dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I LATAR BELAKANG


BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Chan, sekitar 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan


BAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. (2014), mencatat dalam World Health Statistics Indonesia. meningkatnya tekanan darah sistolik diatas 140 mmhg dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya mengubah gaya hidup manusia. Konsumsi makanan cepat saji, kurang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. produktifitas seseorang salah satunya adalah penyakit hipertensi.hipertensi atau

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

1

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik konsisten di atas 140/90 mmhg. Diagnosis hipertensi tidak berdasarkan pada peningkatan tekanan darah yang hanya sekali. Tekanan darah harus diukur dalam posisi duduk dan berbaring (Baradero, Dayrit & Siswadi, 2008). Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal (Anies, 2006). World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa hipertensi telah menyebabkan 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari total kematian. Hipertensi juga menyebabkan 57 juta orang tidak mampu mencapai usia hidup dan menjadi faktor risiko utama yang menyebabkan stroke. Prevalensi hipertensi secara global sebesar 40% (WHO, 2016). Hipertensi menempati posisi ke tujuh dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit di seluruh Indonesia tahun 2011 yaitu 19.874 pasien dan yang meninggal diakibatkan hipertensi sebanyak 955 pasien (4,81%). Hal ini menggambarkan bahwa hipertensi menjadi salah satu penyebab pasien melakukan rawat inap (Depkes, 2011). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dapat diketahui bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 25,8%, sedangkan Propinsi Jawa Tengah sebesar 26,4% (Depkes, 2013). Kasus tertinggi penyakit tidak menular di Jawa Tengah tahun 2012 pada kelompok penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyakit hipertensi esensial, yaitu sebanyak 554.771 kasus (67,57%) lebih rendah dibanding tahun 2011 (634.860 kasus/72,13%) (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2012). Data di Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang tahun 2015, Jumlah penduduk usia lebih dari 18 tahun yang dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebanyak 813.657 orang terdiri dari 393.341 laki-laki dan

2 420.316 perempuan, dan yang mengalami hipertensi sebanyak 27.942 (5,61%) terdiri dari 11.357 (5,2%) laki-laki dan 16.135 (5,93%) perempuan (Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang, 2015). Data dari Puskesmas Banjardawa pada tahun 2015 jumlah penduduk usia lebih dari 18 tahun yang dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebesar 29.102 terdiri laki-laki sebesar 14.050 dan perempuan sebesar: 15.052. Jumlah kasus hipertensi sebesar 1.946 terdiri dari laki-laki sebeasr 949 orang (7,68%) dan perempuan sebesar 997 (6,94%). Jumlah kasus hipertensi di Puskesmas Banjardawa tahun 2016 sebesar 2457 kasus terdiri dari 646 lakilaki dan 1811 perempuan, namun pasien yang melakukan pemeriksaan rutin sebanyak 533 orang terdiri dari laki-laki sebanyak 191 orang (7,78%) dan perempuan sebanyak 342 orang (13,94). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hanya 7-14 % pasien hipertensi yang secara rutin melakukan pengobatan, selebihnya pasien hanya melakukan pengobatan jika ada keluhan (Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang, 2016). Modernisasi mengubah pola hidup menjadi lebih praktis, termasuk soal makanan. Pada umumnya, masyarakat perkotaan cenderung memilih makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan, kurang olah raga, merokok berlebihan dan kurang istirahat. Akibatnya penyakit hipertensi banyak menyerang masyarakat terutama di atas usia 40 tahun bahkan 30 tahun. Penyakit yang lebih dikenal sebagai tekanan darah tinggi merupakan faktor utama dari perkembangan penyakit jantung dan stroke. Hipertensi juga dikenal sebagai the sillent disease karena tidak terdapat tanda-tanda atau gejala yang dapat dilihat dari luar. Perkembangan hipertensi berjalan secara perlahan tetapi secara potensial sangat berbahaya (Dalimartha, 2008). Komplikasi hipertensi yang tidak diobati berhubungan hipertensi terus-menerus yang mempengaruhi jantung, vaskular sistemik dan akselerasi aterosklerosis serta berdampak terhadap jantung, stroke, demensia, dan komplikasi serebrovaskular lain, penyakit ginjal hipertensif, dan kondisi penyakit lainnya (Marreli, 2008). Pasien hipertensi harus menjalankan

3 pengobatan agar tidak berlanjut ke penyakit komplikasi lainnya. Pengobatan hipertensi adalah jangka panjang bahkan seumur hidup (Dalimartha, 2008). Pengobatan hipertensi membutuhkan motivasi. Motivasi merupakan dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan adanya (1) hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan; (2) dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan; (3) harapan dan cita -cita; (4) penghargaan dan penghormatan atas diri; (5) lingkungan yang baik; (6) kegiatan yang menarik (Uno 2007, dalam Nursalam, 2008). Keinginan (niat atau ketertarikan sesorang) untuk melakukan sesuatu. Dimana terdapat unsurunsur seperti sifat bawaan, konsep diri, pengetahuan dan motif yang kuat yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan (Nursalam, 2008). Motivasi pasien hipertensi dapat ditingkatkan melalui konseling. Menurut Blocker (1966, dal am Nursalam & Kurniawati, 2007) konseling adalah upaya menolong seseorang menyadari berbagai reaksi pribadi terhadap pengaruh perilaku lingkungan dan juga membantu seseorang menjalin makna dan perilakunya. Konseling juga membantu klien dalam membentuk dan memperjelas rangkaian dari tujuan dan nilai-nilai untuk perilaku selanjutnya. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti metode wawancara terhadap 10 pasien hipertensi di Puskesmas Banjardawa diketahui 6 orang (60%) tidak melakukan pengobatan rutin secara teratur dan 4 orang (40%) melakukan pengobatan rutin secara teratur. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas peneliti akan melakukan penelitian mengenai pengaruh konseling kesehatan tentang hipertensi terhadap motivasi pasien hipertensi untuk menjalani pengobatan rutin di wilayah kerja Puskesmas Banjardawa Pemalang. B. Rumusan Masalah Hipertensi membutuhkan pengelolaan dan penanganan, baik secara farmakologi maupun non farmakologi. Pengelolaan farmakologi dapat dilakukan pengobatan medis secara rutin dan teratur, pengelolaan non farmakologi salah satunya adalah pemberian konseling kesehatan

4 tentang hipertensi. Jumlah penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Banjardawa Pemalang cukup tinggi, tetapi karena kurangnya motivasi maka yang melakukakn pengobatan rutin sangat sedikit. Pengobatan hipertensi membutuhkan motivasi berupa dorongan baik internal maupun eksternal. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah ada pengaruh konseling kesehatan tentang hipertensi terhadap motivasi pasien hipertensi untuk menjalani pengobatan rutin di wilayah kerja Puskesmas Banjardawa Pemalang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konseling kesehatan tentang hipertensi terhadap motivasi pasien hipertensi untuk menjalani pengobatan rutin di wilayah kerja Puskesmas Banjardawa Pemalang 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan karakteristik pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Banjardawa Pemalang. b. Mendeskripsikan motivasi pasien hipertensi untuk menjalani pengobatan rutin sebelum dan sesudah diberikan konseling kesehatan tentang hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Banjardawa Pemalang c. Membandingkan skore motivasi pasien hipertensi untuk menjalani pengobatan rutin sebelum dan sesudah diberikan konseling kesehatan tentang hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Banjardawa Pemalang D. Manfaat Penelitian 1. Bagi penderita Dengan penelitian ini penderita dapat menambah pengetahuannya tentang hipertensi dalam kehidupan sehari- hari dan dapat meningkatkan motivasi untuk memeriksakan diri dalam berobat.

5 2. Bagi institusi puskesmas dan pelayanan kesehatan Menambah wawasan dan pustaka bagi pengembangan pelayanan kesehatan dalam memberikan dukungan pengobatan pada pasien hipertensi untuk melakukan pengobatan secara baik dan benar 3. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi masyarakat bahwa pengetahuan tentang hipertensi sangat dibutuhkan agar anggota keluarga terhidar dari penyakit hipertensi serta memiliki movitasi yang kuat untuk hidup sehat dan terhindar dari hipertensi. 4. Bagi peneliti Memberi pengalaman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian serta mengaplikasikan berbagai teori dan konsep yang didapat di bangku kuliah ke dalam bentuk penelitian ilmiah.

6 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Judul, Peneliti & Tahun Hubungan Karakteristik dan Motivasi Pasien Hipertensi Terhadap Kepatuhan dalam Menjalani Pengobatan di Puskesmas Talang Kabupaten Solok, Fitriana, 2014 Metode Penelitian Deskriptif korelatif pendekatan cross sectional Sampel Sampel penelitian adalah pasien hipertensi yang berobat di Puskesmas Talang Kabupaten Solok yaitu sebanyak 110 orang teknik porposive sampling Analisis Data Chi square Hasil Penelitian Ada hubungan jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan motivasi kepatuhan dalam menjalani pengobatan Hubungan Tingkat Pengetahuan Motivasi Untuk Memeriksakan Diri Pasien Hipertensi pada Lanjut Usia di Puskesmas Kerjo Karanganyar, Prabandari, 2014 Deskriptif korelatif pendekatan cross sectional Sampel dalam penelitian ini adalah 75 pasien hipertensi lansia yang berkunjung untuk berobat di Puskesmas Kerjo Karanganyar pada bulan Maret 2013 sampai Mei 2013 Chi square Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang hipertensi motivasi untuk memeriksakan diri Hubungan Self Efficacy Motivasi Menurunkan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Poliklinik Penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, Keshia, 2014 Deskriptif korelatif pendekatan cross sectional Sampel penelitian adalah pasien hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh sebanyak 92 orang purposive sampling Chi square Ada hubungan antara self efficacy motivasi menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Perbedaan penelitian yang akan dilakukan peneliti penelitian Fitriana (2014) adalah variabel penelitian. Peneliti akan meneliti variabel bebas yaitu konseling kesehatan dan variabel terikat adalah motivasi untuk

7 pengobatan rutin, sedangkan Fitriana (2014) melakukan penelitian variabel bebas yaitu karakteristik dan motivasi dan variabel terikat yaitu kepatuhan dalam menjalani pengobatan. Fitriana (2014) menggunakan desain deskriptif korelatif pendekatan cross sectional, sedangkan peneliti menggunakan quasi eksperiment rancangan one group pre and post test design. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan peneliti penelitian Prabandari (2014) adalah variabel penelitian. Peneliti akan meneliti variabel bebas yaitu konseling kesehatan dan variabel terikat adalah motivasi untuk pengobatan rutin, sedangkan Prabandari (2014) melakukan penelitian variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu motivasi untuk memeriksakan diri. Prabandari (2014) menggunakan desain deskriptif korelatif pendekatan cross sectional, sedangkan peneliti menggunakan quasi eksperiment rancangan one group pre and post test design. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan peneliti penelitian Keshia (2014) adalah variabel penelitian. Peneliti akan meneliti variabel bebas yaitu konseling kesehatan dan variabel terikat adalah motivasi untuk pengobatan rutin, sedangkan Keshia (2014) melakukan penelitian variabel bebas yaitu self efficasy dan variabel terikat yaitu motivasi menurunkan tekanan darah. Keshia (2014) menggunakan desain deskriptif korelatif pendekatan cross sectional, sedangkan peneliti menggunakan quasi eksperiment rancangan one group pre and post test design.