HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI KADER DENGAN KEGIATAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Nixen Rachmawati

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU BALITA

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya adalah posyandu. Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU PURNAMA DI WILAYAH PUSKESMAS RINGINARUM KABUPATEN KENDAL

Disusun Oleh: Wiwiningsih

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Ema Anggraeni

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Rahayu et al.,persalinan Tindakan...

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

PERAN KADER DALAM PENINGKATAN STRATA PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2008

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

KEMAMPUAN KADER DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DI KARANGPUCUNG PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN UPAYA KEPATUHAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

MOTIVASI DAN PENGETAHUAN KADER MENINGKATKAN KEAKTIFAN KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS MIROTO SEMARANG

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: NAHDATUZ ZAINIAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN HIV DAN

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN IBU BALITA USIA 3-5 TAHUN

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Nisa khoiriah INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN POTORONO BANGUNTAPAN I KABUPATEN BANTUL

Fakultas Ilmu Kesehatan, Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Pekalongan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MEMBAWA ANAK KE POSYANDU WILAYAH KERJA DESA GIRIROTO

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan kesehatan lansia meningkat. Peningkatan jenis dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT STUDI LANJUT KE S2 KEBIDANAN PADA MAHASISWA D IV BIDAN PENDIDIK STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN MUTU DAN FASILITAS PELAYANAN DI RUANG PERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS KELAS III DI RUMAHSAKIT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

HUBUNGAN KESESUAIAN PEMBELAJARAN STUDENTS CENTERED LEARNING

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA. Nawang Siwi Sayuti 1.

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Resha Cahyanti 201510104386 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN 1 Resha Cahyanti 2, Enny Fitriahadi 3 INTISARI Berdasarkan hasil uji Spearman Rank diperoleh Nilai Hubungan antara Pengetahuan Dengan Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta dengan taraf signifikansi (α) 0,05. sebesar p value<α (p = 0,001 < 0,05) menunjukkan bahwa Ada Hubungan antara Pengetahuan Dengan Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta. Sedangkan Nilai Hubungan antara Sikap Dengan Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta dengan taraf signifikansi (α) 0,05. sebesar p value<α (p = 0,040 < 0,05) menunjukkan bahwa Ada Hubungan antara Sikap Dengan Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta. Based on the result of Spearmen Rank test, the value of correlation between knowledge and the service of Mother-Child Health Center at Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta with significance rate (α) 0.05 got p value < α (p = 0.001 < 0.05). The result showed that there was correlation between knowledge and service of Mother-Child Health Center at Sidorejo Godean Sleman. In addition, the correlation value between attitude and service of Mother-Child Health Center at Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta with significance rate (α) 0.05 with p value < α (p = 0.040 < 0.05) showing that there was correlation between attitude and service of Mother-Child Health Center at Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta. Keywords Center : Knowledge, Attitude, Cadres, Service of Mother-Child Health PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya juga memerlukan peran masyarakat. Melalui konsep Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), masyarakat berperan serta aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Bentuk UKBM antara lain Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), dan RW/desa/kelurahan siaga aktif (Kementrian Kesehatan, 2014). Secara kuantitas, perkembangan jumlah posyandu sangat menggembirakan, karena di setiap desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu. Pada saat posyandu dicanangkan pada Tahun 1986 jumlah posyandu tercatat sebanyak 25.000 posyandu, dan pada Tahun 2008 menjadi 269.202 posyandu (Depkes RI, 2009). Terdapat 289.635 Posyandu pada tahun 2014 di Indonesia. Dari jumlah

tersebut, posyandu pratama sebanyak 13,06%, madya sebanyak 27,74%, purna sebanyak 31,6%, dan mandiri sebanyak 8,71% (Kementrian Kesehatan, 2014). Dari sisi kesiapan pelayanan, data berdasarkan Rifaskes 2011 menunjukkan bahwa pencapaiannya belum memuaskan. Kesiapan pelayanan umum di Posyandu baru mencapai 71%, yang menjadi kekurangan tersebut antara lain kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai (Kementrian Kesehatan, 2014). Berdasarkan data Departemen Kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta, Jumlah posyandu pada tahun 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 5.703 posyandu, dengan persentase posyandu Pratama sebanyak 2,33%, Madya sebanyak 16,43%, Purnama sebanyak 43,67%, dan Mandiri sebanyak 37,57%. (Dinkes DIY, 2015). Jumlah posyandu pada tahun 2014 di Kabupaten Sleman Yogyakarta berjumlah 1.519 posyandu, dengan presentase posyandu Pratama 4,41%, Madya 11,06%, Purnama 45,95% dan Mandiri 38,58%. Jumlah posyandu aktif di Kabupaten Sleman tahun 2014 berjumlah 1.284 posyandu (Dinkes Sleman, 2015). Cakupan pelayanan keseahatan anak balita di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2014 sebesar 75,82%, tentu ini masih jauh dari target Resntra yang telah ditetapkan oleh Kemenkes yang sebesar 85%. Tentu perlu adanya evaluasi dan inovasi oleh Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta yang diteruskan ke kabupaten/kota seperti Sleman agar target tersebut bisa dipenuhi. Indikator keberhasilan pelayanan posyandu didasarkan dua aspek yaitu peran serta masyarakat dan keberhasilan program posyandu itu sendiri. Berdasarkan data di Posyandu sidorejo pada bulan desember 2015 diperoleh data peran serta masyarakat sebesar 80, 48% sehingga masih perlu ditingkatkan dan tingkat liputan keberhasilan program hanya 44,63% dari yang seharusnya 100%. Sehingga ini menjadi perhatian untuk dievaluasi dan diperbaiki. Kader memegang peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan Posyandu di lapangan sehingga keberadaannya perlu dipertahankan. Keberhasilan Posyandu tidak lepas dari kerja keras kader yag dengan sukarela mengelola posyandu di wilayahnya masing-masing. Persentase kader aktif di Indonesia tahun 2012 adalah 71,2. Kader aktif di Kabupaten Sleman tahun 2011 sebanyak 7.744 orang meningkat menjadi 8.033 orang (Dinkes Sleman, 2011).

Keberadaan kader di posyandu sebagai salah satu sistem penyelenggara pelayanan kebutuhan kesehatan dasar sangat dibutuhkan. Kader posyandu harus mampu mengelola posyandu, karena merekalah yang paling memahami kondisi kebutuhan masyarakat. Namun sejalan waktu berjalan, muncul permasalahan yang dapat menghambat jalannya penyelenggaraan posyandu. Salah satunya adalah pengetahuan dan sikap kader posyandu yang kurang, bahkan ada yang belum memahami hal-hal baru yang berkaitan dengan kegiatan posyandu (Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2006). Kenyataannya tidak semua kader telah mendapatkan pelatihan dan kader sering berganti-ganti sehingga menurunkan kualitas pemantauan pertumbuhan anak di posyandu. (Depkes RI, 2003). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 6 Januari 2016 di Desa Sidorejo diperoleh data jumlah kader yang tercatat adalah 67 kader yang tersebar 14 posyandu di 7 perdukuhan. Berdasarkan laporan hasil peneliti yang melakukan wawancara kepada 14 orang kader posyandu yang berada di Desa Sidorejo diperoleh hasil yaitu rata-rata telah menjadi kader 3-4 tahun, yang sudah mengikuti pelatihan 6 kader, yang belum pernah mengikuti 8 kader. Terdapat 8 kader memiliki pengetahuan yang kurang tentang pelayanan posyandu, dan 6 kader memiliki pengetahuan yang baik tentang pelayanan posyandu. Berdasarkan sikap kader diperoleh hasil bahwa 7 kader bersikap negatif seperti tidak bisa bagaimana cara melakukan Pendaftaran, Penyuluhan Kesehatan dan Pelayanan kesehatan sesuai kewenangannya pada saat pelaksanaan posyandu dan 7 kader bersikap positif seperti melakukan Penimbangan; dan Pencatatan/pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS). METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik korelatif yaitu penelitian yang menganalisa hubungan antara dua variabel (Notoatmojdo, 2010 hlm 37) dengan menggunakan analisa teknik korelasi Pearson Product Moment, dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross sectional yaitu yang dimaksud artinya penelitian ini untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat artinya tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap

status karakter atau variabel subyek pada pemeriksaan (Notoatmojdo, 2010 hlm 37). Populasi dalam penelitian ini adalah semua kader posyandu di Desa Sidorejo Kecamatan Godean Kabupaten Sleman sebanyak 67 orang. Sampel pada penelitian ini adalah kader posyandu di Desa Sidorejo Kecamatan Godean Kabupaten Sleman sebanyak 67 orang dari 14 posyandu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan mengambil seluruh populasi untuk dijadikan objek penelitian. Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang digunakan untuk memperoleh data. Analisa data dalam penelitian ini adalah uji univariat menggunakan rumus persentase dan uji bivariat dengan uji Spearman Rank. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Posyandu Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman pada Bulan September 2016 Jenis Posyandu Frekuensi Prosentase Posyandu Pratama 0 0 Posyandu Madya Posyandu Purnama 7 7 50 50 Posyadu Mandiri 0 0 Total 14 100 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa Jenis Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman adalah Posyandu Madya dan Posyandu Purnama yaitu masing-masing sebesar (50%). B. Karakteristik Responden Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Umur Kader Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman pada Bulan September 2016 Kategori Frekuensi Prosentase < 25 Tahun 2 3.0 25-30 Tahun 32 47.8 > 30 Tahun 33 49.3 Total 67 100.0 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan Umur Kader Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman,

sebagian besar adalah responden termasuk dalam kategori umur >30 tahun yaitu sebanyak 33 responden (49,3%). Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Kader Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman pada Bulan September 2016 Kategori Frekuensi Prosentase SMP 17 25.4 SMA 50 74.6 Total 67 100.0 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Kader Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman, sebagian besar adalah responden adalah termasuk kategori SMA yaitu sebanyak 50 responden (74,6%). C. Analisis Univariat Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta pada Bulan September 2016 Kategori Frekuensi Prosentase Kurang 5 7.5 Cukup 30 44.8 Baik 32 47.8 Total 67 100.0 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta, sebagian besar adalah responden adalah termasuk kategori baik yaitu sebanyak 32 responden (47,8%). Tabel 4.5 Sikap Kader Posyandu Tentang Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta pada Bulan September 2016 Kategori Frekuensi Prosentase Negatif 11 16.4 Positif 56 83.6 Total 67 100.0 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan Sikap Kader Posyandu Tentang Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta, sebagian besar adalah responden adalah termasuk kategori positif yaitu sebanyak 56 responden (83,6%).

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta pada Bulan September 2016 Kategori Frekuensi Prosentase Kurang 5 7.5 Cukup 19 28.4 Baik 43 64.2 Total 67 100.0 Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa karakteristik responden Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta, sebagian besar adalah responden adalah termasuk kategori baik yaitu sebanyak 43 responden (64,2%). D. Analisis Bivariat 1. Hubungan antara Pengetahuan Kader dengan Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta Analisa bivariat pada tahap ini diteliti Hubungan antara Pengetahuan dengan Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta dengan menggunakan uji Spearman Rank, dapat diketahui sebagai berikut : Tabel 4.7 Tabulasi Silang Pengetahuan dengan Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta pada Bulan September 2016 Pelayanan Total Pengetahuan Kurang Cukup Baik F % F % F % F % P Kurang 4 6,0 0 0,0 1 1,5 5 7,5 Cukup 0 0,0 14 20,9 16 23,9 30 44,8 0,001 Baik 1 1,5 5 7,5 26 38,8 32 47,8 Total 5 7,5 19 28,4 43 62,4 67 100 Tabel 4.7 menyatakan bahwa Ada Hubungan antara Pengetahuan Dengan Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta, dengan nilai significancy pada hasil menunjukan (p = 0,001 < 0,05). 2. Hubungan antara Sikap Kader Dengan Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta

Analisa bivariat pada tahap ini diteliti Hubungan antara Sikap Kader Dengan Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta dengan menggunakan uji Spearman Rank, dapat diketahui sebagai berikut : Tabel 4.8 Tabulasi Silang Hubungan antara Sikap Kader Dengan Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta pada Bulan September 2016 Pelayanan Total Sikap Kurang Cukup Baik F % F % F % F % P Negatif 4 6,0 2 3,0 5 7,5 11 16,4 Positif 1 1,5 17 25,4 38 56,7 56 83,6 0,040 Total 5 7,5 19 28,4 43 64,2 67 100.0 Tabel 4.8 menyatakan bahwa Ada Hubungan antara Pengetahuan Dengan Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta, dengan nilai significancy pada hasil menunjukan (p = 0,040 < 0,05). PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden a. Gambaran Umur Kader Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman. Berdasarkan gambaran umur kader posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman, sebagian besar adalah responden termasuk dalam kategori umur >30 tahun yaitu sebanyak 33 responden (49,3%). Menurut Erfandi, 2009 bahwa Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu Umur. Karena umur dapat mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin baik. Hal ini sesuai dengan hasil pengetahuan kader dimana sebagian besar responden adalah termasuk kategori baik yaitu sebanyak 32 responden (47,8%), meskipun tidak semuanya berusia >30 tahun. Pada usia pertengahan, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial. Ini sesuai dengan hasil Sikap Kader

Posyandu Tentang Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta diperoleh sebagian besar adalah responden adalah termasuk kategori positif yaitu sebanyak 56 responden (83,6%). b. Gambaran Pendidikan Kader Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman. Berdasarkan gambaran Pendidikan Kader Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman, sebagian besar adalah responden adalah termasuk kategori perguruan Tinggi yaitu sebanyak 50 responden (74,6%). Menurut Notoatmodjo ( 2007) bahwa pendidikan seseorang akan mempengaruhi pengetahuan yang diperoleh untuk mencapai perubahan perilaku. Seseorang dengan latar belakang pendidikan yang tinggi akan mempunyai kesempatan untuk dapat menerima dan memahami informasi yang diberikan. Hal ini sesuai dengan hasil pengetahuan kader dimana sebagian besar responden adalah termasuk kategori baik yaitu sebanyak 32 responden (47,8%). Ini sesuai dengan hasil Sikap Kader Posyandu Tentang Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta diperoleh sebagian besar adalah responden adalah termasuk kategori positif yaitu sebanyak 56 responden (83,6%). c. Gambaran Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta Berdasarkan Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta diperoleh sebagian besar adalah responden adalah termasuk kategori baik yaitu sebanyak 32 responden (47,8%). Berdasarkan hasil jawaban kader mengenai pengetahuan kader tentang pengertian, tujuan, tugas dan fungsi, syarat menjadi kader, dan lima kegiatan posyandu menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan kader baik. Tetapi ada sebagian kader yang belum mampu menjawab dengan benar pengertian Posyandu, bagaimana fungsi Posyandu, bentuk bentuk kegiatan Posyandu (lima meja/lima kegiatan Posyandu), dan tugas serta fungsi kader Posyandu. Dengan hasil tersebut perlu adanya

upaya peningkatan dan pembaharuan pengetahuan untuk diberikan pelatihan bagi kader baru dan refreshing kader untuk kader yang sudah pernah atau yang belum mengikuti pelatihan. d. Gambaran Sikap Kader Posyandu Tentang Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta Berdasarkan Sikap Kader Posyandu Tentang Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta diperoleh sebagian besar adalah responden adalah termasuk kategori positif yaitu sebanyak 56 responden (83,6%). Hal ini terjadi karena menurut mereka kader adalah pekerjaan yang berdasarkan kesukarelaan, sehingga kader tidak dibayar, dan kader bekerja dengan ikhlas. e. Gambaran Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta diperoleh sebagian besar adalah responden adalah termasuk kategori baik yaitu sebanyak 43 responden (64,2%). f. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Dengan Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta Dari penelitian diperoleh hasil bahwa Ada Hubungan antara Pengetahuan Dengan Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta, dengan nilai significancy pada hasil menunjukan (p = 0,001 < 0,05). Ada Hubungan antara Pengetahuan Dengan Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta, dengan nilai significancy pada hasil menunjukan (p = 0,040 < 0,05). Setiap kader posyandu memiliki pengetahuan, sikap yang berbeda dalam pelaksanaan posyandu. Kondisi ini berdampak pada kualitas pelayanan posyandu. Tingginya tingkat pengetahuan kader menjadikan kinerja kader baik dan berdampak terhadap pelaksanaan program posyandu tersebut. Semakin baik atau semakin tinggi pengetahuan kader, semakin tinggi atau semakin baik pula tingkat keaktifannya dalam proses pelaksanaan posyandu.

KESIMPULAN 1. Responden berdasarkan Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta, sebagian besar responden adalah termasuk kategori baik yaitu sebanyak 32 responden (47,8%). 2. Responden berdasarkan Sikap Kader Posyandu Tentang Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta, sebagian besar responden adalah termasuk kategori positif yaitu sebanyak 56 responden (83,6%). 3. Responden Pelayanan Posyandu di Desa Sidorejo Godean Sleman Yogyakarta, sebagian besar responden adalah termasuk kategori baik yaitu sebanyak 43 responden (64,2%). Jadi, dikatakan Pengetahuan Kader Posyandu baik dan Sikap yang positif maka Pelayanan Posyandu akan baik. SARAN 1. Bagi Kader Diharapkan Kader Posyandu bisa meningkatkan Pengetahuan yang terbaru terkait dengan pelayanan pada Posyadu dengan mengikuti pelatihan dan seminar yang diselenggarakan oleh pihak Puskesmas atau atas inisiatif pribadi yang merupakan investasi ilmu bagi kader itu sendiri. 2. Bagi Pihak Puskesmas Diharapkan pihak Puskesmas melakukan pelatihan dan refresing kader Posyandu tentang tugas pengembangan kader secara berkala dalam rencana kerja tahunannya, dan melakukan evaluasi secara berkala terkait pengetahuan, sikap dan pelaksanaan tugas pengembangan kader. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian selanjutnya dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya keterlibatan kader dalam penemuan kasus di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2005. Profil Kesehatan Tahun 2003. Jakarta Dinkes Sleman. 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Sleman Tahun 2011. Yogyakarta Dinkes Sleman. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Sleman Tahun 2014. Yogyakarta Dinkes DIY. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Yogyakarta Tahun 2014. Yogyakarta Dinkes Jawa Timur. 2007. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timut tahun 2006. Yogyakarta Erfandi, 2009 Pengetahuan dan faktor-faktor yang mempengaruhi. [Internet],Tersedia dalam:http://forbetterhealth.wordperss.com Kementrian Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Zainih. Nahdatuz. 2014. Hubungan Frekuensi Pelatihan Yang Diikuti Kader Dengan Tingkat Keterampilan Kader Dalam Pelayanan Posyandu Balita Di Desa Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta. Dalam Naskah Publikasi. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Aisyiyah Yogyakarta