BAB I PENDAHULUAN. mencari tahu bagaimana sesuatu dapat terjadi (Potter & Perry, 2009). Anak

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENCEGAHAN KECELAKAAN DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN PADA ANAK TODDLER DI DESA GONILAN KARTASURA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak selanjutnya. Perkembangan motorik pada usia 1-5 tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang ada disekelilingnya. Keterampilan motorik seperti berlari, berjalan,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN CEDERA DENGAN KEJADIAN CEDERA BALITA DI SERANGAN YOGYAKARTA

PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku. yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di posyandu Anyelir A sebanyak 65 anak yang terdiri dari usia 0 sampai 11

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN TINDAKAN PENATALAKSANAAN NEEDLE STICK INJURY DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah penduduk

PRAKTIK PENCEGAHAN CEDERA PADA ANAK USIA TODDLER

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB I. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 ( )

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dari aktifitas manusia dalam rumah tangga, industri, traffic accident, maupun

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk. Di dunia, diperkirakan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar mempunyai karakteristik seperti senang

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan

BAB I PENDAHULUAN. Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. iklim tropis, dengan luas wilayah 56,400 Ha. Batas wilayah utara desa

BAB I PENDAHULUAN. terkait hasilnya belum sesuai yang diharapkan (Aryono, 2011). Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2011 dalam Badan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 1992 hingga 2009, jumlah

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional.

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

BAB I PENDAHULUAN. 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar.

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN FIRST AID BOX TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENANGANAN CEDERA ANAK TODDLER DI RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian noneksperimental

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan anak. Di negara berkembang, anak-anak menderita diare % dari semua penyebab kematian (Zubir, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada masa anak-anak dapat

BAB 1 LATAR BELAKANG. signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2006, luas lahan areal kelapa

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

SUMMARY. Jihan S. Nur NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi sangat cepat dan tiba-tiba sehingga sulit diprediksi kapan dan dimana

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan (Hakkert, 2005). Salah satu contohnya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingginya angka kematian dan kesakitan karena ISPA. Penyakit infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. Toilet training yaitu suatu usaha melakukan latihan buang air besar dan buang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian pertolongan pertama bukan hanya terkait dengan masalah

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN. York pada tanggal 30 Mei Pada tanggal 17 Agustus tahun yang sama,

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO), data statistik. menyatakan bahwa Neonatal Mortality Rate Indonesia pada tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization mengidentifikasikan masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus. Campak disebut juga rubeola, morbili, atau measles. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toddler ialah anak yang usianya 12-36 bulan atau 1-3 tahun (Hockenberry & Wilson, 2015). Usia tersebut merupakan masa anak mengeksplorasi lingkungan yang intensif karena anak berusaha untuk mencari tahu bagaimana sesuatu dapat terjadi (Potter & Perry, 2009). Anak toddler yang belajar berjalan tidak merasa takut dan mempunyai banyak rasa ingin tahu namun sering berada di dalam ruangan sehingga anak tersebut mudah terjatuh, mengalami luka bakar, dan keracunan akibat ulahnya sendiri. Oleh karena itu anak toddler berisiko tinggi mengalami kecelakaan. Kecelakaan pada anak usia toddler sering kali mengakibatkan kondisi yang fatal pada anak yaitu kematian. Kondisi yang dimaksud diantaranya tertabrak mobil, tenggelam, keracunan, jatuh dan luka bakar (Supartini, 2012) Cedera adalah penyebab salah satu penyebab yang paling penting dari morbiditas dan mortalitas pediatri yang dapat dicegah (Marcdante & Kliegman, 2013). World Health Organization (WHO) dalam Indarwati dan Ratna Dewi menyebutkan bahwa tidak kurang dari 875.000 anak dibawah 18 tahun di seluruh dunia meninggal per tahun karena cedera, baik cedera yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Menurut perkiraan World Health Organization cedera mengakibatkan 5,8 juta kematian di seluruh dunia, dengan lebih dari 3 juta 1

2 kematian diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Salah satunya Indonesia, dalam Riset Kesehatan Dasar (2013) jumlah orang yang mengalami cedera sebanyak 84.774 orang dari jumlah 1.027.758 responden, penyebab cedera yang frekuensinya sering muncul di Indonesia pada umur 1-4 tahun yaitu jatuh 79,4 %, kecelakaan sepeda motor 6,5 %, transportasi darat lainnya 5,4 %, terluka karena benda tumpul/tajam sebanyak 4,2 %, kejatuhan 2,3 % terbakar 1,5 %, dan gigitan hewan 0,3 % (Kementrian Kesehatan RI, 2013). Berdasarkan penelitian Kuschitawati (2007) di kota Yogyakarta menyebutkan bahwa faktor lingkungan rumah tempat tinggal anak yang tidak aman merupakan faktor yang paling berperan dalam kejadian cedera pada anak- anak dan disusul oleh faktor pengawasaan orang tua yang masih rendah. Pada awal usia 1 sampai dengan 3 tahun (masa toddler), bahaya cedera dapat dipengaruhi oleh tiga faktor. Adapun faktor yang mempengaruhi kejadian cedera adalah faktor penjamu (host) yaitu orang tua dan anak, faktor penyebab cedera (agent), dan faktor lingkungan (Muscary, 2008). Pengetahuan mengenai pertumbuhan dan perkembangan toddler perlu disertakan dengan pemahaman tentang pentingnya pencegahan terhadap bahaya yang dapat terjadi pada anak toddler. Sedangkan sikap orang tua yang terlalu membiarkan anaknya akan berdampak pada keamanan dan keselamatan hidup anak tersebut. Tindakan pencegahan berupa pengawasan dapat dilakukan oleh orang tua, karena dalam beraktivitas anak tidak

3 memperhatikan bahaya yang mungkin akan terjadi (Potter & Perry, 2009). Orang tua yang memiliki pengetahuan tentang pencegahan terhadap bahaya akan menilai atau bersikap dan berperilaku terhadap pengetahuan tersebut (Notoatmodjo, 2007). Peneliti akan melakukan penelitian di desa Gonilan karena peneliti melakukan studi pendahuluan di posyandu desa Gonilan dan diketahui banyak anak toddler yang mengalami kecelakaan seperti tertusuk jarum, jatuh, tersedak, dan mengalami luka bakar. Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 23 desember 2016, melalui observasi dan wawancara yang dilakukan di desa gonilan terhadap 5 ibu yang memiliki anak usia toddler, didapatkan hasil 5 orang ibu mengatakan anaknya pernah mengalami kecelakaan seperti jatuh, tersedak, terpeleset, terjepit pintu, dan tertusuk jarum. Sedangkan saat ditanya tentang upaya untuk mencegah terjadinya cedera 2 orang ibu mengetahui cara mencegah terjadinya cedera dan 3 orang ibu tidak mengetahui cara mencegah terjadinya cedera. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengetahuan orang tua tentang pencegahan kecelakaan dan kejadian kecelakaan yang terjadi pada anak toodler. Terkait dengan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul Hubungan Antara Pengetahuan Orang Tua Tentang pencegahan kecelakaan Dengan Kejadian Kecelakaan Pada Anak Toddler Di Desa Gonilan

4 B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara pengetahuan orang tua tentang pencegahan kecelakaan dengan kejadian kecelakaan pada anak toddler di desa Gonilan C. Tujuan 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan orang tua tentang pencegahan kecelakaan dengan kejadian kecelakaan pada anak toddler di desa Gonilan 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui pengetahuan orang tua tentang pencegahan kecelakaan di desa Gonilan b. Untuk mengetahui kejadian cedera pada anak usia toddler di desa Gonilan c. Untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan orang tua tentang pencegahan kecelakaan dengan kejadian kecelakaan pada anak toddler di desa Gonilan D. Manfaat penelitian 1. Bagi orang tua Untuk menambah pengetahuan secara langsung mengenai pencegahan kecelakaan, sehingga bisa mengurangi kecelakaan pada anak toddler

5 2. Bagi peneliti Sebagai bekal dalam menambah pengetahuan mengenai pencegahan kecelakaan pada anak toddler 3. Bagi institusi Menambah kajian baru dalam hal pencegahan kecelakaan terhadap kejadian kecelakaan pada anak toddler dan sebagai informasi dasar dalam melakukan pelayanan E. Keaslian penelitian 1. Karuni (2011) meneliti tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Risiko Kecelakaan Dengan Pencegahan Kecelakaan Pada Anak Toddler Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Combongan Sukoharjo. Menggunakan desain penelitian deskriptif cross sectional. Analisa data menggunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian mengenai pengetahuan menunjukan 16 responden (25,8%) kategori kurang, 32 (51,6%) kategori cukup, dan 14 responden (22,6%) kategori baik. Hasil penelitian mengenai pencegahan kecelakaan pada anak toddler adalah 19 responden (30,6%) dengan kategori kurang, 26 responden (41,9%) dengan kategori cukup, dan 17 responden (27,45%) dengan kategori baik. Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai korelasi Rank Spearman sebesar r = 0,606 p= 0,001, yang artinya ada hubungan pengetahuan ibu tentang risiko kecelakaan dengan pencegahan kecelakaan pada anak toddler di posyandu wilayah kerja puskesmas Combongan Sukoharjo.

6 Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu variabel pengetahuan ibu tentang resiko keccelakaan. Sedangkan persamaannya adalah sama meneliti tentang pencegahan kecelakaan dan menggunakan desain penelitian cross secsional. 2. Widyaningsih (2014) meneliti tentang Hubungan Perilaku Ibu Dalam Pencegahan Cedera Dengan Kejadian Cedera Balita Di Serangan Yogyakarta. Menggunakan metode korelasi dengan pendekatan waktu cross sectional. Hasil penelitian yaitu perilaku pencegahan cedera yang sebagian besar dalam kategori baik dan jarang yaitu sebanyak 25 anak (53,2 %) dan 5 anak (10,6) yang sering mengalami cedera. Sedangkan perilaku pencegahan cedera oleh ibu dalam kategori cukup dan sering yaitu sebanyak 11 anak (23,4%) dan hanya 4 anak (8,5%) yang jarang mengalami cedera dan prilaku pencegahan yang kurang dan sering sebanyak 2 anak (4,2%). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistic non parametric teknik bivariat dengan Kendall tau. Hasil uji Kendall tau menunjukkan nilai p 0,000 (p < 0,05). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Persamaan dengan penelitian terdahulu adalah variabel yang diteliti tentang pencegahan cedera dan kejadian cedera, sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu penelitian dulu meneliti tentang perilaku ibu sedangkan peneliti sekarang meneliti pengetahuan, sasarannya pada ibu

7 yang memiliki anak balita sedangkan peneliti sekarang ibu yang memiliki anak toddler, untuk analisa data mengunakan kendall tau.