BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Perkiraan Jumlah Burung yang dipelihara (dalam ribuan ekor) Sumber: Burung Berkicau (2010)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan lingkungan pemanasan global dan penggunaan mesin-mesin, yang tidak ramah

BAB I PENDAHULUAN. permintaan sangat tinggi. Banyaknya para pencari kroto di alam yang tidak

BISNIS PETERNAKAN BEBEK

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada kondisi perekonomian di Indonesia. Belakangan ini

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Karya Ilmiah Bisnis ayam jawa super online

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA. Karakteristik Wirausaha. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 02Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Magister Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah UMKM dan Usaha Besar Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

HOBY KENARI BISA JADI USAHA RINGAN, MURAH DAN MENGUNTUNGKAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BISNIS PEMBESARAN MURAI BATU SEBAGAI SARANA MENUJU MAHASISWA MANDIRI BIDANG KEGIATAN: PKM-K.

METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif/statistik (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini, data yang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG BUDI DAYA HEWAN PELIHARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK DAN KETERAMPILAN HIDUP MENJADI WIRAUSAHA PADA MAHASISWA UPN VETERAN JAWA TIMUR ABSTRAK

PENDAHULUAN Latar Belakang

Enceng Sobari. Trik Jitu menangkarkan Lovebird. Sang Burung Primadona

BAB I PENDAHULUAN. semakin dilirik oleh para penghobi burung kicauan diberbagai daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN. 240,559 juta penduduk Indonesia jumlah daftar angkatan kerja mencapai 116

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG BUDI DAYA HEWAN PELIHARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I. Pendahuluan. pertumbuhan ekonomi pasca krisis tahun 1998 dimana saat itu banyak perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (PTP) di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan di bidang peternakan yang semakin luas,

BAB V Konstruksi Sosial dan Ruang-Ruang Interaksi Sosial Aktor pada Komunitas Penggemar Burung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1: Lokasi Kampung Tahu Citeureup

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG

BAB 1 LATAR BELAKANG. : Kucing anggora dan peralatan perawatannya : nologaten. Gg selada,seleman Yogyakarta

PENDAHULUAN. Delapan puluh persen peternakan sapi perah di Indonesia merupakan peternakan sapi

bermunculan lah pengusaha-pengusaha risol baru yang menjadi pesaing dari usaha

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

Kata Sambutan Untuk mewujudkan visi Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai pelopor data statistik terpercaya untuk semua, BPS terus melakukan inovasi dan

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D

Budidaya Kelinci Hias Makin Menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk individu dalam kesehariannya untuk menjaga

PELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

MODUL 14 KEWIRAUSAHAAN. Oleh : Agus Supriyanto, SE

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan

BAB VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. berupa kontribusi dalam keilmuan dan implikasi kebijakan. Masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR PUSTAKA... xvi

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara

BAB III PELAKSANAAN GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG DI PASAR BURUNG EMPUNALA MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam konteks perusahaan dan konsumen/pelanggan diterjemahkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta

Lampiran 1 PERTANYAAN WAWANCARA PRA SURVEY

PENGEMBANGAN KEPERCAYAAN DIRI. b. Kebebasan (lebih menyukai pekerjaan yang berdiri sendiri /

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan. mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15).

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

Karya Ilmiah Peluang Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi manusia. Perikanan budidaya dinilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

KEWIRAUSAHAAN-I RUANG LINGKUP KEWIRAUSAHAAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer. Program Studi Informatika

PROFIL PETERNAK AYAM PETELUR BERDASARKAN SKALA USAHA DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG, SULAWESI SELATAN. St. Rohani 1 dan Irma susanti 2 ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENANGKARAN BURUNG PARKIT (Melopsittacus undulatus)

BAB I PENDAHULUAN. Aditya Anwar Himawan, 2014 Sikap Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

BABI PENDAHULUAN. beberapa negara khususnya Negara-negara yang menganut teori ekonomi

I PENDAHULUAN. sektor peternakan merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang perlu

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

Kecamatan Bojongloa Kaler

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan di tengah masyarakat modern memiliki tingkat persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerap 88% tenaga kerja, memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

2013, No.6 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemberdayaan Peternak adalah segala upaya yang dila

2016 KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI KECAMATAN BOJONGLOA KALER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penambahan produksi yang memadai.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini burung telah menjadi hewan kesayangan baik di desa-desa maupun di kota-kota. Keberadaan burung sebagai hewan piaraan juga membuka banyak peluang usaha seperti, usaha rumahan penangkar burung, penyedia pakan, pembudidayaan hewan pakan semisal jangkrik, ulat, pembuatan sangkar, dan juga peluang usaha jasa pengiriman hewan piaraan. Jika dahulu, mula-mula para penghobi burung hanya mengandalkan burung tangkapan dari alam liar, kini hampir semua jenis burung berhasil dibudidayakan, ditangkarkan, bahkan di kotakota besar. Salah satu burung yang memiliki banyak penggemar di seluruh dunia adalah burung kenari. Burung kenari memiliki daya tarik tersendiri baik dari warna maupun suaranya. Usaha penangkaran kenari memang menjadi bisnis yang menjanjikan bila ditekuni dengan kesungguhan yang tinggi. Salah satu yang mendukung usaha penangkaran kenari adalah cara ternak kenari yang relatif mudah khususnya pada burung kenari lokal. Di Indonesia sendiri burung kenari mempunyai urutan tertinggi sebagai jenis burung berkicau yang paling banyak dipelihara masyarakat, seperti yang ditunjukan pada Gambar 1.1 berdasarkan survei yang diadakan Burung Berkicau (2010): 500 400 300 200 100 0 Gambar 1.1 Perkiraan Jumlah Burung yang dipelihara (dalam ribuan ekor) Sumber: Burung Berkicau (2010)

2 Masyud (2013: 2) menyatakan bahwa: Survei yang dilakukan di enam kota besar, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan Denpasar menyatakan bahwa dari 1.417 responden yang memelihara 10 jenis burung berkicau, 424 responden diantaranya memilih burung kenari sebagai burung peliharaannya. Pada urutan kedua terdapat burung cendet sebanyak 171 responden dan menempati urutan terbawah burung parkit dengan 51 responden. Permintaan burung kenari yang tinggi, berbanding lurus dengan peluang bisnis di masyarakat. Peluang bisnis penangkaran burung kenari semakin terbuka lebar. Dengan arti lain, burung kenari kini bukan hanya dicari untuk dipelihara saja, tetapi juga dapat menjadi komoditas untuk menunjang penghasilan dan ekonomi masyarakat. Di Bandung, usaha penangkaran burung kenari ini semakin berkembang. Dimana perkembangannya tidak kalah dengan kota-kota besar lainnya seperti Malang, Solo, dan Yogyakarta. Jika diperhatikan di beberapa tempat tinggal di Kota Bandung saat ini banyak pengusaha bisnis rumahan yang menangkarkan burung kenari (www.duniaternak.com). Menjadi pengusaha merupakan alternatif pilihan yang tepat, paling tidak dengan berwirausaha berarti menyediakan lapangan kerja bagi diri sendiri tidak perlu bergantung kepada orang lain, dan apabila usahanya semakin maju, mampu membuka lapangan kerja bagi orang lain. Usaha penangkaran burung kenari ini merupakan usaha yang menggiurkan, terlebih lagi cara beternak kenari yang relatif mudah. Burung kenari terbagi menjadi beberapa jenis yaitu kenari seri F, kenari merah dan burung kenari lokal biasa. Perbedaannya terletak pada postur, warna, dan suara burung kenari tersebut. Berikut Tabel 1.1 menyajikan kisaran harga burung kenari di Kota Bandung: Tabel 1.1 Harga Burung Kenari di Bandung (dalam rupiah) Jenis Burung Harga Kenari seri F 1.500.000-5.000.000 Kenari merah 500.000-3.000.000 Kenari lokal biasa 100.000-300.000 Sumber: Pra penelitian Berkembang tidaknya usaha penangkaran burung kenari tergantung dari para pelaku usahanya. Perilaku kewirausahaan pada penangkar burung kenari menjadi faktor yang menentukan dalam perkembangan bisnisnya. Sejalan dengan Geoffrey G.Meredith (2000:19) yang mengatakan bahwa : Prestasi total sebuah usaha terutama ditentukan oleh perilaku dari sang wirausahawan. Berkaitan

3 dengan perilaku kewirausahaan sebagaimana dikemukakan oleh Suryana (2006:30-37) bahwa secara umum seorang wirausaha memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Memiliki motif berprestasi tinggi, (2) Perspektif ke depan, (3) Kreativitas tinggi, (4) Sifat inovasi tinggi, (5) Komitmen terhadap pekerjaan, (6) Tanggung jawab, (7) Kemandirian atau ketidaktergantungan terhadap orang lain, (8) Keberanian menghadapi resiko, (9) Selalu mencari peluang, (10) Jiwa kepemimpinan (11) Kemampuan manajerial, dan (12) Kemampuan personal. Saat ini penangkar burung kenari di Kota Bandung jumlahnya banyak kurang lebih terdapat 200 penangkar burung kenari, namun hanya sedikit saja yang bisa dikatakan skala usahanya sudah besar dan eksistensinya bertahan hingga saat ini (Mumuh Muchlasin: 2014). Diantara pengusaha burung kenari yang berhasil mengembangkan usahanya yaitu Rumah Kenari yang beralamat di Komplek Citra Asri Permai E3, Cimahi. Dalam sebulan Rumah Kenari bisa menghasilkan 60-80 anakan burung kenari merah dengan harga mulai dari Rp.750.000 sampai Rp.3.000.000. Omzet rata-rata perbulannya adalah Rp.60.000.000 (www.bandung.bisnis.com). Kemudian Fafa Bird Firm yang merupakan penangkaran burung kenari seri F yaitu merupakan anakan burung kenari yang dihasilkan dari burung kenari lokal yang dikawinkan dengan burung kenari import (yorkshire). Beralamat di Jl. Terusan Jembatan Opat No.6 Komp. PJKA Kiaracondong pengeluarannya dalam sebulan untuk pakan serta perawatan Rp.500.000. Harga burung kenari berkisar antara Rp.1.000.000 - Rp.6.000.000. Omzet rata-rata perbulannya adalah Rp.45.000.000 (Hasil Wawancara dan dalam Tabloid BnR, edisi 55, 1 Februari 2010). Namun kebanyakan penangkar burung kenari masih memiliki perilaku kewirausahaan yang rendah. Salah satunya para penangkar burung kenari di Kecamatan Bojongloa Kaler yang meliputi 5 (lima) Kelurahan yaitu, Jamika, Babakan Tarogong, Babakan Asih, Kopo, dan Suka Asih. Di Kelurahan Suka Asih, terdapat pasar burung Sukahaji yang merupakan satu-satunya pasar burung di Kota Bandung. Penangkar burung kenari tersebut hanya menghasilkan anakan burung kenari lokal biasa, mereka juga tidak berani untuk membeli burung indukan kenari import, ini disebabkan karena harganya yang lebih mahal, dan

4 juga perawatannya harus lebih teliti, resiko kematian atau kegagalan mengawinkan burung juga lebih besar. Padahal burung kenari seri F ini harganya bisa mencapai Rp.1.000.000 hingga Rp. 6.000.000 tentu hasil penjualan yang didapat akan lebih besar. Masalah lainnya adalah para penangkar tidak memiliki pandangan ke depan untuk menambah jumlah indukan burung kenari. Para penangkar burung kenari di kecamatan tersebut juga tidak memanfaatkan peluang untuk memasarkan burung kenarinya di sosial media dan juga tidak memiliki catatan penjualan, ditambah lagi pada saat ini usaha para penangkar burung kenari lokal biasa di Kecamatan Bojongloa Kaler juga tidak seramai seperti beberapa bulan sebelumnya hal ini dikarenakan mulai menjamurnya para pesaing baru yang mencoba untuk menangkarkan burung kenari, sehingga mengakibatkan membludaknya jumlah para penangkar burung kenari yang berdampak pada menurunnya harga jual burung kenari khususnya pada burung kenari jenis lokal biasa. Ini disebabkan karena burung yang ditawarkan banyak, sehingga berdampak pada harga burung kenari serta pendapatan mereka yang menurun pula sehingga apabila perilaku kewirausahaannya tidak ditingkatkan, maka akan menyebabkan para penangkar ini mengalami kebangkrutan dalam usahanya. Dari paparan diatas, permasalahan utama yang terjadi pada para penangkar burung kenari di Kecamatan Bojongloa Kaler adalah perilaku kewirausahaan yang masih rendah, padahal perilaku kewirausahaan merupakan faktor yang mendorong berkembangnya usaha penangkaran burung kenari. Jika usaha penangkaran berkembang maka akan meningkatkan pendapatan yang berdampak pada meningkatnya pula kesejahteraan hidup para penangkar burung kenari, terlebih lagi jika dapat menyerap tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi penangguran. Oleh karena itu penulis bermaksud untuk meneliti tentang perilaku kewirausahaan penangkar burung kenari di Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung, dengan judul: STUDI DESKRIPTIF PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PADA USAHA PENANGKAR BURUNG KENARI DI.

5 1.2 Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran perilaku kewirausahaan pengusaha penangkar burung kenari di Kecamatan Bojongloa Kaler ditinjau dari jenis kelamin? 2. Bagaimana gambaran perilaku kewirausahaan pengusaha penangkar burung kenari di Kecamatan Bojongloa Kaler ditinjau dari usia? 3. Bagaimana gambaran perilaku kewirausahaan pengusaha penangkar burung kenari di Kecamatan Bojongloa Kaler ditinjau dari pendidikan formal terakhir? 4. Bagaimana gambaran perilaku kewirausahaan pengusaha penangkar burung kenari di Kecamatan Bojongloa Kaler ditinjau dari pengalaman usaha? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran perilaku kewirausahaan pada pengusaha penangkar burung kenari di Kecamatan Bojongloa Kaler ditinjau dari jenis kelamin. 2. Untuk mengetahui gambaran perilaku kewirausahaan pengusaha penangkar burung kenari di Kecamatan Bojongloa Kaler ditinjau dari usia. 3. Untuk mengetahui gambaran perilaku kewirausahaan pengusaha penangkar burung kenari di Kecamatan Bojongloa Kaler ditinjau dari pendidikan formal terakhir. 4. Untuk mengetahui gambaran perilaku kewirausahaan pengusaha penangkar burung kenari di Kecamatan Bojongloa Kaler ditinjau dari pengalaman usaha. 1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Manfaat Teoritis Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang perilaku kewirausahaan.

6 1.3.2.2 Manfaat Praktis a. Bagi pengusaha, penelitian ini bermanfaat untuk dapat meningkatkan pendapatan para pengusaha penangkar burung kenari dan meningkatkan perilaku kewirausahaan. b. Bagi Dinas UMKM, menjadi bahan penyuluhan untuk mendorong perilaku kewirausahaan penangkar burung kenari di Kota Bandung agar lebih berkembang. c. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat menambah dan mengembangkan wawasan pembaca mengenai perilaku kewirausahaan. Selain itu sebagai referensi bagi pembaca yang tertarik dan ingin mengkaji lebih dalam tentang perilaku kewirausahaan.