BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gilang Ginanjar H, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraganya semakin tinggi juga derajat suatu daerah atau Negara. Begitu pun di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

Bab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan futsal ditandai dengan banyak didirikannya lapangan. futsal di Indonesia khususnya wilayah Jakarta sejak tahun 2000.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

Pekan Olahraga Nasional, sebagai barometer tertinggi hasil pembinaan olahraga di tanah air. Kiranya sudah cukup jelas, menggambarkan peta kekuatan

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

2015 PROFIL BANTINGAN LENGAN, BANTINGAN KEPALA DAN TARIKAN LENGAN PADA GAYA ROMAWI- YUNANI CABANG OLAHRAGA GULAT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu kebutuhan jasmani yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. diminati dan sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Panahan kini sudah menjadi salah satu cabang olahraga popular di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005:

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Pengalaman zaman Orde Baru yang sarat akan penyelewengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlian Ferdiansyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMAHAMAN PERSONAL Oleh: Agus Supriyanto.

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEKAN OLAHRAGA NASIONAL (PON) XVIII DI PROVINSI RIAU TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Andri Setiadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PERBANDINGAN MOTIVASI BEROLAHRAGA BERDASARKAN OLAHRAGA KOMPETISI DAN OLAHRAGA REKREASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kabupaten Maros, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran

LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yoansyah, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dea Gardea, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

Bab 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (juga dikenal sebagai Sea

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KATA PENGANTAR. ii Denpasar Aquatic Centre

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan olahraga sepak bola dan bulutangkis. Peminat olahraga hoki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyediakan kegiatan pendidikan intrakurikuler. Sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

PENELITIAN KELOMPOK FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PROGRAM LATIHAN JANGKA PANJANG (5 TAHUN 12 TAHUN)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai rata-rata kayuhan atlet renang gaya dada 50 meter KU II putera adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah )

2016 PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK, KEKUATAN MAKSIMAL, POWER,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

oleh: Agus Supriyanto M.Si

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan memiliki pulau yang

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Latihan mental merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebelumnya. Data itu disampaikan pengelola liga, PT Deteksi Basket Lintas

BAB I PENDAHULUAN. olahraga merupakan hal mutlak yang esensial untuk. perkembanngan dan kemajuan hidup suatu bangsa. Betapa tidak Olahraga mampu

BAB I PENDAHULUAN. FIDE (Federation Internasional Des Echecs). Hingga sekarang FIDE. mencapai 156 federasi dari seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahayu Nuryaningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pertandingan serta banyak atlet yang mengikuti sejumlah pertandingan yang

BAB I PENDAHULUAN HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAYU ASMARA YUDHA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bambang Sugandi, 2013

Ichsan Ahmadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dari mana cabang olahraga badminton berasal dan bagaimana sejarah awalnya? Orang

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

2016 HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI SISWA-SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS DALAM CABANG OLAHRAGA JUDO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan skor-skor mentah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di Indonesia cukup menarik banyak perhatian

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogie Hary Kusumah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

BAB I AWAL MULA. hidup mereka yang memang dapat menghasilkan manfaat bagi tubuh pelakunya.

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

KAJIAN ILMIAH KEPELATIHAN BERBASIS SPORT SCIENCE (Upaya Peningkatan SDM Pelatih Taekwondo Pengcab. Taekwondo Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga adalah unit terkecil dalam lingkungan masyarakat. Keluarga juga

BAB I PENDAHULUAN. Tinju merupakan salah satu cabang olahraga bela diri, tetapi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan

I. PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatan seperti: Sea Games, Asean Games, dan Olimpiade, PON,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fisik, teknik, taktik dan mental. Keempat faktor tersebut

TUGAS DAN PERAN PELATIH (Hak dan Kewajiban Pelatih) OLEH: YUNYUN YUDIANA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Renang merupakan salah satu cabang olahraga aquatik yang menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Barat. Menurut Orr dan Tyer (2008:9) yang dialih bahasakan oleh PT Angkasa mengatakan bahwa: Manusia telah berenang sejak awal jaman, beribu-ribu tahun silam bangsa Mesir, bangsa Asiria, bangsa Yunani dan bangsa Romawi telah melukiskan laki-laki dan perempuan sedang berenang di air. Pengertian dari berenang itu sendiri dijelaskan pula menurut Wikipedia adalah suatu kegiatan fisik yang dilakukan didalam air dengan prinsip berpindah tempat dari tempat satu ke tempat lain. Terdapat berbagaimacam kejuaraan nasional yang diikuti dan dimenangkan oleh kontingen dari Jawa Barat. Terakhir, pada Pekan Olahraga Nasional ke XVIII di Riau peraih prestasi terbaik yaitu sebagai juara umum adalah team dari daerah Jawa Barat. Kontingen dari Provinsi Jawa Barat menaruh target 16 emas pada cabang olahraga renang pada ajang Pekan Olahraga Nasional tersebut. Tetapi kenyataannya Jawa Barat meraih 22 medali emas dari target awal hanya 16 medali emas. Raihan medali emas yang melebihi jumlah dari target awal yang ditentukan selain membuat bangga tetapi juga menjadikan hal tersebut menarik untuk diteliti, baik itu dari kondisi fisik ataupun kondisi psikologis yang dimiliki oleh atlet itu sendiri. Keberhasilan yang diraih dalam olahraga prestasi ditentukan oleh berbagai aspek yakni fisik, teknik, taktik dan mental. Pemberian program latihan yang diberikan pada atlet renang pada dasarnya sesuai dengan program yang dimiliki pelatih yang tentu memiliki program yang baik dan telah dirancang sebelumnya bersama dengan team PRSI Jabar agar atlet dapat mencapai puncak prestasi. Pemberian program latihan tentu disesuaikan dengan individu atlet itu sendiri, dikarenakan setiap atlet memiliki nomor gaya masing-masing, sehinga pemberian programpun berbeda satu sama lain yakni dengan memperhatikan aspek fisik, taktik, tenik, dan mental atlet itu

2 sendiri. Terkait dengan aspek aspek yang disebutkan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana aspek mental dari atlet renang Jawa Barat. Menurut teori motivasi kebutuhan, sebagaimana dicetuskan oleh Mc-Cleland yang diterjemahkan oleh Hendry dalam jurnalnya, bahwa Manusia memiliki kebutuhan berprestasi yang disebut sebagai Need for Achievement atau disingkat N.Ach. Teori ini mengindikasi bahwa sesungguhnya manusia memiliki kebutuhan untuk berprestasi. Akan tetapi untuk berprestasi tersebut harus didukung oleh semacam mentalitas dan dorongan yang kuat untuk memperolehnya. Selanjutnya masih Mc-Cleland dalam jurnal yang sama menyatakan bahwa yang mendorong seseorang berprestasi adalah mentalitas yang kuat. Siapa yang memiliki dorongan mentalitas yang kuat, maka dialah yang akan berprestasi. Namun demikian, dorongan berprestasi tersebut dapat ditanamkan. Untuk menjadi seseorang yang berprestasi, sesuatu yang penting adalah dukungan mentalitas yang berupa kemauan keras, kerja keras, kerja cerdas dan komitmen atau konsistensi juga faktor bakat yang menjadi salah satu pendukung pencapaian prestasi tersebut. Salah satu komponen psikologis yang seringkali mempengaruhi keberhasilan atlet baik dalam proses latihan maupun di dalam pertandingan adalah terkait dengan kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan mengontrol diri dan disiplin. Pengertian dari kontrol diri itu sendiri adalah kemampuan seseorang untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang akan membawa ke arah positif bagi individu tersebut. Kontrol diri dapat dikembangkan dan digunakan oleh individu di dalam kehidupan sehari-harinya. Hal tersebut sesuai dengan yang dijelaskan oleh Santrock (2003:523) yang dialih bahasakan oleh Anggia menjelaskan bahwa : Jika individu mampu mengendalikan perilakunya dengan baik maka dapat membedakan perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima, dan kemampuan menggunakan pengetahuan tentang apa yang dapat diterima itu sebagai perilaku standar untuk membimbing perilakunya sehingga mau menunda pemenuhan kebutuhannya.

3 Komponen psikologis yang lain sebagaimana penulis jelaskan di atas yakni disiplin. Disiplin adalah sesuatu yang identik dengan ketaatan dan kepatuhan. Secara umum, masyarakat di Negara Indonesia terpandang sebagai masyarakat yang tidak disiplin. Tetapi seorang atlet yang menginginkan juara haruslah memiliki sikap disiplin yang tinggi. Julie Andrews dalam Sheila Ellison and Barbara An Barnet berpendapat bahwa Disipline is a form of life training that, once experienced and when practiced, develops an individual s ability to control themselves. Kedua komponen psikologis di atas adalah faktor yang mempengaruhi kondisi psikologis seseorang yang tentunya mempengaruhi pula setiap prestasi yang diraihnya. Maka dari itu penulis ingin melakukan penelitian dengan judul Profil kontrol diri dan disiplin atlet renang peraih medali emas PON XVIII B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai profil kontrol diri dan disiplin atlet renang peraih medali emas pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII dari Jawa Barat, dikaitkan dengan hasil prestasi yang diraihnya maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana profil kontrol diri atlet renang Jawa Barat peraih medali emas pada ajang PON XVIII di Provinsi Riau tersebut? 2. Bagaimana profil disiplin atlet renang Jawa Barat peraih medali emas pada ajang PON XVIII di Provinsi Riau tersebut? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan penelitian tersebut di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : untuk mengetahui profil kontrol diri dan disiplin atlet renang dari Jawa Barat peraih medali emas PON XVIII di Provinsi Riau.

4 D. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian di atas, maka yang diharapkan penulis melalui penelitian ini adalah manfaat secara teoritis dan secara praktis, yang di paparkan sebagai berikut : 1. Manfaat secara teoritis a. Sebagai bahan bacaan bagi khalayak umum yang bergelut dalam bidang olahraga renang serta kaitannya dengan profil atlet PON XVIII yang meraih medali emas dari Jawa Barat pada ajang tersebut. b. Sebagai dokumentasi bagi pengurus cabang olahraga renang di Jawa Barat. c. Dapat dijadikan referensi dalam menentukan olahraga yang sesuai dengan kondisi psikologis yang dimiliki. 2. Manfaat secara praktis a. Dapat dijadikan bahan pengembangan dalam suatu ilmu kepelatihan olahraga terutama psikologis olahraga, serta bahan penelitian lebih lanjut dalam rangka penyempurnaan sumber daya manusia dalam cabang olahraga renang khususnya di Provinsi Jawa Barat. b. Dapat dijadikan masukan untuk para pelatih dalam mencari bibit bibit atlet sesuai dengan kondisi psikologis yang dimiliki sehingga pelatih akan tahu bagaimana cara melatih atlet yang memiliki kondisi psikologis yang unik sehingga seluruh atlet tersebut sama-sama dapat berprestasi. E. Batasan Penelitian Dalam suatu penelitian perlu dilakukan pembatasan masalah, agar ruang lingkup penelitian yang dilakukan penulis tidak terlalu meluas dan permasalahannya yang harus dipecahkan jelas secara terperinci. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

5 1. Masalah yang ditelaah dalam penelitian ini adalah profil psikologis yang secara spesifik diarahkan pada komponen psikologi mengenai kontrol diri dan disiplin atlet renang dari Jawa Barat peraih medali emas PON XVIII Riau. 2. Instrument penelitian menggunakan angket yang disusun oleh peneliti dengan mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Averill tentang kontrol diri, dan teori yang dikemukakan oleh Hurlock tentang disiplin. 3. Hasil prestasi adalah prestasi yang diraih atlet Jawa Barat pada saat Kejuaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII yang diselenggarakan di Provinsi Riau 2012. F. Definisi Operasional Pada poin ini dijelaskan mengenai definisi istilah yang digunakan menjadi suatu kerangka acuan peristilahan dalam penelitian ini. Definisi operasional yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Kontrol Diri (Self Control) Menurut Mahoney dan Thoresen (dalam Roberts, 1975:2) kontrol diri merupakan komponen yang secara utuh (integrative) yang dilakukan individu terhadap lingkungannya. Individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi akan menggunakan cara-cara yang tepat untuk berprilaku dalam kondisi yang berbeda atau bervariasi. Individu cenderung akan merubah prilakunya sesuai dengan permintaan situasi social disekitarnya sehingga dapat mengatur kesan yang dibuat oleh prilakunya lebih responsif terhadap petunjuk situasional, lebih fleksibel, berusaha untuk memperlancar interaksi social, bersikap hangat dan terbuka. Berdasarkan penjelasan di atas juga menurut pendapat beberapa ahli maka kontrol diri dapat disimpulkan sebagai suatu aktivitas pengendalian tingkah laku. Pengendalian tingkah laku mengandung makna, yaitu melakukan pertimbanganpertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu untuk bertindak. Semakin tinggi kontrol diri semakin intens pengendalian terhadap tingkah laku.

6 2. Disiplin Disiplin pada hakekatnya adalah taat dan rasa tanggung jawab untuk tidak melanggar ketentuan, tata tertib dan nilai-nilai yang dianggap baik oleh masyarakat (Sudibyo, 1989:49). Dari definisi-definisi di atas juga menurut pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta melalui proses latihan yang dikembangkan menjadi serangkaian perilaku yang didalamnya terdapat unsureunsur ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketertiban dan semua yang dilakukan sebagai tanggung jawab yang bertujuan untuk mawas diri. 3. Atlet Atlet dalam bahasa yunani: athlos yang berarti kontes menurut Wikipedia Indonesia atlet adalah orang yang ikut serta dalam suatu kompetisi olahraga kompetitif. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa atlet renang adalah orang orang yang berprestasi dan berkecimpung dalam kompetisi olahraga. G. Populasi dan Sampel Untuk Mendapatkan gambaran sesuai yang diharapkan dalam penelitian ini diperlukan adanya sumber data. Yang dimaksud dengan sumber data pada penelitian adalah populasi dan sampel. Lutan (2007: 80) menjelaskan bahwa: populasi adalah sekelompok dimana peneliti ingin merealisasikan temuan penelitiannya. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah atlet renang Jawa Barat, sedangkan sampel menurut Ismiyanto, sample adalah sebagian dari totalitas subjek penelitian atau sebagian populasi yang diharapkan dapat mewakili karakteristik populasi yang penetapannya dengan teknik-teknik tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah Atlet renang PRSI Jawa Barat yang mengikuti kejuaraan renang pada Pekan Olahraga Nasional ke XVIII di Pekanbaru Riau dan mendapatkan medali pada cabang olahraga renang ini, yaitu sebanyak 8 orang atlet.

7 H. Struktur Organisasi Skripsi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Batasan Penelitian F. Definisi Operasional G. Struktur Organisasi Skripsi BAB II KAJIAN TEORI, ANGGAPAN DASAR & HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Hakekat Olahraga Renang 1.1 Karakteristik Cabang Olahraga Renang 1.2 Renang Sebagai CAbang Olahraga Rekreasi, Olahraga Kesehatan, Olahraga Pendidikan, dan Olahraga Prestasi 1.2.1 Renang Sebagai Olahraga Rekreasi 1.2.2 Renang Sebagai Olahraga Pendidikan 1.2.3 Renang Sebagai Olahraga Kesehatan 1.2.4 Renang Sebagai Olahraga Prestasi B. Kontrol Diri C. Disiplin BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian

8 B. Desain Penelitian C. Pendekatan dan Metode Penelitian D. Devinisi Operasional Variabel E. Instrumen Penelitisan F. Proses Pengembangan Instrumen G. Teknik Pengolahan Data BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data Kontrol Diri B. Hasil Pengolahan dan Analisis Data Disiplin C. Diskusi Penemuan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran