BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita berbahasa atau berkomunikasi, baik dalam forum-forum resmi ataupun dalam komunikasi sehari-hari sering mengabaikan aturan atau kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Begitupun dengan media, yang memiliki peran dan fungsi yang sangat strategis dalam penyampaian informasi. Namun, menurut Bagus Lorens (1990), bahasa tidak sama dengan pikiran. Pikiran memakai bahasa sebagai alat ekspresi. Pikiran saya bisa lain, dan cara mengekspresikannya juga bisa lain. Memang dalam kenyataan hidup kita, tidak ada satu hal yang begitu gampang dimanipulasi seperti bahasa. Bahasa Indonesia erat kaitannya dengan pengguna bahasa, manusia maupun media dalam hal ini media cetak. Bagaimana penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana penggunaan bahasa dalam media, yaitu keterkaitan antara wacana dan bahasa. Selain alat untuk berkomunikasi bahasa juga memiliki peran dan fungsi yang sangat strategis bagi kehidupan manusia dalam berbangsa dan bernegara. Mengekspresikan bahasa dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu lisan dan tulisan. Menuangkan pikiran dalam bahasa tulisan tentu saja akan bertolak ukur pada paradigma tertentu sehingga menghasilkan suatu kecenderungan dan pandangan yang berbeda. Sama
halnya dalam bahasa jurnalistik, setiap media penerbitan pers memiliki gaya bahasa atau ideologi tersendiri dalam penyajiannya. Bahasa seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi dalam kehidupan masyarakat. Fungsi-fungsi itu misalnya dari yang paling sederhana dan konkret yakni sebagai alat komunikasi, sebagai alat kerjasama di antara pemakainya. Hal ini berkaitan dengan makin banyak, beragam, dan canggihnya industri media informasi dan komunikasi, mulai cetak hingga elektronik, menawarkan berita, dan sensasi. Kecanggihan media informasi dan komunikasi memberikan ruang kepada bahasa merealisasikan pikirannya, salah satunya melalui media cetak pada harian Pikiran Rakyat. Analisis wacana yang dimaksudkan dalam penelitian ini, adalah sebagai upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari subyek (penulis) yang mengemukakan suatu pernyataan. Pengungkapan dilakukan dengan menempatkan diri pada posisi sang penulis dengan mengikuti struktur makna dari sang penulis sehingga bentuk distribusi dan produksi ideologi yang disamarkan dalam wacana dapat di ketahui. Pers pada umumnya merupakan salah satu sarana sosialisasi. Berita yang disajikan melalui pers pada umumnya akan berubah wujud menjadi sosial, kritik pribadi akan menjadi kritik sosial dan peringatan pribadi akan menjadi kontrol sosial dengan kata lain tulisan-tulisan yang terkandung pada pers tersebut mengangkat dan memperjuangkan kepentingan orang banyak. Teun A Van Dijk mengembangkan model analisis wacana kritis di dalam teks berita. Berbagai masalah yang kompleks dan rumit dijelaskan dalam model Van Dijk, oleh karena itu Van Dijk tidak mengeksklusi dengan model yaitu dengan menganalisis teks semata.
Selain itu, melihat struktur sosial, dominasi dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi/pikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu (Eriyanto 2005:224). Dalam model analisis Van Dijk ini, wacana digambarkan memiliki tiga dimensi yaitu teks, kognisi sosial sehingga politik media akan terlihat jelas, baik dari keberpihakannya yang dapat kita lihat dari isi suatu wacana. Pada tataran teks Van Dijk memanfaatkan dan menganalisis linguistik tentang kosakata, kalimat, proposisi, dan paragraf untuk menjelaskan dan memaknai suatu teks wacana.sedangkan pada tataran kognisi sosial, yaitu tentang bagaimana menganalisis proses produksi suatu teks yang melibatkan pikiran atau kognisi dari individu yaitu wartawan sebagai penyaji berita. Peneliti memilih wacana tentang Bank Century untuk mengungkap kebenaran atau alasan masalah yang terjadi dan apa saja yang membuat masalah tersebut terjadi. Selain itu juga, penulis ingin mengetahui bagaimana pandangan masyarakat dan apa yang memepengaruhi masyarakat dengan masalah tersebut. Tentunya, yang berkaitan dengan analisis wacana kritis. Peneliti akan memdeskripsikan masalah Bank Century pada teks pada harian Pikiran Rakyat edisi yang telah dipilih. Analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk juga pernah dilakukan oleh Winda Astuti (2004) meneliti tentang Analisis Wacana Kritis ideologi Politik pada Teks editorial Media Indonesia, Frans Ekodhanto (2005) tentang Analisis Wacana Kritis Ideologi Politik Media Pada Teks Tajuk Rencana Kompas dan Pikiran Rakyat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk layak dipakai untuk menganalisis sebuah teks
editorial,teks tajuk rencana maupun teks harian umum pada media cetak. Analisis wacana kritis bertujuan untuk membongkar praktik ideologi dalam media. 1.2 Masalah Penelitian 1.2.1 Identifikasi Masalah berikut. Berdasarkan paparan di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai 1. Fungsi pers sebagai media informasi, edukasi, koleksi, rekreasi, dan mediasi. 2. Bahasa dalam surat kabar bercirikan singkat, padat, sederhana, lugas, jelas, jernih, demokrasi dan menarik. 3. Penulis berita dalam surat kabar mempunyai karakteristik idiologi tertentu. 4. Penulisan harian umum pada umumnya berbobot cendikia, struktur kebahasaannya baku, tepat pilihan katanya dan berwibawa. 1.2.2 Batasan Masalah sebagai berikut. Agar dalam penelitian ini jelas cakupannya, maka peneliti membatasi masalah 1. Wacana yang dikaji dalam penelitian ini sebatas analisis teks harian umum. 2. Teks harian umum yang dikaji adalah wacana harian umum mengenai politik yang telah dipilih. 3. Media penyampaian berita yang dipilih adalah harian koran Pikiran Rakyat.
4. Pendekatan model Teun A. Van Dijk layak digunakan untuk meneliti pemberitaan Bank Century.Pendekatan ini melihat wacana terdiri dari struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. 1.2.3 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan di atas, terdapat beberapa rumusan masalah yang dirumuskan sebagai berikut. a) Bagaimana struktur makro pemberitaan Pikiran Rakyat tentang skandal Bank Century? b) Bagaimana superstruktur pemberitaan Pikiran Rakyat tentang skandal Bank Century? c) Bagaimana struktur mikro pemberitaan Pikiran Rakyat dalam tentang skandal Bank Century? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu untuk menjawab rumusan masalah yang terdapat dalam rumusan masalah sebagai berikut : a) Mendeskripsikan penggunaan struktur makro pemberitaan Pikiran Rakyat tentang skandal Bank Century.
b) Mendeskripsikan penggunaan superstruktur pemberitaan Pikiran Rakyat tentang skandal Bank Century. c) Mendeskripsikan penggunaan strukturmikro pemberitaan Pikiran Rakyat tentang skandal Bank Century. 1.4 Manfaat Penelitian a) Dapat memperkaya pengetahuan ilmu analisis wacana kritis. b) Dapat memberikan wawasan terhadap masalah Bank Century. c) Mengetahui bagimana pemahaman pembaca tentang teks berita Bank Century. 1.5 Definisi Operasional Peneliti perlu memberikan definisi operasional pada judul yang dimaksudkan, supaya memudahkan dalam pemahamannya. Defini operasional sebagai berikut. a) Analisis wacana kritis adalah pendekatan teori untuk melihat dan membongkar praktik ideologi dalam media. b) Ideologi politik adalah suatu sikap atau praktik kekuasaan dan dominasi dari suatu kelompok dan kelas terhadap kelas lain dalam dunia politik-dominasi kelas lebih besar mendominasi kelas yang lebih kecil.
c) Pikiran rakyat adalah surat kabar nasional yang terbit di Bandung dan telah meluas jangkauan penyebarannya.