BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara melakukan penelitan. Desain

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Metode Deskriptif adalah penelitian yang hanya benar-benar memaparkan apa

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian yaitu pembelajaran tari piring dua belas dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2013: 3) metode penelitian adalah cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jenis deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan,

III. METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Mahmud, 2011: 23). Metode penelitian juga digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini akan dipaparkan data-data dan menganalisis data. Istilah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MELALUI METODE DEMONSTRASI DI SMAN 9 BANDAR LAMPUNG. Oleh RAHMAWATI (Jurnal)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dipilihnya pendekatan

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X.MIA.2 DI SMAN 2 KOTA METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Judul penelitian yaitu pembelajaran gerak tari berdasarkan metode imitasi di kelas

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode

PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh NADIA APRINA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini

KEMAMPUAN MENARI BEDANA SISWI KELAS XI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER. (Jurnal) Oleh. Nia Daniati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2012 dan selesai pada bulan Mei Dengan waktu tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan

ABSTRAK PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA DI SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG. Oleh Widya Tri Ningrum

III. METODE PENELITIAN Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian deskriptif adalah yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN SMP NEGERI 1 BATANGHARI. (Jurnal Penelitian) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan ketrampilan, serta manusia-manusia yang memiliki sikap positif terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Sumedang. Dalam sebuah penelitian metode penelitian menjadi syarat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara alamiyah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah jenis deskriptif kualitatif. Penelitian akan mengamati fakta, gejala-gejala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian bertempat di SMP Negeri 1 Padalarang di Jl.U.Suryadi

BAB III METODE PENELITIAN. oleh subjek penelitian secara holistik, dan mendeskripsikannya dalam bentuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap peneliti selalu dihadapkan pada persoalan yang menuntut jawaban yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menaikkan tingkat ilmu serta teknologi (Margono, 2007:1).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 48 Jadi metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan berarti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dituangkan dalam bentuk laporan atau uraian.

BAB III METODE PENELITIAN. Dorongan utama untuk mengadakan penelitian ialah instink ingin tahu yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penentuan tempat penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI MEDIA WORDWALL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN VOCABULARY DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS IV SD N NGADIREJO II KARTASURA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. nilai-nilai ASWAJA dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di MA NU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini merupakan kunci bagi pelaksanaan penelitian yang penulis

BAB III METODE PENELITIAN. beralamat di Jalan Kapas No.10 Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif adalah desain yang digunakan untuk memaparkan secara sistematis

III. METODE PENELITIAN. diterapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara melakukan penelitan. Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih sempit, desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja. Dan dalam arti yang luas desain penelitian mencakup proses-proses berikut (Arikunto, 2010:60). 1. Mengamati kesiapan rencana pelaksanaan pembelajaran guru pada pembelajarantari sigeh pengunten sebelum memasuki langkah pelaksanaan pembelajaran. 2. Mengamati pembelajaran tari sigeh pengunten menggunakan menggunakan model bermain peran pada setiap pertemuan. 3. Mengamati aktivitas guru dan siswa serta kondisi yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan berupa foto, video serta catatan lapangan. 4. Menganalisis pembelajaran tari sigeh pengunten setiap pertemuan.

38 Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian deskriptif kualitatif, penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Penelitian tidak mengubah, menambah, atau mengadakan manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian kemudian memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian secara lugas, seperti apa adanya (Arikunto, 2010:3). Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan tylor dalam margono, 2010:36). Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam lingkungannya sendiri dan hubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristiwanya (kirk dan miller dalam Margono, 2010:36). Penelitian ini menggunakan metode lapangan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, karena gejala-gejala informasi dan keterangan dari hasil pengamatan dalam proses penelitian berlangsung secara naturalistik karena penelitian ini dilakukan pada kondisi yang alamiah, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Hasil penelitian ini berupa deskripsi dari proses dan hasil pembelajaran ragam gerak tari sigeh pengunten menggunakan model bermain peran dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Gedung Meneng.

39 3.2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah guru pembina ekstrakurikuler tari, 1 siswa perempuan yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, tari sigeh pengunten dan 1 ragam geraknya. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Penelitian, disamping perlu menggunakan metode yang tepat, juga perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan teknik dan alat pengumpul data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif (Margono, 2010:18). Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi. 3.3.1 Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki, tersebut observasi langsung. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diselidiki, misalnya peristiwa tersebut diamati melaui film, rangkaian slide atau rangkaian foto (Margono, 2010:18).

40 Observasi pada penelitian ini melakukan observasi langsung di SMP Negeri 1 Gedung Meneng untuk melakukan pengamatan tentang apa saja yang dilihat dan diamati secara langsung saat berjalannya kegiatan ekstrakurikuler guna mengetahui langsung permasalahan yang terjadi pada saat pembelajran. Observasi juga berfungsi untuk mengetahui dan mengenal keadaan tempat penelitian dengan melakukan pengamatan secara langsung dan dapat berinteraksi langsung dengan sumber data. Langkah-langkah dalam observasi : 1. Harus diketahui dimana observasi itu dilakukan 2. Harus ditentukan dengan pasti siapa saja yang akan diobservasi 3. Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang diperlukan 4. Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar. Harus diketahui tentang cara mencatat hasil observasi, seperti telah menyediakan buku catatan, kamera dan alat tulis lainnya. 3.3.2 Wawancara Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Narbuko, 2012:83). Wawancara adalah instrumen untuk mengumpulkan data dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang diajukan secara lisan oleh pewawancara kepada seorang responden, dan pertanyaan tersebut dijawab secara lisan (Uno, 2012:74). Tujuan

41 wawancara ialah untuk mengumpulkan informasi dan bukannya untuk merubah atau pun mempengaruhi pendapat responden (Narbuko, 2012:86). Pada penelitian ini wawancara dilakukan pada guru pembina ekstrakurikuler tari, Pertanyaan yang ditanyakan pada saat wawancara yaitu seputar pembelajaran tari sigeh pengunten khususnya siswa yang mengikuti kegitan ekstrakurikuler. Langkah-langkah wawancara sebagai berikut : 1. Menghubungi orang yang akan diwawancarai, baik langsung maupun tidak langsung dan pastikan kesediaannya untuk diwawancarai. 2. Persiapkan daftar pertanyaan yang sesuai dengan pokok-pokok masalah yang akan ditanyakan dalam wawancara. Persiapkan daftar pertanyaan secara baik dengan memperhatikan unsur berita, yaitu W+1H. Pada saat kegiatan wawancara berlangsung usahakan tidak terlalu bergantung pada pertanyaan yang telah disusun. 3. Berikan kesan yang baik, misalnya datang tepat waktu sesuai perjanjian. 4. perhatikan cara berpakian, gaya bicara, dan sikap agar menimbulkan kesan yang simpatik.. Usahakan mencatat dengan baik tanpa meminta narasumber mengulang penjelasan. 3.3.3 Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274).

42 Dokumentasi dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data berupa catatan guru/pelatih, catatan resmi, catatan harian, tentang kegiatan ekstrakurikuler siswa, video dan foto-foto. Alat yang digunakan berupa kamera digital karena data dikumpulkan secara runtut pada saat observasi dan wawancara sehingga catatan harian harus selalu dibawa saat proses penelitian berlangsung. Alat bantu yang digunakan adalah hp, buku dan alat tulis. Langkah-langkah dokumentasi : 1. mempersiapkan alat yang digunakan seperti hp, kamera alat tulis dan lain sebagainya 2. menentikan tempat yang akan digunakan untuk memperoleh dokumentasi 3. pastikan kesediaan objek yang akan didokumentasi baik guru maupun siswa 4. memilih setiap bagian yang akan didokumentasikan agar hasilnya menarik. mencatat setiap bagian yang dianggap penting 4. mengikuti setiap kegiatan untuk dapat mengambil dokumentasi berupa foto dan video. Pada saat mengambil gambar dan video usahakan tidak terlalu dekat dengan objek yang diamati agar siswa tidak terganggu. 3.4 Instrumen Penilaian Penilaian pencapaian kopetensi pengetahuan merupakan bagian dari penilaian pendidikan. Dalam lampiran peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan (permendikbud) Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan dijelaskan bahwa penilaian pendidikan merupakan prosees pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

43 Secara garis besar maka alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu: 3.4.1 Tes praktik Tes praktik adalah sederetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010:193) Tes Praktik dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan belajar tari sigeh pengunten siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Gedung Meneng. Tes ini meliputi tes menari yang mengacu pada unsurunsur tari yaitu wiraga, wirama, wirasa. Serta aktivitas belajar siswa, proses pembelajaran menggunakan model bermain peran dan lembar penilaian kinerja guru pada kegiatan ekstrakurikuler. Lembar penilaian tari sigeh pengunten tersebut sebagai berikut. Tabel 3.1 instrumen penilaian pengamatan tes praktik menari tari sigeh pengunten. No Aspek yang dinilai Deskriptor Skor Skor maks 1. (Wiraga) kemampuan gerak dan hapalan 1. Siswa mampu menari sigeh pengunten dengan urutan yang benar dari awal hingga akhir tarian. 2. Siswa menari sigeh pengunten dengan urutan yang tidak benar sebanyak 3- kesalahan. 4

44 3. Siswa menari sigeh pengunten 3 dengan urutan yang tidak benar sebanyak 6-8 kesalahan. 4. Siswa menari sigeh pengunten 2 dengan urutan yang tidak benar sebanyak 8-10 kesalahan.. Siswa menari sigeh pengunten 1 dengan urutan yang tidak benar melakukan lebih dari 10 kesalahan. Jumlah Skor Wiraga 2. (Wirama) kesesuaian gerak dengan musik 1. Siswa dapat menari tari sigeh pengunten dengan ketepatan gerak dan tempo yang tepat tanpa ada kesalahan. 2. Siswa menari sigeh pengunten dengan ketepatan gerak dan tempo, dengan melakukan 3- kesalahan. 3. Siswa menari sigeh pengunten dengan ketepatan gerak dan tempo, dengan melakukan 6-8 kesalahan. 4. Siswa menari sigeh pengunten dengan ketepatan gerak dan tempo, dengan melakukan 8-10 kesalahan.. Siswa menari sigeh pengunten namun belum dapat menggunakan ketepatan gerak dan tempo sama sekali. 4 3 2 1

4 Jumlah Skor Wirama 3. (Wirasa) ekspresi dan 1. Siswa dapat menari sigeh penjiwaan pengunten dengan baik dengan menggunakan ekspresi wajah, senyum dari awal hingga akhir tarian dengan tidak menunjukkan wajah bingung atau ragu-ragu. 2. Siswa dapat menari sigeh 4 pengunten dengan baik dengan menggunakan ekspresi wajah, senyum, namun tidak konsisten. Terkedang lupa lagi dengan ekspresi 3. Siswa dapat menari sigeh 3 pengunten dengan baik dengan menggunakan ekspresi wajah, senyum, namun terlihat gugup. 4. Siswa dapat menari dengan 2 baik, namun tidak dapat mengontrol ekspresi wajah terkadang terlalu berlebihan. 1. Siswa dapat menari dengan baik, namun belum dapat menggunakan ekspresi wajah. Jumlah Skor Wirasa Jumlah Skor Maksimal 1 Hasil belajar tari sigeh pengunten siswa dapat diukur dengan lembar pengamatan tes praktik 1 dengan total skor keseluruhan berjumlah 1 sehingga hasil belajar

46 siswa dapat dilihat menggunakan patokan perhitungan persentase untuk skala lima, dengan rumus sebagai berikut. NS (Nilai Skor) = X 100 % Tabel 3.2 perhitungan presentase untuk skala lima Interval Presentase Keterangan Tingkat Penguasaan 8%-100% Baik Sekali 7%-84% Baik 60%-74% Cukup 40%-9% Kurang 0%-39% Gagal Menurut ( Sudjana, 2009:118). Setelah skor didapat maka dilakukan perhitungan untuk tiga aspek yang dijadikan indikator penilaian yaitu bentuk gerak (wiraga) hapalan gerak, kesesuaian gerak dengan musik (wirama), dan ekspresi saat menari (wirasa). Setelah itu kita dapat mengetahui hasil yang diperoleh siswa dikatakan baik atau kurang sesuai dengan tabel persentase skala lima (Sudjana, 2009:118). Berikut Penjelasan tabel 3.1 1. Wiraga Dalam indikator wiraga yang menjadi penilaian, yaitu hafalan ragam gerak. Berdasarkan indikator hafalan, jika siswa menari tari sigeh pengunten dengan urutan yang benar dari awal hingga akhir tarian mendapat skor. Jika siswa menari tari sigeh pengunten dengan urutan yang tidak benar sebanyak 3- kesalahan mendapat skor 4. Jika siswa menari tari sigeh pengunten dengan urutan

47 yang tidak benar sebanyak 6-8 kesalahan mendapat skor 3. Jika siswa menari tari sigeh pengunten dengan urutan yang tidak benar sebanyak 8-10 kesalahan mendapat skor 2. Jika siswa menari tari sigeh pengunten dengan urutan yang tidak benar melakukan lebih dari 10 kesalahan mendapat skor 1. 2. Wirama Dalam indikator wirama yaitu, ketepatan gerak dengan tempo musik pengiring. Pada indikator ketepatan gerak dengan tempo, siswa dapat menarikan tari dengan ketepatan gerak dan tempo yang tepat tanpa ada kesalahan mendapat skor. jika siswa dapat menari tari sigeh pengunten dengan ketepatan gerak dan tempo, dengan melakukan 3- kesalahan mendapat skor 4. Jika siswa dapat menari tari sigeh pengunten dengan dengan ketepatan gerak dan tempo 6-8 kesalahan mendapat skor 3. Jika siswa dapat menari tari sigeh pengunten dengan ketepatan gerak dan tempo, dengan melakukan 8-10 kesalahan mendapat skor 2. Jika siswa dapat menari tari sigeh pengunten namun belum dapat menggunakan ketepatan gerak dan tempo sama sekali mendapat skor 1. 3. Wirasa Dalam indikator wirasa yaitu dapat mengekspresikan wajah atau mimik saat menari tari sigeh pengunten, jika siswa dapat menari dengan baik dengan menggunakan ekspresi wajah, senyum dari awal hingga akhir dengan tidak menunjukkan ekspresi wajah yang bingung atau ragu-ragu mendapat skor. Jika siswa dapat menari tari sigeh pengunten dengan baik menggunakan ekspresi wajah, senyum namun tidak konsisten mendapat skor 4. Jika siswa menari dengan

48 baik, menggunakan ekpresi wajah senyum namun terlihat gugup mendapat skor 3. Jika siswa dapat menari dengan baik, namun belum dapat mengontrol ekspresi wajah terkadang ekspresi berlebihan mendapat skor 2. Jika siswa dapat menari dengan baik, namun belum dapat menggunakan ekspresi wajah sama sekali mendapat skor 1. 3.4.2 Non tes Teknik non tes yaitu untuk menggali informasi atau mengumpulkan data yang berkaitan dengan penilaian, pendapat, atau opini terhadap sesuatu berkaitan dengan perolehan keterampilan, perilaku, sikap atau nilai (Uno, 2012:74). Teknik non tes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas belajar siswa pada pembelajaran tari sigeh pengunten saat proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengukur lembar pengamatan aktivitas siswa sebagai berikut. Tabel 3.3 Lembar Penilaian Akktivitas Siswa No Aspek Indikator Skor Skor Maksimum 1 Visual Semua siswa memperhatikan guru / Activities pelatih pada saat proses pembelajaran tari Siswa yang tidak memperhatikan guru / pelatih pada saat proses pembelajaran 4 tari ada 1-3 siswa Siswa yang tidak memperhatikan guru / 3 pelatih pada saat proses pembelajaran tari ada 4-8 siswa Siswa yang tidak memperhatikan guru/pelatih pada saat proses 2 pembelajaran tari ada 9-12 siswa Siswa yang tidak memperhatikan guru / 1 pelatih pada saat proses pembelajaran

49 2 Listening Activities 3 Motor Activities tari ada 12-1 siswa Semua siswa mendengarkan guru/pelatih pada saat proses pembelajaran tari Siswa yang tidak mendengarkan guru / pelatih pada saat proses pembelajaran 4 tari 1-3 siswa Siswa yang tidak mendengarkan guru / pelatih pada saat proses pembelajaran 3 tari 4-8 siswa Siswa yang tidak mendengarkan guru / pelatih pada saat proses pembelajaran 2 tari 9-12 siswa Siswa yang tidak mendengarkan guru / pelatih pada saat proses pembelajaran 1 tari 12-1 siswa Semua siswa melakukan percobaan gerak tari sigeh pengunten pada saat proses pembelajaran tari Siswa tidak melakukan percobaan pada saat proses pembelajaran tari ada 1-3 4 siswa Siswa tidak melakukan percobaan pada saat proses pembelajaran tari ada 4-8 3 siswa Siswa tidak melakukan percobaan pada saat proses pembelajaran tari ada 9-12 2 siswa Siswa tidak melakukan percobaan pada saat proses pembelajaran tari ada 12-1 1 siswa Total skor maksimum 1 Hasil belajar aktivitas siswa pada pembelajaran tari sigeh pengunten dapat diukur menggunakan lembar non tes dengan skor maksimal 1, untuk memperoleh nilai skor pada penilaian aktivitas belajar siswa adalah dengan rumus berikut (Sardiman, 2012:101). NS (Nilai Skor) = X 100 %

0 Tabel 3.4 perhitungan presentase untuk skala lima Interval Presentase Tingkat Penguasaan 8%-100% 7%-84% 60%-74% 40%-9% 0%-39% Menurut ( Sudjana, 2009:118). Keterangan Baik Sekali Baik Cukup Kurang Gagal Tabel 3. Instrumen pengamatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model bermain peran No Aspek penilaian 1 Mengatur siswa untuk pemanasan 2 Memilih Pemain partisipan 3 Menyiapkan pengamat 4 Menata ruangan untuk tempat latihan Memainkan peran 6 Diskusi dan evaluasi 7 persentasi 8 Diskusi dan evaluasi kedua 9 Berbagi pengalaman dan kesimpulan Pertemuan 1 2 3 4 6 7 8 Lembar pengamatan menggunakan model bermain peran diisi pada saat proses penerapannya dilakukan. Penilaian dilakukan dengan memberi tanda ceklis ( ) pada kolom yang sudah ditentukan setelah aspek-aspek kegiatan tersebut dilakukan.

1 3. Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiono, 2013:33). Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Langkahlangkah untuk menganalisis data tersebut yaitu sebagai berikut (1) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan akan mempermudahkan peneliti untuk mengumpulkan data berikutnya, (2) Mendisplay data, dengan penyajian data seperti ini akan lebih mempermudah untuk memahami apa yang terjadi, sehingga dapat merencanakan apa yang akan dilakukan selanjutnya, (3) Kesimpulan dan ferifikasi. Berikut merupakan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mereduksi dan memeriksa data-data yang telah diperoleh 2. Menganalisis hasil tes gerak tari sigeh pengunten yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan model bermain peran tes praktik dengan baik dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

2 3. Mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan lembar pengamatan aktivitas 4. Memberi penskoran terhadap hasil kemampuan siswa dalam menarikan tari sigeh pengunten, sesuai dengan indikator penskoran, Dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut: NS (Nilai Skor) = X 100 %. Menentukan tingkat kemampuan siswa berdasarkan tolak ukur yang digunakan. 6. Menghitung rata-rata kemampuan siswa dalam menari tari sigeh pengunten 7. Menyimpulkan hasil kemampuan siswa dalam menari tari sigeh pengunten. Tabel 3.6 penentuan patokan dengan perhitungan persentase untuk skala lima. Interval Presentase Keterangan Tingkat Penguasaan 8%-100% Baik Sekali 7%-84% 60%-74% 40%-9% 0%-39% Menurut ( Sudjana, 2009:118). Baik Cukup Kurang Gagal Hasil analisis tersebut disusun untuk mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran ragam gerak tari sigeh pengunten menggunakan model bermain peran di SMP Negeri 1 Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang.