BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan usaha adalah kesatuan yuridis dan ekonomis dari faktor-faktor produksi yang bertujuan mencari keuntungan dengan memberi layanan kepada konsumen. Kesatuan yuridis merupakan badan usaha yang umumnya berbadan hukum yang melakukan kegiatan ekonomi untuk memperoleh keuntungan. Terdapat banyak pilihan badan hukum perusahaan yang ada saat ini. Tiap-tiap badan hukum memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Para pemilik usaha dapat memilih badan hukum sesuai dengan tujuan dari masing-masing pemilik usaha terhadap apa yang ingin dicapainya. Bentuk bentuk badan usaha pemilik modal ada empat macam dan salah satunya termasuk BUMN. Di dalam BUMN terdapat delapan belas perusahaan yang termasuk golongan jasa keuangan dan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dari delapan belas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia empat diantaranya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan. Empat perusahaan tersebut adalah PT. Bank Tabungan Negara, Tbk; PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk; PT. Bank Negara Indonesia, Tbk; dan PT. Bank Mandiri, Tbk. Bank merupakan lembaga keuangan dengan usaha utamanya memberikan jasa dibidang perbankan. Bank yang diatur dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dalam peraturan tersebut memberikan pengertian tentang 1
2 bank. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Peran penting bank sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu Negara. Oleh karena itu kemajuan suatu bank disuatu Negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan Negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu Negara, maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan Negara tersebut. Artinya keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan pemerintah dan masyarakatnya (Kasmir, 2003:1). Pada dasarnya, kepercayaan masyarakat bergantung pada kinerja bank dalam mengelola dana (capability), integritas, dan kredibilitas manajemen bank. Selain itu, hal ini yang mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank yaitu berdasarkan tingkat kesehatan bank. Ketika Indonesia terkena krisis moneter yang dimulai pada tahun 1997 memberikan pelajaran yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia terutama sektor perbankan. Kondisi perbankan saat itu sangat labil, sejumlah bank pada akhirnya berguguran karena tidak mampu menjalankan kegiatan operasionalnya dan mengikuti perubahan kondisi perekonomian yang cepat dan tidak terprediksi. Kondisi itu mengingatkan kepada unit usaha perbankan agar lebih hati-hati dalam menjalankan operasional perbankan, karena hampir semua produk perbankan sangat sensitif dengan perubahan pasar. Disamping itu usaha perbankan merupakan bisnis kepercayaan yang ditunjukkan dengan kepercayaan masyarakat untuk menitipkan uangnya di bank. Perubahan nilai tukar mata uang dan perubahan tingkat suku bunga
3 harus disikapi secara profesional. Pihak bank juga harus mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan tetap menjaga likuiditas dan selalu menaati peraturan perbankan yang berlaku. Sementara itu yang penting adalah program pemantapan ketahanan sistem perbankan sebagai antisipasi untuk menghadapi kemungkinan terulangnya krisis perbankan di masa depan. Dalam upaya untuk membangun dan mengembangkan bank yang kuat dengan memperhatikan peran Bank Indonesia dalam melakukan fungsi pengawasan dengan melakukan penilaian terhadap kinerja, baik yang yang bersifat keuangan maupun aspek manajemen. Kinerja keuangan bank merupakan salah satu dasar penilaian terhadap kemampuan bank dalam menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dan pengelola dana masyarakat. Kinerja merupakan salah satu faktor penting yang menunjukkan faktor efektifitas dan efisiensi suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menilai keberhasilan suatu organisai dalam rangka mencapai tujuannya. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan atau berarti (Harahap, 2007:297) dalam (Wulandari, 2010). Dengan demikian rasio keuangan dapat dikatakan untuk memenuhi kewajiban hutang serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan dengan tujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek. Dengan menggunakan analisis rasio dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas keseluruhan investasi yang digunakan untuk
4 mengetahui, memahami, mengevaluasi kondisi dan kinerja keuangan suatu perusahaan. Pada saat ini istilah bank sehat atau tidak sehat semakin populer. Berbagai kejadian aktual, tentang perbankan seperti merger dan likuidasi selalu dikaitkan dengan kesehatan bank. Oleh karenanya sebuah bank tentunya memerlukan suatu analisis untuk mengetahui kondisinya setelah melakukan kegiatan operasionalnya dalam jangka waktu tertentu. Analisis yang dilakukan disini berupa penilaian tingkat kesehatan bank. Kesehatan suatu bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku (Amalia, 2012). Kesehatan perbankan menjadi salah satu faktor penting yang menentukan kelangsungan hidup perbankan pada masa-masa selanjutnya. Sebagaimana kesehatan menjadi hal yang sangat penting bagi manusia dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari, manusia yang sehat akan lebih produktif daripada manusia yang sakit. Demikian pula perbankan, agar dapat menghasilkan berbagai manfaat terutama dalam menjaga kepercayaan masyarakat dalam mengelola uang, maka perbankan diharapkan mempunyai kondisi kesehatan yang bagus pula (Kisworo, 2008). Kesehatan suatu bank tercermin dalam laporan keuangan yang dikeluarkan bank tersebut dimana laporan keuangan tersebut telah diaudit oleh kantor akuntan publik. Penilaian kesehatan perbankan dilakukan setiap periode. Dalam setiap penilaian ditentukan kondisi suatu bank. Bagi bank yang sudah dinilai sebelumnya dapat pula
5 dinilai apakah ada peningkatan atau penurunan kesehatannya. Bagi bank yang menurut penilaian sehat atau kesehatannya terus meningkat tidak jadi masalah, karena itulah yang diharapkan dan supaya tetap dipertahankan terus, akan tetapi bagi bank yang terus-menerus tidak sehat, maka harus mendapatkan pengarahan atau bahkan sangsi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam melakukan penilaian kesehatan bank, maka dilakukan penilaian terhadap aspek-aspek yang telah ditetapkan. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP (Dewan Pengawas Perbankan Nasional) tanggal 31 Mei 2004 dan Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 mengenai tata cara penilaian tingkat kesehatan suatu bank yang mencakup aspekaspek dalam rasio perbankan serta dapat menggambarkan kondisi suatu bank. Penentuan tingkat kesehatan bank menggunakan lima faktor yang terdiri atas Capital (permodalan), Assets (Kualitas aset), Management (Manajemen), Earnings (Rentabilitas), dan Liquidity (Likuiditas) atau lebih dikenal dengan sebutan CAMEL dalam mengukur skala operasi dan struktur permodalannya. Pada analisis CAMEL tersebut ada kriteria yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia adalah tentang seberapa besar presentase kinerja keuangan yang memenuhi persyaratan bank tersebut untuk dinyatakan sehat, serta tidak membahayakan/merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Analisis CAMEL dikuantifikasikan sebagai aspek penilaian yang merupakan perhitungan rasio keuangan. Oleh karena itu rasio keuangan bermanfaat dalam
6 menilai tingkat kesehatan keuangan bank. Semakin besar skala operasi bank yang diukur dengan total asset dan semakin tinggi jumlah modal dari bank tersebut diharapkan kinerja operasinya semakin baik (Ruwaida, 2011). Penilaian dalam analisis rasio keuangan CAMEL tersebut meliputi beberapa aspek yaitu : Capital (permodalan), untuk memastikan kecukupan modal atau cadangan guna mengantisipasi resiko yang mungkin timbul, Asset (kualitas aktiva produktif), untuk memastikan kualitas asset yang dimiliki Bank dan nilai real dari asset tersebut, Manajemen, untuk memastikan kualitas penerapan manajemen Bank terutama manajemen resiko, Earning (Rentabilitas), untuk memastikan efisiensi dan kualitas pendapatan Bank, Liquidity (Likuiditas), digunakan untuk memastikan di laksanakannya manajemen asset dan kewajiban dalam menentukan dan menyediakan likuiditas yang cukup untuk mengurangi resiko tingkat bunga. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan (wulandari, 2010). Mengingat pentingnya penilaian tingkat kesehatan perusahaan untuk menentukan kebijakan-kebijakan guna mempertahankan kelangsungan operasional perusahaan dalam menghadapi persaingan sesama jenis usaha. Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas maka penelitian mengambil judul Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
7 B. Perumusan Masalah Penelitian : Berdasarkan latar belakang yang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya adalah : 1. Bagaimana tingkat kesehatan Bank BUMN tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2007-2011 ditinjau dari analisis CAMEL? 2. Bagaimana nilai faktor-faktor penentu tingkat kesehatan Bank BUMN tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2007-2011? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang dibahas dalam penulisan ini adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat kesehatan Bank BUMN tercatat di Bursa Efek Indonesia diukur dengan analisis CAMEL selama tahun 2007-2011. 2. Untuk mengetahui nilai faktor-fakor penentu tingkat kesehatan Bank BUMN tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2007-2011? D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data yang bermanfaat bagi beberapa pihak : 1. Bagi Penulis Untuk meningkatkan dan memperdalam pengetahuan serta pemahaman penulis mengenai laporan keuangan beserta kinerja keuangannya dalam suatu perusahaan, sehingga akan diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian antara teori dengan fakta yang terjadi di lapangan.
8 2. Bagi Bank Dapat memberikan masukan-masukan dalam mengelola keuangan perusahaan dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan serta penentuan kebijaksanaan di masa yang akan datang. 3. Bagi Nasabah Penelitian ini diharapkan bisa berguna bagi nasabah dalam memilih bank mana yang memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik dari bank-bank lainnya. 4. Bagi Pembaca Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai bahan untuk menambah wawasan baru dalam ilmu pengetahuan.