HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA KLUB SEPAKBOLA HIMADIRGA TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata Kunci: Hubungan, Power, Otot Tungkai, Tendangan (shooting). PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

KONTRIBUSI ANTARA POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MELEMPAR BOLA (THROW-IN) PADA KLUB SEPAKBOLA PERSAS SABANG TAHUN 2011

PERBEDAAN KETEPATAN SHOOTING MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI ANTARA PEMAIN DEPAN DENGAN PEMAIN TENGAH DI KLUB SEPAKBOLA PS KUDA LAUT PACITAN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 50 METER DAN KELINCAHAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

JURNAL. Oleh : SUGA AL HUDA NPM: Di Bimbing Oleh: 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Mokhammad Firdaus, M.Or.

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN TENIS MEJA PADA KLUB ATLET INDONESIA MUDA TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi telah menembus setiap aspek kehidupan. Olahraga tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

OLEH : YULI HARIANTO ANDRIANSYAH NPM :

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN KETEPATAN MENENDANG BOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 2 KEPUNG SKRIPSI

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 50 METER DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA MAHASISWA PENJASKESREK ANGKATAN 2015 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh WAGA AFRIAN EFENDI

Jurnal Prestasi Vol. 1 No. 1, Juni 2017 : p-issn : e-issn :

KONTRIBUSI KELENTUKAN TOGOK BELAKANG DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA CLUB SEPAK BOLA TAWAILI

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

HUBUNGAN KESEIMBANGAN DENGAN KETEPATAN MEMANAH PADA ATLET PERPANI ACEH

MARPION SAPUTRA NIM

III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

HUBUNGAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DAN TINGGI LOMPATAN DENGAN HASIL SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI TIM HIMADIRGA UNSYIAH

I. PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING BOLA. (Jurnal) Oleh IRFANDRI VANIKO NEGARA

ekstrakurikuler sepakbola di SMAN 3 Tambun Selatan Bekasi.

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

Oleh : Ahmad Syaifuddin Anwari, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

Hubungan Kecepatan Lari 100 M dengan Kemampuan Menggiring Bola dalam Permainan Sepak Bola pada Siswa SMU Negeri 2 Kendari *

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

EVALUASI KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA USIA TAHUN PADA SSB BINTANG MUDA BANDA ACEH Zikrurrahmat 1. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM SEPAKBOLA. Jurnal.

KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG JAUH PEMAIN FC PORGALA BANJARBARU

I. PENDAHULUAN. beregu yang mengandung unsur kekompakkan dan kerjasama serta olahraga

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG PADA PEMAIN SSB ANEUK RENCONG BANDA ACEH TAHUN 2010

HUBUNGAN KOORDINASI, KESEIMBANGAN, DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN SHOOTING FUTSAL MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI PADA OLAHRAGA FUTSAL.

Oleh: Afid Arifianto

THE EFFECT OF SLALOM DRIBBLE EXERCISE ON THE DRIBBLING SKILLS SSB MUDA MANDIRI PLAYERS U-15 PEKANBARU

HUBUNGAN ANTARA AGILITY DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET SISWA KELAS VIII SMPN 2 MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SKRIPSI

JURNAL. Oleh: FAJAR DARU NPM Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd 2. Drs. Slamet Junaidi, M.Pd

EVALUASI KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA KLUB SSB RENCONG ACEH SPORT KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KETEPATAN TEMBAKAN KE GAWANG TIM SEPAKBOLA SMA OLAHRAGA MASMUR PEKANBARU JURNAL. Oleh RIFNALDI

JURNAL PENGARUH LATIHAN SPEED LADDER DRILL TERHADAP KELINCAHAN DAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA SSB AKADEMI AREMA KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN DRIBBLING PADA TIM SEPAK BOLA SMK NEGERI 5 PEKANBARU

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: ARIO BIMO PRATISTO Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Ardhi Mardiyanto Indra P, M.Or

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan,

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. terbesar bersumber dari atlet, meskipun faktor-faktor yang lain sebagai pendukung

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari di

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN DRIBBLING SEPAKBOLA PADA TIM SMA 2 RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU JURNAL. Oleh ASRI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) Pendidikan jasmani adalah kegiatan

SKRIPSI. Oleh : NPM : PROGAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENGARUH LATIHAN BEREDAR DENGAN BOLA TERHADAP KETEPATAN MENENDANG BOLA PADA PEMAIN U-17 SSB SATRIA ZAHRA PEKANBARU

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Penjaskesrek.

Transkripsi:

HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA KLUB SEPAKBOLA HIMADIRGA TAHUN 2013 Diwa *, Bustamam, Saifuddin Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111 *Corresponding Email: diwaaa@gmail.com ABSTRAK Sepakbola adalah permainan bola yang sangat popular dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepakbola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan bola kulit ke gawang lawan. Dalam kemampuan shooting bola koordinasi mata kaki merupakan salah satu unsur untuk mencapai prestasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Koordinasi Mata Kaki Dengan Kemampuan Shooting Dalam Permainan Sepakbola Pada Klub Himadirga Unsyiah Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik analisis korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemain sepakbola klub Himadirga FKIP Unsyiah 2015 yang berjumlah sebanyak 20 orang. Mengingat jumlah subjek populasi yang relatif kecil, maka semua anggota populasi dijadikan sampel yaitu sebesar 20 orang. Maka, teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah total sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: (1) koordinasi mata kaki dan (2) kemampuan shooting bola dilakukan dengan tes shooting kearah gawang. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus analisis korelasi sederhana. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara koordinasi mata kaki dengan kemampuan shooting dalam Permainan Sepakbola Pada Klub Himadirga Unsyiah Tahun 2015 (r0,54), koordinasi mata kaki memberi hubungan sebesar 29,16% dengan kemampuan shooting dalam permainan sepakbola pada klub Himadirga Unsyiah Tahun 2015. Kata Kunci : koordinasi Mata-Kaki dan Shooting PENDAHULUAN Pembinaan dan pengembangan olahraga di Indonesia pada saat ini semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan banyaknya masyarakat melalukan aktivitas olahraga. Disamping itu juga bayak sekali organisasi-organisasi dan pembinaan klub-klub dalam bidang olahraga. Pembinaan dan pengembangan olahraga dewasa ini merupakan bagian upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia diarahkan pada peningkatan kesehatan, mental dan rohani serta ditujukan pada peningkatan kebugaran jasmani seluruh masyarakat. Disamping itu terdapat juga kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan olahraga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan serta untuk mencapai prestasi olahraga kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan undang-undang nomor 3 Tahun 2005 pada bab II tentang dasar, fungsi, dan tujuan pasal 4 halaman: 6 yang menjelaskan bahwa: 235

Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Kutipan diatas menjelaskan bahwa melalui pembinaan dan pengembangan olahraga bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, kebugaran, serta prestasi olahraga. Dengan meningkatnya prestasi olahraga maka akan mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Untuk mencapai prestasi olahraga ke arah yang lebih baik membutuhkan perhitungan secara matang dengan suatau usaha pembinaan dan pembibitan secara dini serta melalui pendidikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait. Menurut Faruq, Muhammad Muhyi. (2008:8) mencapai prestasi yang gemilang membutuhkan perencanaan, pelatihan, yang cukup panjang, tidak langsung di peroleh dengan membalikkan telapak tangan. Hal ini sesuai dengan undang-undang nomor 3 tahun 2005 pada bab 1 tentang ketentuan umum pasal 1 ayat 13 halaman 4: yang menjelaskan bahwa: Prestasi olahraga adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap sepakbola yaitu teknik dasar. Didalam sepakbola ada beberapa teknik dasar seperti stop ball (menghentikan bola), shooting (menendang bola ke gawang), passing (mengumpan), heading (menyundul), dan dribbling (menggiring). Salah satu teknik dasar yang berperan dalam permainan sepak bola adalah menendang bola kearah gawang (shooting)tehnik ini kelihatannya gampang, tapi sebenarnya dibutuhkan konsentrasi dan waktu yang tepat agar shooting yang kita lakukan mengarah ke gawang atau menjadi sebuah gol. Didalam melakukan shooting yang bagus bolaterarah untuk dapat melakukan semua itu sangat dibutuhkan unsur fisik karena dukungan fisik yang baik diharapkan seorang pemain atau atlet akan dapat bermain dengan baik pula. Selain itu apabila pemain memiliki kondisi fisik yang baik akan memiliki beberapa keuntungan yang akan menjadikan pemain dapat meningkatan kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung, peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, koordinasi dan lain-lain dari komponen kondisi fisik, pemulihan yang cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan, respon atau tanggapan yang cepat dari organisme tubuh kita, apabila sewaktu-waktu respon atau tanggapan sedemikian diperlukan. Selain itu apabila kondisi fisik atlet baik, maka ia akan lebih cepat pula menguasai teknik-teknik gerakan yang dilatihkan. Secara psikologi ada keuntungannya, karena atlet yang memiliki kondisi fisik yang baik akan merasa lebih percaya diri dan lebih siap dalam menghadapi tantangan-tantangan latihan dan pertandingan. Menurut Faruq, Muhammad Muhyi. (2008:17) beberapa unsur kebugaran tubuh yang termasuk dalam permainan dan olahraga sepakbola adalah : a) Kecepatan-gerak-reaksi (speed), b) Kekuatan (strength), c) Daya tahan-otot-cardiovasculer (endurance), d) Keseimbangan (balance), e) Kelentukan (flexibility), f) Kelincahan (agility), g) Koordinasi (coordination). Koordinasi mata-kaki sangat menentukan shooting yang bagusbagi pemain sepakbola, dimana koordinasi mata-kaki berperan saat melakukan shooting untuk melakukan tendangan kegawang lawan. Seorang pemain dikatakan memiliki koordinasi mata-kaki yang baik jika mampu menghasilkan suatu shooting yang bagus dan 236

terarah.begitu juga dengan kekuatan otot tungkai yang menentukan seberapa kuatnya kemampuan otot tungkai dapat melakukanshooting. Sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan komponen fisik maka koordinasi termasuk dalam rumpun fisik. Menurut Hary (2006:20) menyatakan bahwa koordinasi berhubungan dengan kemampuan untuk menggunakan rasa, seperti penglihatan dan pendengaran, bersama-sama dengan dengan bagian-bagian tubuh tertentu didalam melakukan kegiatan motorik dengan mulus dan ketepatan yang tinggi.menurutharsono (1988:220) menyatakan bahwa Keterampilan atau skillsendiri bisa melibatkan koordinasi mata-kaki (foot and eye coordination) seperti misalnya dalam skill menendang bola; atau mata-tangan (eye-hand coordination) seperti dalam halnya skill melempar suatu objek ke sasaran tertentu. Faruq, Muhammad Muhyi. (2008:58) menjelaskan bahwa koordinasi mata-kaki ketika melakukan tendangan adalah sangat penting karena denganm koordinasi yang baik teknik dasar menendang bola akan semakin baik hasilnya. Pernyataan tersebut untuk melakukan teknik shooting dalam permainan sepakbola sangat dipengaruhi oleh komponen fisik yaitu koordinasi.maka dapat diindentifikasi bahwa didalam melakukan teknik dasar shooting dalam permainan sepakbola yang kurang optimal dapat disebabkan oleh faktor-faktor kondisi fisik diantaranya yaitu koordinasi. Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penulis memiliki keinginan untuk melakukan penelitian tentang sumbangan koordinasi mata-kaki dengan kemampuanshootingdalam permainan sepakbola yang akan dilakukan pada klub sepakbola HIMADIRGA, serta penulis menetapkan judul penelitian sebagai berikut: Hubungan Koordinasi Mata-Kaki dengan Kemampuan Shooting dalam Permainan Sepakbola pada Klub Sepakbola Himadirga 2013. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada 10 November 2015, bertempat di Lapangan Stadion Mini Unsyiah Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan dua item tes 1) tes koordinasi mata kaki, 2) tes shooting. Tes Koordinasi Mata Kaki Untuk mengukur tingkat koordinasi mata-kaki dengan Soccer Wall Voley Test adalah sebagai berikut, Alat dan perlengkapan 1) Papan pantul atau dinding yang rata, 2)Bola kaki, 3)Stopwatch 4) Kapur, 5) Alat tulis. Pelaksanaan tes, 1) Testi berdiri di daerah tendangan dan siap menendang bola, Dengan diberi aba-aba ya testi mulai menendang bola sebanyak munkin, boleh menggunakan kaki manapun. Sebelum menendang kembali bola harus di blok atau dikontrol dengan kaki yang lain, 2) Setiap menendang bola harus diawali dengan sikap menendang bola yang benar, 3) Testi melakukan 3 kali kesempatan menendang bola, masing-masing 20 detik. Tidak boleh menghentikan atau mengontrol dengan tangan, 4) Sebelum melakukan tes, testi boleh mencoba terlebih dahulu sampai merasa terbiasa. Tes Shooting Pelaksanaan: 1)Bola diletakkan pada titik 13 meter dari gawang tepat dipertengahan gawang, 2) Selanjutnya menembak (Shoting) ke sasaran, untuk pelaksanaan 237

tembakan ini tidak diberikan aba-aba, 3) Waktu tembakan diambil pada saat kaki si penembak mengenai bola sampai bola melewati titik sasaran gawang, 4) Skor penembakan diambil pada gawang yang dikenai oleh bola, bila bola mengenai garis-garis batas antara kotak didalam gawang, maka yang dicatat adalah skor yang tertinggi. HASIL PENELTIAN Hasil Penelitian Data penelitian yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada dilakukan pada klub Himadirga Unsyiah Tahun 2013 berupa data kuantitatif yang dikumpulkan dengan menggunakan rumus-rumus statistik atau data yang berbentuk angka. Menurut Arikunto, S (2010:213) bahwa data kuantitatif merupakan data yang dikumpulkan dalam penelitian korelasional, komparatif, atau eksperimen yang diolah dengan menggunakan rumus-rumus statistik yang telah disediakan. Data ini diperoleh dari tes kelentukan pergelangan kaki, dan tes kemampuan shooting pada permainan sepak bola. Untuk memudahkan pengolahan data, selanjutnya data-data tersebut ditabulasikan kedalam tabel 4.1 dibawah ini Tabel 1 Rekapitulasi Data Mentah Hasil Penelitian Pemain Sepakbola pada Klub Himadirga Unsyiah Tahun 2013. Bentuk-Bentuk Tes No Nama Sampel Koordinasi Shooting Mata Kaki Skor Waktu (Kali) Hasil Tembakan Tembakan 1 Deder Ramadhan 26 9 2,52 6,48 2 Teuku Munawar 27 9 2,41 6,59 3 Tawakal 25 13 1,50 11,50 4 Harris Munanndar 26 10 3,67 6,33 5 Rian 17 8 2,51 5,49 6 Agam Rahmatillah 23 7 2,49 4,51 7 Saifudin 23 6 2,00 4,00 8 Mulizal 18 11 3,01 7,99 9 M. Lirival Andrea 27 10 2,12 7,88 10 Tulus Arisma 20 8 2,76 5,24 11 Agusmili 18 9 2,25 6,75 12 Wisnal Diyon 21 7 3,11 3,89 13 Julianda 16 10 1,61 8,39 14 Maretha Uqbah 17 12 1,98 10,02 15 Abul 27 5 2,34 2,66 16 Riandi 19 6 1,90 4,10 17 Firdaus 24 9 2,44 6,56 18 Dihlis Saputra 28 10 2,88 7,12 19 Faisal 21 7 3,05 3,95 20 Ikram 22 10 2,87 7,13 Jumlah 445 126,58 238

Perhitungan Nilai Rata rata Berdasarkan tabel 4.1 di atas, selanjutnya peneliti dapat melakukan perhitungan nilai rata-rata untuk masing-masing variabel penelitian. Berikut ini penulis menyajikan proses perhitungan nilai rata-rata tersebut. Untuk menghitung nilai rata-rata koordinasi mata kaki (X) dengan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2001:67) sebagai berikut: X X n 445 20 22,25 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai rata-rata kelentukan pergelangan kaki (X) pada klub Himadirga Unsyiah Tahun 2013 sebesar 22,25. Selanjutnya penulis dapat menghitung nilai rata-rata shooting dalam permainan sepak bola (Y) yang juga menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2001:67) sebagai berikut: X X n 126,58 20 6,32 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai rata-rata shooting (Y) pada klub Himadirga Unsyiah Tahun 2013 sebesar 6,32. Perhitungan Standar Deviasi Menghitung standar deviasi diperlukan tabel penolong untuk memudahkan penulis dalam mencari hasil kelentukan pergelangan kaki (X), tabel tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 2 ( X X ) SD ( n 1) 289,75 20 1 289,75 19 15,25 3,09 Berdasarkan hasil analisis data di atas, maka nilai standar deviasi tes koordinasi mata kaki (X) pada Klub Himadirga Unsyiah Tahun 2013 adalah 3,09. Selanjutnya peneliti dapat menghitung Shooting dalam permainan sepak bola (Y) sebagai berikut. 239

SD ( X ( n 1) 182,741 20 1 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi 2 X ) 182,741 19 9,61794 3,10 Berdasarkan hasil analisis data di atas, maka nilai standar deviasi tes Shooting (Y) pada Klub Himadirga Unsyiah Tahun 2014 adalah 2,76. Keterangan: X X SD : data mentah : rata-rata : standar deviasi T skor (X X ) SD X 10 + 50 Tabel 2. Rekapitulasi Data Mentah dan T-skor Koordinasi Mata Kaki (X) Kemampuan shooting bola (Y) No Koordinasi Mata Kaki Kemampuan Shooting Skor Mentah T-Skor Skor Mentah T-Skor 1 26 62,1359 6,48 50,5161 2 27 65,3722 6,59 50,8710 3 25 58,8997 11,5 66,7097 4 26 62,1359 6,33 50,0323 5 17 33,0097 5,49 47,3226 6 23 52,4272 4,51 44,1613 7 23 52,4272 4 42,5161 8 18 36,2460 7,99 55,3871 9 27 65,3722 7,88 55,0323 10 20 42,7184 5,24 46,5161 11 18 36,2460 6,75 51,3871 12 21 45,9547 3,89 42,1613 13 16 29,7735 8,39 56,6774 14 17 33,0097 10,02 61,9355 15 27 65,3722 2,66 38,1935 16 19 39,4822 4,1 42,8387 17 24 55,6634 6,56 50,7742 18 28 68,6084 7,12 52,5806 19 21 45,9547 3,95 42,3548 20 22 49,1909 7,13 52,6129 Jumlah 445 1000,00 126,58 1000,5806 240

Analisis Koefisien Korelasi Tabel 3 Tabel Penolong untuk Menghitung Koefesien Korelasi antara variabel No X Y X 2 Y 2 XY 1 62,1359 50,5161 3860,87 2551,876 3138,863 2 65,3722 50,871 4273,525 2587,859 3325,549 3 58,8997 66,7097 3469,175 4450,184 3929,181 4 62,1359 50,0323 3860,87 2503,231 3108,802 5 33,0097 47,3226 1089,64 2239,428 1562,105 6 52,4272 44,1613 2748,611 1950,22 2315,253 7 52,4272 42,5161 2748,611 1807,619 2229 8 36,246 55,3871 1313,773 3067,731 2007,561 9 65,3722 55,0323 4273,525 3028,554 3597,583 10 42,7184 46,5161 1824,862 2163,748 1987,093 11 36,246 51,3871 1313,773 2640,634 1862,577 12 45,9547 42,1613 2111,834 1777,575 1937,51 13 29,7735 56,6774 886,4613 3212,328 1687,485 14 33,0097 61,9355 1089,64 3836,006 2044,472 15 65,3722 38,1935 4273,525 1458,743 2496,793 16 39,4822 42,8387 1558,844 1835,154 1691,366 17 55,6634 50,7742 3098,414 2578,019 2826,265 18 68,6084 52,5806 4707,113 2764,719 3607,471 19 45,9547 42,3548 2111,834 1793,929 1946,402 20 49,1909 52,6129 2419,745 2768,117 2588,076 Jumlah 1000 1000,58 53034,64 51015,68 53889,41 Keterangan: X : T-skor koordinasi mata kaki Y : T-skor kemampuan shooting Berdasarkan tabel 4.5 diatas selanjutnya penulis menghitung koefesien korelasi koordinasi mata kaki (X) dengan kemampuan shooting (Y) dengan cara memasukkan angka statistik pada tabel 4.5 dan peneliti menggunakan rumus korelasi product moment dari pearson yang dikemukakan oleh Sudjana ( 1989:369), sebagai berikut r xy n( XY) ( X)( Y) {n X 2 ( X ) 2 } {n Y 2 ( Y ) 2 } 20(53889,41) - (1000,00)(1000,58) 20(53034,64) (1000,0) 2 20(51015,68) (1000,58 ) 2 1077788,2-1000580 1060692,8 1000,000 1020313,6 1001160,33 241

77208,2 1059692,8 19153,27 77208,2 20296582315,45 77208,2 142466,07 0,54 Hasil analisis data di atas, menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) antara koordinasi mata kaki (X) dengan kemampuan shooting bola (Y) pada pemain Klub Himadirga Unsyiah Tahun 2013 adalah sebesar 0,54. Selanjutnya untuk mencari besar kecilnya hubungan variabel X dengan Y peneliti menggunakan rumus sebagai berikut : KP r 2 x 100% 0,54 2 x 100% 29,16% Artinya variabel koordinasi mata kaki (X) memberikan sumbangan terhadap kemampuan shooting (Y) sebesar 29,16% dan sisanya 70,84% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain. Berdasarkan hasil koefisien korelasi antar variabel di atas, selanjutnya dapat ditentukan uji keberartian korelasi antara koordinasi mata kaki dengan kemampuan shooting menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (1989:380) sebagai berikut : t r n 2 1 r 2 0,54 20 2 1 0,54 2 0,54 18 1 0,2916 0,54 x 4,24 0,7084 2,28 0,7084 2,28 0,8416 3,21 Kaidah pengujian: Jika thitung ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya signifikan Jika thitung ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan Berdasarkan perhitungan di atas, 0,05 dan n 20, uji satu pihak; dk n 2 20 2 18, sehingga diperoleh ttabel 1,73. Ternyata thitung lebih besar dari ttabel, atau 3,21 1,73, maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi mata kaki dengan kemampuan shooting sepakbola pada Klub Himadirga Unsyiah Tahun 2013. 242

Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang penulis rumuskan yaitu: Terdapat hubungan yang signifikan antara signifikan antara koordinasi mata kaki dengan kemampuan shooting sepakbola pada Klub Himadirga Unsyiah Tahun 2013, diterima kebenarannya. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data tes koordinasi mata kaki dengan kemampuan shooting sepakbola pada Klub Himadirga Unsyiah Tahun 2013 telah diperoleh hasil melalui hipotesis yang telah diuji dengan keterikatan yang baik antara satu dengan yang lainnya tanpa didasari secara kebetulan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara koordinasi mata kaki dengan kemampuan shooting bola pada Klub Himadirga Unsyiah Tahun 2013 ditunjukkan dari hasil korelasi sebesar (r 0,754) sehingga koordinasi mata kaki memberi hubungan sebesar 29,16% terhadap kemampuan shooting bola pada Klub Himadirga Unsyiah 2013. koordinasi mata kaki memiliki peran penting saat melakukan shooting dalam permainan sepakbola. Kemampuan koordinasi mata-kaki memiliki peran penting saat melakukan shooting bola dalam permainan sepakbola. pengertian menggiring bola adalah menggerakkan bola dari satu titik ke titik lainnya dengan menggunakan kaki untuk melewati lawan atau menuju ke ruang gerak yang bebas. Saat menggiring agar bola selalu berada dekat dengan kaki dibutuhkan koordinasi antara mata dan kaki yang baik, agar penguasaan bola jauh lebih maksimal. Menurut Sajoto (1988:56) menyatakan Seorang pemain sepakbola selain harus menguasai teknik dasar yang benar juga harus mempunyai kondisi fisik yang baik, komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan meliputi: kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan, kelentukan, keseimbangan, koordinasi, kelincahan, ketepatan dan reaksi. Sedangkan menurut Harsono (1988:220) menjelaskan bahwa Keterampilan atau skill sendiri bisa melibatkan koordinasi mata-kaki (foot-eye coordination) seperti misalnya dalam skill menendang bola. Dengan demikian latihan yang dapat mengembangkan kemampuan koordinasi mata-kaki sangat perlu dilakukan, karena koordinasi mata-kaki memiliki peranan pada saat menendang bola. PENUTUP Kesimpulan 1. Hasil penelitian dan pengolahan data tes koordinasi mata kaki dengan kemampuan shooting bola pada Klub Himadirga Unsyiah Tahun 2013. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara koordinasi mata kaki dengan kemampuan shooting bola pada Klub Himadirga Unsyiah Tahun 2013 ditunjukkan dari hasil korelasi sebesar (r0,54) sehingga koordinasi mata kaki memberi kontribusi sebesar 29,16% dengan kemampuan shooting bola pada Klub Himadirga Unsyiah 2013 dan 70,84% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. 2. Perhitungan diatas dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dari koordinasi mata kaki dengan kemampuan shooting pada Klub Himadirga Unsyiah 243

Tahun 2013. Selain itu juga didukung oleh teknik yang dikuasai oleh pemain, semakin baik teknik yang dikuasai pemain maka hasil yang diperoleh akan semakin optimal. Dalam cabang olahraga sepakbola, shooting bola merupakan salah satu teknik dasar yang harus di kuasai oleh seorang pemain dalam permainan sepakbola. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Dalam upaya peningkatan komponen kondidi fisik diharapkan agar para pelatih dan guru pendidikan jasmani harus memahami teknik dasar dalam permainan sepakbola, dan gerakan kaki serta koordinasi yang baik sangat berperan dalam melakukan shooting bola ke gawang lawan. 2. Bagi peneliti lain, kiranya penelitian ini dapat dilanjutkan dalam permasalahan yang lebih luas dengan jumlah sampel yang lebih besar, sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pelatih, pembina maupun atlet dapat berupaya meningkatkan prestasi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT Bina Aksara, Jakarta. Faruq, Muhammad Muhyi. 2008. Meningkatkan Kebugaran Tubuh Melalui Permainan dan Olahraga Sepak Bola. Cet 1. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Surabaya Hairy, J. 2006. Dasar-Dasar Kesehatan Olahraga. Cet 1. Universitas Terbuka: Jakarta. Harsono.1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta: PT. Dirjen Dikti P2LPT. Koger, R. 2007. Latihan Dasar Andal Sepakbola Remaja. Cetakan 1. PT Saka Mitra: Jakarta. Lubis, J. 2004. Instrumen Pemanduan Bakat. Bagian Proyek Olahraga Pelajar dan Mahasiswa: Direktorat Olahraga Pelajar dan Mahasiswa Direktorat Jendral Olahraga Depdiknas. Lutan, R. 2000. Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Proyek Peningkatan Guru Penjas, Dirjen Dikdasmen. Luxbacher, J. 1998. Sepakbola. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Mielke, D. 2007. Dasar-Dasar Sepakbola. Cet 1. Human Kinetics: Bandung. Muhajir. 2005. Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani. Cet kedua. Ghalia Indonesia. Bandung. Muzakir. 2012. Skripsi Evaluasi Kemampuan Fisik Dan Keterampilan Dasar Bermain Sepakbola Atlet Pplp Provinsi Aceh Tahun 2012. Banda Aceh Olahraga. Dahara Prize: Semarang. Sajoto, M. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Sarumpaet. 1992. Permainan Besar. Depdikbud: Jakarta. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Edisi 1. Jakarta: Rajawali. Wijasantosa, R. 1984 Supervisi Pendidikan Olahraga. Cet 1. Universitas Indonesia: Jakarta. 244