BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tabel 11 Hasil Pengujian Hipotesis No. Hipotesis Signifikansi Kesimpulan 1. Return On Assets berpengaruh negatif 0,001 Diterima terhadap pembiayaan mudharabah 2. Financing to Deposito Ratio berpengaruh 0,322 Ditolak negatif terhadap pembiayaan mudharabah 3. Dana Pihak Ketiga berpengaruh negatif 0,017 Diterima terhadap pembiayaan mudharabah 4. Sertifikat Bank Indonesia Syariah 0,293 Ditolak berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah 5. Capital Adequency Ratio berpengaruh negatif terhadap pembiayaan mudharabah 0,032 Diterima Sumber: Olahan data SPSS Menurut hasil penelitian yang menujukkan pengaruh negatif return on assets terhadap pembiayaan mudharabah, berarti bahwa semakin sedikit keuntungan yang diperoleh akan memperbanyak penyaluran pembiayaan mudharabah dan sebaliknya. Pengaruh negatif tersebut dipicu karena keputusan pihak manajerial yang cenderung menjadi risk taker supaya dapat melonjakkan keuntungan, terbukti dari pertumbuhan tingkat risiko yang searah dengan pembiayaan mudharabah. Financing to deposito ratio bukan termasuk pertimbangan manajerial dalam menentukan besaran penyaluran pembiayaan mudharabah, karena adanya pembiayaan lain yang lebih menjadi fokus manajerial. Terbukti pada hasil 68
69 penelitian ini yang menunjukkan tidak adanya pengaruh FDR terhadap pembiayaan mudharabah. Seberapapun perubahan tingkat likuiditas tidak diikuti dengan perubahan penyaluran pembiayaan mudharabah. Padahal rata-rata tingkat likuiditas pada objek penelitian berada pada batas wajar tingkat likuiditas yang telah ditetapkan oleh bank Indonesia. rasio likuiditas tidak memberi pengaruh terhadap pembiayaan mudharabah dikarenakan pembiayaan mudharabah lebih terpengaruh oleh rasio profitabilitas dan solvabilitas, terbukti dari hasil pada penelitian ini bahwa pembiayaan mudharabah terpengaruh secara negative oleh ROA dan CAR. Hasil penelitian bahwa dana pihak ketiga berpengaruh negatif terhadap pembiayaan mudharabah, artinya bank syariah akan memperkecil pembiayaan mudharabah ketika DPK yang diperoleh semakin banyak dan sebaliknya. DPK yang mencerminkan perilaku saving masyarakat menujukkan bahwa ketika saving menurun maka tingkat konsumsi masyarakat meningkat, tingkat konsumsi masyarakat yang meningkat akan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh para pengusaha dan peningkatan keuntungan itulah yang akan memberikan peningkatan bagi hasil yang diperoleh bank syariah yang telah memberi pembiayaan mudharabah pada pengusaha tersebut. Sertifikat bank Indonesia syariah terbukti tidak mempengaruhi pembiayaan mudharabah. Berapapun besar-kecilnya perubahan nilai sertifikat bank Indonesia syariah yang dilakukan oleh bank syariah, tidak diikuti dengan perubahan pengalokasian penyaluran pembiayaan mudharabah. Artinya pihak manajerial bank syariah telah mampu memisahkan pengalokasian dana untuk sertifikat bank syariah dan penyaluran pembiayaan mudharabah secara terpisah tanpa adanya
70 keterkaitan. Selain itu penelitian Siregar (2004) menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah lebih terpengaruh oleh bonus dari sertifikat tersebut. Sejalan dengan hasil pengaruh rasio profitabilitas yang menunjukkan pengaruh negatif signifikan terhadap pembiayaan mudharabah. Ketika bank syariah mendapat keuntungan lebih maka pembiayaan mudharabah malah berkurang, begitu juga hasil dari CAR yang menunjukkan jika terdapat kelebihan modal malah mengurangi pembiayaan mudharabah. Hal tersebut menunjukkan bahwa saat terdapat kelebihan dana, maka pembiayaan mudharabah bukanlah pilihan utama bagi bank syariah untuk menyalurkan pembiayaannya. Sedangkan ketika terdapat penurunan permodalan atau keuntungan, maka pembiayaan mudharabah ditingkatkan. Instrument rumus CAR yang menggunakan risiko sebagai pembanding menjadi penyebab utama pengaruh negatif tersebut, dimana tingkat risiko dan pembiayaan mudharabah memiliki pergerakan pertumbuhan yang searah. Dari keseluruhan penyebab berpengaruh atau tidak berpengaruhnya variabel independen yang ada terhadap pembiayaan mudharabah dapat disimpulkan alasan-alasan utama hasil dari penelitian. Terbukti pembiayaan mudharabah yang berbanding lurus dengan tingkat risiko dan perilaku manajerial yang cenderung risk taker menjadi penyebab utama pengaruh negatif dari rasio profitabilitas dan solvabilitas. Selain itu manajerial juga menggunakan pertimbangan teori saving-consumi dalam melakukan penyaluran pembiayaan mudharabah.
71 5.2 Saran Berdasarkan keseluruhan proses dan hasil penelitian ini termasuk simpulan yang telah dipaparkan, terdapat beberapa kekurangan yang diharapkan tidak menjadi kekurangan yang sama pada penelitian yang akan dating. Sebagai upaya untuk tidak melakukan kekurangan yang sama, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini hanya menggunakan 1 kategori lembaga keuangan syariah sebagai objek penelitian, sedangkan terdapat 3 kategori yaitu Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Sebaiknya pada penelitian akan datang menambahkan kategori atau mengambil sampel pada tiap kategori lembaga keuangan syariah yang ada. 2. Dalam penelitian ini hanya menggunakan 3 rasio sebagai variabel independen sedangkan terdapat 5 kategori rasio pada bank umum syariah yaitu rasio permodalan, aktiva produktif, rentabilitas, likuiditas, dan kepatuhan. Sebaiknya dalam penelitian selanjutnya menambahkan rasio aktiva produktif dan rasio kepatuhan sebagai variabel independennya. 3. Dalam penelitian ini menggunakan pembiayaan mudharabah sebagai variabel dependen, sedangkan pembiayaan yang dilakukan bank syariah tidak hanya pembiayaan mudharabah. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya mengganti variabel independen dengan pembiayaan lain seperti pembiayaan ijarah, salam, atau istisna.
72 4. Dalam penelitian ini terdapat beberapa data yang outlier sehingga data tidak terdistribusi normal dan memerlukan filter outlier. Sebaiknya dalam penelitian selanjutnya memilih sampel yang memiliki kesamaan ukuran bank.