Universitas Riau Telp. (0761) 31162, Fax (859258)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proposal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA ABSTRAK. Satiti Setiyo Siwi, S.S.T.

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang. Masalah kesehatan yang dihadapi negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan proses yang membahagiakan yang

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. negara lainnya di dunia hampir sama yaitu akibat. pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara

MENSTRUASI TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI SMP MUHAMMADIYAH 21 BRANGSI KECAMATAN LAREN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

menunjukkan 19,7% diderita oleh perempuan dewasa perkotaan, 13,1% lakilaki dewasa, dan 9,8% anak-anak. Anemia pada perempuan masih banyak ditemukan

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Dibutuhkan tenaga kerja yang sehat, berkualitas dan produktif untuk bersiap

Petunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan dengan 4 item jawaban. Berikan tanda (X ) pada salah satu jawaban yang paling benar.

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia

KADAR HAEMOGLOBIN IBU HAMIL PADA TRIMESTER III DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. lahir dalam waktu yang cukup (Andriana, 2007). fisiologi, anatomi dan hormonal yang berbeda-beda. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia

Transkripsi:

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK HEMOGLOBIN (HB) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PESISIR DAN ALIRAN SUNGAI SIAK Erwin 1, Gamya TriUtami 2, RismadefiWoferst 3 1,2,3 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau Telp. (0761) 31162, Fax (85258) E-mail: erwinnurse@yahoo.com Abstrak Gejala anemia yang terjadi pada ibu hamil berupa perasaan lemah, letih, lesu, pusing, dan mual dianggap wajar terjadi selama kehamilan. Akibat dari anggapan tersebut membuat anemia menjadi penyakit yang tidak tampak secara jelas sehingga perilaku masyarakat menjadi berperan penting dalam menemukan masalah anemia pada ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran kadar Hb serta kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah pesisir dan aliran sungai Siak, Provinsi Riau. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan populasi adalah seluruh ibu hamil di Kelurahan Meranti Pandak dan teknik pengambilan sampel consecutive sampling berjumlah 0 orang responden.karakteristik responden didapatkan sebagian besar (26,7%) umur responden antara 25-2 tahun, namun masih ditemukan ibu hamil dengan umur terlalu muda (< 20 tahun) sebesar 2,2% dan umur 40 tahun sebesar 12,2%. Usia kehamilan responden pada penelitian ini sebagian besar berada pada trimester II (44,4%). Distribusi responden dengan kehamilan pertama (primigravida) lebih sedikit (20%) dibandingkan dengan multigravida.hasil identifikasi Hb didapatkan rata-rata kadar Hb 11,04g/dl dengan kadar hb terendah (10,42 g/dl) pada kelompok dengan usia kehamilan pada Trimester III serta kadar Hb ibu primigravida (10,81g/dl) lebih rendah dibandingkan dengan multigravida (11,10 g/dl). Kejadian anemia didapatkan sebesar 35,6 %, dengan kejadian tertinggi (48,4%) pada kelompok ibu dengan usia kehamilan Trimester III dan kejadian anemia pada kelompok ibu primigravida (44,4%) lebih tinggi dibandingkan dengan multigravida (33,3%). Dapat disimpulkan bahwa kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah pesisir dan aliran sungai Siak walaupun masih tinggi, namun masih berada dibawah angka rata-rata nasional. Kata Kunci : Anemia, haemoglobin (Hb), ibu hamil A. PENDAHULUAN Hemoglobin adalah molekul yang terdiri atas zat besi yang merupakan pembawa oksigen dan merupakan protein utama dalam sel darah merah. Hemoglobin membentuk ikatan reversibel yang tidak stabil dengan oksigen. Dalam keadaan kaya oksigen, hemoglobin disebut oksihemoglobin dan berwarna merah terang. Dalam keadaan kurang oksigen disebut deoksihemoglobin dan berwarna ungu kebiruan. Untuk menentukan banyaknya jumlah sel darah merah dipergunakan perhitungan Hematokrit. Kadar hemoglobin biasanya berbanding lurus dengan kadar hematokrit, sehingga peningkatan dan penurunan hematokrit dapat terjadi pada kondisi yang sama. Misalnya terjadinya peningkatan kadar h emoglobin s e c a r a f i s i o l o g i s pada kondisi hemokonsentrasi, saat tubuh mengalami dehidrasi. Sedangkan kadar hemoglobin yang rendah berkaitan dengan berbagai masalah klinis atau adanya penyakit. Masalah klinis Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37 % pada wanita. (Arif Mansjoer,dkk. 2001). Sedangkan Definisi anemia pada ibu hamil yang direkomendasikan Centers for Disease and Prevention adalah kadar hemoglobin atau hematokrit yang diukur dibawah persentil 5 dari nilai normal wanita hamil. Kehamilan trimester I kadar hemoglobin 11g/dl dan hematokrit 33%. Pada Trimester II kadar hemoglobin 10,5g/dl dan hematokrit 32%. Sedangkan untuk trimester III hemoglobin 11g/dl dan hematokrit 33% (Malee, 2008) Gejala anemia menyerupai gejala kehamilan pada umumnya berupa keluhan yang umum terjadi pada ibu hamil seperti "rasa lemah, letih, lesu, pusing, dan 23

mual, adalah gejala-gejala anemia yang mirip dengan apa yang dialami oleh ibu hamil sehingga hal ini membuat anemia menjadi penyakit yang tidak tampak secara jelas pada ibu hamil. (Barret et al., Steer, 2000). Budaya masyarakat menjadi berperan penting dalam menemukan masalah anemi pada ibu hamil, begitu pula hal nya dengan masayarakat daerah pesisir. Masyarakat pesisir didefinisikan sebagai masyarakat yang tinggal dan melakukan aktifitas sosial ekonomi yang terkait dengan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan. Dengan demikian, secara sempit masyarakat pesisir memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan potensi dan kondisi sumberdaya pesisir dan lautan. Namun demikian, secara luas masyarakat pesisir dapat pula didefinisikan sebagai masyarakat yang tinggal secara spasial di wilayah pesisir tanpa mempertimbangkan apakah mereka memiliki aktifitas sosial ekonomi yang terkait dengan potensi dan kondisi sumberdaya pesisir dan lautan. Dalam kerangka sosiologis, masyarakat pesisir, khususnya masyarakat nelayan, memiliki perilaku yang berbeda dengan katakanlah masyarakat petani/agraris. Perbedaan ini sebagian besar disebabkan karena karakteristik sumberdaya yang menjadi input utama bagi kehidupan sosial ekonomi mereka. Mengingat besarnya dampak kejadian anemia terhadap kualitas kesehatan ibu hamil maka perlu dilakukan screening terhadap kejadian anemia. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah bagaimana Gambaran Karakteristik Hb pada ibu hamil pada masyarakat di Wilayah Pesisir dan Aliran Sungai Siak. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan karakteristik kadah Hb pada ibu hamil pada masyarakat di Wilayah Pesisir dan Aliran Sungai Siak dengan tujuan khusus untuk mendapatkan gambaran karakteristik ibu hamil di Wilayah Pesisir dan Aliran Sungai Siak yang meliputi umur, usia kehamilan, rata-rata kadar Hb dan kejadian anemia. B. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Penelitian ini mengukur kadar Hb pada Ibu hamil. Penelitian dilaksanakan di daerah pesisir dan aliran sungai Siak. Pengumpulan data penelitian dilakukan selama tiga bulan, mulai dari bulan September - November 2013. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di kelurahan Meranti Pandak. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini diambil secara non probability sampling dengan teknik consecutive sampling, yaitu semua subyek yang ada dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukan dalam penelitian sampai batas waktunya terpenuhi (Sudigdo & Sofyan, 2002). Prosedur pengambilan data dilakukan dengan mendata sampel dalam penelitian ini yaitu ibu hamil, yang memiliki kriteria inklusi sebagai berikut: Positif hamil trimester I sampai dengan III, Pasien bersedia menjadi subjek dan pasien dapat dan mengerti bahasa indonesia. Dalam penelitian ini terbagi dua kelompok data yang akan dikumpulkan, yaitu data demograpi yang meliputi usia, berat badan dan tinggi badan, lingkar lengan atas serta status maternal dan pemeriksaan kadar Hb. Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) dilakukan secara konvensional dengan menganalisa konsentrasi hemoglobin dalam sel darah merah menggunakan metode yang paling umum digunakan yaitu metode cyanmethemoglobin. Metode ini dipilih dengan pertimbangan lebih teliti, akurat dan mudah digunakan. Proses pengukuran kadar Hb, peneliti dibantu oleh tenaga laboran yang berasal dari laboratorium keperawatan dasar Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas dan dari Laboratorium Puskesmas Kelurahan Meranti Pandak. 24

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran karakteristik responden meliputi umur ibu, Usia Kehamilan yang dikelompokkan kedalam Kategori trimester I, II dan III, serta fekuensi kehamilan yang dikelompokkan menjadi Primigravida dan Multigravida. Dapat dilihat pada tabel 1 berkut ini. Tabel. 1 Karakterisitk Responden Berdasarkan Umur,Usia Kehamilan dan frekuensi kehamilan No Karakteristik Frekuensi Persentase 1. Umur Responden : 25 < 20 tahun 20 24 tahun 25 2 tahun 30 34 tahun 35 3 tahun 40 tahun 2. Usia kehamilan : 2. Frekuensi Kehamilan : 2 1 24 16 11 0 1 40 31 100 72 100 2.2 % 21.1 % 26.7 % 17.8 % 20.0 % 12.2 % 21.2 % 44.4 % 34.4 % 20 % 80 % Dari tabel.1 diatas didapatkan sebagian besar (26,7%) umur responden antara 25 2 tahun, namun masih ditemukan ibu hamil dengan usia terlalu muda (< 20 tahun) sebesar 2,2% dan usia 40 tahun sebesar 12,2%. Usia kehamilan responden pada penelitian ini sebagian besar berada pada trimester II (44,4%). Sedangkan distribusi responden dengan kehamilan pertama (primigravida) jauh lebih sedikit (20%) dibandingkan dengan multigravida (80%). Tabel. 2 Karakteristik Kadar Hb Ibu Hamil berdasarkan usia kehamilan dan frekuensi kehamilan No Karakteristik N Kadar Hb Mean SD Min Max 1. Usia Kehamilan 2. Frekuensi Kehamilan 1 40 31 0 72 0 11.75 11.1 10.42 11.04 10.81 11.10 11.04 1.376 1.0 1.025 1.248 1.111 1.281 1.284 Dari tabel 2 diatas didapatkan data rata-rata kadar Hb dari 0 orang responden adalah 11,04 g/dl dengan kadar hb terendah,0 g/dl dan Hb tertinggi,0 g/dl. Kadar Hb berdasarkan usia kehamilan didapatkan rata-rata nilai terendah (10,42 g/dl) pada kelompok usia kehamilan Trimester III sedangkan kadar Hb ibu primigravida (10,81g/dl) lebih rendah dibandingkan dengan multigravida (11,10 g/dl). Ibu yang mengalami anemia ringan selama proses kehamilan masih dianggap normal. Akan tetapi beberapa orang mungkin dapat mengalami anemia yang lebih serius akibat dari rendahnya kadar zat besi atau vitamin atau dari penyebab lainnya. Dengan 13 12 13

penurunan kadar Hb ini ibu hamil akan merasa lelah dan lemah. Jika anemia terjadi secara signifikan dan tidak diobati, ia dapat meningkatkan risiko komplikasi serius, seperti gangguan pertumbuhan janin dan kelahiran premature. Tabel. 3 Kejadian Anemia pada Ibu Hamil berdasarkan usia kehamilan dan frekuensi kehamilan No Karakteristik Kejadian Anemi Anemi Normal 1. Usia Kehamilan 2. Frekuensi Kehamilan 4 (21.1%) 13 (32.5%) 15 (48.4%) 32 (35.6%) 8 (44.4%) 24 (33.3%) 32 (35.6%) 15 (78.%) 17 (67.5%) 16 (51.6%) 58 (64.4%) 10 (55.6%) 48 (66.7%) 58 (64.4%) 1 (100%) 40 (100%) 31 (100%) 0 (100%) (100%) 72 (100%) 0 (100%) Dari tabel 3 diatas didapatkan bahwa kejadian anemia dari 0 orang responden adalah sebesar 35,6 %, dengan angka tertinggi (48,4%) pada kelompok ibu dengan usia kehamilan Trimester III. Didapatkan juga data bahwa kejadian anemia pada kelompok ibu Primigravida lebih tinggi dibandingkan dengan multigravida. Pada penelitian ini, definisi anemia pada ibu hamil menggunakan rekomendasi dari Centers for Disease and Prevention, yaitu kadar hemoglobin atau hematokrit yang diukur dibawah persentil 5 dari nilai normal wanita hamil. Kehamilan trimester I kadar hemoglobin 11g/dl dan hematokrit 33%. Pada Trimester II kadar hemoglobin 10,5g/dl dan hematokrit 32%. Sedangkan untuk trimester III hemoglobin 11g/dl dan hematokrit 33% (Malee, 2008). Pada penelitian ini didapatkan kadar Hb pada trimester II yang didapatkan nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan usia kehamilan trimester III. Anemia dalam masa kehamilan merupakan hal yang sering terjadi. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 35-75% perempuan pada negara berkembang dan % perempuan pada negara maju mengalami anemia dalam masa kehamilan. Sedangkan Berdasarkan data Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 menyatakan bahwa prevalensi anemia ibu hamil sebesar 50,5%. Pada penelitian ini didapatkan kejadian anemia pada masyarakat daerah pesisir dan aliran sungai Siak, Provinsi Riau masih lebih rendah dibandingkan dengan kejadian di negara berkembang pada umumnya maupun pada angka rata-rata nasional. D. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rata-rata kadar Hb Ibu hamil di Wilayah Pesisir dan Aliran Sungai Siak adalah 10,04 g/dl dengan nilai terendah,0 g/dl dan nilai tertinggi g/dl. Kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Pesisir dan Aliran Sungai Siak adalah 35,6% masih di bawah rata-rata angka kejadian nasional. Terdapat perbedaan karakteristik kadar Hb diantara kelompok Ibu hamil pada usia kehamilan trimester I, II dan III, dimana kadar Hb cenderung menurun seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian ini dapat menjadi data dasar untuk program pencegahan dan perbaikan derajat kesehatan ibu hamil bagi petugas kesehatan. 26

E. DAFTAR PUSTAKA Departemen Gizi dan Kesehatan masyarakat FKMUI.( 2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo, Husaini.M.A.(17). Untuk mendeteksi anemia: apakah sama hasil test hemoglobin dengan hasil test hematokrit. Pusat penelitian dan pengembangan gizi, badan litbang kesehatan: Depkes RI. Isniati. (2008). Efek Suplementasi Tablet Fe+ Obat Cacing terhadap Kadar Hemoglobin Remaja yang Anemia di Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah Pasir Kec. IV Angkat Candung. Diambil dari http://repository.unand.ac.id/3320/ pada 13 November 2013. Naryati, Yanik Riani (2004) Hubungan Anemia Defisiensi Besi Dengan Produktitivitas Kerja Pada Pekerja Bagian Linting Pt. Djitoe Itc Surakarta. Undergraduate thesis, Diponegoro University. Purbadewi, L., Ulvie, YNS. (2013). Hubungan tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang. Volume: 2 Nomor: 1 hal 31-3. Diambil dari http:// jurnal.unimus.ac.id /index.php/jgizi/article/view/.../808 pada 15 November 2013. Soekirman. (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Supariasa, dkk. (2000). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,. 27