Responden Kepatuhan No Pendidikan Patuh Tidak Patuh Jumlah Frekwensi Persentase Frekwensi Persentase Frekwensi Persentase 1 Menengah Atas 17 38,63 9 20,45 26 59,09 2 Diploma 7 15,91 2 0,45 9 20,45 3 Tinggi 7 15,91 2 0,45 9 20,45 Jumlah 31 70,45 13 29,55 44 100,00 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ibu dengan pendidikan menengah sejumlah 26 (59,09%), yang patuh sebanyak 17 orang (38,63%) dan yang tidak patuh sejumlah 9 orang (20,45 %) 19

Umur Balita Tabel 2 Distribusi frekwensi umur balita yang berkunjung ke posyandu No Umur Kepatuhan Jumlah balita Patuh Tidak Patuh Frekwensi Frekwensi Frekwensi Persentase Frekwensi Persentase 1 0 12 2 2 4,55 14 31,82 11,5 2 11,5 7 2 2 4,55 9 20,46 23,5 3 24 8 1 1 2,27 9 20,45 35,5 4 36 5 0 0 0,00 5 11,36 47,5 5 48-60 3 4 4 9,09 7 15,91 Jumlah 35 9 9 20,46 44 100.00 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahu bahwa umur balita yang berkunjung ke Posyandu sebagian besar pada usia 0 11,5 bulan sejumlah 14 ( 31,82 % ) dan sebagian kecil pada usia 36 47,5 bulan sejumlah 5 ( 11,36 % ). Frekwensi kepatuhan terhadap kunjungan ke posyandu yang terbanyak pada balita yang berusia 0 11,5 bulan sebanyak 12 anak ( 27,27 % ). Status Gizi Tabel3 Distribusi Frekwensi status gizi balita yang berkunjung ke Posyandu No Status Kepatuhan Jumlah Gizi Patuh Tidak Patuh Frekwensi Persentase Frekwensi Persentase Frekwensi Persentase 1 Baik 22 50,00 6 13,64 28 63,64 2 Cukup 10 22,73 4 0,89 14 31,82 3 kurang 2 0,44 0 0,00 2 0,44 Jumlah 34 72,27 10 22,73 44 100,00 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Ibu yang terbanyak berkunjung ke posyandu adalah ibuibu yang mempunyai balita dengan status gizi baik yaitu sejumlah 28 ( 63,64 % ). Dan yang patuh adalah ibu-ibu yang mempunyai status gizi baik sejumlah 22 ( 50,00 % ). Cara memantau status gizi / kesehatan balita, salah satu cara yang dapat dengan mudah dilakukan ialah dengan mengetahui pertambahan berat badan balita dari bulan ke bulan berikutnya melalui penimbangan berat badan. Analisa Bivariat Tabel 5 Hasil Analisa Bivariat Variabel Chi Square test Pendidikan ibu 0,001 Umur balita 0,000 Status Gizi 0,000 Pembahasan 1. Hubungan antara pendidikan responden dengan kunjungan ke posyandu Hasil uji chi- square diperoleh nilai signifikansi 0,001, karena nilai ini lebih kecil dari 0,05 maka ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kunjungan di posyandu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kehadiran ibu yang mempunyai bayi/balitanya untuk menimbangkan ke posyandu ada perbedaan dikalangan ibu ibu dengan 20

pendidikan yang berbeda, meskipun hasil penelitian bahwa semua responden mempuntyai pendidikan menengah atas. Dan yang sering datang berkunjung ke posyandu yang terbanyak adalah ibu-ibu dengan pendidikan menengah atas. Ibu ibu dengan pendidikan tinggi ada yang tidak patuh menimbangkan balitanya ke posyandu. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Sinaga (2001) yang mengatakan bahwa faktor pendidikan ibu tidak mempengaruhi kunjungan ibu hamil ke polindes, tetapi hasil penelitian sama dengan penelitian Ruspita (2001) bahwa ibu ibu dengan pendidikan yang lebih tinggi, lebih sering menimbangkan balitanya ke posyandu. Perbedaaan ini kemungkinan disebabkan oleh faktor kebutuhan para pasien atau pengguna pelayanan kesehatan terhadap pentingnya pelayanan kesehatan bagi dirinya atau bagi keluarganya. 2. Hubungan antar umur balita dengan kunjungan ibu yang mempunyai bayi/balita di posyandu Hasil uji chi square diperoleh nilai 0,000 karena nilai ini lebih kecil dari 0,05 nilai tersebut menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur balita dengan kunjungan ibu yang mempunyai bayi/balita diposyandu. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya umur balita mempengaruhi frekuensi kunjungan ibu untuk menimbangkan balitanya ke posyandu. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran ibu ibu yang mempunyai bayi/balita sudah cukup tinggi dalam hal pengetahuan tumbuh kembang anak. Hal itu dibuktikan dengan tingginya frekuensi ibu untuk menimbangkan balitanya walaupun sudah melampaui waktu imunisasi dasar. 3. Hubungan antara status gizi balita dengan kunjungan ibu yang mempunyai bayi / balita di posyandu. Hasil uji chi sqauare didapatkan nilai 0,000 karena nilai ini lebih kecil dari 0,05 maka ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kehadiran ibu yang mempunyai bayi / balita di posyandu. Dengan demikian kunjungan ibu yang mempunyai bayi / balita untuk menimbangkan ke posyandu ada perbedaan di kalangan ibu ibu yang mempunyai bayi/balita dengan status gizi yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan mereka datang ke posyandu mempunyai kepentingan yang sama yaitu untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Dan hasil penelitian menunjukan bahwa ibu ibu yang patuh berkunjung mempunyai status gizi yang baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa kesadaran ibu ibu yang mempunyai bayi balita tentang pentingnya deteksi dini tumbuh kembang khususnya status gizi melalui hasil penimbangan berat badan bayi balita. Kesimpulan 1. Ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan kepatuhan ibu membawa bayi/balita ke Posyandu 2. Ada hubungan yang bermakna antara umur balita dengan kepatuhan membawa bayi/balita ke Posyandu 3. Ada hubungan antara status gizi balita dengan kepatuhan membawa bayi/balita ibu ke Posyandu Saran 1. Para ibu balita tetap membawa balitanya ke Posyandu agar status kesehatannya tetap terpantau sebagai deteksi dini bila ada masalah kesehatan pada balitanya Dartar Pustaka Arikunto, S, 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Rineka Cipta, Jakarta. Depkes RI, 1987. Posyandu, Jakarta. Depkes & Kesejahteraan Sosial, 2002. Pedoman Pemberdayaan Pondok Bersalin Desa, Jakarta. Depkes RI, 2004. Pemberian Penghargaan Manggala Karya Bakti Husada dan Ksatria Bakti Husada, Warta Posyandu : I. 21

Djaiman, S. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Balita Berkunjung ke Posyandu, Available From : http:/digilib.litbang.depkes.go.id Effendy, N. 1995. Perawatan Kesehatan Masyarakat. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hasan, I. 2008. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, PT. Bumi Aksara. Jakarta Kasubdin Promkes & PL. 2004. Peningkatan Kinerja Posyandu. Hasil Pertemuan Revitalisasi Posyandu. Semarang. Martaadisoebrata, D. 1982. Obstetri Sosial. Elstar Offset. Bandung. Notoatmodjo, S. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip- Prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Purwanto, H. 1998. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta Ruspita, M. 2001. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketidakhadiran Balita Di Posyandu di Desa Kangkung Kecamatan Kangkung Kabupaten Dati II Kendal Jawa Tengah. Program D-IV Perawat Pendidik Yogyakarta 22

. 23