BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan. kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan yang bermutu, akan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup. Nasional (UU No. 20/2003) Bab II Pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. demi kemajuan dan pengabdiannya kepada agama, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini usaha

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyono, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan warga Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Triatno, (2009:53) menyatakan pendapatnya bahwa tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu usaha untuk sadar mengembangkan potensi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat yang pintar, intelek, berkemampuan berfikir tinggi. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULAAN. Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam bidang teknologi informasi telah memberikan dampak terhadap percepatan perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Perubahan mempengaruhi dinamika kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang pendidikan diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU No.20/2003), Bab II Pasal 3, bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Perwujudan dari amanat undang-undang, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan bagian dari pendidikan nasional yang diselenggarakan sebagai lanjutan dari SMP/MTS, juga mengalami perubahan, demi perbaikan dan peningkatan kualitas hasil pendidikan. SMK menyiapkan lulusannya untuk bekerja dalam bidang tertentu dengan bekal sikap kerja, terampil, dan pengetahuan yang sesuai dengan customer need (dunia usaha dan dunia industri) atau berwirausaha. Hal itu tersirat didalam UU No.20/2003 Pasal 18 dan penjelasan Pasal 15 yang mengatur pendidikan menengah kejuruan. Ini juga sejalan dengan tujuan umum dan khusus SMK yang terdapat dalam Dokumen I Kurikulum SMK 2004, menyatakan bahwa : Fauzi Ramdhani, 2013 Penerapan Model pembelajaran Teaching factory 6 Langkah (Model TF-6m) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2 (a) menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara layak; (b) meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik; (c) menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab; (d) menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia; (e) menyiapkan peserta didik agar dapat menerapkan dan memelihara hidup sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni; (f) menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang diminati; (g) membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, dan mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya. Sesuai dengan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa SMK bertujuan mempersiapkan seseorang untuk bekerja dan dengan memperbaiki pelatihan potensi tenaga kerja. Hal ini meliputi berbagai bentuk pendidikan, pelatihan, atau pelatihan lebih lanjut yang dibentuk untuk mempersiapkan seseorang untuk memasuki atau melanjutkan pekerjaan. Dalam proses pendidikan kejuruan perlu ditanamkan pada siswa sikap mandiri, kreatif, inofatif, efektif, efisien, keterampilan bekerja, penguasaan pengetahuan dan teknologi sehingga menjadi lulusan-lulusan SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas. Program Keahlian Agribisnis Produksi Ternak (APTR) yang terdapat pada lingkup SMK Negeri 2 Subang memiliki tujuan yang sama, yaitu membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, serta jiwa wirausaha sehingga menghasilkan lulusan cerdas dan berkarakter yang merupakan tenaga terdidik, terlatih, dan terampil yang memenuhi kompetensi sesuai dengan costumer need (dunia usaha dan dunia industri) dalam bidang agribisnis peternakan yang relevan serta memilik wawasan yang luas tentang perkembangan dunia pendidikan (KTSP

3 SMK Negeri 2 Subang). Keberhasilan lulusan yang memenuhi kriteria tersebut, salah satunya ditentukan oleh keberhasilan proses belajar mengajar. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki siswa Program Keahlian APTR salah satunya adalah menguasai mata diklat memelihara unggas petelur yang termasuk dalam mata diklat produktif. Pencapaian kompetensi yang sudah ditetapkan dalam kurikulum diharapkan akan memperkecil kesenjangan tuntutan kompetensi di industri dengan penguasaan kompentensi yang dimiliki siswa di sekolah. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan selama kegiatan Program Latihan Profesi (PLP) di SMK Negeri 2 Subang, model pembelajaran yang digunakan mata diklat produktif adalah model pembelajaran konvensional sementara untuk praktek jarang dilaksanakan. Model pembelajaran konvensional, posisi guru masih sangat dominan dan kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa kurang memahami terhadap materi yang diberikan dan berdampak pada penguasaan kompetensi yang seharusnya dimiliki siswa. Daftar nilai siswa pada mata diklat produktif semester genap tahun ajaran 2011-2012 pada Program Keahlian APTR siswa kelas X menunjukkan, 5,8% siswa memiliki nilai 80, 35,3% siswa memiliki 70-79, dan 58,9 % berada pada nilai 70. Hal tersebut menunjukkan masih banyak siswa yang memperoleh nilai < 80 atau belum memenuhi angka Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. Rendahnya prestasi belajar siswa berpengaruh terhadap penguasaan kompetensi yang dicapai oleh siswa sebagai bekal ketika mereka telah menjadi

4 lulusan SMK. Penyebab rendahnya prestasi belajar siswa diantaranya yaitu faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam diri siswa (raw input), ada pula faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar siswa seperti pembelajaran yang dilakukan oleh guru, kurikulum, sarana prasarana serta lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan lain sebagainya. Guru merupakan bagian yang paling strategis dan penting dalam proses belajar mengajar, karena guru melakukan proses pembelajaran dengan mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang dikompetensikan. Pemilihan model pembelajaran yang digunakan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kualitas dari hasil pembelajaran. Sistem pembelajaran yang baik menuntut adanya pengembangan, perbaikan dan bahkan perubahan sepanjang masa, karena sistem tersebut akan terus berubah mencari bentuk yang ideal, yang cocok pada setiap bidang ilmu dan pada waktunya sendiri. Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang lebih efektif yaitu membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga tuntutan kompetensi yang seharusnya dimiliki siswa dapat tercapai dengan utuh sesuai dengan standar kompetensi dan tuntutan kompetensi industri. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran mata diklat produktif Program Keahlian APTR adalah dengan penerapan suasana industri atau dapat disebut Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M). Penerapan Model TF-6M ini, sekolah dirancang layaknya

5 suasana industri, siswa dituntut untuk lebih aktif sehingga diperlukan wawasan yang luas dalam memecahkan suatu masalah yang terjadi, selain itu siswa dapat merasakan suasana industri secara langsung di sekolah sehingga mereka tidak khawatir bila lulus nanti dan mereka akan bekerja dengan suasana industri hampir sama yang telah mereka miliki dan kompetensi yang telah didapat pada saat di sekolah. Hal ini akan berdampak pada prestasi belajar siswa tersebut. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa Program Keahlian APTR menggunakan Model TF-6M pada mata diklat produktif memelihara unggas petelur Program Keahlian APTR yang ada di SMK Negeri 2 Subang, sehingga penulis mengambil judul penelitian ini adalah: Penerapan Model Pembelajaran Teaching Factory 6-Langkah (Model TF-6M) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Diklat Produktif Memelihara Unggas Petelur Di SMK Negeri 2 Subang B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka terdapat masalah yang teridentifikasi, yaitu: 1. Prestasi belajar siswa kelas XI APTR pada mata diklat produktif masih belum mendapatkan hasil yang optimal. Nilai pada mata diklat produktif yang diperoleh siswa masih banyak yang memperoleh kurang dari angka KKM yang ditetapkan oleh sekolah. 2. Model pembelajaran konvensional masih belum optimal dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata diklat produktif sehingga siswa kurang

6 memahami terhadap materi yang diberikan dan berdampak pada penguasaan kompetensi yang seharusnya dimiliki siswa. 3. Kegiatan pembelajaran yang masih berpusat pada guru (Teacher Center) dituntut pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Center) sehingga siswa sulit secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan yang ditinjau dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka ruang lingkup permasalahan hanya akan dibatasi pada: 1. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol dan Model TF-6M untuk kelas eksperimen. 2. Mata diklat yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah mata diklat produktif memelihara unggas petelur sub bahasan memelihara unggas petelur fase layer dan menangani hasil ternak unggas petelur di kelas XI Program Keahlian APTR SMK Negeri 2 Subang. 3. Prestasi belajar siswa yang dimaksud yaitu hasil belajar berupa nilai yang diperoleh saat dilakukan pre test dan post test. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana prestasi belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran konvensional pada mata diklat produktif memelihara unggas petelur di kelas XI Program Keahlian APTR SMK Negeri 2 Subang?

7 2. Bagaimana prestasi belajar siswa yang menerapkan Model TF-6M pada mata diklat produktif memelihara unggas petelur di kelas XI Program Keahlian APTR SMK Negeri 2 Subang? 3. Bagaimana perbedaan prestasi belajar siswa antara yang menerapkan model pembelajaran konvensional dengan Model TF-6M pada mata diklat produktif memelihara unggas petelur di kelas XI Program Keahlian APTR SMK Negeri 2 Subang? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang diajukan. Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui prestasi belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran konvensional pada mata diklat produktif memelihara unggas petelur di kelas XI Program Keahlian APTR SMK Negeri 2 Subang. 2. Mengetahui prestasi belajar siswa yang menerapkan Model TF-6M pada mata diklat produktif memelihara unggas petelur di kelas XI Program Keahlian APTR SMK Negeri 2 Subang. 3. Mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa antara yang menerapkan model pembelajaran konvensional dengan Model TF-6M pada mata diklat produktif memelihara unggas petelur di kelas XI Program Keahlian APTR SMK Negeri 2 Subang.

8 F. Manfaat Penelitian Berdasarkan dari tujuan yang dikemukakan diatas, maka setelah penelitian ini selesai dilakukan dan hasilnya diperoleh, diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Siswa Penerapan Model TF-6M dalam penelitian ini diharapkan mampu melatih siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran, dan dengan Model TF-6M ini siswa memiliki pengalaman bagaimana suasana yang seperti di industri sehingga siswa memiliki kompetensi sesuai dengan costumer need (dunia usaha dan dunia industri). 2. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru sebagai bahan perbandingan dalam memilih alternatif model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat mengapliksikan teori yang didapat saat perkuliahan dengan keadaan yang nyata dilapangan. Serta dapat menambah wawasan dan pemahaman penelitian dalam penerapan Model TF-6M pada mata pelajaran produktif di Program Keahlian APTR di SMK Negeri 2 Subang.

9 G. Penjelasan Judul Penelitian Untuk menghindarkan berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini maka diberikan penjelasan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul penelitian penulis. Judul penelitian penulis yaitu: Penerapan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Diklat Produktif Memelihara Unggas Petelur Di SMK Negeri 2 Subang. 1. Penerapan Penerapan adalah pemasangan, pengenaan atau perihal mempraktikan. Penerapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mempraktikan Model TF-6M dan model pembelajaran konvensional pada pada mata diklat produktif di kelas XI Program Keahlian APTR SMK Negeri 2 Subang. 2. Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M) Model TF-6M merupakan sebuah konsep pembelajaran yang bertujuan untuk mengenalkan gambaran industri secara langsung pada siswa sehingga memungkinkan mereka untuk belajar memahami, mengeksplorasi dan memilik pengalaman secara jelas dengan operasi penuh seperti industri. Siswa akan mudah memahami pembelajaran yang diberikan oleh guru dan siswa dapat berlatih proses, cara, atau pengoperasian secara real time. Konsep Model TF-6M ini adalah dengan melakukan 6 langkah dalam tahap-tahap pembelajaran yaitu: menerima pemberi order, menganalisis order, menyatakan kesanggupan mengerjakan order, mengerjakan order, melakukan quality control, dan menyerahkan order kepada pemberi.

10 3. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan keberhasilan yang dicapai siswa dalam bentuk nilai berupa angka setelah mengikuti proses pembelajaran dalam menyelesaikan ketuntasan belajar. Dalam hal ini berupa hasil evaluasi berupa penguasaan pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan lazimnya diperlihatkan dengan angka-angka yang diberikan oleh guru. 4. Mata Diklat Produktif Memelihara Unggas Petelur Salah satu mata diklat produktif yang harus diselesaikan oleh siswa Program Keahlian APTR SMK Negeri 2 Subang, selama satu rentang studi. Pada penelitian ini sub bahasan yang diberikan yaitu memelihara unggas petelur dan menangani hasil unggas petelur. H. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan dalam bab ini mengemukakan tentang latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan pustaka, pada bab ini menguraikan tentang model pembelajaran, model pembelajaran konvensional, Model TF-6M, perbedaan antara model pembelajaran konvensional dengan Model TF-6M, prestasi belajar, penelitian terdahulu, asumsi dasar, hipotesis dan teori-teori yang melandaskan dalam penelitian ini. BAB III Metodelogi penelitian, pada bab ini menguraikan tentang metode penelitian, desain penelitian, variabel penelitian, paradigma penelitian, data,

11 sumber data, populasi, sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan tahapan penelitian. BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, pada bab ini menguraikan tentang deskripsi data hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V Kesimpulan dan rekomendasi, pada bab ini dikemukakan tentang kesimpulan yang diambil dan rekomendasi yang diberikan.