1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sesuai cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pancasila dan Undang-undang dasar 1945 yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera maka dilaksanakanlah program pembangunan nasional yang bertujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya. Pengembangan ekonomi rakyat ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Adanya lembaga-lembaga ekonomi di harapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan perekonomian rakyat. Salah satu lembaga ekonomi yang dekat dengan rakyat adalah koperasi. Menurut Rudianto dalam buku Akuntansi Koperasi (2010:4) yang dimaksud dengan Koperasi adalah suatu perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara demokratis. Pengertian koperasi secara etimologi berasal dari kata cooperation. Co artinya bersama dan operation artinya bekerja atau berusaha, jadi cooperation adalah bekerja sama-sama atau usaha bersama-sama untuk kepentingan bersama. Sesuai dengan bunyi pasal 1 UU No.25/1992, yang di maksud dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam Undang-undang No. 25 Bab II Pasal 3 Tahun 1992 menyebutkan bahwa Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2 Menurut Pasal 4 UU No 25 Tahun 1992, menyatakan bahwa koperasi mempunyai fungsi dan peran sebagai berikut : a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi para anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya. d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargan dan demokrasi ekonomi. Menurut Hendar dalam buku Manajemen Perusahaan Koperasi (2010:8) memberikan ulasan implementasi prinsip-prinsip koperasi, khususnya yang berlaku di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, yaitu: 1. Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut: a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. c. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masin-gmasinganggota (andil anggota tersebut dalam Koperasi). d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. e. Kemandirian. 2. Dalam pengembangan Koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula prinsip Koperasi sebagai berikut: a. Pendidikan perkoperasian. b. Kerjasama antar Koperasi
3 Prinsip Koperasi ini merupakan esensi dari dasar kerja Koperasi sebagai badan usaha dan merupakan ciri khas dan jati diri Koperasi yang membedakannya dari badan usaha lainnya. 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan Koperasi mengandung makna bahwa menjadi anggota Koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun. Sedangkan sifat terbuka memiliki arti bahwa dalam keanggotaan tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun. Walaupun dalam pelaksanaannya koperasi diperhadapkan pada aspek ketidakpastian, sebagai organisasi yang memiliki peran ganda, koperasi sebenarnya sangat diuntungkan dengan prinsip ini karena selain memfasilitasi seuruh pihak tanpa ada pembatasan, koperasi juga dapat memupuk modal yang besar dengan ketertiban anggota secara sukarela. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan Koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota. Para anggota memegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT) sehingga setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap koperasi sebagaimana diatur dalam anggaran dasar (Pasal 19 ayat 4 UU No. 25 Tahun 1992). Dalam suatu negara, telah terbukti bahwa sistem demokrasi telah meningkatkan motivasi dan kreativitas masyarakat dalam berbuat yang terbaik bagi negara karena pengelolaan negara diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Berkaitan dengan koperasi, semestinya penerapan prinsip ini memberikan ruang keterlibatan sebanyak mungkin bagi anggota dalam proses pengambilan keputusan sehingga dapat meningkatkan motivasi, kreativitas dan partisipasi anggota. 3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Prinsip ini menggambarkan adanya pembagian sisa hasil usaha kepada anggota yang tidak terbatas berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap Koperasi. Ketentuan yang demikian ini merupakan perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan. Dalam beberapa perusahaan, walaupun berbeda konteksnya sebenarnya secara tidak langsung
4 juga menerapkan prinsip ini dalam strategi pemasarannya. Misalnya beberapa supermarket atau swalayan, dengan sistem Keanggotaan/ Membership yang mereka berlakukan ternyata mampu menjaga loyalitas pelanggannya yang pada akhirnya meningkatkan keuntungannya. Untuk itu, jika prinsip ini dilakukan secara konsisten oleh koperasi maka tidak diragukan lagi dapat meningkatkan loyalitas anggota koperasi terhadap koperasi. 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. Modal dalam Koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kemanfaatan anggota dan bukan untuk sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu, balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota juga terbatas, dan tidak didasarkan sematamata atas besarnya modal yang diberikan. Yang dimaksud dengan terbatas adalah wajar dalam arti tidak melebihi suku bunga yang berlaku di pasar. Penerapan prinsip ini mengidentifikasikan perlunya kesetiakawanan maupun solidaritas antar sesama anggota koperasi sehingga dapat memberikan sesuatu yang lebih kepada anggota dibandingkan usaha usaha lainnya. 5. Kemandirian. Prinsip kemandirian merupakan perwujudan bahwa koperasi harus mampu berdiri sendiri, tanpa bergantung pada pihak lain dan melakukan pengelolaan secara bertanggung jawab, transparan dan akuntabel. Prinsip ini telah menjadi suatu tujuan utama yang umumnya diharapkan oleh seluruh organisasi. Dengan kemandirian, suatu organisasi dapat mengelola dan mengembangkan organisasinya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi tersebut tanpa ada intervensi pihak lain sehingga hasilnya pun dapat dinikmati oleh organisasi tersebut. Dengan penerapan prinsip ini, berarti bahwa dalam melakukan pelayanan kepada anggota, koperasi tidak bisa mengabaikan usaha untuk mengembangkan usaha koperasi dan meningkatkan kredibilitas koperasi, sehingga dapat lebih mensejahterakan anggota. 6. Pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar koperasi Dalam menunjang tercapainya kemandirian dan pengembangan koperasi maka prinsip pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar koperasi menjadibagian penting yang mutlak untuk dilakukan. Melalui kedua prinsip ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan, memperluas wawasan dan memperkuat pemahaman anggota, pengurus, badan pengawas dan manajemen dalam
5 mewujudkan tujuan koperasi, serta dapat menciptakan jaringan yang luas bagi koperasi baik di tingkat lokal, regional, nasional, maupun internasional dalam melakukan kerjasama untuk menunjang pengembangan koperasi. Pelaksanaan kedua prinsip ini mutlak dilakukan dalam era globalisasi ini, karena untuk bisa berkompetisi, apapun organisasinya, faktor pengetahuan dan jaringan usaha akan memberikan andil besar dalam mendukung kemampuan organisasi tersebut berkompetisi termasuk koperasi. Menurut Revrisond Baswir dalam buku Koperasi Indonesia (2015:51) Koperasi pada dasarnya adalah organisasi ekonomi dari orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas yang dalam gerak usahanya tidak hanya mementingkan motif ekonomi. Selain merupakan suatu bentuk perusahaan yang memerlukan keuntungan, koperasi juga memiliki motif sosial. Meskipun tujuan utamanya tidak semata-mata berorientasi terhadap laba namun didalam menjalankan aktivitas usahanya koperasi harus memperhatikan bagaimana agar kegiatan usaha yang dijalankan tetap dalam kondisi yang menguntungkan, sehingga kelangsungan usahanya dapat terus dijaga. Menurut Brigham dan Houston dalam buku Dasar - dasar Manajemen Keuangan Terjemahan. Edisi 10 (2011:153) menyatakan bahwa perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan modal yang dapat berasal dari hutang maupun ekuitas. Pengambilan keputusan tentang sumber pendanaan yang tepat terdiri dari utang dan modal sendiri merupakan hal penting karena berhubungan dengan kelangsungan hidup. Pengambilan keputusan untuk mencari modal dari luar harus disertai perhitungan kemampuan menghasilkan laba. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dapat dilakukan dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan modal yang menghasilkan laba tersebut atau disebut juga dengan rentabilitas.
6 Kabupaten Purworejo merupakan suatu daerah di Jawa Tengah yang masih banyak terdapat Koperasi. Potensi untuk berkembangnya Koperasi di Kabupaten Purworejo sebenarnya sangat baik karena masyarakatnya banyak yang membutuhkan kemitraan dengan koperasi, namun pengelolaan dan manajemen yang belum maksimal menyebabkan Koperasi yang ada di Kabupaten Purworejo menjadi kurang berkembang. Berdasarkan survey awal KPRI Kabupaten Purworejo, dengan mengambil sampel KPRI yang ada diperoleh data rentabilitas ekonomi sebagai berikut: Tabel 1.1 Rentabilitas Ekonomi No. Nama Koperasi SHU Modal Rentabilitas Ekonomi 1 KPRI Erat Grabag 35,350,200 108,226,836 32.66% 2 KPRI Guyub Rukun Kec.Purworejo 40,217,728 330,555,225 12.17% 3 KPRI Sponsor 972,000 105,671,207 0.92% 4 KPRI PAS SMP Negeri 9 Purworejo 999,487 32,848,027 3.04% 5 KPRI Sejahtera 33,404,027 267,070,409 12.51% 6 KPRI Merata Purwodadi 30,638,535 294,271,165 10.41% 7 KPRI Andonowarih Kabupaten Purworejo 45,184,033 126,768,792 35.64% 8 KPRI SMP Negeri 1 Kutoarjo 24,005,265 55,635,505 43.15% 9 KPRI Pangudi Rahayu 17,053,425 132,009,902 12.92% 10 KPRI LAJU 11,415,036 43,921,706 25.99% 11 KPRI Mekar 7,808,917 45,592,966 17.13% 12 KPRI Wareng 5,207,331 86,372,388 6.03% 13 KPRI Megar 65,300,510 410,049,143 15.93% 14 KPRI Mentas 23,415,642 250,791,419 9.34% 15 KPRI Nasib 25,753,528 114,105,934 22.57%
7 16 KPRI Madya Niaga 21,661,670 109,824,039 19.72% 17 KPRI Waras 273,599,344 519,446,211 52.67% 18 Primkopar Perum Perhutani Kedu Selatan 22,364,490 529,940,217 4.22% 19 KPRI Subur Tata Makmur 1,684,059 32,692,854 5.15% 20 KPRI Tri Karya Sakti 6,948,984 48,603,380 14.30% 21 KPRI Setia Bakti Purworejo 9,597,834 18,959,499 50.62% 22 KPRI Eko Kapti 12,359,418 26,468,246 46.70% 23 KPRI Maju Loano 62,212,275 241,362,700 25.78% 24 KPRI SMOA 6,240,774 55,352,490 11.27% 25 KPRI Riang 4,598,697 43,553,200 10.56% 26 KPRI Pengadilan Negeri Purworejo 13,623,543 90,688,500 15.02% 27 KPRI Kompak 52,283,188 1,227,884,301 4.26% 28 Koperasi warga BRI Purworejo 933,239 227,526,277 0.41% 29 KPRI EVA 66,375,258 145,476,655 45.63% 30 KPRI GIAT 233,492,927 432,803,820 53.95% Total 620.65% Rata-rata 20.69% Sumber : Laporan keuangan KPRI yang telah diolah Sampel KPRI sesuai dengan yang tertera pada tabel tersebut diambil dengan kriteria sebagai berikut : 1. Telah melaksanakan RAT selama 2 tahun berturut-turut. 2. Mempunyai laporan keuangan lengkap. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata rentabilitas koperasi di Kabupaten Purworejo adalah 20,69 %, namun dengan variasi yang tidak merata. Standar Rentabilitas Koperasi menurut Kementrian Koperasi adalah diatas 10%.
8 Beberapa koperasi menunjukkan data rentabilitas di atas standar, namun ada beberapa KPRI yang rentabilitasnya jauh dibawah standar yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi inefisiensi pada KPRI di Kabupaten Purworejo. Berdasarkan fenomena inilah, penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuan-temuan empiris tersebut, maka penulis terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Pengendalian Beban Operasional, Perputaran Kas, dan Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas Ekonomi Studi Kasus Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Kabupaten Purworejo Tahun 2015 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam penyusunan penelitian ini, penulis terlebih dahulu merumuskan masalah sebagai bahan kajian penelitian yang dilakukan, yakni : 1. Apakah pengendalian beban operasional berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Purworejo? 2. Apakah perputaran kas berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Purworejo? 3. Apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Purworejo? 1.3 Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, makan tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh pengendalian beban operasional terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Purworejo.
9 2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat perputaran kas terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Purworejo. 3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Purworejo. 1.3.2 Kontribusi Penelitian Kontribusi penelitian ini adalah : 1. Bagi Akademisi dan praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan dokumentasi untuk melengkapi sarana yang dibutuhkan dalam penyediaan bahan studi bagi pihakpihak yang membutuhkan. 2. Bagi Pemerintah Kabupaten Purworejo, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam peningkatan atau pengembangan pengelolaan Koperasi yang ada di Kabupaten Purworejo. 3. Bagi Penulis, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi tambahan informasi serta gambaran bagi peneliti lain yang berkaitan dengan pengaruh antara pengendalian beban operasional, perputaran kas, dan perputaran piutang terhadap rentabilitas.