KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Tabir terletak di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Sungai Tabir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

BAB 2 BAHAN DAN METODA

3. METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

Indeks Gonad Somatik Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr.) Yang Masuk Ke Muara Sungai Sekitar Danau Singkarak

BAB 2 BAHAN DAN METODE

Lampiran 1 Ringkasan Skripsi. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya Alamat pos elektronik:

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

Seleksi dan Potensi Budidaya Jenis-jenis Ikan Wader dari Genus Rasbora

BAB 2 BAHAN DAN METODE

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

PERTUMBUHAN IKAN KERALI (Labocheilos falchifer) DI PERAIRAN SUNGAI LEMATANG, SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

STUDI KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN KARAMBA DI SUNGAI KAHAYAN (Water Quality Research For Fish Farming Keramba In The Kahayan River)

Ichtyofauna in the Sok-sok Holbung, Aek Isa small river, Simarpinggan Village, Sipoholon District, North Tapanuli Regency, North Sumatera Province.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

BAB 2 BAHAN DAN METODA

ARTIFICIAL SUBSTRATES INCREASED SURVIVAL AND GROWTH OF HYBRID CATFISH (Clarias gariepinus and C. macrocephalus)

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Spesifikasi Alat dan Bahan

BAB 2 BAHAN DAN METODE

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Mas (SGR)

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

MATERI DAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menampung, menyimpan dan mengalirkan air menuju ke laut melalui sungai

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

KEANEKARAGAMAN IKAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KUALITAS AIR DI PERAIRAN SUNGAI BINGEI, BINJAI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN PANJANG-BERAT DAN FAKTOR KONDISI WADER PARI (Rasbora lateristriata) DI SUNGAI NGRANCAH, KABUPATEN KULONPROGO

KANDUNGAN LOGAM KADMIUM (Cd), TIMBAL (Pb) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN KOMUNITAS IKAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI PERCUT TESIS.

ANALISIS HUBUNGAN PANJANG BERAT IKAN HIMMEN (Glossogobius sp) DI DANAU SENTANI KABUPATEN JAYAPURA ABSTRAK

DAMPAK AKTIVITAS WISATA TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI OBYEK WISATA NAGORI KARANG ANYER KECAMATAN GUNUNG MALIGAS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

KONDISI TERUMBU KARANG HIDUP BERDASARKAN PERSEN TUTUPAN DI PULAU KARANG PROVINSI SUMATERA UTARA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KUALITAS PERAIRAN

PENGARUH PERBEDAAN SUHU TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN IKAN TAMBRA (Tor tambra)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

J. Aquawarman. Vol. 2 (1) : April ISSN : Karakteristik Oksigen Terlarut Pada Tambak Bermangrove Dan Tambak Tidak Bermangrove

Pertumbuhan Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) Di perairan Sungai Aek Alian Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Hubungan Panjang Berat,...Mirna Dwirastina dan Makri,...Sainmatika,...Volume 10,...No.2,...Desember 2013,

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :22-26 (2016) ISSN :

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisa kesesuaian lahan perairan Abalon ini

Udayana, Denpasar. Alamat (Diterima Juli 2017 /Disetujui September 2017) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi

JENIS-JENIS GASTROPODA DI SUNGAI KUYUNG DESA KUMBUNG NAGARI LUNANG UTARA KECAMATAN LUNANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PENENTUAN FAKTOR ABIOTIK LINGKUNGAN PERAIRAN SUNGAI DI LINGKUNGAN DESA SUMBERBENDO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

PENDAHULUAN. di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian Bahan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Saat Pendederan

3. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan suatu perairan dalam menerima suatu beban bahan tertentu

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Spesies yang diperoleh pada saat penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

Sumatera Utara, Medan, Indonesia Utara, Medan, Indonesia Utara, Medan, Indonesia 20155

Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Sungai Naborsahan Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

PENGARUH AKTIVITAS MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KEANEKARAGAMAN PLANKTON DI SUNGAI BELAWAN MEDAN

ABSTRACT. Keywords : Biofilter, Cherax quadricarinatus, Glochidia

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus gouramy Lac. UKURAN 2 CM

KONDISI PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI BABON SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PRODUKTIVITAS PRIMER PERIFITON DI SUNGAI NABORSAHAN SUMATERA UTARA

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KEPADATAN POPULASI DAN REPRODUKSI IKAN BELANAK (Mugil dussumieri) DI PERAIRAN BELAWAN, SUMATERA UTARA TESIS OLEH ALI RAMADHAN /BIO

3. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian tingkat kesesuaian lahan dilakukan di Teluk Cikunyinyi,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

Transkripsi:

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT Hesti Wahyuningsih Abstract A study on the population density of fish of Jurung (Tor sp.) at Bahorok River in Langkat, North Sumatra was conducted in July September 003. The aim this study was to investigation the ecological aspects about the population density and the pattern of individual growth of Tor sp. Purposive random sampling method was applied to place sampling station. Using hand-net, a total of 53 fish were captured and the population density between 0.467 individu and 1.533 individu per unit effort. The pattern of individual growth showed allometrik. That temperature, ligth penetration, ph and oxygen demand was better for fish life. Key words : Tor sp., Jurung, Population A. Pendahuluan Ikan Jurung (Tor sp.) merupakan salah satu spesies ikan air tawar yang banyak terdapat di perairan sungai, di Kawasan Ekosistem Leuser. Ikan Jurung ini sangat dikenal dalam masyarakat perikanan karena karakteristik tubuh dan warnanya yang khas, cita rasa dagingnya yang gurih serta harganya yang relatif tinggi (Sutisna & Sutarmanto, 1995). Selain itu Ikan Jurung bagi masyarakat Batak Sumatera Utara merupakan jenis ikan yang bernilai penting karena digunakan untuk upacara adat (Kottelat, et al., 1993). Salah satu ekosistem sungai di Kawasan Ekosistem Leuser, yang banyak didapatkan Ikan Jurung adalah Sungai Bahorok. Sungai Bahorok merupakan salah satu ekosistem sungai yang terletak di Propinsi Sumatera Utara dan berada di dalam Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Motivasi mereka sangat beragam dari yang bersifat hobi (memancing), sumber mata pencaharian bagi nelayan perairan umum setempat, hingga yang bersifat komersial. Hal ini memungkinkan Ikan Jurung akan mengalami kepunahan, dikarenakan semakin langkanya Ikan Jurung ditemukan di alam, dan berkurangnya hasil tangkapan nelayan. Sementara itu, sampai saat ini upaya budidaya Ikan Jurung belum maksimal. Oleh karena itu, perlu untuk mengetahui kepadatan populasi dan pola pertumbuhan individu Tor sp. serta faktor fisik-kimia perairan Sungai Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. B. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sungai Bahorok Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatera Utara pada bulan Juli September 003. Pengambilan sampel ikan dilakukan dengan menggunakan metode Purposive Random Sampling di kawasan wisata sungai. Teknik penangkapan per satuan usaha dengan menggunakan alat tangkap jala tebar berjarijari 00 cm dengan mata jala 1,5 cm. Penangkapan ikan dilakukan pada malam hari sekitar pukul 19.00.00 WIB. Ikan yang tertangkap dihitung jumlah individu, diukur panjang dan berat ikan. Pengukuran faktor fisika-kimia perairan dilakukan bersamaan dengan pengambilan sampel ikan. Faktor fisika-kimia perairan meliputi suhu air diukur dengan menggunakan termometer air raksa, penetrasi cahaya diukur dengan menggunakan Keping Secchi, kecepatan arus diukur dengan menggunakan stopwatch sepanjang 0 m pada tiap titik pengamatan, ph diukur dengan ph-meter, dan kandungan oksigen terlarut (DO) diukur dengan cara titrasi. Data yang diperoleh dianalisa dengan menghitung kepadatan populasi dan pertumbuhan individu Ikan Jurung (Tor sp.). Hubungan panjang berat ikan untuk

menentukan pola pertumbuhan individu ditentukan dengan rumus W = al b. Nilai ph air yang terukur tergolong sedikit Dengan persamaan logaritma: Log W = Log a + b Log L, di mana W = berat tubuh ikan (gram), L = panjang total (mm), a = konstanta, b = eksponensial. C. Hasil dan Pembahasan Parameter kualitas air Nilai parameter kualitas air Sungai Bahorok yang diukur selama penelitian terlihat pada Tabel 1. Hasil pengukuran faktor fisik kimia air Sungai Bahorok tidak menunjukkan adanya fluktuasi yang besar dan secara umum masih dapat mendukung kehidupan Ikan Jurung (Tor sp.) dan biota air lainnya. Suhu air yang terukur sebesar 3 C. Nilai suhu air ini masih sangat mendukung untuk kehidupan ikan. Kisaran suhu yang baik bagi ikan tropis adalah 5-30 C. Peningkatan suhu secara langsung juga akan meningkatkan laju metabolisme beberapa hewan air termasuk ikan (Sutisna & Sutarmanto, 1995). Penetrasi cahaya yang terukur berkisar 44 57 cm. Secara keseluruhan nilai penetrasi cahaya tersebut cukup tinggi. Intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam badan sungai sangat mempengaruhi basa yaitu sebesar 7,8; nilai ini masih baik untuk kehidupan ikan. Ikan air tawar masih dapat mentolerir ph air sebesar 4,0-10,0. Kelarutan oksigen yang terukur sebesar 5 mg/l. Hal ini dikarenakan arus perairan yang cukup deras memungkinkan adanya tambahan oksigen dari udara akibat adanya gerakan air/arus. Nilai oksigen terlarut ini dapat mendukung kehidupan ikan. Beberapa jenis ikan mampu bertahan hidup pada perairan dengan kelarutan oksigen sebesar 3 mg/l (Afianto & Efi, 1993). Hal ini seiring pula dengan pendapat Silvester (1958) yang menyatakan ikan dapat hidup dan berkembang baik pada perairan dengan kondisi airnya cukup jernih, nilai ph mendekati normal dan kandungan oksigen terlarut lebih besar dari 4 mg/l (Silvester, 1958). Kepadatan Ikan Jurung (Tor sp.) di Sungai Bahorok Hasil tangkapan Ikan Jurung yang diperoleh selama penelitian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel. Hasil Tangkapan Ikan Jurung (Tor sp.) Selama Penelitian dengan Kisaran Tabel 1. Nilai Pengukuran Parameter Kualitas Air Sungai Bahorok No. Parameter Bulan Rata- Juli Agustus September rata 1. Suhu ( C) 3.5 3.5 3.5 3.5. Penetrasi cahaya (cm) 44 44 57 48.33 3. Kecepatan arus 16 17 17 16.7 (m/detik) 4. ph 7.8 7.8 7.8 7.8 5. DO (mg/l) 5 5 5 5 produktivitas primer, sehingga mempengaruhi juga kehidupan ikan melalui Hasil rantai makanan. Nilai kecerahan air yang Bulan (ekor) baik untuk kelangsungan hidup ikan adalah lebih besar dari 45 cm. Kecepatan arus yang terukur berkisar 16 17 m/detik. Kecepatan arus tersebut dapat digolongkan dalam kecepatan arus lemah. Kecepatan arus yang tinggi dapat menyebabkan pengikisan tebing sungai yang selanjutnya dapat mempengaruhi nilai kecerahan dan faktor fisik kimia air lainnya. Panjang dan Berat Ikan Panjang ikan (cm) Berat ikan (gram) Juli 7 11.9-10 - 10 Aguatus 3 16.5-7 90-40 September 3 0 5.5 100-00 Hasil total tangkapan sampel ikan yang dilakukan pada bulan Juli-September sebanyak 53 ekor yaitu secara berturut-turut dari Bulan Juli, Agustus dan September 3

sebesar 7 ekor, 3 ekor, 3 ekor. Rendahnya hasil tangkapan yang diperoleh diduga karena adanya beberapa faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan/hasil tangkapan ikan yaitu kondisi perairan, musim dan tingkah laku ikan. Selain itu, permukaan air sungai yang naik dapat menambah luas area ruaya ikan sehingga peluang ikan untuk tertangkap semakin kecil (Yustina,1998). Naiknya permukaan air sungai pada saat itu dikarenakan terutama adanya hujan deras yang turun sepanjang hari sehingga menambah masukan air ke badan sungai. Dari hasil tangkapan tersebut dapat diperoleh nilai kepadatan pada Bulan Juli 003 sebesar 0,33 individu per usaha penangkapan, Bulan Agustus dan September 003 sebesar 0,767 individu per usaha penangkapan. Secara keseluruhan nilai kepadatan Ikan Jurung (Tor sp.) tersebut sangat rendah dan bila dilihat dari ukuran panjang dan berat ikan yang tertangkap umumnya merupakan ikan yang masih relatif muda. Hal ini sangat disayangkan apabila dalam penangkapan ikan jenis Tor sp. ini dilakukan dengan cara membunuh induknya. Pola pertumbuhan individu Ikan Jurung (Tor sp.) Hubungan panjang berat Ikan Jurung yang tertangkap dari Bulan Juli September 003 secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 3 Gambar 1, Gambar, dan Gambar 3 di bawah ini. Tabel 3. Persamaan Hubungan Panjang Berat Ikan Jurung (Tor sp.) di Perairan Sungai Bahorok Bulan Juli Agustus September Persamaan Log W= -.9853 + 3.8056 Log L Log W= -0.58 + 1.8339 Log L Log W = 0.3119 + 1.3865 Log L Dari persamaan hubungan panjang berat di atas (Tabel 3) dapat dilihat pola pertumbuhan Ikan Jurung (Tor sp.) dari Bulan Juli September adalah pertumbuhan allometrik. Pada Bulan Juli nilai b > 3 yaitu 3,8056 berarti pertambahan panjang dan berat ikan tidak seimbang atau pertambahan panjang ikan tidak secepat pertambahan berat ikan yang menunjukkan ikan tersebut montok (gemuk). Pada Bulan Agustus nilai b < 3 yaitu 1,8339, dan Bulan September nilai b < 3 yaitu 1,3865. Dari persamaan hubungan panjang berat didapatkan nilai b yang berbeda. Berdasarkan nilai b yang diperoleh pada Bulan Agustus dan September menunjukkan bahwa pertumbuhan individu Ikan Jurung (Tor sp.) adalah pertumbuhan allometrik yang berarti pertumbuhan panjang ikan lebih cepat dibandingkan pertumbuhan beratnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Carlander (1969) bahwa nilai b < 3 diartikan bahwa panjang ikan tidak seimbang dengan berat (pola pertumbuhan allometrik), nilai b = 3 diartikan pertambahan panjang dan berat ikan seimbang (pola pertumbuhan isometrik) dan nilai b > 3 diartikan pertambahan panjang ikan tidak secepat pertambahan berat. Lebih lanjut dinyatakan bahwa perbedaan harga b pada setiap spesies ikan dipengaruhi oleh spesies ikan itu sendiri, kondisi perairan, tingkat kedewasaan ikan, musim dan waktu penangkapan (Effendi, 1997). JULI 003.5 Berat (gr) (log) 1.5 1 0.5 0 0 0. 0.4 0.6 0.8 1 1. 1.4 1.6 Panjang (cm) (log) Gambar 1. Hubungan Panjang Berat Ikan Jurung (Tor sp.) pada Bulan Juli 003 4

AGUSTUS 003 Berat (gr) (Log),5 1,5 1 0,5 0 1, 1, 1,4 1,6 1,8 1,3 1,3 1,34 1,36 1,38 1,4 1,4 1,44 1,46 Panjang (Cm) (Log) Gambar. Hubungan Panjang Berat Ikan Jurung (Tor sp.) Bulan Agustus 003 SEPTEMBER 003 Berat (gr) (Log).4.3..1 1.9 1.8 1.3 1.3 1.34 1.36 1.38 1.4 1.4 Panjang (cm) (Log) Gambar 3. Hubungan Panjang Berat Ikan Jurung (Tor sp.) Bulan September 003 D. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap populasi Ikan Jurung (Tor sp.) di Sungai Bahorok dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ikan Jurung (Tor sp.) yang tertangkap sebanyak 53 ekor. Kepadatan populasi per usaha penangkapan berkisar 0,33 0,767 individu per usaha penangkapan.. Pola pertumbuhan individu Ikan Jurung (Tor sp.) menunjukkan tipe Allometrik. 3. Faktor fisik kimia perairan yang terukur tergolong baik dan masih dapat mendukung kehidupan Ikan Jurung (Tor sp.). Saran Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai beberapa aspek biologi Ikan Jurung (Tor sp.) dalam upaya pelestarian Ikan Jurung tersebut. E. Daftar Pustaka Afianto, E. & L, Evi. 1993. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius, Jakarta. hlm. 3 5. Effendi, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta. hlm. 9 105. Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari & S. Wirjoatmodjo. 1993. Fresh Water Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Editions Limited, Jakarta. hlm 34 68. Silvester, R.O. 1958. Water Quality Studies in the Colombia Rivers. U.S Dep. Intenir, Washington. Sutisna, D.H. & S, Sutarmanto. 1995. Pembenihan Ikan Air Tawar. Kanisius, Yogyakarta. hlm 49 5. Yustina. 000. Aspek Ekologi dan Reproduksi Ikan Kapiek (Puntius 5

schawanefeldi Bleeker) di Sungai Rangau Kabupaten Rokan Hilir Riau. Laporan Penelitian. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Pekanbaru. 6