PENGARUH KONSUMSI TAHU TAKWA TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL Hermina Humune* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email : admin@akbid-griyahusada.ac.id ABSTRAK Pendahuluan :Selama kehamilan terjadi hemodilusi, yang dapat mengakibatkan anemia secara fisiologis pada ibu hamil. Jumlah darah meningkat sekitar 20-30%, sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi dan vitamin C untuk membuat hemoglobin. Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah faktor gizi terutama kekurangan konsumsi protein dan zat besi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi tahu takwa terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Puskesmas Gundih Surabaya Tahun 2015.Metode : pre-eksperimen dengan one Group Pre-test and Post-test Design, yaitu dengan cara mengukur kadar hemoglobin responden sebelum dan sesudah konsumsi tahu takwa sebanyak 100 gr/hari selama 10 hari. Data yang digunakan adalah data primer. Populasi yang diteliti adalah seluruh ibu hamil dengan anemia yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Gundih Surbaya Tahun 2015. Besar sampel pada penelitian ini adalah 16 orang ibu hamil dengan anemia. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah lembar observasi dan hemometer digital. Data hasil penelitian kemudian dianalisa menggunakan uji parametrik t tes. Hasil : Hasil analisis data diperoleh nilai ρ value = 0,000 dengan α = 0,05 maka ρ value < α, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima artinya signifikan yaitu terdapat pengaruh konsumsi tahu takwa terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Gundih Surabaya Tahun 2015.Diskusi :diharapkan pada ibu hamil dapat mengkonsumsi tahu takwa untuk meningkatkan kadar hemoglobin karena sudah terbukti bahwa ada peningkatan kadar hemoglobin. Kata Kunci : Ibu Hamil, Kadar Hemoglobin, Tahu Takwa PENDAHULUAN Kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia dan masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan dimasa janin dalam kandungan (Depkes RI, 2007). Kehamilan juga merupakan proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu (Depkes RI, 2005). Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang sering menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium (Lubis, 2003). Selama kehamilan banyak faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi pada ibu hamil antara lain terjadinya anemia pada ibu hamil, perdarahan, berat badan abnormal dan terkena penyakit infeksi (Depkes RI, 2010). Salah satu yang harus diwaspadai pada saat kehamilan adalah terjadinya anemia kehamilan (Tarwoto, 2007). Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang utama di Negara berkembang dengan tingkat morbiditas tinggi pada ibu hamil (Adawiyani, 2013). Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penderita anemi kehamilan terbanyak (Admin, 2012). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Sarwono, 2009). Kematian ibu adalah kematian seorang wanita terjadi saat hamil, bersalin, atau 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap persalinan. World Health Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di 27
negara berkembang. Sekitar 80% kematian maternal merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah persalinan (ICD-10, 2012; WHO, 2014). Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Pembangunan kesehatan dewasa ini mengacu pada pembangunan Millenium Development Goal s (MDG s), sesuai target nasional menurut MDG s yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu sebesar ¾ dari Angka Kematian Ibu pada tqhun 1990 (450 per 100.000) menjadi 102 per 100.000 yang ingin dicapai pada tahun 2015, salah satu tujuannya meningkatkan kesehatan ibu (Efendi, 2009). Laporan dari Dinkes Jawa Timur menunjukkan pada tahun 2012 angka kematian ibu tinggi dibandingkan pada tahun 2011. Pada tahun 2012 angka kematian ibu adalah sebesar 97 per 100.000 kh. Sedangkan pada tahun 2011 angka kematian ibu sebesar 96 per 100.000 kh. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi apalagi jika dibandingkan dengan Negara-negara tetangga. Angka tersebut masih jauh dari target Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2014 sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup dan target Millenium Develpomen Goals (MDG s) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2015 (Kemenkes RI, 2011). Di dunia 34 % ibu hamil dengan anemia dimana 75% berada di Negara sedang berkembang (WHO, 2005 dalam Syafa, 2010). Di Indonesia 63,5% ibu hamil dengan anemia (Saifudin 2006). Ibu hamil dengan anemia sebagian besar sekitar 62,3% berupa anemia defisiensi besi (ADB) (Winknjosastro, 2005). Berdasarkan Riskesdas 2013, terdapat 37,1% ibu hamil anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl, dengan proporsi yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%) (Kementrian Kesehatan RI, 2013). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya pada bulan Agustus tahun 2015 didapatkan pada tahun 2014 di Kota Surabaya kejadian anemia pada ibu hamil sebanyak 250 orang dari seluruh jumlah dengan K 1 sebanyak 5225 orang dan K 4 sebanyak 995 orang. Sedangkan pada tahun 2013 di Kota Surabaya kejadian anemia pada ibu hamil sebanyak 217 orang dari seluruh jumlah ibu hamil dengan K 1 sebanyak 4634 orang dan K 4 sebanyak 4356 orang yaitu pada triwulan I sebanyak 93 (42,8%) orang ibu hamil mengalami anemia, triwulan II sebanyak 31 orang (14,3%) ibu hamil mengalami anemia, dan pada triwulan III sebanyak 36 orang (16,6%) dan tribulan IV sebanyak 57 orang ibu hamil mengalami anemia (26,3%) (Dinkes jatim, 2015). Anemia pada ibu hamil sangat berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi kehamilan (Guyton, 2006). Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut (Saifudin, 2006). Kekurangan hemoglobin karena anemia dapat berdampak pada kematian ibu dan janin, persalinan premature, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini, hipoksia fetal, dan molahidatidosa (Manuaba, 2010). Selama kehamilan terjadi hemodilusi (hydremia kehamilan), yang dapat mengakibatkan anemia secara fisiologis pada ibu hamil. Tubuh mengalami perubahan yang signifikan saat hamil. Jumlah darah meningkat sekitar 20-30%, sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi dan vitamin untuk membuat hemoglobin. Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke sel-sel lain dalam tubuh. Ketika hamil, tubuh membuat lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh mungkin memerlukan darah hingga 30% lebih banyak dari pada ketika tidak hamil. Jika tubuh tidak memiliki cukup zat besi, tubuh tidak dapat membuat sel-sel darah merah yang dibutuhkan untuk membuat darah ekstra. Banyak wanita mengalami defisiensi besi pada trimester kedua dan ketiga. Ketika tubuh membutuhkan lebih banyak zat besi dibandingkan dengan yang telah tersedia, maka dapat berpotensi terjadinya anemia 28
(Proverawati, 2011). Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah faktor gizi terutama kekurangan konsumsi protein dan zat besi. Dampak makro anemia pada kehamilan yaitu abortus, kematian intrauterine, berat badan lahir rendah (BBLR), kelahiran dengan anemia, cacat bawaan, bayi mudah infeksi sampai kematian perinatal, intelegensia rendah. Dampak mikro anemia pada kehamilan yaitu abortus, persalinan prematuritas, mudah infeksi, ketuban pecah dini, perdarahan antepartum, hiperemesis gravidarum, hambatan tumbuh kembang, gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi, produksi ASI rendah) (Ai Yeyeh, 2010). Upaya pemerintah telah melakukan program untuk menanggulangi anemia terutama pada wanita hamil. Salah satu caranya adalah melalui suplementasi tablet besi. Suplementasi tablet besi dianggap efektif karena kandungan zat besinya padat dan dilengkapi dengan asam folat yang sekaligus dapat mencegah dan menanggulangi anemia akibat kekurangan asam folat. Suplemen Fe selama kehamilan diberikan sebanyak 90 tablet bersamaan dengan mengkonsumsi vitamin C (Syarifudin, 2009). Pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85%. Presentase ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 sebesar 83,3%. Meskipun pemerintah sudah melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi (Kementrian Kesehatan RI, 2013). Melihat fenomena diatas, bidan atau tenaga kesehatan harus lebih aktif memberikan penyuluhan tentang bahaya anemia pada ibu hamil. Selain itu, menyarankan pada ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein dan zat besi, salah satunya seperti tahu takwa. Dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukuan penelitian dengan pengaruh konsumsi tahu takwa terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Puskesmas Gundih, Kota Surabaya Tahun 2015. METODE PENELITIAN Penelitian yang digunakan berdasarkan lingkup penelitian termasuk jenis penelitian inferensial. Pre-eksperimen dengan one Group Pre-test and Post-test Design, yaitu dengan cara mengukur kadar hemoglobin responden sebelum dan sesudah konsumsi tahu takwa sebanyak 100 gr/hari selama 10 hari. Data yang digunakan adalah data primer. Populasi yang diteliti adalah seluruh ibu hamil dengan anemia yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Gundih Surbaya Tahun 2015. Besar sampel pada penelitian ini adalah 16 orang ibu hamil dengan anemia. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah lembar observasi dan hemometer digital. Data hasil penelitian kemudian dianalisa menggunakan uji parametrik t tes. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober Desember bertempat di Puskesmas Gundi Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan anemia yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas gundi Surabaya tahun 2015. HASIL DAN PENELITIAN Umur Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur IbuHamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gundi SurabayaTahun 2015 Umur Frekuensi Presentase (%) < 20 Tahun 20-35 Tahun > 35 Tahun 2 13 1 12,5 81,3 6,3 Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa hampir seluruh (81,3%) responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 13 orang. Pendidikan Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden BerdasarkanPendidikan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gundi Surabaya Tahun 2015 Pendidikan Frekuensi Presentase (%) Dasar Menengah Atas Perguruan Tinggi 4 10 2 25,0 62,5 12,5 Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar (62,5%) responden 29
berpendidikan menengah yaitu sebanyak 10 orangdengan usianya. Pekerjaan Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden BerdasarkanPekerjaan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gundi Surabaya Tahun 2015 Pekerjaan Frekuensi Presentase (%) IRT Swasta Wiraswasta PNS 10 2 3 1 62,5 12,5 18,8 6,3 Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar (62,5%) responden memiliki pekerjaan sebagai IRT yaitu sebanyak 10 orang. Usia Kehamilan. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan UsiaKehamilan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gundi Surabaya Tahun 2015 Usia UK < 20 minggu UK 13 28 minggu UK 29 42 minggu Frekuensi 3 9 4 Presentase (%) 18,8 56,3 25,0 Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar (56,3%) responden memiliki usia kehamilan 13-28 minggu yaitu sebanyak 9 orang. Paritas Tabel 5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan ParitasIbu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gundi Surabaya Tahun 2015 Paritas Frekuensi Presentase (%) Primipara Multipara Grande multipara 5 10 1 31,3 62,5 6,3 Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukkan bahwa hampir sebagian besar (62,5%) responden adalah multipara yaitu sebanyak 10 orang. Karakteristik Kadar Hemoglobin Sebelum Konsumsi Tahu Takwa Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gundi Surabaya Tahun 2015 Tabel 6 Karakteristik Kadar Hemoglobin Sebelum Konsumsi Tahu Takwa Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gundi Surabaya Tahun 2015 Statistik Nilai rata-rata Nilai tengah Standar deviasi Minimal Maksimal Nilai 10,01 10,10 0,56 8,80 10,80 Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan bahwa kadar hemoglobin responden sebelum mengkonsumsi tahu takwa nilai rata-rata (mean) adalah 10,01. Nilai ini menunjukkan rendahnya kadar hemoglobin pada ibu hamil sebelum mengkonsumsi tahu takwa. Karakteristik Kadar Hemoglobin Sesudah Konsumsi Tahu Takwa Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gundi SurabayaTahun 2015 Tabel 7 Karakteristik Kadar Hemoglobin Sesudah Konsumsi Tahu TakwaPada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gundi Surabaya Tahun 2015 Statistik Nilai rata-rata Nilai tengah Standar deviasi Minimal Maksimal Nilai 10,55 10,50 0,59 9,20 11,50 Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukkan bahwa kadar hemoglobin responden sesudah mengkonsumsi tahu takwa nilai rata-rata (mean) adalah 10,55. Nilai ini menunjukkan kadar hemoglobin pada ibu hamil setelah mengkonsumsi tahu takwa meningkat dari sebelum mengkonsumsitahu takwa. Analisis Pengaruh Konsumsi Tahu Takwa Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gundi SurabayaTahun 2015 Tabel 8 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Sebelum Dan Setelah Konsumsi Tahu Takwa Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gundi Surabaya Tahun 2015 Kadar Hemoglobin Statistik Df Sig. Sebelum mengkonsumsi tahu takwa Sesudah mengkonsumsi 0,963 0,964 16 16 0,711 0,742 30
tahu takwa Berdasarkan tabel 8 diatas menunjukkan bahwa pada uji normalitas Shapiro-Wilk pengaruh konsumsi tahu takwa terhadap peningkatan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah didapatkan nilai ρ value 0,711 dan 0,742 dengan α = 0,05. Nilai kadar hemoglobin sebelum konsumsi tahu takwa didapatkan nilai ρ value = 0,711 > α = 0,05 dan nilai kadar hemoglobin sesudah konsumsi tahu takwa didapatkan nilai ρ value = 0,742 > α = 0,05 maka uji normalitas sebaran data dapat disimpulkan bahwa nilai ρ value > α. Sehingga sebaran data normal dan dapat digunakan uji parametrik t tes. Tabel 9 Hasil Uji Parametrik T Tes Analisis Pengaruh Konsumsi Tahu Takwa Terhadap Peningktan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gundi Surabaya Tahun 2015 Perlakuan Mean Median Mode SD SE ρ value N Sebelum mengkonsumsi tahu takwa Sesudah mengkonsumsi tahu takwa 10,01 10,55 10,10 10,50 10,00 10,40 0,565 0,593 0,141 0,148 0,000 16 Selisih -0,54 α = 0,05 Berdasarkan tabel 9 diatas menunjukkan bahwa jumlah responden dengan a kadar Hb sesudah < kadar Hb sebelum berjumlah 0, b kadar Hb sesudah > kadar Hb sebelum berjumlah 11, c kadar Hb sebelum = kadar Hb sesudah berjumlah 0. Nilai rata-rata (mean) kadar hemoglobin sebelum mengkonsumsi tahu takwa adalah 10,01. Sedangkan nilai rata-rata (mean) sesudah mengkonsumsi tahu takwa adalah 10,55. Nilai selisih rata-rata (mean) antara pengukuran sebelum dan sesudah mengkonsumsi tahu takwa adalah -0,54. Hasil uji statistik t tes didapatkan nilai ρ value = 0,000 dengan α = 0,05 maka ρ value < α, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima artinya signifikan yaitu terdapat pengaruh konsumsi tahu takwa terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Puskesmas Gundih Kota Surabaya Tahun 2015. PEMBAHASAN Indentifikasi kadar hemoglobin sebelum konsumsi tahu takwa pada ibu hamil diwilayah Kerja Puskesmas Gundi Surabaya Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum mengkonsumsi tahu takwa 16 responden mengalami kekurangan kadar hemoglobin. Nilai rata-rata (mean) kadar hemoglobin responden sebelum mengkonsumsi tahu adalah 10,01. Nilai ini menunjukkan rendahnya kadar hemoglobin pada ibu hamil sebelum mengkonsumsi tahu takwa. Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke sel-sel lain dalam tubuh. Ketika hamil, tubuh membuat lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh mungkin memerlukan darah hingga 30% lebih banyak dari pada ketika tidak hamil. Jika tubuh tidak memiliki cukup zat besi, tubuh tidak dapat membuat sel-sel darah merah yang dibutuhkan untuk membuat darah ekstra. Ketika tubuh membutuhkan lebih banyak zat besi dibandingkan dengan yang telah tersedia, maka dapat berpotensi terjadinya anemia (Proverawati, 2011). Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah faktor gizi terutama kekurangan konsumsi protein dan zat besi. Kekurangan hemoglobin karena anemia dapat berdampak pada kematian ibu dan janin, persalinan premature, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini, hipoksia fetal, dan molahidatidosa (Manuaba, 2010). Dampak lain anemia pada kehamilan yaitu abortus, kematian intrauterine, berat badan lahir rendah (BBLR), kelahiran dengan anemia, cacat bawaan, bayi mudah infeksi sampai kematian perinatal, intelegensia rendah. Dampak mikro anemia pada kehamilan yaitu abortus, persalinan prematuritas, mudah infeksi, ketuban pecah dini, perdarahan antepartum, hiperemesis gravidarum, hambatan tumbuh kembang, gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi, produksi ASI rendah) (Ai Yeyeh, 2010). Menurut peneliti, hasil wawancara langsung pada responden saat pengambilan data, penyebab ibu hamil ini mengalami kekurangan zat besi dikarenakan kurangnya mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti sayuran hijau, 31
tahu, tempe dan buah-buahan yang mengandung zat besi. Hal ini juga dikarenakan masih kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya zat besi bagi kehamilan dan makanan- makanan apa saja yang bisa dikonsumsi untuk mencukupi kebutuhan zat besi selama kehamilan. Identifikasi kadar hemoglobin sesudah konsumsi tahu takwa pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Gundi SurabayaTahun 2015. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum mengkonsumsi tahu takwa 16 responden mengalami kekurangan kadar hemoglobin. Nilai rata-rata (mean) kadar hemoglobin responden sebelum mengkonsumsi tahu adalah 10,01. Nilai ini menunjukkan rendahnya kadar hemoglobin pada ibu hamil sebelum mengkonsumsi tahu takwa. Kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi ibu hamil banyak, karena asupan yang dbutuhkan ibu hamil bukan hanya untuk dirinya saja akan tetapi juga untuk kebutuhan janin yang ada dalam kandungannya. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil banyak manfaatnya, bukan hanya saat hamil akan tetapi saat bersalin, dan nifas. Untuk memenuhi kekurangan tersebut ibu hamil harus memenuhi kebutuhan zat besinya sekitar 45-50 mg per hari. Kebutuhan itu dapat dipenuhi dari makanan yang kaya akan zat besi seperti daging berwarna merah, hati, ikan, kuning telur, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, tempe, tahu, roti dan sereal. Kebutuhan zat besi wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa hemoglobin maternal. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil (Icesmi, 2013). Menurut peneliti, untuk mencukup kebutuhan zat besi dan mencegah kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara pemberian suplemen zat besi dan vitamin C. Selain itu menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, salah satunya dengan mengkonsumsi tahu takwa karena memiliki kandungan zat besi yang cukup tinggi yaitu setiap 113 gram tahu takwa mengandung zat besi sebesar 33,8 %. Selain mengandung zat besi, tahu takwa juga mengandung protein yang cukup tinggi yang bisa membantu proses pembentukan zat besi. Sehingga dengan konsumsi tahu takwa selama kehamilan dapat mencukupi kebutuhan zat besi dan mencegah terjadinya anemia pada kehamilan. Analisis pengaruh konsumsi tahu takwa terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Gundi Surabaya Tahun 2015. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata (mean) kadar hemoglobin sebelum mengkonsumsi tahu takwa adalah 10,01. Sedangkan nilai rata-rata (mean) sesudah mengkonsumsi tahu takwa adalah 10,55. Nilai selisih rata-rata (mean) antara pengukuran sebelum dan sesudah mengkonsumsi tah5u takwa adalah -0,54. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada peninkatan kadar hemoglobin setelah mengkonsumsi tahu takwa. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk pengaruh konsumsi tahu takwa terhadap peningkatan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah didapatkan bahwa nilai ρ value > α sehingga data normal dan dapat digunakan uji parametrik t tes. Hasil uji statistik t tes didapatkan nilai ρ value = 0,000 dengan α = 0,05 maka ρ value < α, sehingga dapat disimpulkan bahwa signifikan yaitu terdapat pengaruh konsumsi tahu takwa terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Puskesmas Gundih Kota Surabaya Tahun 2015. Wanita hamil memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering seseorang wanita mengalami kehmilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi anemis (Manuaba. 2010). Jika persedian cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi (pengenceran) denagn peningkatan volume 30% sanapi 40% yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18 sampai 30% dan hemoglobin sekitar 19%. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 g%, dengan terjadi hemodilusi akan mengakibatkan anemia fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi 9,5 sampai 10g% (Manuaba. 2010). 32
Menurut Damin (2012), kecukupan besi dapat dipenuhi salah satunya dengan makanan yang mengandung zat besi, yang dapat menyediakan cukup besi untuk setiap individu yang sehat pada 95% sehingga dapat terhindar kemungkinan anemia kekurangan besi. Salah satu bahan makanan yang merupakan sumber protein dan mengandung zat besi adalah tahu, dimana protein dan zat besi diperlukan dalam pembentukan kadar hemoglobin. Menurut Astuti (1996), tahu tergolong mudah dicerna sehingga protein dapat digunakan untuk membentuk hemoglobin bersama dengan besi atau senyawa lain. Proses pembentukan hemoglobin dalam sumsum tulang belakang juga memerlukan vitamin B12, asam folat, protein, zat besi, Cu dan Zn, yang semuanya terdapat dalam tahu (Adnan dan Sudarmadji, 1997). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dani Yustiardi M (2009) kepada 8 anak santri Di Taman Asuhan Anak Yatim Dan Dhuafa Miftahul Jannah, Kota Bogor diketahui perlakuan suplementasi tempe secara nyata mampu meningkatkan kadar 8 responden menjadi 13,03 g/dl atau meningkat 0,90 g/dl. Menurut peneliti, ada beberapa hal yang menyebabkan rendahnya kadar hemoglobin pada ibu hamil diantaranya kurangnya mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Hal ini berkaitan dengan tingkat pengetahuan pada ibu hamil yang masih rendah khususnya mengenai pentingnya zat besi dan bahaya yang akan ditimbulkan jika kekurangan zat besi serta pentingnya ANC dan deteksi dini untuk mencegah komplikasi saat hamil. Pengetahuan ibu hamil yang masih rendah ini juga disebabkan tingkat pendidikan ibu hamil juga masih rendah. Disamping itu, aktivtas ibu hamil yang yang hampir seluruhnya sebagai ibu rumah tangga juga membatasi interaksi, dan sosialisasi terhadap dunia luar sehingga informasi yang didapatkan juga sangat minim. Ada beberapa hal ang dapat dilakukan untuk memenuhi asupan zat besi pada ibu hamil yaitu dengan cara pemberian suplemen zat besi dan vitamin c, selain itu menganjurkan ibu untuk memperbanyak mengkonsumsi makanan yang mengadung zat besi salah satunya adalah mengonsumsi tahu takwa yang telah terbukti meningkatkan kadar hemoglobin. Selain itu, pentingnya sosialisai mengenai ANC karena dengan ANC yang baik dan teratur ibu hamil akan lebih banyak mendapatkan pengetahuan dan informasi yang penting khususnya untuk kesehatan ibu serta janinnya. Dengan ANC juga setidaknya bisa mendeteksi secara dini adanya bahaya dan bisa mencegah atau meminimalkan komplikasi yang akan terjadi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian menunjukkan baha kadar hemoglobin 16 responden sebelum mengkonsumsi tahu takwa nilai mean adalah 10,01. Nilai ini menunjukkan rendahnya kadar hemoglobin pada ibu hamil sebelum mengkonsumsi tahu takwa dan yang sesudah mengkonsumsi niali mean adalah 10,55. Nilai ini menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin pada iu hamil sesudah mengkonsumsi tahu takwa Saran Diharapkan reponden dapat mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan protein, salah satu adalah tahu takwa untuk mencukupi kebutuhan zat besi selama hamil sehingga bisa meningkatkan kadar hemoglobin dan mencegah terjadinya anemia selama kehamilan. KEPUSTAKAAN Ai Yeyeh Rukiyah, L. Y. (2010). Asuhan Kebidanan 4 (Patologi). Jakarta: Trans Info Media. Arikunto, P. D. (2010). Prosedur Penelitin Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Icesmi Sukarni K, M. Z. (2013). Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika. Ida Ayu Chandranita Manuaba, I. B. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, P. D. (2010). Metode Penelitian keshatan. Jakarta: Rineka Cipta. Rahmawati, F. (2013). Teknologi Proses Pengolahan Tahu dan Pemanfaatan Limbahnya. Yogyakarta: CSR PT Bukit Asam. Sarwono B, Yan Pieter Saragih. (2001). Membuat Aneka Tahu. Yogyakarta: Niaga Swadaya Sujarweni, V. (2015). Statistik Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Gava Media. Tim Penyusun, PUSIDO Badan Standardisasi. (2012). Tempe : Persembahan Indonesia untuk Dunia. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. 33
Walyani, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakrta: Pustaka Baru Press Yustiardi, Dani M. (2009). Jurnal: Pengaruh Suplementasi Tempe sebagai Sumber ProteinTerhadap Kadar Haemoglobin dan Berat Badan pada Anak Usia Sekolah Dasar di Tamah Asuhan Anak Yatim dan Dhuafa Miftahul Jannah, Kota Bogor. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 34