radikal bebas (antara lain R, RO, RO2, dan OH)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

OPTIMASI EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIKO-KIMIA MINYAK DARI BIJI PICUNG (Pangium edule Reinw)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui mutu kerupuk ikan Selais (Crytopterus bicirhis) hasil

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perbedaan minyak dan lemak : didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar : - lemak berwujud padat - minyak berwujud cair

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Kemiri berasal dari Maluku dan tersebar ke Polynesia, India, Filipina, Jawa, Australia dan kepulauan Pasifik, India Barat, Brazil dan Florida.

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengawetan pangan dengan pengeringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TANAMAN PENGHASIL PATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

sidang tugas akhir kondisi penggorengan terbaik pada proses deep frying Oleh : 1. Septin Ayu Hapsari Arina Nurlaili R

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN I-1

Pengeringan Untuk Pengawetan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Bagian buah dan biji jarak pagar.

TINJAUAN PUSTAKA. kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu bagian

Yijk=^ + ai + )3j + (ap)ij + Iijk. Dimana:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

B. Struktur Umum dan Tatanama Lemak

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

4 Pembahasan Degumming

TANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao

II. TINJAUAN PUSTAKA. minyak yang disebut minyak sawit. Minyak sawit terdiri dari dua jenis minyak

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

II.TINJAUAN PUSTAKA. Dedak padi merupakan hasil ikutan penggilingan padi yang berasal dari

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengasapan Ikan. Pengasapan adalah salah satu teknik dehidrasi (pengeringan) yang dilakukan

A. Judul Praktikum : Uji Keasaman Minyak (Uji Lipid) B. Tujuan Praktikum : untuk mengetahui sifat Asam dan Basa Minyak. C. Latar Belakang : Lipid

Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

TELUR ASIN PENDAHULUAN

ISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyebaran ubi kayu atau singkong ke seluruh wilayah nusantara terjadi pada

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utama minyak sangat menentukan mutu minyak adalah asam lemaknya, karena asam

KAJIAN RUMAH PLASTIK PENGERING KOPRA KASUS DESA SIAW TANJUNG JABUNG TIMUR. Kiki Suheiti, Nur Asni, Endrizal

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

4. PEMBAHASAN Kadar Lemak dan Kadar Air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Makanan gorengan menjadi hal yang tidak terlepas dari konsumsi masyarakat

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa)

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia,yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

n. TJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman picung Sistematika tanaman Picung atau kepayang (Pcmgium edule Reinw) dalam dunia tumbuhan adalah sebagai berikut: Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dikotiledomae, Bangsa: Cistales, Suku; Flacourtiaceae, Genus: Pangium dan Spesie: Pangium edule Reinw. Jenis tanaman ini mempunyai banyak nama daerah, antara lain ndonesia: Kepayang, Batak: Pangi atau Hapesong, Malaysia: Pangi, Lampung: kayu Ruba Buah, Sunda: Pacung atau Picung, Jawa: Pakem atau Pucung, Sumbawa: Kalowa, dan daerah Bugis: Pangi (Sunanto, 1993; BPOM, 2006). Pohon picung berbuah pada umur sekitar 7-10 tahun dan dapat hidup lama. Pohon ini berbunga dan berbuah dua kali dalam setahun. Bunga picung berwarna putih dan buah picung berbentuk bulat telur yang sedikit tidak semetris dengan kedua ujung tumpul, panjangnya bervariasi antara 17-21 cm dan dimetemya 12-14 cm. Kulit buah picung berwarna coklat kemerahan dengan permukaan yang kasar. Di dalam buah picung terdapat banyak biji yang cukup besar, berwarna kelabu berbentuk limas dan keras. Jumlah biji yang terdapat dalam buah berkisar 11-21 dan sering dijumpai berjumlah ganjil. Kulit biji kasar dan mempunyai perikap setebal 6-10 mm, berkayu dan beralur. Biji-biji tersebut tertutup oleh daging buah yang berwarna putih dalam keadaan segar dan cepat berubah wama menjadi kecoklatan apabila terpapar di udara. Tabel 1. Komposisi zat kimia dalam setiap 100 gram biji picung. Komponen Jumlah Protein (g) 10,0 Lemak (g) 24,0 Kabohidrat (g) 13,5 Kalsium (g) 0,04 Fosfor (g) 0,1 Besi (g) 1 0,002 Vitamin A (g) ' 0,0 Vitamin Bl (g) 0,0001 Vitamin C (g) 6,004 Air(g) 51,0 Sumbcr: Heyne (1978) dalam Andarwojian, (1998)

5 Biji picung segar beracun karena mengandung asam sianida (HCN) yang berasal dari glukosida ginokardin, yaitu suatu glikosida yang mudah melepaskan asam sianida dengan bantuan enzim ginokardase (Burkill, 1935 dalam Andarwulan, 1998). Selain terdapat glukosida ginokardin yang beracun, biji picung mengandung komponen lain yang bermanfaat seperti terlihat dalam Tabel 1. Kandungan senyawa utama selain air adalah lemak (24 %). Kandungan lemak yang cukup tinggi di dalam biji menyebabkan biji picung dapat dimanfaatkan sebagai sumber minyak nabati (Hayne, 1978 dalam Andarwulan, 1998). 2.2. Minyak picung Minyak goreng yang berasal dari biji picung memiliki banyak kelebihan. Minyak biji picung mengandung antioksidan bersifat non polar yaitu tokotrienol (a, y, 5-tokotrienol), dan senyawa dominannya adalah y-tokotrienol (Puspitasari dkk., 1994), dan senyawa antioksidan bersifat polar yaitu asam askorbat (Vitamin C) serta asam organik dan gula, mineral fosfor dan kalium (Andarwulan dkk. 1998; 1999; 1999). Hal ini menyebabkan minyak picung tidak mudah mengalami proses oksidasi (tengik) dan dapat disimpan lebih lama dibandingkan dengan minyak kelapa. Proses oksidasi dapat berlansung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada minyak. Oksidasi biasanya dimulai dengan pembentukkan peroksida dan hidroperoksida. Tingkat selanjutnya, terurainya asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehiddan keton serta asam-asam lemak bebas. Mekanisme oksidasi yang umum dari minyak dapat dilihat pada Gambar 1. Di daerah-daerah yang jarang diperoleh kelapa sering kali minyak biji picung digunakan sebagai penganti minyak kelapa. Menurut Engle dalam Sunanto (1993) di Sumatra Barat ada sejenis minyak yang bening (jemih) dan wangi yang berasal dari biji-biji kepayang (picung). Minyak picung digunakan untuk berbagai macam masakan (panganan). Di ndrapura orang lebih menyukai jenis minyak ini untuk mengoreng ikan. Minyak ini juga dapat dipakai sebagai penerangan dengan cara disulut api. nisiasi RH + O2 R00H/(R00H)2 radikal bebas (antara lain R, RO, RO2, dan OH)

6 Perambatan R + O2 RO2 + RH > RO2 R + ROOH Penghentian R + R R + RO2 basil akhir yang stabil {non radical) RO2 + RO2 Oksidasi lebih lanjut dapat menghasilkan keton, karena reaksi ini disertai hidrolisis. R CH2 CH2 COOH asam lemak OH H R-C-C-COOH H H senyawa hidroperoksida OH R-C -CH3 H metil alkohoi O R-C-CH2-COOH O R-C-CH3 metil keton asam keton Gambar 1. Mekanisme oksidasi (Ketaren, 1986). Minyak kepayang yang bebas dari HCN memiliki day^ simpan yang lebih baik dari pada minyak lemak lainnya, sebab minyak ini tidak mengandung asam chaulmoogra atau asam hydnocarpus. Ada pendapat pula bahwa minyak yang diperas dari biji-biji picung yang tidak diolah, yang inti biji keringnya itu kira-kira bobotnya setengah bobot (berat) biji picung, mempakan obat mujarab terhadap penyakit kulit (Sunanto, 1993). Mulyono dkk. (1993) mengatakan bahwa minyak picunp sebagian besar terdiri dari asam lemak takjenuh sebesar 80,35% dan asam lemak jenuh sebesar 19,65%. Diantara asam lemak takjenuh diketahui terdapat asam lemak esensia! diantaranya asam linoleat dan asam linolenat. Komposisi asam penyusun minyak biji picung dicantumkan pada Tabel 2. Penentuan kadar asam lemak dalam minyak picung juga pemah dilakukan oleh Taufik (2000). Hasil penelitian ini diperoleh bahwa minyak picung mengandung

7 asam lemak palmitat 2,64%, linoleat 20,75%, dan oleat 23,89%. Dengan kadar asam lemak yang diperoleh, minyak picung diharapkan dapat digunakan sebagai bahan baku altematif pembuatan minyak goreng. Tabel 2. Komposisi asam lemak penyusun trigliserida minyak biji picung Asam Lemak Jumlah (%) Asam lemak jenuh 19,65 - Asam miristat 0,21 - Asam palmitat 16,18 - Asam arachidat 1,58 - Asam behenat 0,96 - Asam lignoserat 0,72 Asam lemak takjenuh 80,35 - Asam oleat 40,73 - Asam linoleat 31,20 - Asam linolenat 8,42 Sumbcr : Mulyono et al., (1993) 2.3. Proses pengeringan terhadap mutu minyak Pengeringan mempakan suatu metode untuk mengurangi jumlah kandungan air di dalam suatu bahan melalui penguapan air dengan energi panas. Dengan adanya air, minyak/lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak, Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam dan enzim-enzim. Hidrolisis minyak/lemak oleh air dengan katalis enzim atau panas pada ikatan ester trigliserida akan menghasilkan asam lemak bebas seperti yang terdapat pada Gambar 2. Salah satu proses pengeringan adalah dengan cara pengasapan. Pengasapan biasanya dilakukan dengan menggunakan kayu keras dan atau bahan lain yang mengandung selulosa dan lignin misalnya gergajian kayu, sekam, sabut kelapa, tongkol jagung dan ain-lain. Menumt Wahyuni (1988) dalam Suharto (1991) bahan-bahan sumber asap tersebut banyak mengandung pengawet kimia yaitu formaldihida, asetaldehida, asam format, asam butirat, fenol, kresol, alkohoi, keton dan sebagainya. Zat-zat yang terdapat dalam asap ini dapat menghambat aktifitas bakteri atau disebut bekteriostatik.

8 Pengasapan pada suhu 60 C juga dapat menghambat reaksi enzimatis (Heddy dkk. 1994). O CH2 - O - C R O CH2-OH O CH-O-e-R + 3H0H CH-0H + 3R-C-0H 0 CH2 - O - C R CH2 - OH guserida gliserol asam lemak bebas Gambar 2. Reaksi hidrolisis (Ketaren, 1986). Proses pengeringan dengan cara pengasapan mempunyai keuntungan yaitu pengeringan dapat berlangsung terus menerus tanpa dipengaruhi oleh sinar matahari, waktu pengeringan lebih pendek dan tempat pengeringan lebih kecil dibandingkan dengan cara pengeringan sinar matahari. Namun, jika pengasapan terbuka dan tidak terlindung oleh hujan atau angin, banyak panas yang hilang, disamping itu juga minyak yang dihasilkan akan berwarna coklat dan berbau asap (Santoso dan Sudradjat, 1981). Hasil pengasapan tergantung pada cara kontak kebasahan dengan produk, luas permukaan, kapilaritas kebasahan, pengembangan kebasahan dan kebasahan sifat-sifat kimia serta sel-sel bahan (Suharto, 1991). 2.4. Proses ekstraksi minyak picung Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak (Ketaren, 1986). Menurut Winarno (1988) lemak dan minyak dapat diperoleh dari ekstraksi jaringaji hewan atau tanaman dengan tiga cara, yaitu pemanasah {rendering), pengepresan dan menggunakan pelarut. Pemanasan mempakan suatu cara yang sering digunakan untuk mengekstraksi minyak hewan. Pemanasan dapat dilakukan dengan menggunakan air panas (wet rendering). Pengepresan biasanya dilakukan pada bahan yang diduga mengandung lemak atau minyak setelah mengalami perlakuan pendahuluan, misalnya dipotongpotong atau dihancurkan kemudian dipress dengan tekanau tinggi menggunakan tekanan hidrolik atau screw press. Sedangkan menggunakan pelamt dilakukan untuk bahan yang mengandung minyak yang rendah. Cara ini kuiang efektif karena harga

9 pelarut yang mahal dan lemak yang diperoleh harus dipisahkan dari pelarut dengan cara diuapkan. Cara membuat minyak picung adalah biji-biji picung yang telah masak mulamula direbus dalam air selama sekitar 3 jam, kemudian setelah dingin dibuang tempurungnya sehingga tinggal inti bijinya (endosperm), inti biji tersebut dibersihkan dari noda-noda hitam dan segera direndam dalam air bersih selama 24 jam. Selesai direndam kemudian dijemur dengan panas sinar matahari terik sehingga keluar minyaknya jika inti tersebut dipijit. Setelah dilakukan penjemuran, inti biji ini dicincang halus dan dipres sehingga keluar minyaknya, yang disebut minyak kepayang (Sunanto, 1993). Efisiensi ekstraksi minyak tergantung pada jenis biji, kadar air, pemasakan, besarnya tekanan yang digunakan, tekanan maksimum, waktu pengeringan, suhu dan kepekatan minyak (Buckle dkk. 1987).