disukai masyarakat luas karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi dalam kondisi aseptik secara in vitro (Yusnita, 2010). Pengembangan anggrek

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu hasil pertanian

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) termasuk sayuran buah yang

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penyediaan lapangan kerja dan sumber devisa. Kondisi ini merupakan

Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 17 (2): ISSN eissn Online

BAB IX PEMBAHASAN UMUM

Kandungan Klorofil Daun Planlet Anggrek Tanah (Spathoglottis plicata Blume.) Hasil Pengimbasan Ketahanan terhadap Asam Fusarat secara In Vitro

I. PENDAHULUAN. Pisang raja bulu (Musa paradisiaca L var. sapientum) merupakan salah

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada tahun 1928, biji anggrek berhasil ditumbuhkan melalui kultur in vitro

Penggunaan varietas unggul berdaya hasil tinggi, tahan hama dan

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang

yang memiliki kandungan flavor, sehingga menyebabkan vanili mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Indonesia merupakan salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. yang produknya digunakan sebagai bahan baku industri serta sangat penting

PENGARUH Trichoderma viride dan Pseudomonas fluorescens TERHADAP PERTUMBUHAN Phytophthora palmivora Butl. PADA BERBAGAI MEDIA TUMBUH.

BAB I PENDAHULUAN. Colletotrichum capsici dan Fusarium oxysporum merupakan fungi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bersama ini kami informasikan beberapa produk/teknologi unggulan kami yang layak untuk digunakan.

PENGARUH KONSENTRASI NAA DAN KINETIN TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS PISANG (Musa paradisiaca L. cv. Raja Bulu ) SECARA IN VITRO

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpotensi sebagai komoditas agribisnis yang dibudidayakan hampir di seluruh

PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Smith.) sudah tidak asing lagi bagi. penting dalam pemenuhan gizi masyarakat. Dalam buah tomat banyak

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karo) sejak sebelum perang dunia kedua yang disebut eigenheimer, kentang ini

I. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan tanaman hias yang termasuk ke dalam famili Orchidaceae,

TINJAUAN PUSTAKA. Syarat Tumbuh

Fusarium sp. ENDOFIT NON PATOGENIK

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai macam tanaman hias. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas tanaman ditentukan oleh interaksi antara lingkungan dan

I. PENDAHULUAN. karena penampilan bunga anggrek yang sangat menarik baik dari segi warna maupun. oleh masyarakat dan relatif mudah dibudidayakan.

I. PENDAHULUAN. Masalah mengenai tebu yang hingga kini sering dihadapi adalah rendahnya

KARAKTERISASI PLANLET ANGGREK TANAH (Spathoglottis plicata Bl) HASIL INDUCED RESISTANCE dengan ASAM TESIS. Oleh GARDIS ANDARI

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi pertanian, khususnya dalam pengendalian penyakit tanaman di

I. PENDAHULUAN. Pisang Cavendish merupakan komoditas pisang segar (edible banana) yang

BAB I PENDAHULUAN. (Mukarlina et al., 2010). Cabai merah (Capsicum annuum L.) menjadi komoditas

BAB I PENDAHULUAN. dan varietas berbagai tanaman hortikultura, salah satunya adalah tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat pertama kali ditemukan di dataran Amerika yaitu disekitar

PENGARUH UMUR FISIOLOGIS KECAMBAH BENIH SUMBER EKSPLAN

Mengenal Penyakit Busuk Batang Vanili. Oleh : Umiati

I. PENDAHULUAN. yang unik adalah hibrida Phalaenopsis Sogo Vivien yang merupakan hasil

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anggrek yang mendominasi pasar adalah anggrek impor, yaitu Dendrobium dan

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman tomat merupakan tanaman hortikultura yang memiliki prospek

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang

Pengimbasan Ketahanan Anggrek Tanah Dengan Asam Fusarat Secara In Vitro Terhadap Aktivitas Peroksidase

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hipogea L.) merupakan salah satu komoditas pertanian

BAB 1 PENDAHULUAN. krisan. Perkebunan bunga krisan membutuhkan benih yang bermutu dalam jumlah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN perbanyakan tanaman secara vegetatif dan perbanyakan tanaman secara

KONSEP, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI PENYAKIT TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L]. Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai ton. Namun,

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium cepa L. Aggregatum group) salah satu komoditas sayuran penting di Asia Tenggara karena seringkali

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. bunga anggrek yang unik menjadi alasan bagi para penyuka tanaman ini. Di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAFIULUAN. Tanaman kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq') merapakan tanaman

I. PENDAHULUAN. Bunga anggrek memiliki pesona yang menarik penggemar baik di Indonesia

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

TINJAUAN PUSTAKA Phalaenopsis

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

TINJAUAN MATA KULIAH...

IDENTIFIKASI PENYAKIT DUA VARIETAS TOMAT (LICOPERSICON ESCULENTUM MILL.) YANG TERIMBAS ASAM FUSARAT TERHADAP JAMUR PATOGEN DI KABUPATEN SIDRAP

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan

AgroinovasI Badan Litbang Pertanian

dan kehilangan kemampuan untuk berproduksi tinggi. Penyebaran dan tingkat serangan penyakit tergantung pada kondisi lingkungan seperti temperatur dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cabai (Capsicum annuum L.) adalah salah satu komoditas hortikultura

BAB 1 TIPE KULTUR JARINGAN TANAMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang populer di

I. PENDAHULUAN. sangat penting di Indonesia. Kedelai sangat bermanfaat sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebar luas di dunia (Maas, 1998; Spencer, 1978). Penyakit ini disebabkan oleh

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27

Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

No. 02 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010

I. PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman pangan utama keempat dunia setelah

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. Latar Belakang. dikonsumsi di Indonesia, karena sekitar 45% konsumsi buah-buahan adalah

Teknik Pengujian In Vitro Ketahanan Pisang terhadap Penyakit Layu Fusarium Menggunakan Filtrat Toksin dari Kultur Fusarium oxysporum

II. TINJAUAN PUSTAKA. tanaman cabai (Capsicum sp), karena habitatnya di Amerika tropik banyak

BAB. I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) termasuk dalam familia Solanaceae, merupakan

BAB I. PENDAHULUAN. bahan-bahan yang dapat menyembuhkan penyakit. menyediakan sayuran bermutu dalam jumlah yang memadai. Dari segi

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 34/Permentan/OT.140/7/2008 TENTANG METODE SELEKSI DALAM PEMBUATAN VARIETAS TURUNAN ESENSIAL

Hama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan di Indonesia merupakan sumber plasma nutfah yang sangat potensial

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki peran strategis dalam pangan

I. PENDAHULUAN. serius karena peranannya cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu buah yang digemari oleh sebagian besar penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah merupakan jenis tanaman hortikultura yang cukup banyak

I. PENDAHULUAN. Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan jenis tanaman yang dipanen

BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti Asia, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Di Indonesia

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan dengan keragaman varietas dan jenis tanaman hortikultura, misalnya tanaman anggrek. Anggrek merupakan tanaman hias yang sangat indah dan menarik karena bentuk, warna, dan ukuran bunga yang beragam. Selain itu, anggrek banyak disenangi dan disukai masyarakat luas karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi (Ramadiana et al., 2008). Tanaman anggrek pada dasarnya berkembang biak dengan biji. Di samping itu, anggrek dapat dibiakkan dengan metode kultur jaringan yaitu teknik menumbuh-kembangkan bagian tanaman, baik berupa sel, jaringan, atau organ dalam kondisi aseptik secara in vitro (Yusnita, 2010). Pengembangan anggrek dengan kultur jaringan dapat menghasilkan planlet dalam jumlah banyak dan waktu yang relatif singkat. Hasil seperti ini tidak dapat ditemukan dalam perbanyakan secara konvensional (Panjaitan, 2005). Industri anggrek pada tahun 1997-1999 di Indonesia mengalami penurunan seiring dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Pada sekitar tahun 2003-2006, industri anggrek di Indonesia mengalami peningkatan dan menurun kembali pada tahun 2007-2008 (Anonymous, 2009). Namun, pada tahun 2011,

2 angka produksi anggrek nasional meningkat sebesar 92,86% (Anonymous, 2012a). Pemerintah Indonesia berupaya mendorong pengembangan anggrek melalui peningkatan ekspor non migas tetapi upaya tersebut belum menunjukkan hasil yang maksimal. Di Indonesia, diharapkan anggrek dapat meningkatkan pendapatan petani dan devisa negara (Widiastoety et al., 2009). Pembudidayaan tanaman anggrek memiliki banyak kendala yang dihadapi seperti timbulnya penyakit dari jamur patogen, bakteri, ataupun virus yang menyerang bagian-bagian pada tubuh tanaman anggrek (Djatnika, 2012). Beberapa penyakit pada tanaman anggrek yang disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus adalah busuk hitam, busuk akar, layu fusarium, busuk lunak, bercak daun, busuk daun, Cymbidium mosaic, dan bercak bercincin. Penyakit layu fusarium merupakan salah satu kendala dalam budidaya tanaman anggrek tanah. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum (Fo) yang dapat menyerang akar yang terluka (Anonymous, 2004a). Sejauh ini, cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit layu fusarium adalah dengan merendam akar menggunakan fungisida saat proses pindah tanam. Menurut Nurcahyani (2013), penggunaan varietas yang tahan (resisten) merupakan salah satu altenatif cara dalam pengendalian penyakit yang aman, efisien, dan efektif terhadap lingkungan. Seleksi ketahanan terhadap layu fusarium dapat dilakukan menggunakan filtrat dari kultur fusarium atau menggunakan racun murni fusarium yaitu Asam Fusarat (AF). Penggunaan asam fusarat pada seleksi in vitro banyak digunakan karena bersifat

3 pathogenesis dan general terhadap tumbuhan sehingga bisa diaplikasikan untuk banyak tanaman. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penambahan AF pada medium sebagai komponen seleksi berkorelasi dengan tingkat ketahanan tanaman terhadap fusarium pada tingkat lapang. Pendekatan seleksi in vitro dilaporkan telah menghasilkan banyak varietas tanaman tahan diantaranya pada tanaman semangka (Bacon et al., 1996), pisang ambon (Soesanto dan Rahayuniati, 2009), melon (Sujatmiko et al., 2012), dan vanili (Nurcahyani et al., 2012). Penggunaan AF dalam konsentrasi yang toleran, sejauh ini belum pernah dilaporkan secara pasti dan tepat dalam pengimbasan ketahanan planlet Spathoglottis plicata, oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang konsentrasi AF yang toleran terhadap ketahanan planlet Spathoglottis plicata. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui konsentrasi asam fusarat toleran untuk seleksi planlet S. plicata secara in vitro. 2. Mengetahui dan menganalisis karakter ekspresi yang spesifik pada planlet S. plicata yang insensitif terhadap asam fusarat secara in vitro. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penggunaan asam fusarat dalam mendapatkan planlet S. plicata yang resisten terhadap penyakit layu fusarium. Selain itu, dapat membantu masyarakat terutama petani anggrek dalam budidaya tanaman anggrek, serta memberikan kontribusi

4 dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang pemuliaan dan penyakit tanaman. D. Kerangka Pikir Anggrek tanah (Spathoglottis plicata) merupakan salah satu tanaman komoditas hortikultura yang memiliki nilai jual yang tinggi di Indonesia. Penyakit layu fusarium merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan penurunan produktivitas anggrek tanah. Fusarium oxysporum secara umum dapat bertahan di dalam tanah sebagai klamidospora yang merupakan bentuk modifikasi dari miselium. Patogen ini dalam bentuk klamidospora dapat bertahan hingga bertahun-tahun, sehingga menyebabkan pengendalian serangan Fo menggunakan fungisida tidak efektif (Zitter, 1998). Kultivar yang resisten terhadap infeksi Fo dapat diidentifikasi melalui seleksi secara in vitro dalam medium dengan penambahan asam fusarat (Bacon et al., 1996). Asam fusarat (5-n-butylpicolinic acid) merupakan fitotoksin non-spesifik yang dihasilkan oleh Fo dan menyebabkan gejala layu serta busuk pada berbagai tanaman (Landa et al., 2002). Bouizgarne et al. (2006) menyatakan konsentrasi asam fusarat toksik (di atas 10-5 M) menyebabkan kematian tanaman, tetapi konsentrasi non toksik (di bawah 10-6 M) justru membantu mengimbas sintesis fitoaleksin, suatu bentuk respon tanaman untuk menghambat aktivitas patogen. Penggunaan asam fusarat sebagai agen penyeleksi dalam seleksi in vitro dapat menghasilkan sel atau jaringan mutan yang insensitif terhadap asam fusarat,

5 sehingga setelah diregenerasikan menjadi tanaman dapat menghasilkan galur yang resisten atau toleran terhadap infeksi patogen (Nurcahyani et al., 2014). E. Hipotesis 1. Terdapat konsentrasi asam fusarat yang toleran untuk seleksi planlet S. plicata secara in vitro. 2. Adanya karakter ekspresi yang spesifik pada planlet S. plicata yang insensitif terhadap asam fusarat secara in vitro.